pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

KPK tak Sadar Dimainkan Kekuatan Besar

Written By Sjam Deddy on 28 June, 2013 | June 28, 2013



Pengamat Hukum dari Universitas Indonesia Chudry Sitompul mengatakan, dalam kasus Luthfi Hasan Ishaaq KPK tidak sadar dimainkan kekuatan besar. KPK pun memfestivalisasi kasus ini menjadi sebuah pergunjingan besar. “Kekuatan besar itu ingin agar partai Islam tidak kuat,” katanya di Jakarta, Kamis (27/6).

KPK, ujar Chudry, asyik sendiri dalam menangani kasus LHI. Tapi, mereka tidak melihat ada kekuatan besar yang mencoba masuk melalui kasus LHI untuk menghancurkan kekuatan PKS. Saat ini, kekuatan politik Islam sudah tidak ada gaungnya. PKB, PPP sudah tidak bisa diharapkan untuk menyuarakan kepentingan Islam.

PKS yang masih ada, kata Chudry, juga turut dihancurkan melalui kasus LHI. Walaupun tidak bisa dimungkiri, memang terdapat kesalahan yang dilakukan personel PKS sendiri. Dengan adanya festivalisasi kasus LHI, implikasinya luas. Orang jadi tidak percaya dengan ustaz, sebab mereka korupsi dan kawin lagi.

Sebenarnya, ujar Chudry, implikasi ini tidak hanya dirasakan LHI sendiri. Bagaimana dengan nasib ustaz-ustaz yang lain yang tidak pernah melakukan hal semacam itu. “Bahayanya, kalau orang tidak mau mengaji lagi. Sebab, ustaznya juga bukan orang baik. Itu yang ngeri,” kata Chudry.

Seharusnya, KPK lebih bijak dengan memfokuskan pada kasus korupsi LHI saja. Tidak usah mengumbar dia menikah lagi, sebab itu masalah pribadi. Contoh festivalisasi itu, lanjut Chudry, bisa dilihat dari sikap KPK yang memublikasikan hal-hal di luar kasus Luthfi Hasan Ishaaq. Dalam kasus LHI, berbagai masalah pribadinya dikemukakan kepada publik. Ini berbeda dengan kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh terdakwa lain sebelumnya.

Dalam kasus korupsi Angelina Sondakh, KPK tidak membeberkan urusan pribadinya. Ia dekat dengan siapa, tidak dimunculkan ke publik. “Berbeda dengan kasus LHI yang dimunculkan berbagai wanita cantik. Apa maksud ini semua,” kata Chudry.

Menurut Chudry, KPK tidak perlu memublikasikan LHI yang menikah lagi. Ini merupakan hak privasinya. “Dengan publikasi ini, sama saja hak-hak privasi dilanggar,” katanya.

Terdakwa menikah lagi, ujar Chudry, sebenarnya tidak ada hubungan dengan kasusnya. Ini bisa disebut pencemaran nama baik. “Hal ini patut dipikirkan supaya jaksa penuntut umum (JPU) harus hati-hati dalam membicarakan suatu masalah. Jangan mentang-mentang berkuasa bisa melakukan apa saja,” kata Chudry.

Terpisah, Ketua Komite Pemantau Komisi Pemberantsan Korupsi (KP-KPK) Taufik Riyadi mengatakan, kasus LHI telah menarik perhatian banyak pihak. Hal itu menarik karena dalam kasus LHI masyarakat disuguhi dengan banyaknya perempuan cantik di sekeliling Fathanah.

KPK, terang Taufik, pertama kalinya mendakwa seorang terdakwa dengan berubah-ubah. Diawali dengan dakwaan LHI tertangkap tangan melakukan tindak pidana korupsi, meski tidak ada hasil korupsi dari Fathanah yang beralih ke LHI.

Bahkan KPK sendiri juga sempat mengembalikan sejumlah mobil yang disita oleh penyidik KPK. “Terakhir, dakwaan LHI juga melebar ke kasus Yudi Setiawan yang sebelumnya tidak pernah dipaparkan KPK ke publik,” kata Taufik

*republika

posted by @Adimin

Islam Kaffah 2 (an Unlimited System)



ISLAM KAFFAH 2  (an Unlimited System)


Tulisan ini merupakan sambungan terpisah dari tulisan sebelumnya tentang Islam Kaffah. Sejak awal kelahirannya didunia, manusia sudah dibekali dengan dua sifat dasar alamiahnya. Keduanya adalah sifat Fujuroha (negatif) dan sifat Taqwa (positip).

Sebagaimana ini telah difirmankan oleh Allah dalam al-Qur’an  surah Asy-Syams ayat 7 dan 8 :
Wa nafsin wama sawwaha, fa alhamaha fujuroha wa taqwaha
Dan Nafs serta penyempurnaannya, dilhamkan kepadanya kefasikan serta ketakwaan…
Kedua sifat inilah yang pada perjalanan hidup manusia kedepannya akan saling tarik-menarik didalam dirinya, berebut untuk menjadi unggul dan mendominasi tingkah laku sehari-hari. Kerasnya persaingan antara sifat Taqwa dan sifat Fujuroha menciptakan sebuah kondisi yang membentuk kepribadian seseorang sehingga kadang ia terlihat berubah-ubah. Tergantung dari situasi dan kondisi.
Sifat Taqwa menjadi unsur kekuatan internal yang dapat mengerucutkan nafsu yang dipengaruhi oleh sifat Fujuroha agar tidak melanggar batas dan menyeleweng dari kebenaran. Aplikasi dari keunggulan sifat Taqwa ini sendiri menurut saya adalah sikap yang tidak mudah berputus asa terhadap sebuah kegagalan usaha dan tidak terlalu merasa gembira pula dengan apa yang sudah ia peroleh. Sebagaimana ini dipesankan oleh Al-Qur’an surah Al-Hadid ayat 23 :

Jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan engkau terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.

Artinya manusia harus menghadapi dunia ini dengan cara yang sangat wajar, tidak tertindas oleh ketidakpunyaan, kerugian, kesengsaraan, kebodohan, kepincangan berpikir dan sebaliknya tidak larut pula dengan kegemilangan keberuntungan, prestasi, penghargaan, keberhasilan dan lain sebagainya dalam bentuk yang melebihi ikatan alamiah sehingga sang manusia dapat menghadapi berbagai fenomena yang terjadi secara wajar dan sederhana.

Sesungguhnya sifat Fujuroha yang mendominasi jiwa manusia dapat membuatnya justru menjadi lupa diri dan bertingkah seolah dia adalah Tuhan yang bisa berbuat semau-maunya, bisa bertingkah seenaknya saja dengan semua apa yang ia miliki dari kekayaan, pengaruh atau jabatan yang ia miliki. Dari sini akan menjalar sikap tamak terhadap dunia dan anti-pati terhadap kebenaran yang disampaikan oleh orang lain diluarnya.

Betapapun kaya rayanya diri kita, tetapi bila sikap Fujuroha yang unggul pada kita maka semuanya hanya akan mendatangkan ketidakpuasan. Begitu kita bisa memenuhi suatu kebutuhan, pasti akan muncul kebutuhan yang lain, yang mungkin akan semakin mengobarkan nafsu dan keinginan kita sehingga kita tidak mungkin lagi mendapatkan ketenangan, merasakan kebahagiaan dan kepuasan. Kita senantiasa tertindas oleh keinginan untuk memiliki sesuatu yang dimiliki oleh orang lain tidak perduli bahkan apa yang kita sudah punyai justru terkadang lebih baik dan mahal darinya.

Inilah pertempuran diri yang tidak semua kita bisa melewatinya dengan kemenangan ditangan, bahkan tidak juga seorang ustadz dan ustadzah serta kyiai kondang atau pengajar al-Qur’an disebuah surau yang terletak dipedalaman. Tidak pula selalu berhasil dimenangkan oleh para cendikiawan dan tokoh nasional. Inilah Jihad al-Nafs yang harus dihadapi dengan semua akal sehat dan kebulatan tekad untuk menjadi bisa tanpa harus mengebiri atau memasung fitrah-fitrah insaniah kita yang lain. Jihad al-Nafs adalah jihad terakbar dari jihad apapun diluarnya, sebab memang semua cabang-cabang jihad lainnya itu bersumber dari hasil jihad al-Nafs ini.

Islam melarang umatnya untuk bersifat pasif, menutup dirinya dari unsur-unsur kehidupan dunia yang gemerlap dan penuh keindahannya. Islam tidak mengajarkan pengikutnya untuk menenggelamkan diri dalam siksaan kefitrahannya demi mencapai pendekatan maupun pelayanan kepada Tuhannya. Oleh karena itu didalam Islam tidak ada konsep kerahiban, tidak ada biara-biara ditengah hutan yang ditinggali oleh ahli agama yang menolak kawin dan menyepi berselimutkan pepohonan dan suara alam yang stagnan.

Islam tidak pula berprinsip seperti komunitas hedonis yang menganggap diri punya hak penuh tanpa batas untuk menikmati kesenangan dan kenikmatan hidup. Mereguk apa yang ingin ia reguk dan melepaskan seluruh keinginannya dijalan mana saja yang ingin dia lalui. Islam justru tidak menyukai konsep hidup yang sebebas-bebasnya tanpa ada ikatan yang mengatur hak dan tanggung jawab seseorang atas pilihan hidupnya.

Bagi Islam, hidup ini suci, peperangan antara Fujuroha dan Taqwahapun adalah perang yang suci. Manusia dimata Islam harus hidup dengan dua sisi yang penuh keseimbangan. Bisa memisahkan apa yang harus ia ambil dan mana-mana yang harus ia tinggalkan. Kesadarannya terbuka bebas dan tidak tercekik oleh berbagai larangan tetapi tidak pula hancur dibawah kaki naluri keserbabolehan.

Islam memperbolehkan manusia untuk memenuhi keinginannya agar memperoleh sesuatu yang memang ia dambakan selama itu tidak melakukan kejahatan atas tubuh, akal dan kehidupan dirinya atau kehidupan orang lain.
Dengan kata lain, Islam merupakan hak dan tanggung jawab.
Jadi apapun yang kita perbuat, baik berkorelasi secara langsung maupun tidak terhadap agama dan keyakinan yang kita anut semuanya tetap terkontrol dibawah nash-nash ilahiah yang mengikat.

Itulah Kaffah.

Semua gerak langkah kita, tidur dan jaga kita, lisan maupun batin kita, berumah tangga sampai berorganisasi, berekonomi maupun berpolitik, berpendidikan maupun berkarya harus secara Islam. Tidak ada bantahan yang mampu menghancurkan sistem yang saling terintegrasi ini.

Salah seorang Ahli Bait Nabi yaitu Imam Ja’far Ash-Shadiq pernah berkata : “Sesungguhnya Allah tidak memberikan suatu kenikmatan atas seseorang hamba kecuali didalam kenikmatan itu disertakan-Nya argumentasi yang jelas. Sehingga barangsiapa yang memperoleh anugerah Allah lalu dirinya menjadi kuat, maka argumentasi logis dari nikmat kekuatan yang diterimanya tersebut harus digunakan untuk membantu yang lebih lemah. Barangsiapa yang dianugerahi oleh Allah menjadi kaya, maka hartanya harus menjadi bukti atas anugerah tersebut yakni dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada kaum fakir miskin”.

Pendek kata, semua tarikan nafas dalam kehidupan ini semuanya terikat dengan garis Allah. Baik kita suka atau  tidak suka.
Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An’am [6] :162)
Tidak dapat dipungkiri kalau banyak manusia berlaku ingkar terhadap hak dan kewajibannya itu. Ini akibat terlalu mendominasinya sifat Fujuroha didalam dirinya sehingga ia terus berada diluar jalur kebenaran. Maka menjadi tugas orang-orang yang tingkat Taqwanya sedikit lebih diatas dari sifat Fujurohanya untuk membimbing, menyelaraskan dan mengembalikan nilai-nilai ilahiah dalam tatanan kehidupan. Seorang Muslim yang baik harus mampu berperan menjadi Avatar bagi dunia sekitarnya yang sudah kacau balau. Tidak ada kata terlambat, karena harapan itu masih ada.

Kita masih bisa berbuat banyak dan lebih dengan apa yang kita miliki, mulai dari ilmu, pikiran, tulisan, tenaga maupun doa.

Biarlah setiap kita menjadi Avatar dengan kemampuannya masing-masing asalkan semua kemampuan ini bisa saling bersinergi satu dengan yang lain. Manusia adalah pencipta perubahan. Penderitaan maupun kesenangan yang dialami manusia, muncul dari perbuatan-perbuatan sadar yang dilakukan oleh manusia, baik individual atau komunal. Manusia sendirilah yang menciptakan sedih dan bahagianya melalui penciptaan sebab-sebabnya dalam kehidupan, dari kehendak dan pilihan yang telah diperbuat.

Oleh karena setiap dari kita tidaklah bisa hidup sendirian tanpa bergantung pada orang lain, maka Islampun mengatur aspek vertikal dan  horizontal. Aspek hamba terhadap Tuhannya serta hamba terhadap hamba-Nya. Inilah sebuah system yang tidak berbatas dari Islam. Mengatur semua lini kehidupan, lahir dan batin, perseorangan sampai bernegara.

Tidak ada pemisahan antara kubu agama dengan kubu negara karena Islam adalah alam semesta, Islam adalah kaitan antara hidup dan mati, tugas dan tanggung jawab. Islam tidak hanya mengatur urusan ibadah mahdhah yang melulu berbicara soal akhirat dan upacara-upacara ritual ketuhanan yang bersifat abstrak saja tapi Islam berbicara juga tentang dunia dan kehidupan nyata yang dapat disentuh, dirasakan serta dilihat.

Sekali lagi, itu juga disebut Kaffah.

Langsung masuk kita pada konteks pembicaraan ideologi Islam dikehidupan masyarakat Islam, khususnya Indonesia.
 
Sebagian orang menggambarkan ideologi Islam akan terealisasikan dialam realita jika berdiri seorang pemimpin, raja, khalifah, presiden, amir, imam atau terserahlah apa saja jabatan itu anda namakan yang menjadikan Islam sebagai dasar kehidupan berbangsa.

Dengan kekuasaannya, sang pemimpin tadi digambarkan akan dapat mengeluarkan dekrit, undang-undang, keppres, sabda panditoratu dan lain sebagainya demi terwujudnya ideologi Islam yang diharapkan.

Gambaran ini tidak salah dan juga tidak terlalu muluk-muluk, apalagi jika kita berbicara dalam pentas negara Indonesia yang konon mayoritas masyarakatnya Muslim.

Tetapi kita sering melalaikan realita penting pada aspek pendefenisian dari ideologi atau masyarakat Islam itu sendiri, apa dan bagaimana maksudnya ? juga kita melalaikan aspek kadar kerusakan yang sudah ditimbulkan oleh kaum kapitalis ditengah masyarakat yang majemuk ini. Belum lagi kelalaian kita terhadap kemampuan dan kemauan sang raja, presiden atau pemimpin yang sudah kita pilih tadi untuk tetap istiqomah serta sanggup melakukannya.

Saya yakin, banyak yang bosan, mual atau muak dengan kalimat proses, bertahap atau periodeisasi.
 
Bisa dimaklumi, namun kita tetap harus berpijak pada kenyataan yang berlaku didepan mata kita bukan berpijak pada egoisme diri yang penuh mimpi dan jauh dari realitas.

Pemimpin yang baik dalam kacamata Islam, bukan hanya orang yang sekedar mencanangkan teori kembali pada al-Qur’an dan sunnah semata, atau orang yang merayakan hari-hari besar agamanya, menyerukan toleransi antar umat beragama. Namun seorang pemimpin harusnya juga bisa menganjurkan orang Islam untuk mendirikan sholat, menunaikan dzakat, berpuasa dibulan Ramadhan serta memberikan hukuman bagi yang meninggalkannya. Seorang pemimpin harus pula mampu menjadi imam didalam sholat yang ia ikuti, aktive dalam menjaga kemurnian akidah dan moralitas umat serta bangsanya.

Bukan malah pemimpin yang membiarkan adanya acara-acara saweran dangdutan, iklan-iklan dengan gadis berpakaian minim, lagu-lagu dengan irama, lirik dan vokal penuh birahi, kontes ratu sejagad, miss universe atau legalisasi penerbitan majalah porno ala playboy dan kawan-kawannya yang secara nyata-nyata merusak akhlak generasi muda bangsa terlebih umat Islam yang memegang teguh prinsip al-Qur’an.

Memang pemerintahan kita belum sepenuhnya bisa mengaplikasikan hukum-hukum ilahiah secara kaffah, tetapi marilah kita duduk bersama membenahi pemerintahan tersebut secara bertahap, tidak mudah untuk merubah sesuatu yang sudah mapan, namun paling tidak kita sudah bisa sedikit berbangga dengan mulai dimasukkannya beberapa syariat Islam didalam hukum-hukum kenegaraan di Indonesia, misalnya mulai dari hukum perkawinan Islam kedalam UU perkawinan negara yang meskipun sempat menuai pro dan kontra pada masa lalu tetapi toh berhasil di-gol kan, atau dengan diakuinya serta dibebaskannya pemberlakuan hukum-hukum Islam untuk wilayah NAD, begitupula rancangan anti porno aksi dan pornografi yang cepat atau lambat segera pula disyahkan ditengah gelombang pro dan kontranya dan sebagainya.
Dalam merubah paradigma serta tabiat jahat bin jahiliah dari manusia, pasti diperlukan waktu yang tidak singkat, even seorang Rasul sekelas Nabi Muhammad pun membutuhkan rentang waktu lebih dari angka 20 tahunan ditambah oleh tahun-tahun kepemimpinan dimasa Umar bin Khatab untuk membentuk sebuah masyarakat yang madani sesuai peraturan ilahiah. Dan kita, mungkin perlu dua kali atau tiga kalinya dari masa-masa tersebut.

Saya hanya menyeru, mari kita contoh pula bagaimana sikap Imam Hasan bin Ali cucunda Rasul yang bersedia berdamai dengan pihak  Muawiyah bin Abu Sofyan yang meminta paksa kekuasaan khilafah dari diri Ahli Bait Rasul selama keselamatan dan hak-hak kaum Muslimin terjaga meski masih dalam batas-batas tertentu. Akan ada saatnya kelak kita mencontoh sikap Imam Husien bin Ali yang juga cucunda Rasul ketika mengangkat senjata untuk memerangi kemungkaran dari pemerintahan Yazid bin Muawiyah meski tubuh harus berkalang tanah.

Tetapi selama kita masih bisa menggunakan jalan-jalan damai, cara-cara yang arif untuk menyelesaikan permasalahan bangsa, maka mari kita tempuh cara itu, demi menghindari jatuhnya korban dari anak-anak, wanita dan orang-orang kecil.

Negara ini masih sangat perlu untuk ditata dan diperbaiki, dan sesuai semboyan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) : Harapan itu masih ada.

Bagaimana caranya ?
 
Tidak ada jalan lain kecuali dengan masuk kedalam sistem dan ikut memberikan perbaikan dari dalam no matter how hard to try and how long it will be.
Just do it as long as we can do.

Faidza ‘Azzamta fa tawakkal ‘alallah. Jika kamu sudah berusaha, maka serahkanlah pada Allah. Just do the best and leave the rest to Allah.

Pengeroposan moral ditengah masyarakat yang seakan tidak lagi terbendung memerlukan tangan-tangan dieksekutif untuk dapat menghentikannya, begitupula aksi-aksi pemurtadan baik terselubung atau terang-terangan. Ini semua harus diselesaikan satu persatu dan bukan hal yang mudah.

Halangan pasti akan selalu ada, sebab ada banyak manusia dengan kecenderungan sifat Fujurohanya yang pasti tidak akan senang dengan usaha-usaha perbaikan ini. Taburan uang untuk dikorupsi pasti akan terus mengintai, begitu pula tawaran paha mulus dada tak berbulu dari para pelacur murahan akan senantiasa mencoba menggugah birahi-birahi keimanan Taqwwaha. Tetapi sekali lagi, ini tidak menjadi alasan untuk mundur kebelakang dan meninggalkan peradaban. Iman justru ada karena setan yang menggoda. Itulah hidup yang mesti dilalui.
Imam Ali bin Abu Thalib berkata : ” Kesabaran itu ada dua macam : sabar atas sesuatu yang tidak kau ingini dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini. Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi, senangilah apa yang terjadi. Para ahli agama yang paling bijak adalah mereka yang tidak membuat orang berputus asa akan rahmat Allah atau kehilangan harapan akan santunan dan kasih sayang-Nya, tetapi juga tidak membuat orang terus menerus merasa aman dari pembalasan-Nya.” (Sumber : Mutiara Nahjul Balaghah, Hal 124 s/d 126, Mizan 1999)

Innal Hamdalillah
Nahmaduhu wanasta’inuh
Mayyahdillahu fala mudlilalah
Wamayyudlil fala hadiyalah

Segala Puji bagi Allah

Baik saya maupun anda semua sama-sama memuji-Nya dan memohon pertolongan-Nya

Siapa yang diberi-Nya petunjuk, maka tidak ada seorangpun yang kuasa menyesatkannya kembali
Dan siapa saja yang sudah diberi-Nya kesesatan, maka tiada seorang juga yang mampu memberi petunjuk kepadanya
Hidup memang tidak mudah … baik hidup secara individu apalagi hidup secara berkelompok atau berjemaah,  demikian pula dalam menjalani hidup didalam mahligai rumah tangga. Hidup tidak pernah berjalan tanpa masalah … baik dalam skala kecil maupun besar.

Masing-masing manusia, terlepas dari siapapun adanya dia, mulai dari manusia biasa, awam, rakyat jelata hingga kepada para Nabi dan Rasul Tuhan terikat dengan apa yang disebut sebagai kausalitas. Bahwa ada moment-moment dimana dia terpaksa bersedih dan menitikkan air mata, adapula moment dimana dia bisa tertawa lepas bahagia.

Konflik dan kesepakatan juga menjadi bagian dari proses hidup dan kehidupan, tidak ada manusia yang tidak pernah berkonflik didalam hidupnya dengan siapapun termasuk dengan orang tua atau pasangannya masing-masing, entah itu antar suami dengan istri atau antar dua pasang kekasih maupun sahabat, begitupun semua dari kita pasti pernah bahkan sering melakukan kompromi, bersepakat dengan orang lain, mulai dari hal yang paling kecil sampai pada hal yang paling besar.
Semuanya menandakan hidup kita berjalan dengan normal … berjalan sesuai aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah, menyetujui fitrah kemanusiawian kita.
If a wound hath touched you, be sure a similar wound hath touched the others. And such days WE cause to alternate among men that they may be admonished, and that ALLAH may cause to be distinguished those who believe and may take witnesses from among you; and ALLAH loves not the unjust – Qs. 3 ali Imron 140
Jika engkau mendapatkan keterlukaan (kekecewaan, kepedihan, kehancuran) maka ketahuilah bahwa hal yang samapun terjadi pada orang lain, karena hari-hari tersebut sudah Kami gilirkan diantara manusia untuk menjadi pembelajaran. Dengan sebab itulah Allah membedakan siapa diantara kalian yang benar-benar beriman dan membenarkan kesaksiannya, Allah sangat tidak menyukai orang-orang yang berlaku zalim. – Qs. 3 ali Imron 140
Semakin tinggi tingkatan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang maka akan semakin tinggi pula tingkat ujian keimanannya … kemampuan disini tentunya bisa menjadi sangat beragam … jika sebelumnya dia hanya diuji dengan kemiskinan bisa saja kelak dia akan diuji dengan kekayaan, bila sebelumnya dia diuji dengan harta mungkin kelak dia akan diuji dengan wanita … bila sekarang diuji dengan bahagia mungkin besok atau lusa akan mendapat ujian dengan penderitaan…. saat ilmu seseorang (ilmu apa saja) meningkat kepada yang lebih baik dari sebelumnya … maka ujian atas ketinggian ilmunya tersebutpun akan jauh lebih tinggi pula dari sebelumnya …

Keberadaan berbagai ujian tersebut kiranya bukan tanpa maksud …

Ada hikmah yang tersembunyi dari pergiliran siang dan malam, gagal dan berhasil, susah dan senang, bahagia dan derita … yaitu sesuai isi dari surah ali Imron ayat 140 diatas, agar semua itu bisa menjadi pembelajaran untuk diri kita sendiri sekaligus membuktikan komitmen syahadat kita terhadap Allah dan Rasul-Nya, apakah kita memang pantas untuk naik kelas ataukah masih harus bertahan dikelasnya yang lama, yang berarti menurut Rasul adalah kelasnya manusia yang merugi, yaitu mereka yang hari ini sama seperti hari sebelumnya, hari esok sama seperti hari ini … yang lebih jauh lagi menurut al-Qur’an adalah kelasnya orang-orang yang tidak pandai dalam melakukan efisiensi waktu.
Demi Waktu … sesungguhnya manusia itu benar-benar ada dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal shaleh serta saling menasehati agar selalu taat pada kebenaran dan berada dalam kesabaran – Qs. 103 al-Ashr 1 s/d 3
Hidup ini merupakan ibadah … dan karenanya kita tercipta.
Dan Aku tidak menjadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. – Qs. 51 adz-DZaariyaat 56
Ibadah tidak selalu bermakna ritual seperti sholat, haji dan berzakat … ibadah mencakup semua aspek gerak maupun diamnya kita … hidup adalah berdzikir …berdzikir baik secara lafash maupun tingkah laku … tugas kekhalifahan manusia itu merupakan ibadah yang harus ditunaikan sebagai sebuah amanah dari Allah … kita semua khalifah atas diri kita masing-masing …kitapun bisa bertindak menjadi khalifah atas orang lain saat kita mendapat kepercayaan memimpin sebuah komunitas, sebuah jemaah atau sebuah organisasi maupun perusahaan.
Tiap-tiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertanggung jawaban mengenai kepemimpinannya itu.; maka seorang pemimpin yang memimpin orang banyak adalah pemimpin yang diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya tersebut. Dan istri adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya, dan ia bertanggung jawab atas kepemimpinannya itu. Dan anak adalah pemimpin pada harta yang ada dirumah bapaknya, dan ia bertanggung jawab atas penjagaannya itu; dan hamba sahaya adalah pemimpin dalam harta tuannya dan ia bertanggung jawab atas penjagaannya itu. – Riwayat Bukhari-Muslim
Suka atau tidak suka, rela atau terpaksa kita akan berhadapan dengan perbedaan, kita akan berkonflik baik secara internal maupun eksternal.
Tidak semua yang ada dan yang keluar dari diri kita bernilai benar dan harum, kita bukan sosok malaikat yang bersifat statis, hanya mengerti mengenai kebenaran saja … kita adalah perpaduan unik dari unsur-unsur al-Haq dan Batil yang  karenanya kitapun sewajarnya untuk mawas diri, berlaku bijak atas berbagai persoalan yang ada.
Kita harus adil sekalipun adil itu berat, melelahkan bahkan menjemukan … adil bukan berarti harus sama persis antara satu dengan yang lain …. sebagai misal, saya punya dua orang anak, yang besar lelaki berusia hampir 3 Tahun dan yang paling kecil wanita berusia 5 bulan … akan menjadi sebuah perbuatan yang tidak adil bila saya membelikan keduanya susu yang sama … sebab memang nutrisi dan kebutuhan kandungan yang mereka butuhkan berbeda, anak saya yang laki-laki karena usianya lebih tua, aktivitasnya lebih banyak dia membutuhkan asupan gizi dengan susu yang berlabel 3+ keatas …sementara adiknya karena masih bayi lebih memerlukan asupan susu formula yang khusus untuk 1 tahun kebawah…. dan bila saya memberikan keduanya sesuai kebutuhan mereka maka itulah adil.
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya -Qs. an-Nisa’  4:135

Oleh : AS

posted by @Adimin

Islam Kaffah



“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semuanya kedalam Islam secara kaffah, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya dia itu musuh yang nyata bagimu.” (Qs. al-Baqarah 2:208)
Ayat diatas merupakan seruan, perintah dan juga peringatan Allah yang ditujukan khusus kepada orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang mengakui Allah sebagai Tuhan satu-satunya dan juga mengakui Muhammad selaku nabi-Nya agar masuk kedalam agama Islam secara kaffah dan agar mau melakukan intropeksi diri, sudahkah kita benar-benar beriman didalam Islam secara kaffah ?

Allah memerintahkan kepada kita agar melakukan penyerahan diri secara sesungguhnya, lahir dan batin tanpa syarat hanya kepada-Nya tanpa diembel-embeli hal-hal yang bisa menyebabkan ketergelinciran kedalam kemusryikan.
Bagaimanakah jalan untuk mencapai Islam Kaffah itu sesungguhnya ? al-Qur’an memberikan jawaban kepada kita :
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling darinya, padahal kamu mengerti.” (Qs. al-Anfaal 8:20)
Jadi Allah telah menyediakan sarana kepada kita untuk mencapai Islam yang kaffah adalah melalui ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya serta tidak berpaling dari garis yang sudah ditetapkan.

Taat kepada Allah dan Rasul ini memiliki aspek yang sangat luas, akan tetapi bila kita mengkaji al-Qur’an secara lebih mendalam lagi, kita akan mendapati satu intisari yang paling penting dari ketaatan terhadap Allah dan para utusan-Nya, yaitu melakukan Tauhid secara benar.
Tauhid adalah pengesaan kepada Allah.  
Bahwa kita mengakui Allah sebagai Tuhan yang Maha Pencipta yang tidak memiliki serikat ataupun sekutu didalam zat dan sifat-Nya sebagai satu-satunya tempat kita melakukan pengabdian, penyerahan diri serta ketundukan secara lahir dan batin.

Seringkali manusia lalai akan hal ini, mereka lebih banyak berlaku sombong, berpikiran picik laksana Iblis, hanya menuntut haknya namun melupakan kewajibannya. Tidak ubahnya dengan orang kaya yang ingin rumahnya aman akan tetapi tidak pernah mau membayar uang untuk petugas keamanan.

Banyak manusia yang sudah melebihi Iblis. Iblis tidak pernah menyekutukan Allah, dia hanya berlaku sombong dengan ketidak patuhannya untuk menghormati Adam selaku makhluk yang dijadikan dari dzat yang dianggapnya lebih rendah dari dzat yang merupakan sumber penciptaan dirinya.

Manusia, telah berani membuat Tuhan-tuhan lain sebagai tandingan Allah yang mereka sembah dan beberapa diantaranya mereka jadikan sebagai mediator untuk sampai kepada Allah. Ini adalah satu kesyirikan yang besar yang telah dilakukan terhadap Allah.
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan pendeta-pendeta mereka sebagai Tuhan-Tuhan selain Allah, juga terhadap al-Masih putera Maryam; padahal mereka tidak diperintahkan melainkan agar menyembah Tuhan Yang Satu; yang tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (Qs. al-Bara’ah 9:31)
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfa’atan, namun mereka berkata: “Mereka itu penolong-penolong kami pada sisi Allah !”. Katakanlah:”Apakah kamu mau menjelaskan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di langit-langit dan dibumi ?” ; Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (Qs. Yunus 10:18)
Penyakit syirik ini dapat mengenai dan menyertai siapa saja, tidak terkecuali didalam orang-orang Islam yang mengaku bertauhid. Untuk itulah Allah memberikan perintah internal kepada umat Muhammad ini agar sebelum mereka melakukan Islamisasi kepada orang lain, dia harus terlebih dahulu mengIslamkan dirinya secara keseluruhan alias Kaffah dengan jalan mentaati apa-apa yang sudah digariskan dan dicontohkan oleh Rasul Muhammad Saw sang Paraclete yang agung, Kalky Authar yang dijanjikan.

Bagaimana orang Islam dapat melakukan satu kesyirikan kepada Allah, yaitu satu perbuatan yang mustahil terjadi sebab dia senantiasa mentauhidkan Allah ?

Sejarah mencatatkan kepada kita, berapa banyak orang-orang Muslim yang melakukan pemujaan dan pengkeramatan terhadap sesuatu hal yang sama sekali tidak ada dasar dan petunjuk yang diberikan oleh Nabi.

Dimulai dari pemberian sesajen kepada lautan, pemandian keris, peramalan nasib, pemakaian jimat, pengagungan kuburan, pengkeramatan terhadap seseorang dan seterusnya dan selanjutnya. Inilah satu bentuk kesyirikan terselubung yang terjadi didalam diri dan tubuh kaum Muslimin kebanyakan.

Mereka lebih takut kepada tokoh Roro Kidul ketimbang kepada Allah, mereka lebih hormat kepada kyai/gus/ustadz ketimbang kepada Nabi. Mereka lebih menyukai membaca serta mempercayai isi kitab-kitab primbon dan kitab-kitab para ulama atau imam Mazhab tertentu ketimbang membaca dan mempercayai kitab Allah, al-Qur’anul Karimdan Hadist Shahih.

Adakah orang-orang yang begini ini disebut sebagai Islam yang kaffah ?  
Sudah benarkah cara mereka beriman kepada Allah ?

Saya yakin, kita semua membaca al-Fatihah didalam Sholat, dan kita semua membaca “Iyyaka na’budu waiyya kanasta’in” yang artinya “Hanya kepada Engkaulah (ya Allah) kami mengabdi dan hanya kepada Engkaulah (ya Allah) kami memohon pertolongan”.

Ayat ini berindikasikan penghambaan kita kepada Allah dan tidak memberikan sekutu dalam bentuk apapun sebagaimana juga isi dari surah al-Ikhlash :
“Katakan: Dialah Allâh yang Esa. Allâh tempat bergantung. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada bagi-Nya kesetaraan dengan apapun.” (Qs. al-Ikhlash 112:1-4)
Hanya sayangnya, manusia terlalu banyak yang merasa angkuh, pongah dan sombong yang hanyalah merupakan satu penutupan dari sifat kebodohan mereka semata sehingga menimbulkan kezaliman-kezaliman, baik terhadap diri sendiri dan juga berakibat kepada orang lain bahkan hingga kepada lingkungan.
Untuk mendapatkan kekayaan, kedudukan maupun kesaktian, tidak jarang seorang Muslim pergi kedukun atau paranormal, memakai jimat, mengadakan satu upacara ditempat-tempat tertentu pada malam-malam tertentu dan di-ikuti pula dengan segala macam puasa-puasa tertentu pula yang tidak memiliki tuntunan dari Allah dan Rasul-Nya.

Apakah mereka-mereka ini masih bisa disebut sebagai seorang Islam yang Kaffah ?  
Dengan tindakan mereka seperti ini, secara tidak langsung mereka sudah meniadakan kekuasaan Allah, mereka menjadikan semuanya itu selaku Tuhan-tuhan yang berkuasa untuk mengabulkan keinginan mereka.
“Dan sebagian manusia, ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Tetapi orang-orang yang beriman adalah amat sangat cintanya kepada Allah.” (Qs. Al-Baqarah 2:165)
Kepada orang-orang seperti ini, apabila diberikan peringatan dan nasehat kepada jalan yang lurus, mereka akan berubah menjadi seorang pembantah yang paling keras.
“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam al-Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” (Qs. al-Kahf 18:54)
“Tidakkah engkau pikirkan orang-orang yang membantah tentang kekuasaan-kekuasaan Allah ? Bagaimana mereka bisa dipalingkan ?” (Qs. al-Mu’min 40:69)
Orang-orang sekarang telah banyak yang salah pasang ayat, mereka katakan bahwa apa yang mereka lakukan itu bukanlah suatu kesyirikan melainkan satu usaha atau cara yang mesti ditempuh, sebab tanpa usaha Tuhan tidak akan membantu. Memang benar sekali, tanpa ada tindakan aktif dari manusia, maka tidak akan ada pula respon reaktif yang timbul sebagai satu bagian dari hukum alam sebab-akibat. Akan tetapi, mestikah kita mengaburkan akidah dengan dalil usaha ?

Anda ingin kaya maka bekerja keras dan berhematlah semampu anda, anda ingin mendapatkan penjagaan diri maka masukilah perguruan-perguruan beladiri entah silat, karate, kempo, dan sebagainya. Anda ingin pintar maka belajarlah yang rajin begitu seterusnya yang pada puncak usaha itu haruslah dibarengi dengan doa kepada Allah selaku penyerahan diri kepada sang Pencipta atas segala ketentuan-Nya, baik itu untuk ketentuan yang bagus maupun ketentuan yang tidak bagus.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Qs. al-Baqarah 2:216)
“Yang demikian itu adalah nasehat yang diberikan terhadap orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, karena barang siapa berbakti kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan bagi mereka satu pemecahan; dan Allah akan mengaruniakan kepadanya dari jalan yang tidak ia sangka-sangka; sebab barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadi pencukupnya. Sesungguhnya Allah itu pelulus urusan-Nya, sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap sesuatu.” (Qs. at-Thalaq 65:2-3)
Bukankah hampir semua dari kita senantiasa hapal dan membaca ayat dibawah ini dalam doa iftitahnya ?
“Sesungguhnya Sholatku, Ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan sekalian makhluk, tiada serikat bagi-Nya, karena begitulah aku diperintahkan.” (Qs. al-An’aam 6:162-163)
Anda membutuhkan perlindungan dari segala macam ilmu-ilmu jahat, membutuhkan perlindungan dari orang-orang yang bermaksud mengadakan rencana yang jahat dan keji, maka berimanlah anda secara sungguh-sungguh kepada Allah dan Rasul-Nya, InsyaAllah, apabila anda benar-benar Kaffah didalam Islam, Allah akan menepati janji-Nya untuk memberikan Rahmat-Nya kepada kita.
“Dan ta’atilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (Qs. Ali Imran 3:132)
Rahmat Allah itu tidak terbatas, Rahmat bisa merupakan satu perlindungan, satu pengampunan, Kasih sayang dan juga bisa berupa keridhoan yang telah diberikan-Nya kepada kita.
Apakah anda tidak senang apabila Tuhan meridhoi anda ? Seorang anak saja, apabila dia telah mendapatkan restu dan ridho dari kedua orangtuanya, anak tersebut akan memiliki ketenangan dan penuh suka cita didalam melangkah, apakah lagi ini yang didapatkan adalah keridhoan dari Ilahi, Tuhan yang menciptakan seluruh makhluk, yang berkuasa atas segala sesuatu ?
Jika Allah ridho kepada kita, maka percayalah Allah akan membatalkan dan mengalahkan musuh-musuh kita. Maka dari itu berkepribadian Kaffah-lah didalam Islam, berimanlah secara tulus dan penuh kesucian akidah. Dalam kajian lintas kitab, kita akan mendapati fatwa dari ‘Isa al-Masih kepada para sahabatnya mengenai kekuatan Iman :
Terjemahan Resmi: Baru: Matius: 17
17:19 Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan dia, bertanyalah mereka: “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?”
17:20 Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, –maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
al-Qur’an pun memberikan gambaran :
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Qs. 2 al-Baqarah: 186)
Kita lihat, Allah akan mendengar doa kita, Dia akan memberikan Rahmat-Nya kepada kita dengan syarat bahwa terlebih dahulu kita harus mendengarkan dan percaya kepada-Nya, mendengar dalam artian mentaati seluruh perintah yang telah diberikan oleh Allah melalui para Nabi dan Rasul-Nya, khususnya kepada Rasul Muhammad Saw selaku Nabi terakhir yang universal.
Tidak perlu anda mendatangi tempat-tempat keramat untuk melakukan tapa-semedi, berpuasa sekian hari atau sekian malam lamanya dengan berpantang makan ini dan makan itu atau juga menyimpan, menggantung jimat sebagai penolak bala, pemanis muka, atau sebagai aji wibawa.
Ambillah al-Qur’an, bacalah dan pelajarilah, amalkan isinya … maka dia akan menjadi satu jimat yang sangat besar sekali yang mampu membawa anda tidak hanya lepas dari derita dunia yang bersifat temporary, namun juga derita akhirat yang bersifat long and abide.
Yakinlah, bahwa sekali anda mengucapkan kalimah “Laa ilaaha illallaah” (Tiada Tuhan Selain Allah), maka patrikan didalam hati dan jiwa anda, bahwa jangankan ilmu-ilmu jahat, guna-guna, santet, Jin, Iblis apalagi manusia dengan segenap kemampuannya, Tuhan-pun tidak ada.
Kenapa demikian ? Sebab dunia ini telah dibuat terlalu banyak memiliki Tuhan-tuhan, semua berhala-berhala yang disembah oleh manusia dengan beragam caranya itu tetap dipanggil Tuhan oleh mereka, entah itu Tuhan Trimurti, Tuhan Tritunggal, Tuhan anak, Tuhan Bapa, Tuhan Budha dan seterusnya.
Manusiapun sudah menjadikan harta, istri dan anak-anak sebagai Tuhan, menjadikan para ulama sebagai Tuhan, menjadikan perawi Hadis sebagai Tuhan, menjadikan keluarga Nabi sebagai Tuhan dan seterusnya.
Karena itu Tauhid yang murni adalah Tauhid yang benar-benar meniadakan, menafikan segala macam jenis bentuk ketuhanan yang ada, untuk kemudian disusuli dengan keberimanan, di-ikuti dengan keyakinan, mengisi kekosongan tadi dengan satu keberadaan, bahwa yang ada dan kita akui hanyalah Tuhan yang satu, tanpa berserikat dan esa dalam berbagai penafsiran.
Itulah intisari dari Iman didalam Islam, intisari seluruh ajaran dan fatwa para Nabi terdahulu, dimulai dari Nuh, Ibrahim terus kepada Ismail, Ishak, Ya’kub, Musa hingga kepada ‘Isa al-Masih dan berakhir pada Muhammad Saw.
Itulah senjata mereka, itulah jimat yang mereka pergunakan didalam menghadapi segala jenis kebatilan, segala macam kedurjanaan yang tidak hanya datang dari manusia namun juga datang dari syaithan yang terkutuk.
Dalam salah satu Hadits Qudsi-Nya, Allah berfirman : “Kalimat Laa ilaaha illallaah adalah benteng pertahanan-Ku; dan barangsiapa yang memasuki benteng-Ku, maka ia aman dari siksaan-Ku.” (Riwayat Abu Na’im, Ibnu Hajar dan Ibnu Asakir dari Ali bin Abu Thalib r.a.)
Nabi Muhammad Saw juga bersabda :
“Aku sungguh mengetahui akan adanya satu kalimat yang tidak seorangpun hamba bilamana mengucapkannya dengan tulus keluar dari lubuk hatinya, lalu ia meninggal, akan haram baginya api neraka. Ucapan itu adalah : Laa ilaaha illallaah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Untuk itu, marilah sama-sama kita memulai hidup Islam yang kaffah sebagaimana yang sudah diajarkan oleh para Nabi dan Rasul, sekali kita bersyahadat didalam Tauhid, maka apapun yang terjadi sampai maut menjemput akan tetap Allah sebagai Tuhan satu-satunya yang tiada memiliki anak dan sekutu-sekutu didalam zat maupun sifat-Nya.
Cobalah anda ikrarkan : Apapun yang terjadi sampai saya mati akan tetap berpegang kepada Laa ilaaha illallaah.
Segera kita tanggalkan segala bentuk kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau khurafat, kita ikuti puasa yang diajarkan oleh Islam, kita contoh prilaku Nabi dalam keseharian, kita turunkan berbagai rajah dan tulisan-tulisan maupun bungkusan-bungkusan hitam yang kita anggap sebagai penolak bala atau juga pemanis diri yang mungkin kita dapatkan dari para dukun, paranormal atau malah juga kyai.
Nabi Muhammad Saw bersabda : “Barangsiapa menggantungkan jimat penangkal pada tubuhnya, maka Allah tidak akan menyempurnakan kehendaknya.” (Hadist Riwayat Abu Daud dari Uqbah bin Amir)
“Ibnu Mas’ud berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, mantera-mantera, tangkal dan guna-guna adalah syirik.” (Hadist Riwayat Ahmad dan Abu Daud )
“Sa’id bin Jubir berkata: orang yang memotong atau memutuskan tangkal (jimat) dari manusia, adalah pahalanya bagaikan memerdekakan seorang budak.” (Diriwayatkan oleh Waki’)
Percayalah, Allah adalah penolong kita.
“Sesuatu bahaya tidak mengenai melainkan dengan idzin Allah.” (Qs. at-Taghabun 64:11)
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah ni’mat Allah kepadamu tatkala satu kaum hendak mengulurkan tangannya untuk mengganggu, lalu Allah menahan tangan mereka daripada (sampai) kepada kamu; dan berbaktilah kepada Allah; hanya kepada Allah sajalah hendaknya Mu’minin berserah diri.” (Qs. al-Maaidah 5:11)
Apabila setelah kita melepaskan seluruh kebiasaan buruk tersebut kita mendapatkan musibah, bukan berarti Allah berlepas tangan pada diri kita dan kitapun bertambah mendewakan benda-benda, ilmu-ilmu yang pernah kita miliki sebelumnya.
Akan tetapi Allah benar-benar ingin membersihkan kita dari segala macam kemunafikan, menyucikan akidah kita, hati dan pikiran kita sehingga benar-benar berserah diri hanya kepada-Nya semata.
“Apakah manusia itu menyangka bahwa mereka akan dibiarkan berkata: “Kami telah beriman”, padahal mereka belum diuji lagi ?” (Qs. al-Ankabut 29:2)
“Dan sebagian dari manusia ada yang berkata: “Kami beriman kepada Allah”, tetapi manakala ia diganggu dijalan Allah, maka ia menjadikan percobaan manusia itu seperti adzab dari Allah; dan jika datang pertolongan dari Tuhan-mu, mereka berkata: “Sungguh kami telah berada bersamamu.”; Padahal bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada-dada makhluk ?” (Qs. al-Ankabut 29:10)
“Dan sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang beriman dan mengetahui orang-orang yang munafik.” (Qs. al-Ankabut 29:11)
Nabi juga bersabda : “Bilamana Allah senang kepada seseorang, senantiasa menimpakan cobaan baginya supaya didengar keluh kesahnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Bagaimana bila sebagai satu konsekwensi dari usaha kembali kepada jalan Allah tersebut kita gugur ? Jangan khawatir, Allah telah berjanji bagi orang-orang yang sudah bertekad untuk kembali pada kebenaran :
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.” (Qs.at-Taubah 9:20)
“Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik”. (Qs. ali Imran 3:195)
“Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.” (Qs. an-Nisa’ 4:74)
Kembali kejalan Allah adalah satu hijrah yang sangat berat, godaan dan gangguan pasti datang menerpa kita dan disanalah kita dipesankan oleh Allah untuk melakukan jihad, melakukan satu perjuangan, melibatkan diri dalam konflik peperangan baik dengan harta maupun dengan jiwa (tentunya ini tidak berlaku bagi mereka yang cuma melakukan teror dengan membunuh diri).
Dengan harta mungkin kita harus siap apabila mendadak jatuh miskin atau juga melakukan kedermawanan dengan menyokong seluruh aktifitas kegiatan umat Islam demi tegaknya panji-panji Allah; berjihad dengan jiwa artinya kita harus mempersiapkan mental dan phisik dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat ketidak senangan sekelompok orang atau makhluk dengan hijrah yang telah kita lakukan ini.
Apakah anda akan heran apabila pada waktu anda masih memegang jimat anda merupakan orang yang kebal namun setelah jimat anda tanggalkan anda mendadak bisa tergores oleh satu benturan kecil ditempat tidur ? Bagaimana anda memandang keperkasaan seorang Nabi yang agung yang bahkan dalam perperanganpun bisa terluka dan juga mengalami sakit sebagaimana manusia normal ?
Percayalah, berilmu tidaknya anda, berpusaka atau tidak, bertapa maupun tidaknya anda bukan satu hal yang serius bagi Allah apabila Dia sudah menentukan kehendak-Nya kepada kita.
“Berupa apa saja rahmat yang Allah anugerahkan kepada manusia, maka tidak ada satupun yang bisa menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Gagah, yang Bijaksana.” (Qs. Fathir 35:2)
Apabila memang sudah waktunya bagi kita untuk mendapatkan musibah (baik itu berupa maut dan lain sebagainya) maka dia tetap datang tanpa bisa kita mundurkan atau juga kita majukan, tidak perduli anda punya ilmu, punya jimat atau seberapa tinggi kedudukan sosial anda.
“Bagi tiap-tiap umat ada batas waktunya; maka apabila telah datang waktunya maka mereka tidak dapat meminta untuk diundurkan barang sesaatpun dan tidak dapat meminta agar dimajukan.” (Qs. al-A’raf 7:34)
“Masing-masing Kami tolong mereka ini dan mereka itu, sebab tidaklah pemberian Tuhanmu itu terhalang.” (Qs. al-Israa 17:20)
Demikianlah, semoga kita semua bisa mendapatkan hikmah dari tulisan ini.

Oleh : AS





posted by @Adimin

Mahyeldi Lepas Wisata 1001 Anak Yatim


Wakil Walikota Padang Mahyeldi, melepas keberangkatan 400 orang anak yatim dalam program Wisata 1001 Yatim ke Mifan Kota Padangpanjang di halaman Masjid Jamiatul Huda Ketaping Kecamatan Kuranji Padang, Kamis (27/6). Program Wisata 1001 Anak Yatim merupakan agenda tahunan PKPU Kota Padang.

Sebelumnya, di tahun 2012, Mahyeldi juga melepas keberangkatan program Wisata 1001 Yatim ke Kota Pariaman di stasiun Kereta Api Simpang Haru, yang pada saat itu hanya diikuti 250 orang anak yatim. “Kita menargetkan 2000 orang anak yatim untuk diberangkatkan mengikuti Wisata 1001 Yatim pada tahun 2014,” ujar Mahyeldi saat melepas keberangkatan program Wisata 1001 Yatim tersebut.

Lebih lanjut dijelaskan, untuk mensukseskan program Wisata 1001 Yatim, diperlukan dukungan seluruh masyarakat dengan meningkatkan kesadaran membayar zakat dan memberikan donasi-donasi melalui PKPU. “Dengan berwisata disaat libur sekolah, merupakan momen yang sangat tepat untuk membahagiakan anak yatim,” kata Mahyeldi.

“Apalagi kita mau memasuki bulan suci Ramadhan, tentunya kebahagian anak yatim menjadi perhatian kita bersama,” terangnya lagi.

Sementara itu, Kepala Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Kota Padang Fatih Abdul Aziez menjelaskan, program Wisata 1001 Yatim Kota Padang tahun ini memberangkatkan 400 orang anak yatim yang berasal dari panti asuhan–panti asuhan yang berada di Kota Padang, serta anak-anak yatim yang terdata di tengah-tengah masyarakat.

“Masih banyak program-program PKPU lainnya untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan masalah sosial lainnya, termasuk salah satunya program Wisata 1001 Yatim yang bertemakan “Senyum Mereka Kebahagian Kami,” terang Fatih.

Ditambahkan, pada program Wisata 1001 Yatim kali ini, berbagai kegiatan akan digelar di Mifan Kota Padang Panjang, di antaranya outbond, dan permainan-permainan lainnya. “Direncanakan ke depannya, untuk lebih semaraknya program Wisata 1001 Yatim, kita akan menggabungkan program tersebut dengan PKPU yang berada didaerah lain,” tutur Fatih.[padang-today.com]

posted by @A.history

Mahyeldi: Pesantren Ramadhan Tidak Terpisahkan dari Masyarakat


Pelaksanaan Pesantren Ramadhan di Kota Padang yang memasuki tahun kesembilan terus dievaluasi dan disempurnakan, baik dari sisi kualitas bahan ajar maupun sinergitas keterlibatan semua pihak, termasuk masyarakat, orang tua dan pemerintah.

Hal itu dikarenakan, Pesantren Ramadhan sebagai wadah pembinaan generasi muda telah menjadi kebutuhan bersama terutama bagi pelajar Kota Padang dalam menciptakan generasi yang berkarakter di masa yang akan datang.

Demikian dikatakan Wakil Walikota Padang Mahyeldi, saat membuka Pelatihan Instruktur Pesantren Ramadhan se Kecamatan Koto Tangah di Aula kantor Camat Koto Tangah, Kamis (27/6). Diikuti 200 orang instruktur dari 236 masjid dan mushalla penyelenggara Pesantren Ramadhan.

Lebih lanjut Mahyeldi menjelaskan, pola pelaksanaan Pesantren Ramadhan Kota Padang adalah memindahkan proses belajar mengajar dari sekolah ke masjid dan musholla bagi siswa yang beragama Islam, ke Gereja bagi siswa yang beragama Kristen, dan siswa yang beragama Budha dan Hindu ke tempat ibadahnya masing-masing.

“Oleh sebab itu, guru-guru sekolah tidak ada yang libur selama pelaksanaan Pesantren Ramadhan, dan mereka itu juga ikut terlibat secara aktif selama pelaksanaan Pesantren Ramadhan,” terang Mahyeldi.

Diungkapkan Mahyeldi, hasil dari evaluasi pelaksanaan Pesantren Ramadhan tahun lalu, didapatkan guru-guru sekolah kurang terdistribusi dengan baik ke masjid dan mushalla tempat pelaksanaan Pesantren Ramadhan.

“Hal itu dikarenakan, banyak dari guru-guru tersebut bermukim di wilayah yang sama, dan di tempat yang lain, malahan tidak ada guru atau hanya ada satu dan dua orang guru yang bermukim di sekitar tempat pelaksanaan Pesantren Ramadhan,” terang Mahyeldi.

Ditambahkan, pelaksanaan Pesantren Ramadhan secara bersama-sama akan dijalankan oleh instruktur Pesantren Ramadhan yang berasal dari pengurus masjid, remaja masjid, tokoh masyarakat, pemuda, guru sekolah, dan mahasiswa.

“Saya berharap kepada lurah untuk mendata guru-guru yang berada di wilayahnya, agar tidak terjadi penumpukkan guru di salah satu masjid dan mushalla,” kata Mahyeldi.

“Pesantren Ramadhan tidak bisa dipisahkan dari masyarakat, karena Pesantren Ramadhan merupakan program kita bersama, jadi keterlibatan semua pihak menentukan kesuksesaan pelaksanaan Pesantren Ramadhan,” tambahnya lagi.

Sementara itu, Camat Koto Tangah Amrita Luthan menjelaskan, Kecamatan Koto Tangah juga telah mengirimkan 40 orang instruktur Pesantren Ramadhan untuk mengikuti pelatihan instruktur tingkat Kota Padang beberapa waktu yang lalu. “Jadi jumlah keseluruhan instruktur Pesantren Ramadhan di Kecamatan Koto Tangah yang mengikuti pelatihan sebanyak 240 orang,” terang Amrita. [padang-today.com]

posted by @A.history

Aboebakar: Penerapan Penyadapan oleh KPK Harus Diatur Setingkat UU bukan SOP

Jakarta - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al-Habsy mengkritik keras kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah pimpinan Abraham Samad. Dia tidak sepakat jika KPK menerapkan penyadapan dalam sistem pemberantasan korupsi.

Menurut dia, penyadapan KPK harus diatur dalam ketentuan setingkat undang-undang (UU), bukan hanya SOP seperti yang ada di KPK. Apalagi, dia melanjutkan, MK pernah membatalkan sebagian UU ITE karena penyadapan yang belum diatur setingkat UU.

"Kenapa UU ITE dibatalkan oleh MK, ini serius saya pikir. UU KPK harus diubah bukan kita anti pemberantasan korupsi. Maksud saya UU penyadapan itu perlu khusus. Sekarang ini penyadapan antar lembaga, repot juga kita. Jangan sampai penyadapan itu bukan pencegahan tapi penjebakan," kata Aboe Bakar saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama KPK di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/6).

Seperti diketahui, sekarang KPK dengan sangat mudahnya dan semau-maunya menyadap HP seseorang tanpa memperhatikan hak pribadi pemilik HP. Misalnya seperti yang sudah dialami oleh Politikus PPP, Ahmad Yani. 
Ahmad Yani mendapatkan informasi bahwa HP-nya telah disadap oleh KPK, dia pun protes keras. “Saya mendapat informasi HP-saya disadap. Apa salah saya,” kata Yani saat rapat dengan pimpinan KPK, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/6/2013).

Menurut dia, penyadapan perlu diatur dalam undang-undang. Dia meminta agar memperjelas maksud dan tujuan KPK dalam penyadapan. “Sejak kapan orang itu mau disadap, Soal penyadapan ini saya kira perlu diklarifikasi,” tegas politikus PPP itu. [mtf/merdeka/KBRarin]

posted by @A.history

Bedah Dakwaan Kasus LHI: "Peluang Besar LHI Bebas Murni"


Bagian I
"PEMAPARAN DAKWAAN" 


by @Eli_Dwina

Tentang Yudi Setiawan... 
   
Disebutkan bhw Yudi Setiawan itu bla... bla.. bla... Gitu ya? 
   
Begini. Faktanya nama Yudi Setiawan tidak masuk ke dalam Dakwaan LHI. Nama ini masuk dlm Dakwaan ke-2 utk AF. 
   
Menarik memang. Dlm kasus LHI-AF ini, keduanya didakwa dg 2 Dakwaan: Tipikor (Tindak Pidana Korupsi/TPK) & TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang), dimana Dak-TPK berbentuk alternatif dg 3 lapis pasal.
   
Utk Dakwaan TPK, LHI-AF didakwa bersama-sama/turut serta dg penuntutan dilakukan terpisah. Sidang di hari sama. Irit. Hihi.. 
   
Dakwaan-TPK LHI-AF, terkait dg menerima hadiah/janji pdhl patut diduga berkaitan dg jabatan. Jelas ya, gak ada kaitaninflasi daging, hihi..
   
Sekarang kita masuk ke konstruksi yg disusun dalam Dakwaan.
   
1. PU mengkonstruksi bhw LHI-AF saling kenal dan bersahabat sejak 1985 di Arab. Pernah mendirikan PT bersama.
   
2. PT yg didirikan LHI-AF, tidak aktif sejak 2005. Th 2007-2009, AF malah tdk di Indonesia krn dihukum di luar negri.
   
3. PU "tiba-tiba" mengkonstruksi bhw AF memdampingi LHI di berbagai kegiatan dan disebutkan sbg orang kepercayaan LHI.
   
4. Ini penting: 5 Okt 2011, di Grand Hyatt, Elda melakukan pertemuan dg Maria Elizabeth membahas upaya penambahan kuota impor daging sapi.
   
Terkait angka 4 tadi, jelas kan siapa yg berinisiatif menambah kuota impor? Nah, yg satu masih saksi, satunya sudah TSK.
   
5. Selanjutnya, Nov 2012, Elda mempertemukan Maria dg AF di Angus Steak. Di situ, Maria menyampaikan permintaan bantuan.
   
6. AF mengarahkan Maria utk membuat surat permohanan yg ditujukan ke Mentan, yg prosesnya akan dipantau AF.
   
7. Tgl 8 Nov 2012, Indoguna mengajukan permohonan ke Mentan utk penambahan kuota 500 ton. Hasilnya: Ditolak!
   
8. Krn penolakan ini, AF minta ke Elda agar Maria kembali mengajukan permohonan kuota dg mengikutsertakan 3 anak perusahaannya.
   
9. Tgl 27 Nov 2013, Indoguna dan 3 anak perusahaannya, mengajukan kembali ke Mentan utk penambahan kuota impor 5.150 ton.
   
10. Apa hasil pengajuan kedua ini? Sama. Ditolak juga...
   
11. Krn penolakan kedua ini, AF, Elda dan Maria bertemu membahas pengajuan kembali. Kali ini lebih besar, 8000 ton.
   
12. Tgl 18 Des 2012, Maria memerintahkan Juard selalu Direktur Indoguna dan Ketua Aspidi mengajukan 5 surat permohonan penambahan kuota.
   
Betul. Maaf, typo. “@Kasimjr: 2012 "@eli_dwina: 9. Tgl 27 Nov 2013, Indoguna dan 3 anak perusahaannya, mengajukan kembali ke Mentan
   
13. Ke-5 surat permohonan diajukan ke Kementan. Lalu, Maria perintahkan Juard buat surat atas nama Aspidi ditujukan ke Menko Perekonomian.
   
14. Saat itu, belum ada SK Menko Perekonomian penetapan penambahan kuota impor. Jelas kan, siapa yg menetapkan kuota impor daging?
   
Tambahan utk poin 13-14, pd sidang Juard, terungkap bhw yg menyuruh membuat surat permohonan ke Menko Perekonomian adlh Elda.
   
15. Utk meloloskan permohonan, AF minta LHI bertemu Maria dan Elda. LHI mengarahkan Maria utk menyiapkan data sbg bahan diskusi.
   
Tidak ada penambahan apapun. “@IrwanDion: @eli_dwina jadi kuota untuk indoguna bertambah berapa?”
   
Baik, dilanjutkan ya. Oh ya.. Ini dakwaan lho. Asli. Sesuai yg dibacakan PU di sidang LHI dan AF utk Dak pertama.
   
16. Tg 28 Des 2012, AF kembali melakukan pertemuan dg Maria dan Elda. Di situ AF berjanji akan membantu pengurusab penambahan kuota.
   
17. Tgl 8 Jan 2013, AF menelepon Zaky, minta supaya LHI diberitahu bhw info de Elda, Indoguna sudah memasukkan permohonan.
   
18. Tgl 9 Jan 2013, AF menelepon LHI menanyakan rencana mempertemukan Mariandg Mentan.
   
19. LHI minta kpd AF agar Maria menyiapkan data yg meyakinkan Menteri bhw data BPS tidak benar.
   
20. LHI kemudian memberitahu AF akan adanya acara di Medan, tgl 11 Jan 2013. Maria juga diberitahu bhw ada Mentan dlm acara itu.
   
21. AF meminta kpd Elda biaya transportasi dan akomodasi, yg kemudian oleh Elda dimintakan ke Maria.
   
22. Tgl 10 Jan 2013, LHI menghadirk tu tokoh di Medan. Termasuk di acara itu hadir Mentan.
   
23. AF, Elda, Maria menginap di Aryaduta, Medan. Maria kemudian menitipkan data itu ke Soewarso.
   
24. Thl 11 Jan 2013, dilakukan pertuan di Aryaduta, hadir LHI, Mentan, AF, Maria dan Suwarso.
   
25. LHI menyampaikan pd Mentan bhw Maria akan menyampaikan data terkait krisis daging sapi yg menyebabkan harga tinggi.
   
26. Suswono memanggapi paparan Maria dg menyatakan data itu tidak valid. Suswonointa dilakukan uji publik.
   
27. Maria juga menyampaikan pd Suswono bhw telah terjadi jual-beli Surat Persetujuan Impor (SPI).
   
28. Suswono langsung minta agar Maria menyerahkan data perusahaan yg melakukan jual-beli SPI itu.
   
29. Selanjutnya, Elda dan Maria bertemu dg Suharyono, Kepala PPVTPP Kementan utk minta data Rekapitulasi Permohonan Penerbitan (RPP)...
   
30. ... terkait perusahaan yg melakukan praktik jual-beli SPI.
   
31. Melalui Achdiat Basari, data itu diserahkan ke LHI berikut surat permohonan dr Indoguna.
   
32. Tgl 18 Jan 2013, LHI menyampaikan akan menemui Suswono, dan bertanya ttg perusahaan yg ditandai lingkaran merah.
   
33. AF menghubungi Elda dan menanyakan maksud lingkaran merah itu. Dijawab bhw itu tanda importir seperti yg pernah diceritakan.
   
34. Tgl 28 Jan 2013, AF melakukan pertemuan dg Maria dan Juard di Sency. AF minta Maria mewujudkan komitmennya utk pengurusan itu.
   
35. Tgl 29 Jan 2013, AF menemui Juard dan Arya Abdi di kantor Indoguna dan menerima uang Rp 1 M yg disimpan di mobil.
   
36. Selanjutnya AF ke Hotel Le Meridien bertemu dg Mhr. Mobil ada di tempat parkir.
   
37. Pada saat itulah AF ditangkap...
   
38. Pada hari yg sama, LHI menghubungi Rozi utk meminta data update ttg kebutuhan impor pada Elda dan memberikan pd Soewarso.
   
39. Setelah itu, LHI diperiksa dan langsung ditahan.
   
Ini konstruksi Dakwaan Kesatu utk LHI dan AF, yg disusun dg model alternatif menggunakan tiga pasal berlapis utk LHI.
   
Selanjutnya, Dakwaan Kedua terkait dg TPPU (Pencucian Uang)...
   
Tapi, banyak banget deh... Hihihi...
   
Emmm, cuma karena ada Pak @ainulsyamsu, saya tulis konstruksi awalnya saja ya, Pak...
   
1. Dakwaan Kedua utk TPPU, dikonstruksi dari masa LHI menjabat sbg pejabat negara, yaitu September 2004-Oktober 2009.
   
2. Bhw LHI sbg org dinilai telah melakukan beberapa perbuatan yg harus dipandang sbg perbuatan berdiri sendiri...
   
3.... sehingga merupakan kejahatan, yg dengan sengaja menempatkan, memtransfer, membayar/membelanjakan, menghibahkan...
   
4... menitipkan harta kekayaan yg diketahuinya atau patut diduga merupakan Tipikor, baik atas namanya atau pihak lain.
   
5. Berdasarkan Berita Negara th 2003, diketahui bhw LHI sbg anggota DPR memiliki harta Rp 300 jutaan.
   
Sudah dibacakan di sidang terbuka. “@TavipGanefo: Dakwaan ini termasuk dokumen terbuka untuk publik bukan? @febridiansyah”
   
6. Juga harta tidak bergerak, harta bergerak, Giro dan setara kas, piutan dan hutang.
   
7. Disebutkan juga ttg sumber penghasilan sbg anggota DPR dan tunjangan sbg Presiden partai.
   
8. Nah, konstruksi TPPU disusun dari adanya transaksi pd Maret 2007-Desember 2008, dlm bentuk pembelian mobil dan tanah...
   
9... yg kemudian diserahkan kpd orang lain. Dimana, nilai transaksi tidak tercatat dlm LHKPN.
   
10. Daei transaksi2 tsb, LHI diketahui atau patut diduga sbg hasil tindak pidana korupsi berkaitan dg tugas dan jabatannya sbg anggota DPR.
   
Untuk TPPU-nya segitu saja. Karena soal transaksi, nanti di persidangan saja.

Bagian II
"MEMBEDAH DAKWAAN LHI"


by @ainulsyamsu
Founder & Senior Partner of Syamsu Hamid & Partners: Attorneys and Counsellors at Law
Anggota Majelis Hukum & HAM PP Muhammadiyah


Setelah membaca twit Bu @eli_dwina tentang dakwaan LHI, saya jadi bertanya2 kemana arah dari dakwaan itu?

(@eli_dwina: Memaksimalkan ancaman pidana. )

Hukum pidana seperti mundur ke belakang ya karena berorientasi kepada pidana berat saja...

(@eli_dwina: Kan declare-nya: "Miskinkan koruptor, bukan berantas korupsi utk keadilan")

Sedih ya Bu @eli_dwina karena melanggar asas proporsional dan melampaui batas kesalahannya...

(@eli_dwina: Saya berusaha mencari jawabnya juga, pak… @ainulsyamsu: Sedih ya, karena melanggar asas proporsional dan melampaui batas kesalahannya...”)

Apakah hanya LHI dan AF yang target dari dakwaan tersebut ataukah juga akan melibatkan pejabat Kementan?

Jika hanya LHI dan AF, kenapa peran LHI yang begitu kecil bisa dijadikan sandaran dakwaan PU?

Secara umum, pasal TPK yang didakwakan mensyaratkan status sbg penyelenggara negara dg kewenangannya, baik disalahgunakan maupun tidak...

Meski tidak disalahgunakan, keterkaitan antara status sebagai penyelenggara negara & kewenangannya harus tetap ada bahkan menjadi keharusan

Contoh sederhana pasal 11 itu adalah seorang polisi yang menerima duit untuk tertibkan lalu lintas..

Meski kewenangan dan kewajiban dilaksanakan, itu tetap keliru dan memenuhi rumusan delik Pasal 11 karena...

Statusnya sebagai polisi berhubungan dengan kewenangan, di mana ia menerima uang untuk itu. Jika tidak ada hubungan, maka bukan strafbaar...

Jadi yang menjadi catatan penting adalah hubungan status dg kewenangan.

Nah yang saya heran, hubungan status dengan kewenangan itu sama sekali tidak nampak dalam dakwaan (LHI)...

Bagaimana bisa nampak kalo yang bersangkutan saja tidak berwenang? Jadi hubungan status dan kewenangan ya mustahil...

Apalagi peristiwanya hanya "berjalan di tempat" karena selalu ditolak. Dan proses sebelum penolakan pun, LHI tidak punya peran suap...

(@kusuma_putri99: dalam dakwaan, pengajuan penambahan kuota ditolak kementan. Jd siapa penguasa penambahan kuota daging?)

nah itu, kenapa dua "penguasa" yang lain juga gak diproses? (menteri perdagangan + menkoperekonomian)

Sekali lagi jika pihaknya hanya LHI dan AF, maka sama sekali tidak strafbaar... Tapi kenapa fakta itu ttp digunakan dalam dakwaan??

Jika pihaknya adalah LHI+AF dan Kementan juga tidak terpenuhi. Kan ditolak beberapa kali...

Jika keduanya (Maksud saya dua konstruksi hukum) tidak terpenuhi, lantas apa sebenarnya tujuan dakwaan itu? Jangankan tindak pidana, percobaan pun tidak terpenuhi..

Percobaan itu harus penuhi 3 syarat: niat (subyektif), permulaan pelaksanaan yg secara obyektif dekat dg tujuan, perbuatan itu melawan hukum.

Nah dari konstruksi dakwaan PU ada nggak yang penuhi 3 syarat itu? Nggak ada. Lagi pula percobaan bukan tindak pidana asal.

Predicate crime itu delik selesai...

(@eli_dwina: Semoga hakimnya berani.)

Betul Bu. Sangat diharapkan.

Nah tentang dakwaan TPPU juga ada pertanyaan besar...

Sebelum ke TPPU, saya mau tanya: rapat, telponan itu melanggar hukum nggak? Nggaklah...

Nah fakta dalam dakwaan TPPU ini tidak berhubungan sama sekali dg TPK yg didakwakan dlm dakwaan I ... Aneh... *kening berkerut

Tujuan dakwaan kumulasi TPPU supaya keduanya dapat dibuktikan dalam rangkaian yg berkisambungan...

Keanehan hukum lainnya adalah bahwa TPPU didasarkan jabatan dan perolehan dana yang sah menurut hukum...

Sejak kapan jadi anggota DPR, nggak boleh? Dapat gaji anggota dewan, nggak boleh? Digaji partai, nggak boleh? Digaji LSM aja boleh kok..

Keanehan lain, bagaimana mungkin TPPU disandarkan kepada proses administratif, LHKPN? Gak sesuai LHKPN sudah pasti salah tanpa menelusuri ..

Tanpa menelusuri sumber perolehan dana sesungguhnya untuk pastikan melanggar hukum atau tidak...

Inilah efek buruk jika "hasil tindak pidana" tidak dibuktikan... Anda punya uang banyak dan ditaro di bank akan jadi tindak pidana.

Itulah pentingnya unsur "hasil tindak pidana" untuk membatasi agar orang yg berhak tidak terkena pasal TPPU...

(Dak I penambahan kuota sapi ditolak, tidak terjadi. Dak II asal uang disangkakan dari gaji DPR dan gaji partai.)

Kesimpulannya: Dakwaan I (Suap) rusak. Dakwaan II (TPPU) lebih rusak lagi...

Dakwaan TPPU lebih parah karena yg banyak dibahas adalah gaji DPR, gaji partai dan LHKPN....

(@IrwanDion: jika PU (Penuntut Umum) tidak dapat membuktikan secara sah dan meyakinkan hanya mendakwa patut diduga atau diketahui, gimana mas?)

Tidak bisa buktikan: bebas.

Dakwaan bukanlah kebenenaran hukum, tetapi hanya kebenaran informatif versi PU, sebagaimana pleidoi bagi Penasihat Hukum...

Kebenaran informatif akan dipilah dan dibuktikan untuk mencapai kebenaran hukum berdasarkan putusan pengadilan...

Oleh karena itu, peradilan tidak hanya "mencari kebenaran" tetapi harus "menentukan kebenaran" diantara kebenaran subyektif lainnya...

_____
Untuk berdiskusi dengan dua narasumber diatas silakan folow dan pantengin TL twiter Bu @Eli_Dwina dan Pak @ainulsyamsu


*pkspiyungan


posted by @A.history

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger