Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
May 08, 2017
posted by @Adimin
Akhir Zaman: Lebih Baik Kalah tapi Selamat
Written By NeoBee on 08 May, 2017 | May 08, 2017
Di
hari-hari yang penuh fitnah masih ada orang-orang yang tetap teguh memegang
keimanannya dengan kebenaran dan kesabaran.
Dari
Abu Hurairah ra, bersabda Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wassallam:
يَأْتِي
عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يُخَيَّرُ فِيهِ الرَّجُلُ بَيْنَ الْعَجْزِ وَالْفُجُورِ
فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ الزَّمَانَ فَلْيَخْتَرْ الْعَجْزَ عَلَى الْفُجُورِ
“Akan
datang pada kalian semua suatu zaman di mana seorang laki-laki akan dihadapkan
pada pilihan antara kondisi ketidakmampuan dan kemaksiatan di mana-mana.
Barangsiapa yang mendapatkan zaman tersebut maka hendaknya dia memilih sebagai
pihak yang tertekan daripada harus melakukan tindakan kemaksiatan. [HR. Ahmad, hadits no. 7686.
Al-Haitsami menyatakan hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Ya‘la dari
seorang syaikh yang sanadnya berakhir pada Abu Hurairah ra. Sedangkan para
perawinya adalah orang-orang yang terkenal tsiqah. [Majma‘ Az-Zawâ’id (7/287)].
Merujuk
kembali pada apa yang pernah dikatakan oleh Ahmad Thomson tentang jenis
masyarakat ketiga, yakni masyarakat jahiliyah yang jauh dari syari’at dan jauh
dari keselerasan alam semesta. Hidup dalam atmosfir peradaban Dajjal yang
sistemik telah membuat banyak orang berada pada posisi yang dilematis. Larut
dalam arus global kadangkala memang menjanjikan keuntungan duniawi yang besar,
namun bersamaan dengan itu larut pula identitas keimanan kita karena telah
melebur dalam kekufuran.
Ada
seorang kawan yang curhat paska PHK yang menimpa dirinya. Demi menyambung
hidupnya, ia memutuskan untuk menjual susu segar dengan membuka lapak / warung
tenda di pinggir jalan. Malam itu pembelinya adalah dua orang pemuda dan pemudi
yang hanya memesan segelas susu. Butuh satu jam lebih bagi keduanya untuk
menghabiskan susu itu, lantaran di sela-sela menikmati susu itu keduanya juga
sedang ‘menikmati’ dunia cinta mereka yang sedang merah jambu. Kawan penjual
susu ini tentu saja merasa resah, satu jam lebih ia dipaksa menonton adegan pacaran
konsumennya. Menjual susu segar tentu halal dan legal, namun bila setiap hari
harus dipaksa menikmati ‘tayangan life’ pasangan muda-mudi semacam itu, tentu
saja bisa mengancam keselamatan imannya.
Di
luar sana, masih ribuan contoh lain yang menggambarkan kondisi dilematis
seorang muslim saat harus berhadapan dengan system jahiliyah; suap, bohong,
manipulasi, riba, maksiat dan kejahatan lainnya, terutama yang berkaitan erat
dengan transaksi bisnis dan muamalah.
Hadits
di atas memberikan isyarat terkait merajalelanya kezhaliman dan kemaksiatan di
muka bumi dalam seluruh sendi kehidupan. Kondisi yang demikian itu
mengakibatkan seorang muslim dihadapkan pada pilihan sulit.
Namun
demikian, Rasulullah Shalallahu
’Alaihi Wassallam mengingatkan agar seorang mukmin memilih yang
lebih rendah, yaitu kondisi tertekan. Mungkin ia dianggap kalah secara dunia,
namun sejatinya ia telah memenangkan akhiratnya.
Nubuwat
di atas juga dikuatkan dengan hadits lain yang menggambarkan bukan hanya ujian
eksternal saja yang akan dihadapi oleh seorang mukmin. Namun ada juga ujian
internal dari dalam dirinya berupa sifat kikir dan mengikuti hawa nafsu. Inilah
kombinasi ujian yang membuat seorang mukmin yang tetap sabar berpegang pada
syariat seperti mereka yang menggenggam bara.
Dari
Abu Umaiyyah Asy-Sya‘bani ra, dia berkata: Aku pernah mendatangi Abu Sya‘labah
Al-Khusyani dan bertanya kepadanya,
“Bagaimana pendapatmu mengenai ayat ini?” Dia bertanya, “Ayat yang mana?” Maka
aku pun membaca ayat: “Hai
orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian, tiadalah orang yang sesat itu
akan memberi madharat kepada kalian apabila kalian telah mendapat petunjuk.
(Al-Mâ’idah [5]:105).” Maka dia pun menjawab, “Demi Allah, engkau telah
menanyakannya kepada orang yang ahli tentangnya. Aku pernah menanyakan makna
ayat ini kepada Rasulullah saw. Maka, beliau bersabda,
بَلْ
ائْتَمِرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنَاهَوْا عَنْ الْمُنْكَرِ حَتَّى إِذَا رَأَيْتَ
شُحًّا مُطَاعًا وَهَوًى مُتَّبَعًا وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي
رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ بِخَاصَّةِ نَفْسِكَ وَدَعْ الْعَوَامَّ فَإِنَّ
مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامًا الصَّبْرُ فِيهِنَّ مِثْلُ الْقَبْضِ عَلَى الْجَمْرِ
لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ
عَمَلِكُمْ
‘Teruskanlah
olehmu untuk selalu melakukan amar makruf nahi munkar hingga engkau akan
menyaksikan kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diperturutkan, kehidupan
dunia yang diutamakan, serta orang-orang yang terpesona terhadap berbagai
pendapat yang dikeluarkannya. Hendaknya kamu hanya bergaul dengan orang-orang
yang searah denganmu dan jauhilah orang-orang yang awam. Sebab setelah zamanmu
itu akan datang suatu zaman penuh cobaan di mana orang yang memegang teguh
agamanya ibarat menggenggam bara api. Ketahuilah, saat itu orang yang terus
berusaha untuk memegangi agamanya maka pahalanya sama dengan 50 orang yang juga
melakukan hal yang sama dari kalian’.[1] [ HR. Abu Dawud, Al-Malâhim,
hadits no. 4319]
Hadits
di atas menjelaskan bahwa di hari-hari yang penuh ekstra kesabaran (ayyamush shabr)
tersebut masih ada orang-orang yang tetap teguh memegang keimanannya dengan
kebenaran dan kesabaran. Mereka inilah yang hidup dalam keterasingan yang yang
dijanjikan keselamatan dan kemenangan. Mereka itu orang-orang yang akan
mendapatkan pahala yang amat besar dari Allah Subhanahu Wata’ala sebagai balasan atas
keteguhan mereka dalam memegang agamanya.
Nubuwat
di atas memang bernada ancaman, namun di dalamnya juga mengandung bisyarah /
kabar gembira yang menakjubkan. Jika di masa itu Allah mengkaruniakan kita
kesabaran, maka itulah zaman dimana kita akan menuai kebajikan 50 kali lipat
generasi para sahabat. Semoga Allah menyelamatkan kita dari beratnya ujian di akhir
zaman.
posted by @Adimin
Label:
SLIDER,
TOPIK PILIHAN