pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Puasa Sejati

Written By @Adimin on 16 July, 2013 | July 16, 2013

 



Ibadah puasa sungguh merupakan ibadah yang sangat istimewa karena banyaknya kebaikan dan keutamaan yang terkandung di dalamnya, baik fisik, mental, maupun spiritual. Ibadah puasa menjadi lebih istimewa karena diyakini dapat mengantar pelakunya meraih derajat takwa. (QS al-Baqarah [2]: 183).
Pada kenyataannya, ibadah puasa memperlihatkan tingkatan kualitas yang beragam sejalan dengan tingkat pemahaman, penghayatan, dan pengamalan pelakunya. Al-Ghazali membagi kualitas puasa itu ke dalam tiga tingkatan, yaitu awam, khusus, dan lebih khusus lagi (khash al-khawash).

Puasa awam adalah tidak makan dan minum serta tidak melakukan hubungan suami-istri dari terbit fajar hingga mata hari terbenam. Puasa awam tak memiliki dampak positif secara moral maupun spiritual. Ia hanya beroleh lapar dan dahaga. (HR Bukhari dan Muslim).

Puasa khusus adalah menahan diri dari dosa-dosa dan maksiat serta dari segala hal yang menjauhkan manusia dari rahmat Allah. Dalam buku Asrar al-shaum, al-Ghazali menetapkan enam rukun yang bersifat moral dan spiritual agar puasa khusus dapat mencapai sasarannya, yaitu sah dan diterima Allah.
Pertama, menyucikan pandangan (shaum al-bashar) dari segala hal yang dilarang oleh Allah. Pandangan itu berbahaya karena ia sering kali menjadi titik awal keburukan. Kata Nabi, pandangan itu merupakan salah satu anak panah Iblis (sahmun min sihami Iblis).

Kedua, menyucikan lisan (shaum al-lisan) dari dusta, gosip, dan adu domba. “Jangan berkata kotor dan jangan berbuat jahil,” demikian pesan Nabi (HR Bukhari dan Muslim).

Ketiga, menyucikan pendengaran alias tutup telinga (shaum al-sam’) dari perkatan dusta dan kebohongan. Orang yang mendengarkan kebohongan sama buruknya dengan orang yang mengatakannya. Dalam Alquran, pendengar kebohongan disamakan dengan pemakan riba atau suap (QS al-Maidah [5]: 42 dan 63).

Keempat, menyucikan anggota tubuh yang lain (shaum baqiyat al-jawarih), seperti tangan, kaki, dan organ tubuh yang lain serta menyucikan diri dari makan dan minum barang haram.

Kelima, mengurangi makan, jangan terlalu kenyang. Sebab, hal demikian bertentangan dengan salah satu tujuan puasa itu sendiri, yaitu melepaskan diri dari kendali syahwat perut. Keenam, cemas, tetapi tetap penuh harap (optimisme) bahwa ibadah puasa yang dilakukan diterima oleh Allah SWT.

Berbeda dengan puasa awam, puasa khusus memenuhi dimensi batin (esoterik) agama sehingga berpengaruh secara moral dan sosial. Ada makna kesejatian puasa di sini.

Namun, disadari kesejatian puasa itu lebih tampak lagi pada puasa best of the best (khash al-khawash). Di sini, puasa tak hanya bermakna menjauhkan diri dari dosa-dosa, tetapi memusatkan pikiran dan hati untuk hanya mengingat Allah dan menghindarkan diri dari apa pun yang akan memalingkan manusia dari-Nya.

Horizon tertinggi dari puasa yang satu ini, menurut Imam Ghazali, adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya Yang Terkasih (God is the Beloved One).

Pada tingkatan ini, puasa dapat menghantar manusia mencapai esensi Islam, yaitu berserah diri secara total kepada Allah SWT (total surrender to God). Inilah puasa sejati! Wallahu a`lam.

Oleh: A Ilyas Ismail
 
 


posted by @Adimin

Puasa Kunci Kemajuan | Irwan Prayitno Gubernur Sumbar


Apa yang menyebabkan sebuah negara menjelma menjadi sebuah negara maju, makmur dan sejahtera? Negara-negara Eropa, misalnya. Semua serba ada di sana, income per kapita penduduknya terpaut jauh dengan negara lain.

Atau ambilah contoh negara di Asia seperti Jepang, Korea, atau Singapura, misalnya. Apakah karena sumberdaya alam negara mereka melimpah ruah yang membuat mereka sejahtera? Ternyata tidak.

Jepang misalnya, tidak satupun bahan tambang yang mereka miliki. Minyak, aspal, besi, semen dan seterusnya, semua mereka impor dari negara lain. Begitu juga Korea, sebuah negara kecil yang juga tidak memiliki kekayaan alam yang bisa diandalkan. Yang terjadi adalah konflik dan perang saudara berkepanjangan. Singapura apalagi, jangankan bahan tambang dan kekayaan alam, air, pasir dan hampir semua kebutuhan penduduknya didatangkan dari negara lain.

Lalu apa yang membuat mereka sukses dan sejahtera? Berdasarkan pengamatan dan tak terbantahkan, yang membuat mereka berbeda adalah perilaku dan sikap mental mereka. Mereka pekerja keras dan sangat disiplin. Karena sumbedaya alam yang mereka miliki terbatas, maka mereka hemat dan penuh perhitungan. Berbagai inovasi terus digali agar pemanfaatan sumberdaya alam lebih efisien, lebih baik dan lebih baik lagi. Kebersihan dan lingkungan dijaga agar masyarakatnya tidak mudah sakit dan selalu produktif. Sakit dalam kacamata mereka adalah pemborosan yang bisa dicegah sejak dini.

Islam telah lama mengajarkan sikap dan prilaku-prilaku teladan seperti yang dilakukan masyarakat di negara maju tersebut. Puasa misalnya, terutama puasa di bulan Ramadhan, merupakan sebuah isyarat bahwa manusia disuruh berhemat, mengendalikan hawa nafsu dan tidak menghambur-hamburkan sumberdaya alam secara berlebihan. Fakta yang cukup menyedihkan adalah kita “terpaksa” mengimpor gula, terigu, cabe, beras bahkan daging sapi dan berbagai kebutuhan pokok lainnya dari negara lain. Saya tulis “terpaksa” karena impor tersebut kita lakukan sebagai pilihan terburuk sebagai sebuah pemborosan devisa. Padahal sumberdaya alam kita tersedia berlimpah.

Lalu kalau kita lihat kenapa produk-produk Jepang bisa merajai pasaran, terutama elektronik dan kendaraan bermotor? Jawabannya adalah mereka memberikan kejujuran. Kejujuran akan berimplikasi kepada kepercayaan (trust). Kejujuran yang mereka tawarkan di sini adalah produk Jepang adalah yang terbaik, persis seperti apa yang mereka janjikan. Tidak ada kebohongan dan tipu daya di sana. Akibatnya timbullah kepercayaan (trust) terhadap produk-produk Jepang, terutama elektronik dan kendaraan bermotor, di seluruh dunia. Akibatnya Jepang menjelma menjadi negara kaya raya. Apapun bisa mereka beli.

Begitu juga barang-barang yang keluar dari Singapura, meski barang-barang tersebut bukan diproduksi di Singapura, tapi Singapura menambahkannya dengan jaminan trust, baik berupa kualitas, ketersediaan barang, proses penjualan dan pasca penjualannya. Maka orang dari manca negara pun berduyun-duyun berbelanja ke Singapura, termasuk Indonesia.

Padahal Nabi Muhammad SAW telah sejak ribuan tahun lalu mengajarkan dan mengamanahkan kepada umat Islam aspek kejujuran dalam berniaga. Katakan barang tersebut baik jika barang dagangan itu memang baik dan katakan terus terang jika barang tersebut memiliki kelemahan jika memang memiliki kelemahan atau cacat. Dilarang pula mengurangi timbangan.

Puasa selama sebulan penuh melatih dan mengingatkan kembali agar agar umat Islam memiliki nilai-nilai yang dimiliki dan menjadi syarat pokok masyarakat sebuah negara maju tersebut. Bahkan lebih lengkap dari itu. Mereka di negara maju saat ini merasa timpang dan ada yang kurang, meski mereka kaya raya. Kekurangannya adalah mereka lemah dalam praktek ibadah dan hubungan dengan Tuhan. Hubungan secara horizontal baik (hablumminannas), tapi tidak baik dalam hubungan vertikal dengan Tuhan (hablumminallah).

Dalam puasa selama bulan Ramadhan semua nilai-nilai itu lengkap diajarkan dan umat Islam disuruh melatihnya selama sebulan penuh. Tinggal kita mengamalkan dan mengahayatinya secara benar. Jika semua amalan selama bulan puasa itu dilakukan bangsa Indonesia secara benar dan terus diperbaiki dan disempurnakan dari tahun ke tahun, saya yakin bangsa kita akan menjadi bangsa yang maju dan makmur. Malah lebih lebih baik dari bangsa lain, maju dan makmur di dunia, namun juga maju, makmur dan sejahtera di akhirat. Amiin…. ***

Singgalang 15 Juli 2013


posted by @A.history

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger