Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
June 08, 2017
Ramadhan 5
Oleh : Irsyad Syafar, Lc., MEd
posted by @Adimin
- - - - - - - - - Ramadhan 5 (HANYA KEPADAMU KAMI MENYEMBAH) - - - - - - - - -
Written By NeoBee on 08 June, 2017 | June 08, 2017
Ramadhan 5
HANYA KEPADAMU KAMI MENYEMBAH
(إياك نعبد)
Ini adalah Tauhid Uluhiyah. Pengakuan
bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak disembah. Sangat semakna dengan
kalimat Laa ilaaha illallah, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah.
Dengan pengakuan bahwa hanya kepada
Allah saja kita beribadah (menyembah) inilah yang menjadikan status kita
sebagai seorang muslim. Sebab, kalau hanya sekedar mengakui adanya Allah
(Tuhan), kita masih sama dengan orang kafir. Karena mereka juga percaya adanya
tuhan. Hanya saja mereka tidak menyembah Tuhan yang sebenarnya.
Allah mengabarkan kondisi orang-orang
kafir dan musyrik dalam FirmanNya:
وَلَئِنْ
سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ (61)
Artinya: "Dan sesungguhnya jika
kamu tanyakan kepada mereka: `Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan
menundukkan matahari dan bulan?` Tentu mereka akan menjawab: `Allah`, maka
betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).(QS. Al
ankabut:61).
Kaum musyrikin mengakui bahwa Allah itu
ada, menciptakan langit dan bumi, menundukkan matahari dan bulan, menurunkan
air hujan dan menghidupkan bumi dari matinya, akan tetapi mereka tidak
menyembah Allah. Mereka tetap menyembah berhala. Itulah sebabnya, mengakui
adanya Allah/Tuhan belum membuat seseorang menjadi muslim. Menyembah dan
beribadah kepada Allah satu-satunyalah yang menjadikan seseorang sebagai
seorang muslim.
Pengakuan kita yang terucap minimal 17
kali dalam sehari ini, menegaskan bahwa tidak ada ibadah, tidak ada ketaatan
dan tidak ada penyembahan kecuali hanya kepada Allah SWT.
Dengan pengakuan ini, kita membebaskan
diri dari kesyirikan, yang dosa syirik itu merupakan dosa yang tidak akan Allah
ampuni sama sekali. Allah berfirman:
إِنَّ
ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ
ٱفْتَرَىٰٓ
إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS An nisa: 48).
Rasulullah saw juga telah menyampaikan
bahwa beribadah kepada Allah SWT merupakan hak Allah atas hambaNya:
عَنْ
مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ - رضي الله عنه - قَالَ: كُنْتُ رِدْفَ رَسُولِ اللّهِ صلى
الله عليه و سلم عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ. قَالَ: فَقَالَ: يَا
مُعَاذُ! أَتَدْرِي مَا حَقُّ اللّهِ عَلَى الْعِبَادِ وما حقُّ العبادِ عَلَى
الله؟ قَالَ قُلْتُ: الله وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: «فَإِنَّ حَقَّ اللّهِ
عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوا اللّهِ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً. وَحَقُّ
الْعِبَادِ عَلَى اللّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ
شَيْئاً» قَالَ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللّهِ! أَفَلاَ أُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ:
«لاَ تُبَشِّرْهُمْ. فَيَتَّكِلُوا.
Artinya: Dari Muadz bin Jabal ra, dia
berkata, "Aku sedang berbonceng dengan Rasulullah saw. Lalu Beliau
berkata: "Wahai Muadz, tahukah kamu apa hak Allah terhadap hambaNya dan
apa hak hamba terhadap Allah?". Muadz menjawab, "Allah dan RasulNya
saja yang lebih tahu". Rasulullah berkata: "Hak Allah terhadap
manusia adalah mereka menyembahnya dan tidak mempersekutukanNya dengan satu
apapun. Sedangkan hak manusia kepada Allah adalah Dia tidak menyiksa siapa yang
tidak mempersekutukanNya". Muadz bertanya, "Apakah tidak sebaiknya
aku ceritakan ini kepada mereka semua?". Rasulullah menjawab: "Jangan
dulu, nanti mereka bermalas-malasan". (HR Bukhari dan Muslim).
Jelaslah bahwa tugas utama manusia di
dunia adalah mentauhidkan Allah dalam seluruh ibadahnya. Tidak ada tuhan-tuhan
lain yang diibadahi selain Allah. Dan itu diikrarkan setiap hari dalam shalat
di setiap rakaat. Itupun masih ditambah lagi dalam setiap doa iftitah:
إِنَّ
صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: "Sesungguhnya shalatku,
ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam".
Namun kemudian - dalam kenyataannya-
tidak sedikit manusia yang menyembah dan mengibadahi tuhan-tuhan lain dalam
kehidupannya. Bisa dalam bentuk menyembah harta, jabatan, hawa nafsu (pria dan
wanita). Kehidupannya tersandra oleh semua kekuatan lain itu dari menyembah
Allah.
Gara-gara harta atau jabatan atau juga
lawan jenis, berkurang ibadahnya, atau tertunda ibadahnya atau bahkan tidak
sempat beribadah. Itu semua tentunya sangat bertentangan dengan pengakuan
"hanya kepadaMu kami menyembah...".
Hadirnya ramadhan menyadarkan kita
kembali bahwa misi utama kita di dunia ini adalah beribadah. Sekaligus
memperkuat ikrar yang terus berulang kita ucapkan. Mari rehatkan sejenak diri
kita dari hiruk-pikuknya dunia yang takkan pernah habis. Kecuali saat tubuh
kita sudah berkalang tanah.
Oleh : Irsyad Syafar, Lc., MEd
posted by @Adimin
Label:
SLIDER,
TOPIK PILIHAN