Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
August 27, 2014
Anis Matta
posted by @Adimin
Kejutan Sang Dinar
Written By Sjam Deddy on 27 August, 2014 | August 27, 2014
Harta, ternyata, punya cara kerja
tersendiri dalam jiwa manusia. Karakternya sebagai salah satu dari
trilogi godaan dunia memiliki kekuatan pengaruh yang tidak dapat
diremehkan.
Dari instingnya, manusia membawa
dorongan untuk memiliki. Jika insting itu menguat, ia akan berkembang
menjadi keserakahan. Dan keserakahan menuntut sejenis proteksi terhadap
semua harta yang telah diperoleh; maka lahirlah kebakhilan.
Hanya spirit kezuhudan yang dapat
menyeimbangkan dorongan memiliki dalam jiwa kita. Jika kecenderungan
zuhud itu menguat, ia akan berkembang menjadi kemurahan hati. Dan
kemurahan hati pasti akan keluar mencari salurannya; maka lahirlah
kedermawanan.
Zuhud adalah perasaan tidak butuh dunia
justru ketika dunia itu ada dalam genggaman tangannya. Secara naluriah,
kecenderungan manusia kepada dunia spiritual akan menguat setelah ia
relatif terpuaskan dalam kehidupan materi. Maka seorang pahlawan yang
lahir dari keluarga kaya lebih muda menjadi zuhud, ketimbang seorang
pahlawan yang lahir dari keluarga miskin. Sebaliknya, seorang pahlawan
yang lahir dari keluarga miskin lebih mudah bersabar, ketimbang seorang
pahlawan yang lahir dari keluarga kaya. Tentu saja selalu ada
pengecualian.
Masalah biasanya muncul jika seseorang
menjadi kaya justru di tengah perjalanan kepahlawannya; menjadi orang
kaya baru. Secara normal, ia membutuhkan pemuasan material. Tapi disitu
juga tersimpan godaan; tekanan kemiskinan dalam perjuangan yang panjang
seringkali melahirkan semangat ‘balas dendam’ yang dahsyat. Dunia kini
hadir di pelupuk mata dengan sisinya yang indah, penuh kenyamanan, dan
serba mudah.
Tidak semua pahlawan kuat menghadapai
godaan itu. Bukan hanya karena harta mungkin merubah seseorang menjadi
serakah dan bakhil serta muda berkonflik, tapi karena kemudahan dan
kenyamanan dapat melahirkan kemalasan dan melumpuhkan semangat bekerja,
berkarya, dan berjuang. Itu sebabnya Umar bin Khattab tidak memberikan
jabatan-jabatan publik kepada para pembesar sahabat, dantidak
mengizinkan mereka keluar dari Madinah, bahkan termasuk untuk misi
jihad.
“Jauh lebih baik bagimu untuk tidak mengenal dunia, dan sebaliknya dunia tidak melihatmu,” kata Umar membenarkan tindakannya.
Membangun ‘adab jiwa’ yang luhur ketika
seorang pahlawan merangkak menjadikaya, adalah pelajaran maha penting
yang diwariskan para pahlawan mukmin sejati.
Suatu saat, ketika Abdurrahman bin Auf sedang berbuka puasa, beliau mengatakan:
“Mus’ab bin Umair telah syahid dan ia
lebih baik dariku, padahal kain kafannya tidak mencukupi seluruh
tubuhnya. Jika kepalanya ditutup maka kakinya terlihat, jika kakinya
ditutup maka kepalanya terlihat. Hamzah telah syahid dan ia lebih baik
dariku, padahal tidak ada kain kafan yang ditemukan untuknya kecuali
burdah-nya. lalu dunia pun dibuka lebar untuk kami. Dan aku khawatir
yang terjadi hanyalah bahwa kebaikankebaikan kami telah sengaja dibalas
lebih dulu, hingga tak ada lagi yang akan kita peroleh di akhirat
posted by @Adimin
Label:
OASE,
TOPIK PILIHAN