pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Tiga atau Empat

Written By @Adimin on 13 June, 2012 | June 13, 2012

Yang ngakunya cerdas tolongin dooonk . . . .


Mana yang benar 4 atau 3....? Tolong bantu menghitung


Posted by Adimin

Kegalauan Tarbiyah


“Adik-adik binaan ana itu, jago klo hafalan Quran dan hadits, Lail-nya juga luar biasa, tapi tiba giliran diajak kegiatan hampir semuanya pake slogan ‘afwan’ semua..” curhat seorang Murabbi pada temannya sesama Murabbi.

“Mmm… klo binaan ana sebaliknya, ukh…” temannya menanggapi. “Kegiatan aktif luar biasa…tapi mutaba’ah yaumiyahnya innalillaah…” curhatnya tak kalah sedih.

Usut punya usut, ternyata alasannya: “ana belum mampu menyeru karena tak baiknya ruh.” Dan sebaliknya, sang Mutarabbi berdalih, “ana ini kan sibuk menyeru…wajar jika perlu dispensasi khusus terkait kesehatan ruh”

Eh, ternyata masih timbul lagi keluhan dari Mutarabbi lain: “ana datang terus tiap pertemuan rutin, tapi ya itu… bahasannya tak menguatkan ruh. Apalagi klo jelang pemilu, duwhhh…jadwal liqo’at bisa berganti DS sana sini. Klo selalu pake alasan sekedar materi bisa diperoleh di luar lingkaran, lalu untuk apa ada pertemuan rutin tiap minggu itu?”

***

Ada yang sibuk menyeru tapi kehilangan ‘ruh’…

Ada yang memiliki kondisi ‘ruh’ yang luar biasa tapi kurang semangat dalam menyeru…malah terkadang menutup diri dengan alasan belum mampu…

Fenomena ‘Kegalauan tarbawiyah’ yang memang tidak sedikit dirasakan oleh para kader. Ada yang terfokus dengan isu yang dianggap sebagai problematika umat, lalu terlena hingga lupa dengan kualitas dirinya. Terbuai kesibukan eksternal hingga memangkirkan kebutuhan internal yang perlu direkonstruksi. Tentu saja hal ini akan melemahkan suatu bangunan. Nampak kokoh di depan, namun rapuh di dalam. Dan sebaliknya, ada juga mereka yang merasa kurang nya asupan nutrisi ruhiyah & tsaqafiyah yang seharusnya bisa optimal diperoleh hingga melahirkan keengganan bersegera merespon positif permasalahan eksternalnya. Sebuah kebutuhan yang wajar tentunya, namun tetap saja pengesampingan masalah eksternal rasanya juga bukan solusi yang cukup baik. Karena sekarang ini adalah era nya untuk ekspansi.

Pernah beberapa kali terdengar cerita atau dicurhati langsung via dunia maya. Ada kecenderungan yang sama di banyak daerah. Bahkan pernah ada seorang senior berkata, “kita punya banyak tenaga sebenarnya, tapi mereka layaknya macan tidur. Maka perlu prosesi khusus untuk membangunkan.” Lalu dalam hati saya bergumam, “iya klo tu macan g ngamuk-ngamuk waktu dibangunin… klo ngamuk bukannya malah buat masalah baru tu…”

“Shalih diri, shalih sekitar”

Benar. Men-shalih-kan diri baru kemudian men-shalih-kan sekitar kita. Tapi tentu saja tak menunggu kita shalih sempurna baru bersegera men-shalih-kan lingkungan kan. Ingat juga bagaimana agama ini mengajarkan untuk menyampaikan ilmu yang dipunya walau satu ayat saja. Maka sudah seharusnya tak ada lagi justifikasi sepihak yang mengatakan: saya belum mampu menyeru karena tak baiknya ruh. Atau sebaliknya: saya ini menyeru… perlu dispensasi khusus terkait kesehatan ruh.

Sungguh sebuah fenomena kesenjangan yang memprihatinkan. Namun bukan masa nya tuk saling menyalahkan. Sekarang tinggal bagaimana menyusun mekanisme yang mumpuni tanpa harus saling menyesali. Para Mutarabbi yang merasa ruhiyah belum memadai, mari bergegas menguatkan semangat untuk swadidik diri, tarbiyah dzatiyah. Bukankah sarana-sarananya sudah banyak tersedia, tinggal azzam nya yang perlu terus ditumbuhkan dan dijaga keberlangsungannya. Para Murabbi juga mohon memahami kegalauan ini. Mari saling menguatkan ikatan hati hingga tak galau lagi. Tentu saja tanpa harus mengabaikan pendistribusian maslahat kepada umat. Karena sekarang lah eranya ‘berbuat lebih banyak’.

Bukan begitu ikhwah fillaah sekalian… ^_^

***

Tetap bergerak tanpa ruhiyah apa jadinya.
Tak ada kebersamaan ridha dan pertolongan Allah.
Bertahan memperbaiki ruhiyah lupakan masalah dunia,
Akan jadi apa lingkungan sekitar yang jadi amanah kita sebagai khilafah di bumi NYA?
Terlupakah kita jika para pembawa risalah awal dakwah ini telah mengibaratkan dengan kalimat yang berkobar syarat makna:
ketika siang, mereka adalah prajurit berkuda yang pantang menyerah kalah. tiba malam menjelang, maka mereka adalah para rahib yang khusyuk tepekur dalam ibadah untuk Rabb-nya…

Wallaahu’alam…



Posted by Adimin

Gambar Animasi

Lihat gambar dibawah ini selama 5 menit



Apa yang anda rasakan setelah melihat gambar ini . . . .?



Posted by Adimin

Kebenaran Islam Tentang Jantung Manusia Yang ada pada Al-Quran


Paper itu ditulis oleh Marios Loukas, Yousuf Saad, Shane Tubbs dan Mohamadali Shoja. Penulis pertama, Marios Loukas adalah seorang Profesor di St. George University dengan bidang riset seputar jantung, teknik dan anatomi pembedahan, arteriogenesis hingga pendidikan medis.

Pencarian dengan menggunakan portal ISIWeb Knowledge menyebutkan sekitar 280 paper ilmiah yang pernah ditulis oleh Marios Loukas di bidang jantung. Ini menunjukkan kredibilitas beliau sebagai pakar yang berkompeten untuk berbicara soal jantung, termasuk tulisannya yang membicarakan jantung di dalam Al Quran dan Hadits.
International Journal of Cardiology itu sendiri termasuk jurnal ternama di bidang jantung. Nilai Impact factor jurnal tersebut sekitar 3. Paper yang diterbitkan itu dapat dilihat di
http://www.internationaljournalofcar...566-X/abstract

Mungkin penting untuk diketahui disini, bahwa kata ?heart? dalam dunia kedokteran berarti jantung, bukan hati. Adapun ?hati? dalam kedokteran adalah liver. Karena itu kata ?qalb? dalam bahasa Arab, diterjemahkan oleh penulis paper tersebut menjadi ?heart?, yang dalam bahasa Indonesia berarti jantung.


Ada sejumlah hal menarik dari paper tersebut.
Paper tersebut dikirim dan sampai (received) ke jurnal tersebut pada tanggal 7 Mei 2009. Ternyata, hanya dalam 5 hari kemudian tanggal 12 Mei 2009, paper tersebut langsung disetujui (accepted) oleh editor jurnal tersebut. Sepanjang pengetahuan saya, proses ini sangat-sangat cepat. Rata-rata sebuah paper membutuhkan waktu satu hingga beberapa bulan untuk dapat disetujui oleh editor jurnal. Bahkan ada yang membutuhkan waktu bertahun-tahun. Lamanya proses itu salah satunya karena adanya diskusi panjang dengan reviewer atau pihak ketiga yang memberikan penilaian layak tidaknya sebuah paper untuk dapat diterbitkan di sebuah jurnal ilmiah. Dugaan saya, proses yang hanya lima hari sejak proses received hingga accepted ini disebabkan karena editor langsung setuju dengan isi paper tersebut sehingga tidak diperlukan lagi proses pengecekan oleh pihak ketiga.
Paper itu sendiri terbit secara online pada 25 Agustus 2009. Kemudian dicetak dalam edisi kertas baru-baru saja, pada 1 April 2010.


Dalam pengantarnya, penulis menjelaskan kemajuan ilmu kedokteran saat ini nampaknya melupakan kontribusi dari sejumlah teks-teks agama, salah satunya adalah Quran dan Hadits. Padahal beliau menyebut deskripsi yang akurat tentang struktur anatomi, prosedur bedah, karakteristik fisiologi dan pengobatan medis, ?Found within the Qur?an and Hadeeth are accurate descriptions of anatomical structures, surgical procedures, physiological characteristics, and medical remedies.? Paper itu ditulis sebagai review atau rangkuman untuk menyajikan secara akurat kontribusi Al Quran dan Hadits dengan fokus khusus pada sistem jantung ?to accurately present the anatomical and medical contributions of the Qur?an and Hadeeth, with specific focus on the cardiovascular system.?


Setelah menyebutkan sejarah singkat Al Quran dan Hadits, Marios Loukas menjelaskan perbedaan kontras dalam Islam dan Kristen mengenai hubungan antara agama dan sains. Dalam sejarah Kristen di abad pertengahan dan masa Renaissance, pengaruh gereja Kristen melumpuhkan (stifle) perkembangan sains, bahkan jika pengamatan sains tersebut sebenarnya didukung oleh perhitungan dan pemikiran rasional. Sementara, sains di era kejayaan Islam berkembang luas disebabkan ajaran Islam mendorong (encourage) dan mendukung riset sains. Selain itu, dalam Islam pencarian ilmu pengetahuan merupakan bagian dari ibadah kepada Tuhan (an act of worship to God).


Paper itu menjelaskan tentang pandangan umum tentang pengobatan dalam Al Qur?an dan Hadits. Diantaranya, Allah SWT yang menciptakan penyakit, dan setiap penyakit itu selalu ada obat dan metode penyembuhannya. Sebuah penyakit yang sembuh terjadi karena adanya ijin dari Allah SWT (permission of God). Ada dua macam perlakuan (treatment) untuk proses penyembuhan suatu penyakit, yaitu secara spiritual dan fisik. Sebab, Al Quran menyebut penyakit tidak hanya berupa penyakit fisik, namun juga penyakit yang ?tersembunyi? seperti keragu-raguan (doubt), kotoran keimanan (impurity), kemunafikan (hypocrisy) dan tidak beriman (disbelief) dan dusta (falsehood).
Selain penyakit batin tersebut, Al Quran dan Hadits juga mendiskusikan beberapa penyakit fisik seperti sakit perut (abdominal pain), mencret (diarrhea), demam (fever), penyakit kusta (leprosy), and penyakit mental. Diantara obat yang manjur adalah madu karena mengandung gula, vitamin dan anti mikroba. Selanjutnya Al Quran berbicara tentang makanan apa saja yang haram dikonsumsi, seperti bangkai, darah, daging babi serta yang disembelih tidak atas nama Allah.

Mengenai sistem jantung, darah dan sirkulasinya, penulis menyebut tentang sebuah ayat Al Quran yang menyatakan bahwa ?Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya? (Qaaf 16). Ini menunjukkan relasi antara Allah SWT dengan hamba-Nya, sekaligus mengisyaratkan pentingnya pembuluh darah di leher dan hubungannya dengan jantung.


