Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
March 08, 2015
posted by @Adimin
Atraktif Dalam Berdakwah
Written By Sjam Deddy on 08 March, 2015 | March 08, 2015
Bekal yang terpenting dari semuanya adalah, seorang pendakwah harus sesuai ucapan dan perbuatannya
MENJADI seorang Muslim
yang baik bukanlah semata-mata hanya taat shalat, puasa, zakat, haji,
dan melimpahnya jumlah hitungan tasbih. Tetapi tak kalah pentingnya
adalah sejauh mana manfaatnya kepada orang lain.
Kesalehan individu harus dibarengi dengan
koreksi terhadap kesalahan orang lain karena bencana bukan hanya
diperuntukkan kepada orang-orang yang tidak saleh saja.
Dalam Al-Quran Surat Al- ‘Ashr [103]:1-3) dijelaskan dengan gamblang bahwa, “Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta nasihat
menasihati supaya mentaati kebenaran dan kesabaran.” Dalam sebuah hadis
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah besabda, “Manusia
bergantung kepada Allah, yang lebih dicintai-Nya adalah mereka yang
bermanfaat bagi sesamanya.”
Jadi Muslim yang baik, beruntung dan tidak
buntung adalah, mereka yang melengkapi perbuatan baiknya dengan
keimanan, kesabaran, dan selalu nasihat-menasihati dalam menunjukkan
kebenaran ajaran Islam serta kesabaran dalam menjalankan ibadah kepada
Allah. Dengan itu, seorang Muslim dapat bermanfaat kepada Muslim
lainnya, makin berkualitas nasihat yang kita sampaikan, makin tinggi
pula nilainya di sisi Allah.
Makin menarik metode dalam memberikan nasihat, makin ramai pula peminat nasihat, dan tentunya amal kita juga makin meningkat.
Siapa yang menunjukkan satu perbuatan baik
kepada orang lain, niscaya ia akan turut mendapatkan pahala sebagaimana
yang melakukakannya, tidak berkurang sedkit pun, dan barang siapa yang
menunjukkan jalan kesesatan, niscaya dosanya persis dengan orang yang
mekakukan dosa itu tak kurang sedikit pun. Demikian Nabi bersabda.
Dakwah Atraktif
Islam sebagai agama misi mengharuskan ada
segolongan orang yang melakukan kerja-kerja dakwah secara profesional
dan atraktif, sehingga umat mendapat pencerahan dan bimbingan sesuai apa
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam
bersama para sahabatnya: amar ma’ruf nahi munkar.
Orang yang terlibat dalam dakwah adalah manusia pilihan yang menjadi pewaris para nabi (waratsatul anbiya’).
Karena sentuhan para dai sehingga agama ini tetap eksis di muka bumi.
Untuk itulah, para dai perlu bekal yang cukup sebelum terjun dalam
masyarakat luas, bukan hanya sekadar memiliki satu-dua buku kumpulan
khutbah Jum’at lalu terjun bebas berdakwah tanpa ilmu yang memadai dan
pengetahuan tentang metodologi dakwah yang mumpuni. Kita tidak butuh dai
yang fakir materi dan miskin metode.
Penguasaan materi adalah hal mutlak yang
harus dimiliki seorang dai, dalam ajaran Islam, ada tiga perkara inti
yang harus diketahui setiap Muslim, yaitu ‘ilmu ushuluddin, atau landasan ajaran agama (tauhid), ‘ulum as-syariah,
atau ilmu yang berhubungan dengan tata cara beribadah (kepada Allah)
dengan baik dan benar, serta ilmu muamalat, termasuk di dalamnya adab
berinteraksi sesama makhluk Allah di muka bumi yang sebagian ulama
menamai at-tashawwuf wal akhlaq.
Jika para rasul mendapatkan materi dari
Allah melalui wahyu, maka manusia biasa seperti kita harus mendapatkan
ilmu dengan cara belajar dan membaca. Para dai harus memiliki keilmuan
yang syumul (komprehensif) sehingga dakwahnya selain kaya
materi juga harus selalu situasional. Tidak mesti benar-benar ahli dalam
satu bidang, tetapi minimal harus tau bidang-bidang tertentu yang
sering menjadi tema pembahasan. Penceramah tidak mesti seorang pakar
hadis untuk mengutif sebuah hadis, tapi ia harus tau kedudukan sebuah
hadis dan cara menerangkan (matan) isinya dengan benar.
Ketika para dai banyak membaca, maka
mereka akan sanggup memimpin umat Islam. Jika umat Islam membaca lebih
banyak lagi, maka mereka akan memimpin peradaban umat manusia. Sungguh
sebuah ironi, karena faktanya: orang-orang Barat (Kristen) banyak
membaca, sedang umat Islam sedikit membaca! Selain itu, kita belajar
untuk membaca, sedang Barat membaca untuk belajar.
Selain materi, penguasaan metode berdakwah juga tak kalah pentingnya. Dalam ilmu komunikasi kita kenal “Fannul Khithobah”
seni berpidato. Ilmu ini juga tak kalah pentingnya, karena seorang
orator kendati menguasai materi sebanyak apa pun, namun jika terserang
‘demam panggung’ semuanya akan sia-sia. Atau seorang dai yang tidak tau
metode dakwah sehingga para jamaah salah paham dan berbalik
memusuhinya, ini jauh lebih fatal.
Tak Memburu Kemewahan Dunia
Hisham Altalib, dalam “Training Guide for Islamic Workers,
1991” menulis sebuah cerita tentang seorang ustad yang mahir mendidik
para santrinya untuk berdakwah. Enam bulan teori –pembekalan materi—dan
tiga bulan untuk praktik-lapangan. Seorang siswa yang percaya diri telah
menyelesaikan bagian teori merasa bahwa dia akan dapat mengerjakan
praktiknya sendiri. Sang ustad mengingatkan, tapi tidak digubris. Dia
telah memilih sebuah desa nun jauh untuk melakukan praktik dakwahnya
sendiri. Pada hari Jumat pertama di desa itu, seorang imam gadungan
menyampaikan satu khutbah yang penuh dengan kebohongan tentang Allah dan
Rasul-Nya.
Santri tersebut berdiri dan berteriak
dengan lantang, ‘Imam itu pembohong! Allah dan Rasul-Nya tidak
mengatakan demikian!’ Sang Imam pun menjawab, ‘Pemuda itu kafir dan
harus dihukum!’ Para hadirin shalat jumat bersatu menyerang santri itu
secara membabi buta.
Ia pun kembali pada ustad dengan balutan dan tulang yang remuk (babak belur). Ustad berkata padanya, ‘Akan kutunjukkan padamu praktik dakwah yang baik dan atraktif.’
Jumat selanjutnya, mereka pergi ke masjid
yang sama dengan imam yang sama menyampaikan khutbah serupa. Setelah
mendengar khutbah, sang ustad berdiri dan berkata, ‘Imam kalian adalah
lelaki penghuni surga. Setiap orang yang mengambil rambut dari
jenggutnya akan mendapatkan surga!’
Seketika, para jamaah Jumat menyerang
janggut sang imam dan setiap orang menarik satu rambut dari jenggutnya
sampai gundul, darah pun bercucuran. Ustad lalu membisikkan kata-kata
kepada Imam gadungan, ‘Akankah Anda berhenti berbohong tentang Allah dan
Rasul-Nya? Atau Engkau ingin hukuman tambahan?’ Sang imam mengaku salah
dan bertobat. Santri itu menyadari kekeliruannya, dan memohon pada
ustad agar diberi waktu tambahan tiga bulan untuk praktik berdakwah.
Teori dan praktik dua adalah kutub yang beda.
Bekal yang terpenting dari semuanya adalah, seorang pendakwah harus sesuai ucapan dan perbuatannya. Tidak lazim membahas tema fadhilatul ju’
keutamaan berlapar-lapar sementara dia sendiri tidak pernah kelaparan;
menekankan keutamaan shalat berjamaah sementara ia hanya berjamaah di
hari Jumat; menekankan keutamaan berpoligami sementara dirinya belum
punya istri walau hanya satu. Inilah yang dimaksud dalam Al-Quran (QS.
61:2), lima taquluna ma la taf’alun, Mengapa kamu katakan sesuatu yang tidak kamu laksanakan?
Hingga saat ini, umat Islam masih tetap
memandang bahwa para dai adalah harapan, cita-cita, dan penyelamat
bangsa dan umat, mereka adalah agent of change.
Salah satu ciri kian dekatnya hari kiamat
adalah, jika para dai ramai-ramai menetap di kota untuk memburu kemewahan
dunia, dan pada saat yang sama para misionaris berramai-ramai masuk
kampung untuk menyelamatkan ‘domba-domba’ sesat.
Wallahu a’lam!
Penulis adalah pemerhari pendidikan Islam dan aktivis dakwah
posted by @Adimin
March 08, 2015
Silaturahim Wako Padang bersama Struktur DPD dan DPC PKS
pkspadang.com : Dalam rangka menyerap masukan dari seluruh elemen yang ada dalam masyarakat, baik dari masyarakat umum maupun dari kader PKS sendiri maka, setiap bulan pada pekan pertama DPD PKS Padang mendapat
kehormatan bersilaturahim dgn walikota Padang. Kegiatan ini dilakukan pada hari kamis
setelah ashar.
Dalam kegiatan tersebut di hadiri oleh struktur DPD dan DPC PKS se kota Padang. Mahyeldi selaku Walikota menyambut baik adanya acara ini.
Pada pertemuan perdana rombongan tim DPD dan DPC di kepalai
oleh Ustad Arwim, wakil ketua DPD.
Kegiatan ini di harapkan terus bertahan kedepannya.
Mahyeldi menceritakan perkembangan dan pelaksanaan program pemko Padang. Ia berharap dengan
pertemuan ini terjadi sinergi antara program yg telah di rencanakan dengan keinginan masyarakat dan kader secara keseluruhan, sehingga program program tersebut setidaknya bisa memenuhi keinginan masyarakat kota Padang.
Pada sesi tanya jawab, banyak pertanyaan yg muncul dari baik dari perwakilan DPD maupun dari Ketua
ketua DPC. Pertanyaan yang di lontarkan terkait dengn penerapan program di lapangan, serta berbagai keluhan dari masyarakat.
Semua pertanyaan di respon baik oleh walikota, beliau sangat
senang mendapat laporan secara langsung dari kader kader PKS.
salahsatu contoh program yang banyak mendapatkan pertanyaan adalah tentang dana kematian, karena adanya surat adaran dari presiden melalui
kemendagri yang menyatakan tidak ada bansos. sehingga program tersebut berdasarkan undang undang dengan sangat terpaksa tidak bisa terlaksana padahal sudah di anggarkan sebesar 2 milyar.
Semoga pertemuan tersebut bisa dijadikan ajang Wattawa shoibil haq watawa showbishsabr.
posted by @Adimin
Label:
SEPUTAR PKS,
TOPIK PILIHAN