pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

ODOJ Pecahkan Rekor Dunia

Written By Sjam Deddy on 04 May, 2014 | May 04, 2014


Komunitas One day One Juz (ODOJ) hari ini, Ahad (4/5) menyelenggarakan Grand Launching komunitas tersebut di Masjid Istiqlal, Jakarta. Lebih dari 30.000 anggota ODOJ atau yang akrab disapa ODOJers menghadiri acara tersebut dan membaca Al-Qur'an secara berjamaah.

Hal ini menarik perhatian Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk mencatatnya sebagai rekor baru.

"Saya belum pernah mendengar ada peristiwa sedahsyat ini di dunia," ujar Direktur MURI Jaya Suprana sebelum memberikan piagam rekor tersebut.

Dia mengatakan, awalnya dia akan memberikan rekor ini sebagai rekor Indonesia, akan tetapi setelah dia mengetahui bahwa peristiwa berkumpulnya puluhan ribu orang dan membaca Al-Qur'an secara bersama-sama ini belum pernah terjadi di negara manapun, oleh karena itu Jaya Suprana memberikan rekor dunia untuk komunitas ODOJ ini.

"Dengan sangat menyesal, saya tidak bisa memberikan perisitiwa ini dengan rekor Indonesia, akan tetapi dengan rekor dunia," ujar Jaya yang disambut pekikan takbir oleh para jamaah.

Menurut Jaya, karena ODOJ ini merupakan gerakan dunia, maka diharapkan seluruh dunia mendukung gerakan ini.

Pada acara Grand Launching ODOJ tersebut juga dibacakan deklarasi ODOJ. Teuku Wisnu dan Oki Setiana Dewi didaulat sebagai Duta ODOJ


posted by @Adimin

Applause untuk PKS


Fahmi Irhamsyah
Pengamat Politik UNJ

Hari ini perlu juga rasanya kita berikan Applause pada satu partai yang menurut sebagian pengamat akan "gugur" dalam pemilu ini. Mereka adalah Partai Keadilan Sejahtera.

Dalam survey yang dilakukan oleh Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) selama tahun 2013 PKS diprediksi tidak akan lolos Parliamentary Threshold (PT) sebab dalam hasil survey SSS PKS hanya akan mencapai 3.15 %. Namun ternyata data Quick Count menunjukkan hasil yang berbeda jauh, PKS mendapatkan hasil sebesar 6.73%. Dengan margin eror sebesar 1.2 % bukan tidak mustahil angka 7% bisa dicapai oleh PKS. Dan ini berarti tidak terlalu jauh berbeda dengan perolehan PKS pada Pemilu 2009 sebesar 7.88% disaat PKS belum tertimpa masalah seperti saat ini.

Soliditas Kader

Menurut SSS menjelang pemilu 2014, penyebab PKS tidak akan lolos PT adalah karena permasalahan hukum yang menjerat mantan presiden mereka Luthfi Hasan Ishaq. Memang betul kasus yang menimpa LHI berdampak cukup signifikan pada PKS sebab persepsi publik yang selama ini memandang PKS sebagai Partai anak muda Islami yang Bersih  harus terganggu akibat masalah tersebut.

Sejak kasus LHI muncul di media, berbagai  kecaman dan pendapat pengamat yang menyatakan PKS akan selesai pada tahun ini dijawab dengan cerdas oleh Presiden PKS yang baru, saudara Anis Matta. Sebab dalam waktu bersamaan Anis Matta mampu memainkan perannya dengan luar biasa. Mundurnya Anis Matta dari kursi Wakil DPR dan fokus mengurusi Partai kiranya perlu diacungi jempol karena sikapnya berbanding terbalik dengan SBY yang menjadi ketua umum Demokrat disaat menjadi Presiden RI.

Tanpa tendensi apapun penulis merekomendasikan kepada DPR tahun 2014 ini untuk fokus juga mengatur tentang pejabat publik yang rangkap jabatan dengan menjadi ketua umum partai. Hal ini harus dilakukan agar demokrasi kita menjadi lebih matang sehingga fenomena pejabat yang cuti untuk mengurusi kampanye partai bisa diminimalisir.

Selama setahun belakangan ini Anis Matta fokus melakukan konsolidasi internal, upaya mengembalikan kepercayaan kader dilakukan dengan banyak melakukan kunjungan ke berbagai wilayah basis Massa PKS di dalam dan luar negeri. Hasilnya memang cukup mencengangkan. Berdasarkan berita dari detik pada 10 april 2014, PKS mendapatkan peringkat 2 setelah PDIP di 80 perwakilan luar negeri. Bahkan di negara-negara seperti Turki, Hongkong dan Mesir PKS menang mutlak.

Kekecawaan publik dengan PKS sejatinya tidak jauh berbeda dengan kekecewaan Publik pada Demokrat. Namun mengapa tingkat penurunannya berbeda? PKS pada 2009 mendapat 7.88% dan saat ini 6.73%, sedangkan Demokrat pada 2009 mendapat 20.85% sedangkan Quick Count menunjukkan 9.79%. Ada beberapa hipotesis sederhana yang ingin penulis ajukan untuk menjawab pertanyaan ini.

Pertama, Kematangan Organisasi. Tidak berlebihan kiranya jika banyak peneliti menyatakan PKS adalah organisasi pembelajar, fenomena ini bisa kita lihat dari cara PKS merespon penangkapan LHI. Jika Demokrat membutuhkan waktu cukup lama untuk menentukan Ketua Umum juga pengganti Anas, PKS ternyata dalam waktu singkat bisa mengganti posisi strategis Presiden Partai dan Sekjen nyaris tanpa gesekan di internal partai mereka.

Kedua, pengkaderan yang terorganisir dan konsisten. Dahulu PKI adalah Partai yang memiliki kaderisasi terbaik, kini PKS layak pula diberikan label tersebut. PKS telah berhasil membuktikan efektifitas kaderisasinya. Keberhasilan PKS memenuhi GBK pada hari pertama Kampanye serta kemenangan yang didapatkan di luar negeri kiranya mampu merepresentasikan keberhasilan Kaderisasi mereka. Pengkaderan yang terorganisir dan konsisten ini pula yang sejatinya menjadi salah satu stimulus kemunculan soliditas kader yang kini mereka sebut dengan Kader Effect.

Kini patut kiranya kita berikan Apresiasi Objektif pada PKS atas keberhasilan mereka melewati masalah dengan hasil paling tidak sama dengan Pemilu 2009. Meskipun demikian PKS tentunya harus kembali mengatur strategi untuk mempersiapkan Pemilu Presiden, sebab dengan perolehan suara yang jauh dari 20% tidak mungkin PKS bisa melaju sendiri.

 [pyg]


posted by @Adimin

"Kader Penjaga Eksistensi Dakwah" by @dedhi_suharto


Twit by @dedhi_suharto
(Penulis buku Keluarga Qur'ani)


Subuh pagi ini (Ahad, 4/5) masjid di tempatku dipenuhi anak-anak kecil. Usia 6-8 tahunan. Ada sekitar 8 orang mereka.

Dan bersama mereka seorang keturunan Arab yang lebih muda dariku. "Anak2 itu mabit semalam," katanya tersenyum.

Ia ikhwah yang bekerja dalam senyap. Tidak berkoar-koar atau sibuk menangkis serangan lawan. Ia bekerja dan bekerja.

Belum lama ia juga yang memanggul berkarung2 beras untuk acara sembako murah. Badannya yang gempal benar-benar berguna mengangkat beban.

Bila ada kematian atau orang kesusahan, ia yang pertama perhatian. Kadang ia mengajakku setengah memaksa. Begitulah hidupnya penuh amal.

Kadang kalau sedang berdua denganku ia bilang, "Mas, aku mau muroja'ah. Tolong disimak." Begitulah ikhwah ini penuh ruhiyyah dan semangat.

Interaksinya dengan Al Qur'an luar biasa. Bacaannya yang syahdu membuatku rindu untuk jadi makmumnya.

"Mas saja yang jadi imam," begitulah ia selalu berusaha menghormatiku. Jawabku, "Gak. Aku ingin mendengar bacaanmu. Kamu imamnya."

Saat aku makmum kepadanya, beberapa kali aku tak kuasa menahan tangis. Aku yang dulu mengajaknya tergabung dalam tarbiyyah ini.

Dan kini aku melihatnya tumbuh sebagai pribadi yang menarik. Bahkan dalam beberapa hal, aku kalah amal darinya.

Saat-saat serangan lawan mendera seperti saat ini, aku terbayang dengan kader-kader yang bekerja senyap sepertinya.

Tanpa kerja tetap, mereka tetap bekerja. Tetapi jiwa memberi mereka tak terkalahkan.

Kadang kalau saya sewa tenaganya untuk mengerjakan sesuatu dan kuupah, dikembalikannya sebagian upah. "Cukup segini saja, Mas," katanya.

Begitulah saya berharap banyak ikhwah yang bekerja senyap. Bekerja bukan karena "wani piro", tetapi "piro-piro wani." Berapa saja ok.

Bila ikhwah spt ini diteladani, saya yakin serangan kepada jamaah dan para qiyadah tidak berarti apa-apa. Dan jama'ah dakwah ini bertumbuh.

Tapi bila banyak ikhwah yang lebay, suka galau, maka tak perlu diserang pun, eksistensi jama'ah dakwah ini bisa terancam. [pyg]


posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger