pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Metro TV, dan TV One Integritasmu Dipertanyakan

Written By Sjam Deddy on 18 May, 2013 | May 18, 2013



Jum’at ini ada fenomena yang aneh telah digelontorkan 2 chanel TV kehadapan public. Metro TV dan TV One, 2 chanel ini secara nyata telah melakukan upaya penyembunyian fakta dan kebenaran dihadapan publik. Terang saja, kesaksian Ahmad Fathanah di persidangan TIPIKOR yang diselenggarakan pada Jum’at (17 Maret 12) ini, secara tidak langsung telah merontokkan dan menjungkirbalikkan opini yang berkembang. Merasa dipermalukan akhirnya 2 chanel TV ini menghentikan siaran langsung (live) terhadap kesaksian Ahmad Fathanah di persidangan tersebut.
Merasa diperrmalukan 2 Chanel inipun mencoba memblunder opini publik dengan pemenggalan informasi persidangan yang disampaikan sepotong-potong. Padahal kalau saja 2 media TV ini mau jujur menyampaikan kebenaran tanpa intervensi dari pihak manapun, maka fakta bahwa kasus suap kuota sapi impor ini sama sekali tak ada hubungannya dengan LHI dan PKS tidak akan ditutup - tutupi. Sebagaimana kesaksian AF di persidangan tersebut yang menyatakan bahwa:
“Soal dana dari Indoguna utk PKS itu,hanya wacana saya dgn Bu Elda dan Maria saja. Nggak sampai ke PKS (dananya), Setiap saya sodorkan dana dari Indoguna, LHI selalu mengacuhkannya hingga akhirnya uang itu saya bawa dan gunakan sendiri. "

Hal ini senada dengan pernyataan Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B Nahrawardaya. Menurutnya ada indikasi politisasi dan kriminalisasi terhadap PKS dan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Namun dalam persidangan hari ini, cukup jelas. Kasus ini, tak ada hubungannya dengan PKS ataupun LHI. Skornya 1-0 untuk keunggulan PKS.
Tak hanya itu Mustofa juga menjelaskan fakta hukum yang terjadi dalam persidangan. Diantaranya keterangan Fathanah yang mengaku bukan kader PKS dan berprofesi sebagai makelar proyek. Demikian pula pengakuan Maharani Suciono tentang asal muasal uang sebesar Rp10 juta. ‘’Semuanya membantah tudingan miring terhadap LHI. Yang sempat diisukan berada sekamar dengan Maharani. Demikian pula transkrip pembicaraan LHI dengan Fathanah, tidak ada yang mengarah kepada uang suap Rp 1 miliar,’’ terangnya.
Tapi sayangnya fakta hukum ini bertolak belakang dari apa yang diberitakan oleh Metro TV dan TV One. Wajar saja jika hari ini penulis kembali mempertanyakan integritas dan 2 chanel TV ini, masihkah bersifat independen atau telah diintervensi oleh si pemilik modal??? untuk kepentingan politik menjelang pemilu 2014.

Saya sangat setuju dengan pernyataan mantan Presiden RI    B.J. Habibie yang menyatakan "Kalau ada orang yang mencalonkan diri menjadi pemimpin partai dan mempengaruhi semua media untuk mendukungnya, ini bahaya," kata Habibie dalam acara bertajuk 'Serial I Dialog Demokrasi dan Peradaban Internasional' di Jakarta, Kamis (11/4) malam. Secara tidak langsung pernyataan Habibie ini menyentil sejumlah pemilik jaringan pers di Indonesia

Sejak stasion TV dianggap sebagai instrument pusat control massa, muncullah gagasan bahwa ketika Negara mencapai tingkat industrialisasi, maka pada saat itu pula, Negara itu sendiri menjadi milik orang yang mengendalikan komunikasi. Artinya berita atau informasi yang digulirkan ke publik akan disampaikan sesuai dengan keinginan pemilik media tersebut, dan disinilah fitnah dan kebenaran susah untuk dibedakan.

Kepada masyarakat saya harapkan mampu bersikap jeli dalam menyaring berita yang di gulirkan oleh setiap media massa. Tabayyunlah terlebih dahulu jangan langsung mencernanya bulat-bulat hingga akhirnya termakan propaganda media, yang jelas hanya akan menimbulkan sikap stereotip masyarakat yang cenderung negatif, terhadap pihak tertentu yang belum tentu bersalah. Jadilah konsumen media yang tercerdaskan oleh informasi yang digulirkan dihadapan publik bukan malah sebaliknya. Kepada Metro TV dan TV One hanya ingin bertanya “Dimanakah integritasmu sebagai media penyampai kebenaran??? Tergadaikah atau sengaja bungkam untuk kepentingan kelompok tertentu???. Mohon jangan memplintirkan fakta dan mendistorsikan kebenaran. Jujurlah karena JUJUR ITU HEBAT. Jujurlah walau JUJUR ITU BERAT.

Oleh : Arni Susanti S.Si

posted by @Adimin

LHI dan PKS Terbukti Bersih, Metro TV dan TVOne Pecundangi Fakta Hukum


 

Kesaksian Ahmad Fathanah pada sidang Pengadilan Tipikor kasus suap impor daging sapi yang berlangsung Jum’at (17/5) siang, secara tidak langsung telah mematahkan opini yang dibangun sejumlah media selama ini. Fathanah menyatakan permintaan ma’afnya karena telah mengkaitkan kasusnya dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Luthfi Hasan Ishaaq (LHI), padahal sebenarnya mereka sekali tidak terlibat.

Begitu juga dengan uang Rp 1 milyar yang diterimanya dan kemudian disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Fathanah menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada tujuan memberikan uang tersebut kepada LHI. "Saya tidak katakan uang itu untuk Ustadz Luthfi. Saya cuma mengatakan kalau ada waktu bolehkah ketemu? Tapi tujuan untuk memberi itu enggak ada," kata Fathanah.

“Soal dana dari Indoguna utk PKS itu,hanya wacana saya dgn Bu Elda dan Maria saja. Nggak sampai ke PKS (dananya), Setiap saya sodorkan dana dari Indoguna, LHI selalu menolak hingga akhirnya uang itu saya bawa dan gunakan sendiri.” Jelas Fathanah lebih lanjut.

Sayang sekali, mendapati kesaksian Fathanah amat bertentangan dengan opini publik yang digembar gemborkan media massa selama ini. TV One dan Metro TV telah secara nyata mempecundangi fakta hukum persidangan tersebut dengan menghentikan siaran live-nya secara mendadak.

Pada berita-berita selanjutnya, di sore dan malam hari, kedua stasiun TV ini kembali melakukan aksi pemutarbalikan fakta dengan menayangkan potongan-potongan fakta yang dianggap dapat menyudutkan PKS. Sikap ini jelas menimbulkan pertanyaan besar dari masyarakat “Skenario apakah yang hendak dihadirkan oleh 2 stasiun TV ini?, Adakah skandal politisasi hukum lewat media?

Melihat fakta persidangan itu, Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B Nahrawardaya, menilai ada indikasi politisasi dan kriminalisasi terhadap PKS dan LHI dengan memanfaatkan KPK. Untuk itu, dirinya akan mengawal proses persidangan kasus ini.

“Dalam persidangan hari ini, cukup jelas. Kasus ini, tidak ada hubungannya dengan PKS ataupun LHI. Skornya 1-0 untuk keunggulan PKS. Saya yakin, kalau memang LHI bersalah maka PKS tidak akan membelanya. Demikian pula kader lainnya. Namun kalau ada pendzoliman, apalagi menyangkut nama baik organisasi ya harus dilawan,’’ paparnya saat mengawal proses persidangan TIPIKOR Jumat

http://www.intriknews.com/2013/05/lhi-dan-pks-terbukti-bersih-metro-tv.html

posted by @Adimin

Kesaksian Ahmad Fathanah dalam Persidangan yang Menguncang Media



Kesaksian Ahmad Fathanah hari ini (17/5) dalam persidangan  terkait "Suap Impor Daging" dengan menghadirkan Ahmad Fathanah (AF) sebagai saksi melalui akun @Setialesmana dengan hastag #Kesaksian langsung dari tempat persidangan.
Sidang ini (awalnya) disiarkan secara LIVE oleh MetroTV dan TvOne, tapi setelah kesaksian AF malah berlawanan dengan Opini Media selama ini yang menyudutkan LHI dan PKS, bahkan bisa dikatakan kesaksian AF menjungkirbalikan dan merontokkan Opini Media.. dua TV swasta ini langsung menghentikan siaran LIVE nya.

*******
AF: "Pak LHI mengatakan bahwa beliau tdk punya data soal daging dan tdk punya kapasitas utk pengaruhi kuota impor"

AF:"Semua itu inisiatif saya sendiri. Saya perkenalkan maria dgn LHI. Saya desak LHI terus menerus agar fasilitas ketemu Mentan"

AF: "saya yg mengatur pertemuan di Medan dgn mendesak terus LHI. Saya bersama Eldan dan maria berangkat ke medan".
AF: "Soal dana dari Indoguna utk PKS, itu hanya wacana saya dgn Bu Elda dan Maria saja. Nggak sampai ke PKS (dananya)".

AF: "Setiap saya sodorkan dana dari Indoguna, LHI selalu mengacuhkannya hingga akhirnya uang itu saya bawa dan gunakan sendiri".

AF: "saya mengaku pengusaha, saya adalah makelar yg menghubungkan dgn siapa saja (bisnis jasa)".

AF: "Motivasi saya murni memperoleh keuntungan. Dan itu saya konsumsi pribadi dan ada juga yg disumbangkan".

AF: "saya pernah memperoleh keuntungan sbg makelar hingga Rp 3 milyar. Banyak pihak kok yg saya sumbang".

AF:"thn 2012 saya memang pernah nyumbang utk PKS".

AF:"pengajuan Indoguna impor sebesar 500 ton daging ditolak oleh Mentan dgn alasan kuota sdh ha
bis".
AF: "kata Dirjen Iwan Sukur, apapun yg terjadi penambahan kuota impor sdh tdk memungkinkan lagi. Itu sesuai aturannya".

AF:"Eldan mencoba peluang utk ijin kuota utk 2013. Itu yg kami coba cari celah. Mentan tetap nolak".

AF:"saya pernah telpon Elda, ini yg dibulatin apa? Dijawab itu adl importir yg tdk punya infrastruktur dll".

AF:"waktu saya bicara dgn LHI saya tdak lihat ada orang Mentan atau kementerian yg datang".

AF: saya minta dana ke Bu Elizabeth secara pribadi. Saya dorong utk seminar uji publik penambahan kuota impor". 
AF:"seminar ini utk mengetahui kemungkinan penambahan kuota impor melibatkan importir, peternak, dll".

AF: kt Bu Elizabeth ada dana kemanusiaan (di PT Indoguna). Bu Elizabeth kasih sy Rp 1 M utk seminar dan sisanya utk pribadi sy"

AF:"apakah saya mau kasih ke PKS itu tergantung saya, bukan permintaan siapapun (di PKS). Itu semua saya yg tentukan".

AF: soal data kuota impor yg saya bahas dgn Elda, itu tdk ada sama sekali kaitannya dgn Mentan Suswono".

AF: "setelah terima dana Rp 1 M dari Elizabeth sy memang telpon LHI, bisa ketemu ngga nanti malam? Hanya itu kata2 dr saya".

AF: "LHI bilang lagi sibuk rapat dan kegiatan2 lainnya".

AF:"Maharani sepakat datang ke hotel dan bicara ke saya perlu ini itu, ya udah saya kasih Rp 10 jt ke dia".
AF: "soal komitmen Rp 5.000 per kg daging impor. Itu omong2an saya dgn Elda. Soal ini LHI nggak pernah percayai saya".

AF:"Soal komitmen Rp 40 M itu, LHI selalu nanggapinya dgn becanda saja".

AF:"Saya nggak yakin kalau LHI itu mau bicarakan soal itu. Mnrt sy LHI itu nggak yakin soal komitmen fee itu. LHI suka becanda".

AF: "saya ini makelar aja, calo apa aja".

AF:"sbg Calo saya yg menginisiatifkan (create) utk permintaan tambahan kuota impor antara PT Indoguna dgn LHI". 
 AF:"saya jd calo utk banyak proyek spt pertambangan, dan lain-lain".

AF:"saya tdk terlalu sering ke Kementan. Saya ke kementan utk urusan proyek dgn posisi sbg makelar".  
AF:"pihak2 berwenang di Kementan selalu sarankan utk ikuti prosedur lelang. Dan proyek yg kami menangkan sesuai prosedur".

AF:"saya tegaskan bahwa saya bukan kader. Namun memang saya bersahabat dgn LHI. Jadi hubungan saya ke PKS hanya itu"
AF:"saya tdk pernah ambil uang Rp 300 jt dari Jerry. Saya ambil dari Elda. Saya juga ambil Rp 1 M dari Elda". 
Saat ditanya Hakim apakah AF pernah suruh sopir kasih bungkusan ke ajudan LHI, AF mengaku lupa

Diputar rekaman tlpon AF-LHI, intinya AF desak halus LHI mau terima Maria Elizabeth yg ingin silaturahim

LHI berkelit dgn alasan jadwalnya padat dan besok itu belum ada kejelasan jadwal. LHI berkelit bahwa LHI nggak paham soal kuota daging

LHI selalu menyebutkan data konkret dari Mentan bahwa tdk perlu ada penambahan kuota impor. Namun AF gigih melobby LHI (maklum calo)
Gaya becanda LHI diperlihatkan saat AF menawari komisi Rp 5 rb per kg. LHI: kenapa nggak Rp 10 rb aja?

setialesmana


posted by @Adimin

"Akhirilah Pertunjukan Sensasi dalam Hukum" | kultwit @Fahrihamzah

by @Fahrihamzah 

Banyak sekali protes masyarakat soal Hakim yg mau "rekonstruksi" adegan maharani-AF...harusnya KPI protes.

Hakim dan jaksa boleh marah sama fathanah tapi jangan hancurkan hidup maharani...dia masih muda...

Anak itu adalah korban yang harus dilindungi...dia tak tahu apa arti TPPU...janganlah kalian zalim..

Dia punya ayah yg mengantarnya. punya ibu, saudara dan keluarga besar...dia hanya terima uang dan sudah dibalikin....

Sadarkah pak hakim dan jaksa bahwa kalian sudah melanggar hukum agama...apa pentingnya maharani dinista?

Saya punya anak2 yang akan jadi gadis remaja...saya terpukul dengan dramatisasi figur maharani...

Apa begini korupsi diberantas dengan membumbuinya adegan buka aib massal...ini teori hukum dari mana?

Hukum kita tercemar oleh pertunjukan aurat anak manusia dan rusak oleh aparat hukum yang cari sensasi...

Sejatinya hukum bukan milik kita...dia punya Tuhan...janganlah kalian cemari dengan dengki...

Kalian para jaksa dan hakim tidak punya kepentingan dengan kehadiran maharani...

Akhirilah pertunjukan sensasi dalam hukum..murnikanlah ia dengan hikmah dan kebijaksanaan...dan cinta...end

*pkspiyungan

posted by @A.history

PKS diskenariokan karena ingin dihancurkan



Kasus yang membelit di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) semakin lama, semakin panjang saja. Hal itu juga yang diduga kuat penuh dengan skenario guna menghancurkan partai berlambang bulan sabit kembar dan padi itu.

"Benar jika dalam kasus PKS sekarang ini ada muatan skenario yang ingin menghancurkan PKS. Makanya PKS melawan dengan membandingkan kasus yang dialaminya dengan beberapa kasus seperti Angie (Angelina Sondakh)," kata Senior Researcher di Founding Fathers House (FFH) Dian Permata saat dihubungi Sindonews, Sabtu (18/5/2013).

Maka itu, kata dia, PKS mulai membandingkan kasus dugaan suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan) yang menyeret mantan presidennya Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) dengan politikus Partai Demokrat itu yang jauh vonisnya dengan tuntutan jaksa.

Selain itu, jebolan Universitas Jayabaya ini mengatakan, adanya perbedaan perlakuaan yang didapat LHI dengan Angie. Pasalnya, Komisi Pemberantasan Koruspi (KPK) tidak mengejar harta yang dimiliki istri almarhum Aji Masaid sama seperti yang dihadapi LHI sekarang.

"Yang putusannya terlalu rendah, serta tidak ada penyitaan hartanya, KPK juga tidak mengejar harta Angie. Ini ada ketidak seimbangan hukuman yang dirasakan PKS dengan Partai Demokrat," kata Dian.

Sekadar diketahui, Angie dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan hukuman 12 tahun penjara ditambah dengan denda Rp500 juta yang dapat diganti dengan kurungan enam bulan.

Hal itu karena JPU menilai, Angie terbukti menerima uang sebanyak Rp12,58 miliar dan USD2.350.000 dari Grup Permai secara bertahap. Uang itu merupakan imbalan karena Angie telah mengusahakan agar anggaran proyek perguruan tinggi di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan wisma atlet di Kementerian Pemudan dan Olahraga (Kemenpora) dapat disesuaikan dengan permintaan Grup Permai. 

Tetapi majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta hanya memvonisnya dengan penjara 4,5 serta denda Rp2,5 juta.

*Sindonews

posted by @A.history

Inilah Poin-poin Yang Membuktikan LHI dan PKS Tak Terlibat



Hari ini Jumat (17/5/2013) TV One dan MetroTV menyiarkan secara langsung  kesaksian Ahmad Fathonah (AF) di persidangan. Ahmad Fathonah menyatakan bahwa permintaan uang ke Indoguna murni dari keinginannya sendiri dan untuk kepentingan pribadi.

Dalam persidangan ini AF juga menyatakan bahwa Mentan menolak untuk menaikkan kuota daging impor dan dia juga mengungkapkan bahwa LHI juga tidak ada menerima suap darinya.

Inilah poin-poin yang membuktikan bahwa LHI dan PKS tidak terlibat dalam permainan kasus suap impor daging sapi. 

1. Tentang Uang 1 M

LHI selalu menolak dana dari indoguna yang disodorkan oleh AF. oleh karenanya dana tersebut di pakai untuk keperlua pribadi AF. hal ini juga dikuatkan dari bukti-bukti yang dimiliki oleh kuasa hukum LHI berupa kwitansi milik AF yang akan digunakan untuk membayar hutang pembelian mobil.

Dana 1 M yang katanya untuk PKS, ternyata hanya wacana dari AF sendiri dan dana tersebut tidak pernah sampai ke LHI sebagaimana keterangan di paragraf pertama, dana tersebut sama sekali bukan permintaan pihak PKS atau LHI, hanya wacana yang disampaikan AF ke pihak indoguna.

Awalnya dana 1 M itu, sebelum AF wacanakan untuk diberikan kepada LHI, diminta dari Bu elizabeth oleh AF ke secara pribadi untuk mengadakan seminar yang mengkaji kemungkinan penambahan kuota impor atau tidak. dan dana itu berasal dari alokasi dana Kemanusiaan yang dimiliki oleh Indoguna.

2. Tentang Fee 40 M


LHI tidak pernah menanggapi secara serius terkait komitmen 40 M, bahkan AF mengatakan bahwa LHI tidak mau membicarakan hal tersebut.

3. Tentang Pertemuan-Pertemuan


Le Meridien (saat OTT KPK)

AF memberikan kesaksian bahwa setelah AF menerima uang 1 M tersebut, AF memang menghubungi LHI, dan menanyakan apakah LHI punya waktu untuk bertemu malam tersebut (saat OTT).  namun LHI mengatakan bahwa dia sedang sibuk memimpin rapat dan kegiatan lainnya.

Pada saat yang bersamaan Maharani ingin bertemu dengan AF karena ada kebutuhan yang ingin disampaikan ke AF, oleh karena itu dana 1 M yang dipegang AF, 10 Jt diberikan ke Maharani.

Pertemuan Lainnya (termasuk medan)

Semua Pertemuan antara LHI dan pihak indoguna adalah inisiatif AF, dan LHI mau hadir karena berkali-kali didesak oleh AF. bahkan saat persidangan diputarkan sebuah rekaman yang memperdengarkan AF yang sedang mendesak LHI secara halus untuk mau “bersilaturrahim”dengan pihak Indoguna, dan selalu saja LHi mengatakan bahwa jadwalnya padat.

4. Tentang Kuota Impor

Pengajuan kuota impor untuk Indoguna ditolak oleh mentan, setelah itu pihak indoguna mencoba mencari celah untuk ijin kuota tahun 2013, namun mentan tetap menolak dengan alasan kuota impor sudah tidak ada lagi. mentan melalui Dirjen Iwan Syukur pun mengatakan “apapun yang terjadi, penambahan kuota impor tidak memungkinkan lagi. itu sesuai aturannya”

5.Tentang Ahmad Fathanah

AF adalah makelar yang menghubungkan siapa saja, bukan hanya PKS. motivasi AF adalah motivasi bisnis, untuk mendapatkan keuntungan, dan keuntungan tersebut digunakan untuk keperluan pribadi, dan beberapa di sumbangkan.

Dalam kesaksiannya AF juga mengatakan ”saya tegaskan bahwa saya bukan kader. Namun memang saya bersahabat dgn LHI. Jadi hubungan saya ke PKS hanya itu”.(*)

*Islamedia

posted by @A.history

Catut Nama PKS, Fathanah Minta Maaf Yang Sebesar-besarnya



Jakarta - Tersangka kasus dugaan suap impor daging dan tindak pidana pencucian uang Ahmad Fathanah meminta maaf kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Alasan Fathanah, karena telah mengaitkan PKS dalam kasus yang menjeratnya saat ini. 

"Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada PKS. karena telah membawa-bawa nama PKS dalam kasus saya ini," ujar Fathanah sambil menunduk saat berjalan keluar ruang sidang saat ditanya sejumlah wartawan yang telah menantinya. 

Hal itu dikatakan suami Sefti Sanustika tersebut usai menjadi saksi di pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (17/5/2013). 

Fathanah kembali menegaskan jika dirinya bukan kader PKS. "Saya tekankan bahwa saya bukan kader PKS dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan PKS," tuturnya. 

Sidang diskors pukul 17.00 WIB dan akan dilanjutkan kembali sekitar pukul 18.30 WIB dengan agenda mendengarkan kesaksian Luthfi Hasan Ishaaq. Keluar dari ruang persidangan, Fathanah pergi menuju ruang tunggu.(*)

*News.detik

posted by @A.history

Sidang Impor Daging Sapi, Skor 1-0 untuk PKS



Jakarta - Dalam sidang kasus suap impor daging sapi yang berlangsung hari ini di Pengadilan Tipikor, Jakarta, posisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di atas angin. Dari keterangan beberapa saksi, kasus tersebut tidak ada kaitannya dengan PKS atau mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq.

Menurut Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B Nahrawardaya, indikasi adanya politisasi dan kriminalisasi terhadap PKS dan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.

‘’Namun dalam persidangan hari ini, cukup jelas. Kasus ini, tak ada hubungannya dengan PKS ataupun LHI. Skornya 1-0 untuk keunggulan PKS,’’ ungkapnya kepadaINILAH.COM, Jumat (17/5/2013).

Selanjutnya, Mustofa membeberkan fakta hukum yang terjadi dalam persidangan. Misalnya keterangan Fathanah yang mengaku bukan kader PKS dan berprofesi sebagai makelar proyek. Demikian pula pengakuan Maharani Suciono tentang asal muasal uang sebesar Rp10 juta.

‘’Semuanya membantah tudingan miring terhadap LHI. Yang sempat diisukan berada sekamar dengan Maharani. Demikian pula transkrip pembicaraan LHI dengan Fathanah, tidak ada yang mengarah kepada uang suap Rp 1 miliar,’’ terangnya. 

Sekedar catatan, persidangan suap impor daging sapi di Pengadilan Tipikor Jakarta, hari Jumat (17/5/2013) menghadirkan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq, Menteri Pertanian Suswono, Ahmad Fathanah, Maharani Suciono sebagai saksi untuk dua terdakwa kasus korupsi impor daging sapi di Kementerian Pertanian, Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi. [*/mvi]

*inilah.com

posted by @A.history

Kebenaran Itu Kuat, Broooo



Kebenaran adalah kekuatan karena di dalamnya mengandung keyakinan dan kepercayaan yang sejalan dengan hati nurani. Kejujuran adalah kekuatan karena di dalamnya mengandung keyakinan dan kepercayaan yang sesuai dengan kata hati.

Sebaliknya kebatilan adalah kelemahan karena bertentangan dengan hati nurani. Kebohongan adalah kelemahan karena tidak sejalan dengan kata hati.

Semakin banyak sifat kebaikan yang terkumpul pada diri seseorang, maka semakin kuatlah posisi dan kedudukannya. Sebaliknya semakin banyak sifat keburukan yang menempel pada diri seseorang, maka semakin banyaklah titik-titik kelemahannya.

Namun kebenaran, kejujuran dan kebaikan walaupun kuat dengan sendirinya masih perlu ditopang dengan kekuatan sistemik karena tidak jarang perseteruan kejahatan pada waktu tertentu dapat mengalahkan kekuatan kebenaran dan kebaikan. Lihatlah perseteruan kaum kafir Quraish yang berhasil mengusir Rasulullah SAW dari kota kelahirannya Makkah.

Pada hakekatnya, saat semua gerak manusia dilandasi oleh kebenaran, kejujuran dan kebaikan, maka kala itu jasad dan ruhnya menikmati ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian. Hal tersebut karena jasad dan ruhnya berjalan pada rel fitrah kemanusiaan yang telah digariskan oleh Tuhan. Sebaliknya pada saat gerak manusia menyalahi semua prinsip kebaikan, maka pada saat yang sama jasad dan ruhnya berontak karena ia dipaksa menyalahi fitrah penciptaan.

Imam Mutawalli Al Sya'rawi menegaskan bahwa pada hakekatnya jasad dan ruh tunduk serta bertasbih kepada Allah SWT (Al Maddah wal ruh musakharani wa musabbihani bi amrillah fi al hayah al dunya). Setelah keduanya tergabung dan membentuk kehidupan, mulailah syahwat muncul dan mempengaruhi gaya hidup manusia. Saat keduanya terpisah dengan kematian, masing-masing kembali ke alamnya dan tunduk kepada Tuhannya. Keduanya bahkan akan menjadi saksi atas segala yang dilakukan oleh tuannya.

Maka orang-orang yang sabar memegangi kebenaran, kejujuran dan sifat kebaikan adalah orang-orang yang kuat karena jasad dan ruhnya berkesesuaian dengan fitrah kemanusiaan. Sebaliknya orang-orang yang dalam kebatilan, kebohongan, dan kejahatan berposisi lemah dengan sendirinya, kecuali mereka bersekutu dengan orang-orang sehabitatnya.

Selain kuat dengan sendirinya karena fitrah, kebenaran dan sifat kebaikan berasal dari Tuhan, sehingga penguatannya adalah penguatan transendental. Allah SWT berfirman: "Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu." (QS. Al-Baqarah: 147). Tuhan adalah representasi dari semua sifat kebaikan. Bahkan saking baiknya Tuhan, maka rahmat-Nya melampaui semua bentuk siksaan dan ancaman. Oleh karena itu, kendati dalam beberapa ayat Alquran Tuhan terkadang menyampaikan ancaman akan pedihnya siksaan, namun ayat-ayat kasih dan sayang-Nya masih jauh lebih banyak melampaui ayat-ayat ancaman-Nya.

Lebih dari itu, Allah senantiasa berpihak pada kebenaran, kejujuran dan kebajikan karena pemihakan tersebut bukti kekonsistenan-Nya terhadap penciptaan dan bukti dari keadilan Tuhan. Allah SWT berfirman: "Dan katakanlah: "Kebanaran telah datang dan yang batil telah lenyap." Sungguh yang batil itu pasti lenyap." (QS. Al-Isra: 81). 

Allah hanya memberi pertolongan kepada orang-orang yang memegang teguh kebenaran, kejujuran dan sifat-sifat kebaikan, kendati nikmat Allah di dunia tidak hanya terbatas bagi mereka. Maka berbahagialah orang-orang yang menegakkan kebenaran dan kebaikan, jauh dari sandiwara dan tipudaya dunia.
Wallahu A'lam

Oleh: Dr Muhammad Hariyadi, MA

posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger