Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
March 17, 2017
Musyaffa Addariny, Lc., MA
posted by @Adimin
Hati-Hati Dalam Menjadikan Seseorang Sebagai Rujukan Beragama
Written By NeoBee on 17 March, 2017 | March 17, 2017
Dalam situasi seperti masa-masa
sekarang ini, saatnya kita super hati-hati dalam menjadikan seseorang sebagai
rujukan ilmu agama.
Imam Adz-Dzahabi –rohimahulloh–
mengatakan:
“Mayoritas para imam salaf.. mereka
memandang bahwa hati itu lemah dan syubhat itu menyambar-nyambar” (Siyaru
A’lamin Nubala‘ 7/261).
Ini di zaman mereka, apalagi di zaman
kita sekarang ini.. oleh karena itu, harusnya kita selalu wasapada dan
mengingat terus pesan-pesan para ulama Ahlussunnah dalam masalah ini:
Sahabat Ibnu Abbas –rodhiallohu
anhuma-:
“Dahulu, jika kami mendengar orang
mengatakan ‘Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda’; mata-mata kami langsung
tertuju kepadanya, dan telinga-telinga kami juga langsung mendengarkannya dg
seksama.
Lalu ketika orang-orang menaiki
tunggangan yg liar dan jinak (yakni: menceburkan diri dalam urusan yg tidak
mereka kuasai dg baik); maka kami pun tidak mengambil dari orang-orang, kecuali
ilmu yg kami ketahui (sebelumnya)” (Muqoddimah Shahih Muslim 1/13).
Imam Ibnu Sirin –rohimahulloh-:
“Dahulu para ulama salaf tidak
menanyakan tentang sanad, lalu ketika terjadi fitnah, mereka pun mengatakan:
‘sebutkan kepada kami orang-orang (sumber ilmu) kalian!’, maka jika dilihat
orang tersebut ahlussunnah; haditsnya diterima, dan jika dilihat orang tersebut
ahli bid’ah; haditsnya tidak diterima”. (Muqoddimah Shahih Muslim 1/15).
Beliau juga mengatakan dalam pesannya
yang masyhur:
“Sungguh ilmu ini adalah agama kalian,
maka lihatlah darimana kalian mengambil agama kalian”. (Muqoddimah Shahih
Muslim 1/14).
Imam Ibrohim An-Nakho’i –rohimahulloh-:
“Dahulu, jika mereka ingin mengambil
(ilmu agama) dari seseorang; mereka (lebih dahulu) melihat kepada shalatnya,
kepada penampilan lahirnya, dan kepada perhatiannya terhadap sunnah”. (Al-Jarhu
Wat Ta’dil libni Abi Hatim 2/29).
Semoga Allah memberikan taufiq kepada
kita semua dalam menimba ilmu agama, dan semoga Allah meneguhkan kita di atas
sunnah Nabi shollallohu alaihi wasallam, amin
Musyaffa Addariny, Lc., MA
posted by @Adimin
Label:
SLIDER,
TOPIK PILIHAN