Panjang lebar, penulis paper tersebut juga mengupas jantung, penyakit yang berkaitan dengan jantung, serta kontribusi Al Qur?an dan Hadits bagi dunia medik. Seperti, pembuluh darah aorta, diskusi seputar darah pada penyembelihan binatang. Al Quran juga menyebut ada tiga kelompok manusia berdasarkan keadaan ?heart?, yaitu orang yang beriman (believers) yang memiliki heart yang hidup, orang kafir (rejecters of faith) yang memiliki heart yang mati, dan orang munafik (the hypocrites) yang ada penyakit dalam heart. Karena itu Marios Loukas menyatakan bahwa heart memiliki dua tipe, yaitu spiritual heart dan physical heart. Tiga kategori itu termasuk ke dalam spiritual heart. Ia juga menyebutkan bahwa ulama (scholars) membagi dua jenis penyakit dalam spiritual heart, yaitu syubuhat dan syahwat.
Bagin yang juga menarik, ketika secara tidak langsung gaya hidup manusia yang dikehendaki oleh Allah SWT, membuat kemungkinan terkena penyakit jantung menjadi lebih kecil, seperti melakukan aktivitas spiritual, makan secukupnya, bekerja secara fisik, tidak marah dan iri hati, menjauhi keserakahan, serta menjauhkan diri dari makanan dan minuman yang dilarang. Termasuk dibahas pula gerakan-gerakan shalat (berdiri, sujud duduk) yang berhubungan dengan kesehatan, sampai-sampai gerakan orang shalat yang malas seperti yang dilakukan oleh orang munafik dikecam dalam Al Quran. Hingga dibahas pula, larangan Islam untuk mengkonsumsi alkohol untuk khamar yang bisa ditinjau dari segi kesehatan. Sebab, alkohol berpengaruh pada seluruh organ tubuh, seperti liver, lambung, usus, pankreas, jantung dan otak dan dapat menyebabkan sejumlah penyakit, seperti liver cirrhosis, pancreatic insufficiency, cancer, hypertension dan heart disease.


Di bagian kesimpulan, penulis menyatakan bahwa Al Qur?an dan ucapan Nabi Muhammad merupakan teks agama, spiritual dan sekaligus saintifik, serta memberikan pengaruh (influence) bagi ilmu medik dan anatomi. Setelah panjang lebar menjelaskan, penulis menyatakan bahwa jantung (heart) sesungguhnya berisi unsur hati, kecerdasaan dan emosi, sebagaimana juga unsur fisik tubuh yang dapat mengalami sakit, seperti pembekuan darah dll. Penulis juga menyatakan bahwa saintis Eropa di abad pertengahan gagal dalam mengambil manfaat dari Islam, disebabkan oleh beberapa kemungkinan diantaranya proses penterjemahan yang buruk.

Menurut pengamatan saya, Al Quran memang bukan kitab sains, namun petunjuk hidup bagi manusia. Bagi orang yang beriman, Al Quran juga tidak butuh bukti untuk kebenaran isinya. Namun demikian, adanya sejumlah isyarat-isyarat ilmiah yang belakangan terbukti sesuai dengan perkembangan sains modern semakin menunjukkan bahwa Al Quran bukanlah sebuah kitab yang biasa, tetapi sebuah mukjizat dari Allah SWT. Inilah domain yang dimasuki oleh Marios Loukas dan partnernya. Orang seperti Marios Loukas dengan kepakarannya di bidang jantung sangat tepat untuk membahas masalah ini. Tentu, usaha ini patut mendapat apresiasi dari kita, kaum muslimin. Salah satunya, beberapa saintis Turki menulis paper di jurnal tersebut yang berjudul ?Islamic legacy of cardiology: Inspirations from the holy sources?, sebagai kelanjutan dari paper Marios Loukas tersebut.

Disamping itu pula, sudah menjadi sunnatullah jika gembong anti Islam selalu menampakkan kebenciannya terhadap setiap upaya untuk memajukan Islam. Kalangan anti Islam dari kelompok faithfreedom.org misalnya, mereka sangat tidak suka ketika jurnal Cardiology itu menerbitkan paper tersebut. Bahkan salah satunya seperti Syed Kamran Mirza sampai menulis surat kepada jurnal tersebut agar menarik paper tersebut. Tentu saja permintaan itu ditolak.


Semoga informasi ini bisa menjadi tambahan inspirasi untuk kaum muslimin, untuk selalu menjadi yang terbaik di bidang masing-masing, menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, dan juga menjadi tambahan keimanan bagi kita, kaum muslimin.

sumber


Posted by Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger