pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Stop Kampanye Hitam | Oleh: Irwan Prayitno

Written By mediapkspadang on 10 June, 2014 | June 10, 2014

Tak ada satupun manusia yang sempurna. Manusia justru lengkap dan sempurna dengan segala kelemahannya. Juga tak ada manusia yang tak pernah salah atau khilaf. Karena khilaf adalah sifat manusia. Setiap manusia memiliki berbagai kesalahan yang bisa jadi hal itu merupakan aib bagi dirinya. Jumlah kesalahan tersebut dan besar kecilnya tergantung kepada pribadi masing-masing.

Anehnya, ada segelintir orang yang suka mengungkit-ungkit kesalahan atau aib orang lain. Lalu dengan bangga ia menceritakan atau menggembar-gemborkan aib tersebut kepada orang lain. Ia laksana kampanye bercerita kesana-kemari menceritakan aib saudaranya itu, seolah-olah ia adalah orang yang paling bersih, paling hebat, suci, tak pernah salah.

Seringkali cerita tersebut diberi “bumbu-bumbu penyedap” sehingga melenceng dari realita sebenarnya. Malah lebih parah lagi cerita tersebut hanyalah karangan belaka, fiktif dan dibuat-buat. Cerita tersebut dikarang akibat sakit hati atau untuk kepentingan tertentu guna menjatuhkan atau membunuh karakter seseorang . Dalam Islam hal ini disebut dengan istilah fitnah dan ghibah. Di zaman canggih seperti saat ini prilaku fitnah dan ghibah makin dahsyat. Melalui jaringan internet, di stitus-situs media sosial, prilaku tersebut merajalela saat ini. Jika dulu fitnah dan ghibah beredar dengan cara dari mulut ke mulut dan areal penyebarannya hanya sebatas lingkungan tetangga. 

Kini fenomena yang terjadi sungguh luar biasa, fitnah dan ghibah disebarkan melalui internet. Sekali tebar jangkauannya bisa menggapai seluruh pelosok dunia. Dalam hitungan detik fitnah tersebar ke ratusan juta orang dan seluruh pelosok dunia tanpa mengenal batas wilayah.

Dalam dunia politik prilaku tersebut dikenal dengan istilah black campaign (kampanye hitam). Jika kita lihat di media-media sosial aksi kampanye hitam marak luar biasa. Berbagai topik diangkat untuk menyerang dan menjatuhkan seseorang.

Suatu ketika muncul pernyataan yang mengungkapkan kelemahan dan aib capres A. Tak lama kemudian muncul pula informasi yang mengungkap aib capres B yang tak kalah serunya. Tentu saja tak kan berhenti sampai di situ. Perang kampanye hitam akan terus muncul balas berbalas dan makin meruncing. 

Tak jelas lagi apakah informasi tersebut benar atau salah. Siapa saja bisa menyampaikan informasi apa saja, tak peduli apakah informasi itu benar atau salah. Informasi yang tidak jelas benar atau salahnya itu lalu dibagikan lagi (di sharing) ke ratusan ribu atau jutaan orang lainnya dan begitu seterusnya berulang-ulang. 

Dalam hitungan detik informasi tersebut telah dibagikan lagi ke ribuan atau jutaan orang lainnya. Sekali lagi tak peduli apakah informasi tersebut merupakan sebuah fakta atau cuma sekedar isapan jempol belaka.

Di Indonesia dalam Pilpres tahun 2014 ini kampanye hitam yang juga tak jelas benar atau salahnya juga marak digunakan untuk saling menjatuhkan dan membunuh karakter masing-masing capres. Paadahal ftnah dan ghibah jelas sekali diterangkan dalam agama bahwa prilaku tersebut sangat tercela. Dalam Islam orang yang melakukan ghibah diumpamakan sama dengan orang yang memakan daging saudaranya sendiri. 

Banyak pengalaman membuktikan bahwa fitnah memang bisa berdampak sangat buruk dan bisa berakibat fatal. Dalam kehidupan sehari-sehari kita sudah sering merasakan dampak buruk fitnah. Suami istri bisa bercerai akibat fitnah Perkelahian antar kampung juga bisa terpicu akibat fitnah. Dua negara bisa berperang, juga gara-gara fitnah.

Jika kita tinjau kembali ke belakang, pemilihan presiden yang kita lakukan dengan susah payah, menghabiskan uang dan tenaga yang tak terhitung jumlahnya, tujuannya adalah untuk mendapatkan pimpinan tertinggi negara yang mampu membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Pemimpin yang mampu memperbaiki nasib bangsa ini menjadi lebih sejahtera, aman dan bermartabat.

Jika kita menginginkan kebaikan, maka harus dilakukan dengan cara-cara yang baik pula. Tidak akan mungkin cara-cara yang salah akan menghasilkan kebaikan. Tidaklah mungkin dengan teknik kampanye hitam, saling mencela dan menjatuhkan, menyebar fitnah dan informasi yang salah, kita mendapatkan pemimpin yang baik dan benar.

Karena itu mari kita lakukan pemilihan presiden dan wakil presiden tahun ini dengan niat yang baik dan cara-cara baik dan benar pula, cara-cara yang diredhai Allah SWT. Insya Allah kita akan diberi petunjuk dan pemimpin yang baik yang mampu membawa bangsa ini menjadi lebih baik akan kita dapatkan.

Stop kampanye hitam, mari kita gali, temukan dan sebarkan informasi yang benar, baik dan menyejukkan. Kita luruskan niat memilih pemimpin untuk masa depan bangsa dan negara yang lebih baik dengan cara-cara yang baik dan benar. Insya Allah, Tuhan akan menunjukkan jalannya dan menunjukkan pilihan yang terbaik untuk kita. [hariansinggalang.co.id]


posted by Adimin

Catatan Singkat Debat Capres 9 Juni 2014



Jokowi – Jusuf Kalla di awal debat bagus. Setelahnya, akibat kecenderungan menyindir dan menyerang lawan, jadi kurang mencakup banyak hal dan kurang terstruktur. Prabowo – Hatta yang di awal tegang, selanjutnya lebih tenang. Meski masih konsep, pernyataan2 Prabowo –Hatta lebih mencakup banyak hal dan lebih terstruktur.
 
Tentang Kebinekaan dua kubu menjawab dengan baik, meski jawaban Prabowo tentang bagaimana mengatasi diskriminasi dan kekerasan2 SARA dan HAM lebih clear dan lengkap.

Tentang kepastian Hukum, tentang transparansi dan pemerintahan yang ramping dan bersih, kedua kubu sama baiknya meski dengan angel berbeda.

Serangan Jusuf Kalla pada Prabowo tentang penyelesaian pelanggaran HAM sangat menguntungkan kubu Prabowo. Prabowo menjawab tudingan yang selama ini selalu ditujukan padanya dengan cakatan dan lugas. Dia tidak menjawab apakah dia pelanggar HAM atau tidak, tapi dia memberikan clue atau membukakan pintu bagi Komnas HAM untuk membukanya.

#Dari dua kubu, hanya kubu Prabowo – Hatta yang berani berbicara tentang adanya masalah dalam UUD. Tentang dampak nihilnya UUD 1945 (ALSI), tentang dampak Pemilu Liberal yang mahal dan melahirkan money politic & tentang SDA Indonesia yang mayoritas dikuasai Asing dan berdampak pada kemiskinan dan demokrasi.

Catatan di atas adalah pendapat saya. Boleh setuju, boleh tidak. Bagi yang tidak GOLPUT, selamat menentukan pilihan.


Ratna Sarumpaet




posted by @Adimin

Mereka Bicara . . . . . .





Mereka bicara jangan SARA, ketika dimana mana mereka melakukan SARA dengan kentara

Mereka bicara jangan diskriminasi, ketika iklan mereka justru menampilkan diskriminasi

Mereka bicara kasih, ketika dibelahan lain mereka membantai orang yang berlainan dengan mereka tanpa kasih

Mereka bicara keadilan, ketika ditempat lain mereka melakukan berbagai kedzaliman

Mereka bicara HAM, ketika mereka terlalu banyak melakukan pelanggaran HAM.

Ini realita dan fakta . . . . . . . .

Jangan begitu kawan, sesungguhnya dunia ini bermata bagi orang orang yang peka

Jangan begitu kawan karena ucapan anda akan disaksikan dunia

Kawan, Mari berdemokrasi secara jantan sehingga hilang semua dugaan


Oleh : Asdeddy Syam
 





posted by @Adimin

Diserang JK, Prabowo Dapat Simpati Publik


Debat Capres-Cawapres perdana yang digelar tadi malam (9/6) sedikit panas ketika cawapres Jusuf Kalla “menyerang” Prabowo Subianto mengenai isu HAM, isu yang memang sejak awal selalu digunakan kubu Jokowi-JK untuk menyudutkan Prabowo.

Prabowo arif dengan apa yang disasar JK. “Saya paham kemana arah pertanyaan ini,” ujar Prabowo.

“Saya adalah orang yang paling keras berjuang soal HAM di negeri ini. Saya sekian puluh tahun adalah abdi Negara yang membela hak asasi manusia. Kami melawan kelompok radikal yang mengancam keselamatan nega­ra,” imbuh Prabowo.

Prabowo menjelaskan, dulu sebagai prajurit, dirinya sudah berupaya menjalankan tugas sebaik-baiknya. Untuk selanjutnya, kata Prabowo, terserah bagaimana pimpinan mem­berikan penilaian.

Walau mendapat serangan, Prabowo tidak melakukan serangan balik pada hal-hal masa lalu capres-cawapres lain tapi fokus pada visi masa depan Indonesia.

"Kita tidak menyerang, tidak merendahkan orang," ujar Mahfud MD, Ketua Timses Prabowo-Hatta, usai acara debat.

Menurutnya, Prabowo tidak ingin membalas dengan pertanyaan yang juga menyerang masa lalu seseorang. Hal ini menunjukkan sikap seorang negarawan.

Memang, serangan JK malah dinilai oleh pengamat politik justru menjadi 'bumerang' dan menguntungkan Prabowo.

"Prabowo malah bisa dapat simpati ketika terlalu dicecar seperti tadi..," kata pengamat politik Yunarto Wijaya lewat akun twitternya.


Publik juga lebih memuji sikap Prabowo-Hatta dan menilai kurang simpatik pada Jokowi-JK.

"Bangga saya dengan jawaban prabowo soal HAM, Semoga niat JK untuk menyudutkan lawan tak di ulangi lagi," ujar akun @Suara_Demokrasi. 

"Prabowo-Hatta konsisten berdebat konsep & substansi. Jokowi-JK tidak bisa bersabar dan lakukan personal attack pada Prabowo," tulis pengguna twitter @BamzTeHa

"Ini debat visi dan misi. Bukan nyerang sisi pribadi," komentar lain akun @bangganagara.

"Pertanyaan @Pak_JK yg menyerang pribadi pak @Prabowo08 membuktikan kubu mana yg suka melakukan black campaign," ujar pemilik akun @giofedi. 

"Emang pemimpin yg tegas itu ngebela kebenaran, ga ada waktu buat ngejatohin yg laen," tulis @ojaaaaann.

"Beda dgn pasangan Jokowi- JK terlihat kali berniat menyerang pasangan prabowo- hatta. Salut buat sikap santun prabowo- hatta," demikian komentar @bang_delvin.

"Seorang Pemimpin yg benar, tidak akan menyerang lawan. Bahkan menghormati lawan. Menyerang lawan, adlh tindakkan org yg berjiwa "kerdil"," ujar @AbimanyuAbiputr.

"Serangan JK dan @jokowi_do2 nilai plus buat Prabowo, orang sekampung langsung mencibir dan tahu siapa JK," komen @tohir7.

Akun @haikal_hassan berkomentar cukup panjang:

"HAM bisa diselesaikan dengan pendidikan. Tepat! @Prabowo08 Cerdas! Elegant! Walau diserang sm mr.oportunis kala."

"Kala sdh menyerang. Tdk etis dan berniat bernafsu menjatuhkan. Untung @Prabowo08 tdk terpancing. Sudahlah kala, jualan barang basi!"

"Kala harusnya ditanya @Prabowo08 : dulu bilang kalo jokowi mimpin, hancurlah negara ini, kok skrg dukung? Beda tipis strategi & munafik"

"Orang tua bahkan kakek spt kala, tidak pantas berbuat dmkn. Menyerang dihadapan ratusan juta rakyat. Semoga @Prabowo08 tetap bijak wibawa"

"Bandingkan 2 pertnyaan ttg [pemekaran wilayah -yg ditanyakan Prabowo] dgn [isu pelanggaran ham] yg 1 isu kenegaraan yg 1ny lg isu menjurus subjektif," tulis @pa2nkOz.

"Selain serangan dari jk, saya eneg bget lht jokowi yg selalu membanggakan dirinya, menyindir pak prabowo, dan menyudutkan pak prabowo. tidak sesuai dgn tema yg di usung. seprti anak kecil." (Sukma Rudin -fb) 

"BISA saja Prabowo nanya janji 5 tahun Jokowi spt halnya JK nanya soal HAM. Tapi Prabowo paham bhw dirinya bukan pembully yg santun," ujar @MustofaNahra.

"Dgn pertanyaan pak Jk soal HAM, pak Prabowo memanfaatkan kesempatan untuk menjelaskan hal peristiwa yg sebenarnya. Masyarakat jadi paham dan bersimpati for number 1." (Torik Imanurdin -fb)


[dari berbagai sumber, dihimpun oleh admin @pkspiyungan]


posted by @Adimin

Pengamat: Debat "Beda Kelas", Prabowo Lebih Unggul


JAKARTA - Pengamat Politik Taufik Bahaudin mengatakan bahwa dalam debat capres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) kandidat presiden Prabowo Subianto terlihat jauh lebih strategis dan konseptual. Sedangkan untuk Joko Widodo lebih pada managerial.

"Sehingga kelas keduanya berbeda," kata Taufik, Senin (9/6/2014) malam.

Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham menyebut dalam debat capres Prabowo jauh lebih pro rakyat. "Jokowi mengunakan politik anggaran. Nantinya yang dirugikan adalah rakyat, karena jika kelak ada ketidaksepahaman antara pusat dan daerah maka tidak akan ada pembangunan," kata Idrus.

Sedangkan Prabowo, menurut Idrus, berangkat dari programnya dulu yang memang dibutuhkan untuk rakyat. Dalam debat kandidat presiden, sinergi antara pusat dan daerah adalah salah satu permasalahan dalam pembangunan bangsa. Masing-masing Calon Presiden (Capres) memiliki cara penyelesaian yang berbeda untuk hal itu.

Prabowo mengatakan, untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah program pembangunan harus memprioritaskan kebutuhan rakyat. Maka pembangunan itu dipastikan akan berjalan. "Bangun infrastruktur jalan-jalan desa, bangun jalan raya, ketersediaan air bersih. Saya kok yakin kalau itu untuk rakyat maka semua akan berjalan," kata Prabowo Subianto.

Prabowo mengatakan, dengan begitu maka kepala daerah pasti akan menyetujui program pembangunan dari pusat.

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu mengatakan, pembangunan ke depan harus bisa memberikan jaminan pada rakyat tentang kebutuhan sandang, papan, dan pangan. Untuk pangan misalnya bagaimana menciptakan pangan yang murah.

Kemandirian pangan, kata Prabowo akan membawa efek berkelanjutan. Sebab devisa akan menjadi bertambah kuat. Selama ini devisa tergerus impor pangan cukup besar. Dengan menghemat devisa, investasi bisa lebih besar, roda perekonomian berputar dan pertahanan negara bisa menjadi kuat.

"Kami ingin membuat rakyat sejahtera yang cukup pangan, sandang dan papan, berdiri di atas kaki sendiri. Rakyat yang tenang menghadapi masa depan," kata Prabowo.

Untuk mengejar ke arah tersebut Prabowo mengatakan ada prioritas pembangunan. Yaitu ketahanan pangan, ketersedian energi, infrastruktur dan reformasi birokrasi. Dengan manajemen berorientasi sasaran.

Sementara Joko Widodo dalam upaya mensinergikan pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah dengan mengguakan politik anggaran. "Gampang sekali itu, pakai saja politik anggaran. Dengan begitu daerah pasti akan menurut dengan pusat saya jamin 100 persen," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, hal tersebut akan efektif dengan menggunakan sistem IT. "Tinggal panggil programer kita bisa lihat bagiamana anggaran di sana, bagaimana angaran di sini, serahkan saja pada programer," kata Jokowi. [tribunnews]


posted by @Adimin

Piskolog UI: Penampilan Prabowo-Hatta Bagus, Jokowi-JK Naik Turun


Psikologi dari Universitas Indonesia (UI), Dewi Harun menilai,  secara keseluruhan penampilan awal Prabowo-Hatta di debat visi dan misi capres dan cawapres bagus. Namun, diakhir-akhir terlihat agak menurun.

Sementara, capres dan cawapres, Jokowi dan JK lebih banyak naik turun. Pembicaraan banyak diambil alih oleh JK. “(Jokowi-JK) Awal bagus, di tengah kedodoran, terakhir mulai bangkit lagi,” ujar Dewi Harun, seperti diberitakan depoknews.com, Senin (9/6).

Ia menuturkan dari segi penyampaian visi dan misi. Prabowo-Hatta lebih konseptual dan visioner. Sementara Jokowi dan JK lebih ke arah operasional mengenai ke depan. “Konkret akan tetapi butuh strateginya,” katanya.

Menurutnya, penyampaian visi dan misi Jokowi dan JK bagi masyarakat umum lebih berpengharapan. Masalah-masalah akan beres oleh mereka. Seolah, Jokowi dan JK bisa memecahkan masalah secara langsung.

Namun, itu bisa menjadi berbahaya karena masalah negara tidak sesederhana yang dibayangkan.  “Dia menyebutkan e-goverment bisa dua minggu selesai, administrasi negara itu gak bisa gitu,” ungkapnya.

Dewi mengatakan termasuk mengenai politik anggaran di pusat itu akan berapa lama. Karena, Jakarta saja  anggarannya tidak terserap. “Gimana kalau semua satu pintu, 33 provinsi, berapa kota/kab, terlalu disederhanakan terlalu mudah. Bisa bumerang bagi mereka,” katanya.[dm/pksnongsa]


posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger