pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Fathanah: Saya Calo, Saya Bukan Kader PKS, Saya Sahabat Luthfi

Written By Unknown on 17 May, 2013 | May 17, 2013



Jakarta - Ahmad Fathanah menjelaskan soal pekerjaannya. Dicecar Jaksa Tati, Fathanah mengaku pekerjaannya sebagai makelar dan calo. Dia kerap ikut tender proyek, salah satunya di Kementan.

"Saya makelar, calo saja. Ya apa saja. Saya pernah punya EO, sudah nggak ada," jelas Fathanah menjawab pertanyaan jaksa di Pengadilan Tipikor di Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Jumat (17/5/2013).

Jaksa kemudian menanyakan kaitan Fathanah dengan PKS. "Anda apanya PKS?" tanya jaksa.

"Saya bukan kader. Tidak pernah tercatat sebagai kader atau anggota terstruktur. Tapi Ustad Luthfi itu sahabat saya di Saudi Arabia. Kami pernah berbisnis sebelum dia jadi anggota dewan," jelas Fathanah.

Dia mengaku mendukung perjuangan Luthfi dalam bidang politik. Tak heran, kalau kadang dia memberikan sumbangan. "Saya prinsipnya kasih tangan kanan, tangan kiri nggak perlu tahu," tutupnya. (*)

*News.detik


posted by @Adimin

Kesaksian AF Bertentangan Dengan Dakwaan KPK



Berikut adalah sebagian keterangan Ahmad Fathanah (AF) terkait kasus "Suap Impor Daging" Persidangan ini di gelar hari ini, Jum'at (17/05), dan menghadirkan Ahmad Fathanah sebagai saksi.

Awalnya persidangan ini di siarkan langsung di TVone maupun MetroTV, namun entah kenapa, tiba-tiba live report tersebut terputus.

Dan berikut adalah Live report dari @setialesmana

AF: "Pak LHI mengatakan bahwa beliau tdk punya data soal daging dan tdk punya kapasitas utk pengaruhi kuota impor" #kesaksian

AF:"Semua itu inisiatif saya sendiri. Saya perkenalkan maria dgn LHI. Saya desak LHI terus menerus agar fasilitas ketemu Mentan" #kesaksian

AF: "saya yg mengatur pertemuan di Medan dgn mendesak terus LHI. Saya bersama Eldan dan maria berangkat ke medan". #kesaksian

AF: "Soal dana dari Indoguna utk PKS, itu hanya wacana saya dgn Bu Elda dan Maria saja. Nggak sampai ke PKS (dananya)". #kesaksian

AF: "Setiap saya sodorkan dana dari Indoguna, LHI selalu mengacuhkannya hingga akhirnya uang itu saya bawa dan gunakan sendiri". #kesaksian

AF: "saya mengaku pengusaha, saya adalah makelar yg menghubungkan dgn siapa saja (bisnis jasa)". #kesaksian

AF: "Motivasi saya murni memperoleh keuntungan. Dan itu saya konsumsi pribadi dan ada juga yg disumbangkan". #kesaksian

AF: "saya pernah memperoleh keuntungan sbg makelar hingga Rp 3 milyar. Banyak pihak kok yg saya sumbang". #kesaksian

AF:"thn 2012 saya memang pernah nyumbang utk PKS". #kesaksian

AF:"pengajuan Indoguna impor sebesar 500 ton daging ditolak oleh Mentan dgn alasan kuota sdh habis". #kesaksian

AF: "kata Dirjen Iwan Sukur, apapun yg terjadi penambahan kuota impor sdh tdk memungkinkan lagi. Itu sesuai aturannya". #kesaksian

AF:"Eldan mencoba peluang utk ijin kuota utk 2013. Itu yg kami coba cari celah. Mentan tetap nolak". #kesaksian

AF:"saya pernah telpon Elda, ini yg dibulatin apa? Dijawab itu adl importir yg tdk punya infrastruktur dll". #kesaksian

AF:"waktu saya bicara dgn LHI saya tdak lihat ada orang Mentan atau kementerian yg datang". #kesaksian

AF: saya minta dana ke Bu Elizabeth secara pribadi. Saya dorong utk seminar uji publik penambahan kuota impor". #kesaksian

AF:"seminar ini utk mengetahui kemungkinan penambahan kuota impor melibatkan importir, peternak, dll". #kesaksian

AF: kt Bu Elizabeth ada dana kemanusiaan (di PT Indoguna). Bu Elizabeth kasih sy Rp 1 M utk seminar dan sisanya utk pribadi sy" #kesaksian

AF:"apakah saya mau kasih ke PKS itu tergantung saya, bukan permintaan siapapun (di PKS). Itu semua saya yg tentukan". #kesaksian

AF: soal data kuota impor yg saya bahas dgn Elda, itu tdk ada sama sekali kaitannya dgn Mentan Suswono". #kesaksian

AF: "setelah terima dana Rp 1 M dari Elizabeth sy memang telpon LHI, bisa ketemu ngga nanti malam? Hanya itu kata2 dr saya". #kesaksian

AF: "LHI bilang lagi sibuk rapat dan kegiatan2 lainnya". #kesaksian

AF:"Maharani sepakat datang ke hotel dan bicara ke saya perlu ini itu, ya udah saya kasih Rp 10 jt ke dia". #kesaksian

AF: "soal komitmen Rp 5.000 per kg daging impor. Itu omong2an saya dgn Elda. Soal ini LHI nggak pernah percayai saya". #kesaksian

AF:"Soal komitmen Rp 40 M itu, LHI selalu nanggapinya dgn becanda saja". #kesaksian

AF:"Saya nggak yakin kalau LHI itu mau bicarakan soal itu. Mnrt sy LHI itu nggak yakin soal komitmen fee itu. LHI suka becanda". #kesaksian

AF: "saya ini makelar aja, calo apa aja". #kesaksian

AF:"sbg Calo saya yg menginisiatifkan (create) utk permintaan tambahan kuota impor antara PT Indoguna dgn LHI". #kesaksian

AF:"saya jd calo utk banyak proyek spt pertambangan, dan lain-lain". #kesaksian

AF:"saya tdk terlalu sering ke Kementan. Saya ke kementan utk urusan proyek dgn posisi 
sbg makelar". #kesaksian

AF:"pihak2 berwenang di Kementan selalu sarankan utk ikuti prosedur lelang. Dan proyek yg kami menangkan sesuai prosedur". #kesaksian

AF:"saya tegaskan bahwa saya bukan kader. Namun memang saya bersahabat dgn LHI. Jadi hubungan saya ke PKS hanya itu". #kesaksian

AF:"saya tdk pernah ambil uang Rp 300 jt dari Jerry. Saya ambil dari Elda. Saya juga ambil Rp 1 M dari Elda". #kesaksian

Saat ditanya Hakim apakah AF pernah suruh sopir kasih bungkusan ke ajudan LHI, AF mengaku lupa

Diputar rekaman tlpon AF-LHI, intinya AF desak halus LHI mau terima Maria Elizabeth yg ingin silaturahim

LHI berkelit dgn alasan jadwalnya padat dan besok itu belum ada kejelasan jadwal. LHI berkelit bahwa LHI nggak paham soal kuota daging

LHI selalu menyebutkan data konkret dari Mentan bahwa tdk perlu ada penambahan kuota impor. Namun AF gigih melobby LHI (maklum calo)

Gaya becanda LHI diperlihatkan saat AF menawari komisi Rp 5 rb per kg. LHI: kenapa nggak Rp 10 rb aja?

>> Masih berlanjut, menunggu video rekaman yang insya Allah di keluarkan oleh Humas DPP


posted by @A.history

Ternyata oh ternyata... Pengakuan Fathanah: Duit Rp 1 Miliar Bukan Buat Luthfi



JAKARTA - Tersangka Ahmad Fathanah mengatakan bahwa uang Rp1 miliar yang diterimanya dari PT Indoguna Utama, bukan untuk diberikan langsung kepada mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq.


Dia mengaku, sebelum tertangkap oleh penyidik KPK di Hotel Le Meridien, Jakarta, dia memang berencana menemui Luthfi.



"Saya tidak katakan uang itu untuk Ustadz Luthfi. Saya cuma mengatakan kalau ada waktu bolehkah ketemu? Tapi tujuan untuk memberi itu enggak ada," katanya saat memberi kesaksian dalam persidangan di pengadilan Tipikor, Jumat (17/5/2013), dengan terdakwa Direktur PT Indoguna Utama Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi.



Dia mengatakan, rencana pemberian uang itu hanya sebagai bentuk wacana yang dia bicarakan sebelumnya bersama Dirut PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman.



"Tapi bukan untuk Ustadz Luthfi, karena dengan Ibu Elizabeth hanya berwacana saja seperti itu," pungkasnya.



Seperti diketahui, Fathanah dan Luthfi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian. Selain Fathanah, Maharani Suciyono juga diminta keterangannya sebagai saksi. Maharani ditangkap KPK bersama Fathanah di kamar Hotel Le Meridien.(*)

*News Okezone


posted by @A.history

MetroTV, TVOne dan Tempo Diminta Dibubarkan



“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6]

Jujur saya katakana ini sudah mencapai titik ketidak wajaran, dimana media yang seharusnya menyampaikan kebenaran berubah menjadi penyampai kebohongan. Hal ini semata-mata karena perut, dengan perut idealism bisa di jual. Sehingga endependensi terabaikan. Ditulisan ini saya tidak mau menggunakan kata oknum, media yang saya maksud itu adalah MetroTV, TVOne dan MNC group juga beberapa media cetak seperti Tempo.

Saya faham bahwa berita itu adalah bisnis, tanpa ada berita mereka tidak ada income untuk memberi gaji kepada karyawan dan untuk operasional media itu. Sehingga para jurnalis mencari dan memuat berita yang laku dipasaran, terserah berita itu benar atau salah yang penting laku. Hal ini saya dapatkan dari beberapa kali mengikuti pelatihan jurnalistik dan Focus Group Diskusi (FGD) dengan jurnalis. Hal ini adalah kenyataan dilapangan bahwa berita adalah bisnis.

Namun berita beberapa hari kebelakang ini saya nilai sudah sangat cukup keterlaluan. Pasalnya kebohongan yang bertubi-tubi di publis ke halayak ramai tanpa ada berita klarifikasi setelah mendapat kebenaran.

Contoh kasus saya paparkan disini antara lain adalah kasus LHI. Dari awal media yang saya sebutkan tadi memberitakan dengan sangat massif kepada halayak ramai bahwa LHI ketangkap tangan kasus korupsi impor daging sapi. Padahal sebenarnya adalah Fathanah di tangkap di hotel bersama Maharani dan LHI dijemput di kantor DPP PKS. Kasus tangkap tangan ini sangat dipaksakan, gemana caranya yang penting LHI ketangkap tangan. Namun media memberitakan LHI ketangkap tangan, ketangkap tangan dan ketangkap tangan dengan berita bertubi-tubi.

Namun setelah terbukti bahwa LHI tidak terbukti ditangkap dalam keadaan tangkap tangan, dan itu salah satu kesalahan prosedur menangkap orang tanpa ada bukti. Karena ada peraturan di KPK itu yang boleh ditangkap langsung adalah kasus ketangkap tangan. Namun dari alasan itulah KPK bisa menangkap LHI padahal sebenarnya KPK tidak dibolehkan menangkap langsung tanpa ada keputusan siding bahwa LHI menjadi tersangka.

Nah kesalahan KPK ini tidak ada dan tidak pernah dipublis oleh media baik MetroTV, TVOne, Tempo dan kawan-kawan. Sehingga opini yang terbentuk dimasyarakat itu adalah LHI tertangkap tangan dan KPK berhak untuk menangkapnya.

Ini adalah pembunuhan karakter, perusakan citra yang dilakukan oleh media. Implikasinya adalah menguntungkan beberapa pihak, yaitu rival (lawan politik) PKS. Siapa dibalik media itu? MetroTV miliknya Surya Paloh ketua umum Partai Nasional Demokrat, TVOne adalah miliknya Aburizal Bakrie ketua Umum Partai Golkar. Sedangkan Tempo itu adalah media titipan missionaris. Yah tentunya dengan perusakan citra untuk PKS akan menurunkan suara PKS pada pemilu 2014 ini. Dan itulah yang diharapkan oleh rival PKS ini.

Hal yang serupa juga dilakukan kepada partai Demokrat yang merupakan rival Partai Nasdem dan Golkar juga Hanura. Berita kecil dibesar-besarkan agar citra partai ini rontok. Dan yang akan naik adalah partai mereka yaitu NASDEM dan Golkar. Ini semata-mata untuk suksesi pemilu 2014.

Saya sangat sepakat dengan pernyataan mantan Presiden RI B. J. Habibie yang menyatakan “sangat berbahaya bila media adalah milik anggota suatu partai”. Saya sudah melihat media ini, agar public tidak curiga ke independenan media ini, mereka membuat sesekali berita tentang keburukan partainya, namun berita itu tidak sebesar atau sebanding dengan berita untuk partai lain. Dalam hal ini adalah Demokrat dan PKS yang dibabat habis.

Jika ada rilis, siaran pers, aksi yang menuntut pembubaran media ini, tidak pernah dipublis. Seperti kasus penuduhan Rohis sarang teroris. Padahal aksi yang dilakukan oleh aktivis roshis se-Indonesia dilakukan. Aksi yang dilakukan sangat besar atas penolakan siaran MetroTV bahwa Rohis sarang teroris. Namun berita itu tidak besar karena tidak di siarkan oleh TV itu.
Sangking becinya kepada suatu partai media ini juga tidak tanggung-tanggung memuat berita. Seperti kasus PKS menolak kenaikan BBM menjadi PKS dukung kenaikan BBM. Kasus PKS laporkan KPK ke kepolisian menjadi KPK lapor Johan Budi ke kepolisian. Sampai pemberian orang yang bukan juru bicara KPK disebut juru bicara KPK. Sehingga masyarakat mengira itu adalah perwakilan KPK, padahal bukan. Ini semata-mata untuk memuluskan pemberitaan bohong kepada masyarakat.
 
 
Implikasinya adalah masyarakat mendapat informasi yang selalu tidak ada penyelesaiannya. Masyarakat tidak mengetahui kebenaran, dan itu adalah ghazwul fiqri yang dilakukan oleh media itu. Dan balasannya adalah neraka jahanam kepada media yang memberitakan kebohongan. Karena dengan berita yang salah akan mengakibatkan pertumpahan darah dan jutaan orang yang dirugikan.

Saya berharap kepada pemerintah sudah seharusnya mengevaluasi kebebasan pers ini. Semata-mata untuk kemaslahatan masyarakat, bila perlu dibubarkan saja. Hingga cukup TVRI saja yang bisa di kotrol langsung oleh pemerintah. Dengan penrnyataan ini saya yakin kawan-kawan dari media mapun jurnalis tidak setuju. Namun saya sudah men SWOT lebih banyak baiknya seperti harapan saya tadi yaitu bubarkan MetroTV, TVOne dan Tempo.

Saya berharap kepada masyarakat yang membaca tulisan ini kembali membuka hati nuraninya. Untuk menyaring berita yang dilakukan oleh media yang ditunggangi ini. Berharap masyarakat tidak langsung percaya atas semua pemberitaan yang disiarkan. Solusinya adalah tabayun, mengklarifikasi berita itu kepada orangnya langung atau keluarganya. Saya juga yakin tidak semua orang membaca tulisan ini, namun usaha saya untuk menyampaikan kebenaran ini. Saya berharap juga kepada yang telah membaca tulisan ini untuk menyampaikan secara lisan kepada masyarakat sekitar. Agar mereka tidak tersesatkan dengan berita-berita yang sesat. Dan semoga ini menjadi amal jariah kita. Aamiin.. 
 
 
Arida Sahputra


posted by @Adimin

Tutur Ustadz di Sudut Guntur



Matahari mulai siap memanggang Jakarta saat saya dan pengurus DPD PKS Kab. Bekasi tiba di markas Polisi Militer (POM) Guntur, tak jauh dari Pasar Rumput, sekitar pukul 10.20 WIB. Sebuah kunjungan tak biasa akan kami lakoni: menjenguk qiyadah kami yang sudah lebih dari tiga bulan “dipaksa” KPK menginap di rutan Guntur. Setelah melalui protap setempat, kami akhirnya bersua dengan Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq, di ssalah satu sudut Guntur.

Saya yang masuk belakangan disambut dengan penuh keramahan oleh beliau. Beberapa langkah sebelum saya sampai ke tempat beliau duduk, ustadz Luthfi segera berdiri, bersiap menyambut saya yang hanya “orang biasa” di jamaah ini.

Senyumnya tetap mengembang, sama persis dengan yang kerap kita saksikan di layar kaca. Tiada yang berubah. Saya langsung menyodorkan tangan untuk menyambut uluran tangannya sambil berucap,” Apa kabar ustadz?”

“Alhamdulillah, baik,” jawab beliau dengan suara yang lembut.

Peluk hangat terjadi. Tubuh kami saling merapat, seolah seperti sahabat yang lama tak berjumpa. Bagai mimpi saya akhirnya bisa menyentuh langsung kulit dan tubuh beliau yang pada tanggal 30 Januari malam digelandang oleh penyidik KPK seperti barang yang tak berharga. Tubuh dari seorang tokoh partai Islam terbesar di Tanah Air yang saat ini menjadi sasaran fitnah kejam dari orang-orang yang membenci dakwah ini.

Ada rasa haru yang tertahankan. Ada gemuruh di dada yang tak terdengar kala saya memeluk erat tubuh beliau. Ingin rasanya pelukan itu tak cepat berlalu. Saya ingin menikmati detik-demi detik pelukan itu. Memeluk seorang qiyadah yang tengah dilanda ujian dahsyat dari sebuah masalah yang beliau sendiri tak memahaminya. Seorang qiyadah yang hari-hari terakhir ini terus diserang oleh media dari berbagai penjuru mata angin. Tapi pelukan itu harus berakhir. Saya pun dipersilakan bergabung dengan rombongan untuk mendengarkan penjelasan dan taujih beliau.     

Dihadapan kami terhampar meja panjang yang dihiasi kue dan minuman. Tepat di samping kami, seorang tersangka kasus korupsi sedang menerima keluarga dan pengacaranya. Ustadz Luthfi sendiri menerima kami ditemani istrinya tercinta.

Ustadz Luthfi menjelaskan kronologis kasus yang menimpanya secara runut disertai dengan keganjilan yang menyertainya. Tutur katanya halus, lembut, tertata dengan baik. Tak ada emosi yang meledak-ledak meski beliau sedang dizalimi. Saya terus menatap wajahnya. Rona keikhlasan terpancar dari wajahnya yang teduh. Pesona kejujuran tak bisa disembunyikan saat setiap kata terlontar dari lisannya.

“Inikah orang yang dituduh menyuap?”
“Inikah orang yang dituduh korupsi?”
“Inikah orang yang dihujat dan dicaci secara keji?”
Gaduhnya pemberitaan dan opini publik yang seakan-akan memvonis bersalah beliau sama sekali tak terlihat. Ustadz Luthfi terlihat rileks. Dengan kemeja putih bermotif kotak-kotak kecil, beliau terlihat sedikit lebih muda dari usianya. Sedikit senda gurau mewarnai perbincangan kami. Bahkan beliau sempat tertawa lepas ketika menerima salah satu tim pengacaranya Zainudin Paru dan temannya di sela-sela pertemuan dengan kami.

Pemandangan yang jauh berbeda dengan suasana yang terjadi di sebelah kami, tempat di mana seorang tersangka koruptor juga sedang menerima keluarganya. Wajahnya tegang, tak bisa menyembunyikan tekanan berat yang sedang menimpanya.

Mungkin bagi orang-orang yang sinis akan berkata,”Dasar koruptor, masih saja tertawa.” Tapi bila Anda datang dan bertemu langsung dengan Ustadz Luthfi, saya yakin, perasaan serupa akan dialami, persis seperti yang saya rasakan. Usai menceritakan kronologis, beliau memberikan taujihnya kepada kami.

“Kualitas keimanan kita itu dapat dilihat dari bagaimana cara kita menghadapi ujian dan output dari ujian tersebut. Ketika kita su’uzhon, maka kita akan kecewa, tak punya harapan bahkan cenderung menyalahkan sebagaimana iblis yang dikeluarkan dari surga dengan menyalahkan Allah. "qoola fabima ahwaitani la'akudannaka shirotokal mustakim". Padahal, dikeluarkanya iblis dari surga karena perbuatannya sendiri. Tetapi kalau kita khusnudhan maka akan didapatkan kebaikan karena dia yakin Allah akan menggantikan dengan yg lain.
Inilah yg Allah sebutkan innaa ma al 'usri yusro maka disinilah sebenarnya ukuran kualitas kita.

Dakwah ini adalah jalah yg penuh onak dan duri karenanya ketika kita tidak mendapatkan rintangan atau berjalan begitu saja maka perlu dievaluasi. Dengan kejadian ini terbukti semua kader baru tersadarkan bahwa ternyata banyak orang yang terusik dengan dakwah kita.”

Di ujung taujuhnya, beliau menutup dengan sebuah kalimat penuh optimisme.
“Semoga ujian ini menjadi wasilah kemenangan esok.”

Sungguh, saya sangat beruntung bisa bertemu langsung dengan Ust. Luthfi karena membuat keyakinan saya semakin menebal bahwa apa yang dialami beliau, qiyadah dan jamaah kita hari ini adalah UJIAN yang akan menguatkan tali tali ukhuwah kita yang kian melonggar. UJIAN yang akan menyadarkan kita bahwa jalan dakwah itu tak pernah mulus, selalu saja ada kerikil dan batu besar yang siap menghalangi. UJIAN yang menyadarkan kita bahwa musuh-mush dakwah tak pernah tidur dan selalu mengintai dan siap menerkam di saat kita lengah.

Matahari telah memanggang Jakarta saat kami keluar dari POM Guntur dengan membawa keyakinan untuk terus meniti jalan dakwah ini. Keyakinan untuk mewujudkan sepenggal firdaus di negeri tercinta meski banyak orang yang tak henti mencaci maki kami. (*) 

Erwyn Kurniawan

*Islamedia

posted by @A.history

PKS Tidak Pernah Tugaskan Fathanah Cari Dana Partai



JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku tidak pernah menugaskan Ahmad Fathanah untuk meminta uang kepada siapapun sebagai sumber dana partai.

"Itu jelas merugikan partai. Fathanah bukan kader dan panitia partai, bukan panitia pencari dana di PKS. Kami tdk pernah menugaskan Fathanah, kami banyak kader kok, ngapain mesti minta bantuan orang luar," kata Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/5/2013).

Mengenai sumbangan untuk kegiatan safari dakwah PKS, Hidayat meminta semua pihak tidak mengaitkan dengan Fathanah. Namun, ia mengakui adanya sumbangan untuk kegiatan PKS.

"Bukan hanya PKS tapi seluruh partai Itu dimungkinkan dengan maksimal perusahan 1 kali dalam setahun maksimal Rp7,5 miliar dan perorangan 1 kali dalam setahun maksimal Rp1 miliar," tuturnya.

Namun, Hidayat mengatakan partai tidak menerima sumbangan dari pihak yang bermasalah. Mantan Ketua MPR itu juga menegaskan partainya tidak mengetahui mengenai kasus sapi.

"Misalnya nih pengakuan  untuk seseorang yang menyumbang untuk safari dakwah. Dia mengatakan dalam keterangannya bahwa ini tdk ada kaitannya dengan impor sapi. Kami enggak ngerti sama sekali soal sapi ini. Tentu bagi panitia, tidak gampang akan serta merta menerima atau tidak," ungkapnya.

Hidayat pun mengatakan kasus yang menimpa PKS harus dibuktikan di pengadilan."Sekarang proses pengadilan sedang berjalan. KPK saja mengatakan tunggu di pengadilan, PKS juga demikian. Masak kita dahului KPK, tidak mungkin," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PT Indoguna Utama (IU) Maria Elizabeth Liman mengungkapkan adanya aliran dana ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dana Rp 1 miliar dari perusahaannya tersebut kata Maria untuk safari dakwah PKS.  Namun, Maria membantah bahwa pemberian uang Rp 1 miliar tersebut untuk mendapatkan penambahan kuota impor daging sapi untuk PT Indoguna. Sebab, waktu penambahan kuota sudah habis, sehingga uang diberikan murni untuk sumbangan.  

"Itu (Rp 1 miliar) untuk safari dakwah ke Sumatera, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sumbangan untuk Papua," kata Maria saat bersaksi untuk terdakwa Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (15/5/2013).  

Maria mengatakan pemberian Rp 1 miliar tersebut atas permintaan tersangka Ahmad Fathanah. Pemberian juga dilakukan karena Maria memandang Fathanah berasal dari keluarga religius dan terpandang di Makassar.  

Tetapi, Maria mengaku tidak tahu rinci pemberian uang Rp 1 miliar karena sedang sibuk berada di Bangkok, Thailand. Sehingga, penyerahan uang diserahkan ke terdakwa Arya Abdi Effendy.(*)

*Tribunnews

posted by @A.history

Hmm... Tak Seperti Biasanya, PKS Masuk 3 Besar di Survei Median



Jakarta - Sejumlah lembaga survei menempatkan PKS di nomor urut bawah karena menurunnya popularitas tergerus kasus impor daging sapi. Namun tidak di survei yang digelar oleh Media Survei Nasional (Median) yang menempatkan PKS di urutan 3 besar. Seperti apa gambarannya?

Di survei yang digelar oleh Median, PKS meraih 7,2 persen suara dari total 1.450 responden, jika Pemilu digelar saat ini. Hal ini menempatkan PKS di urutan ke tiga di bawah Golkar (17,1%) dan PDIP (16,7%).

Survei ini digelar Media Survei Nasional (Median) selama 28 April-6 Mei 2013. Survei menggunakan 1.450 sampel dari seluruh WNI yang memiliki hak pilih dengan margin of error sebesar 2.57% dengan tingkat kepercayaan 95%. Sampel dipilih secara random dengan teknik Multistage Random Sampling dan proporsional atas populasi Propinsi dan gender di 33 provinsi.

Direktur Eksekutif Media Survei Nasinal (Median) Riko Marbun memaparkan popularitas PKS tak terjun bebas saat ini. Dia juga membantah survei tersebut dipesan oleh PKS.

"Nggak (pesanan), ya ini kan survei biasa. Kan lembaga lain banyak yang melakukan survei semacam ini karena menjelang Pemilu 2014. Survei itu dilakukan sebelum penyegelan mobil dan isu perempuan Fathanah muncul, sampai sekarang masih konstan," kata Riko usai paparan survei Median di di Restoran Bumbu Desa, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2013).

Berikut tingkat elektabilitas parpol jika Pemilu digelar hari ini, berdasarkan survei Median:

1. Partai Golkar 17,1
2. PDIP 16,7
3. PKS 7,2
4. Partai Demokrat 7,1
5. Partai Gerindra 6,5
6. PKB 5,6
7. PPP 5,2
8. NasDem 3,7
9. PAN 3,5
10. Hanura 1,3
11. PBB 0,6
12. PKPI 0,1

Survei Median ini menempatkan PKS di partai papan tengah dengan perolehan suara di atas 5%. Riko Marbun memaparkan 18% responden suka dengan kinerja PKS, 12% suka dengan PKS sebagai partai religius, 11% suka dengan soliditas PKS, 10,6% suka dengan PKS yang dianggap merakyat, 10% suka dengan tokoh, 7% suka dengan ideologi, 2,7% suka karena dianggap sesuai hati nurani dam 2,9 persen suka dengan program PKS.(*)

*News.detik

posted by @A.history

Mengapa Saya Membela PKS?



Saya akan memulai tulisan ini dengan sebuah pengalaman dengan judul:

Pertama Kali Ikut Tarbiyah


Tahun 2003, ketika itu saya masih lajang dan kos di daerah Slipi. Saya ikut tarbiyah atau liqo bersama seorang ikhwah di dekat rumah. Liqo PKS tentu saja.
Saat itu, ada satu ceramah sang murabbi tersebut yang tetap saya ingat hingga hari ini:

“Salah satu prinsip tauhid adalah kita tidak boleh taklid buta kepada siapa pun, kecuali kepada Rasulullah. Walau dia ulama besar sekalipun, wali sekalipun, tetap tidak boleh. Sebab ulama dan wali sekalipun adalah manusia biasa. Mereka bukan orang suci dan pasti tidak terbebas dari dosa dan kesalahan. Sedangkan Rasulullah sudah dijamin oleh Allah sebagai manusia yang bebas dari dosa dan kesalahan. 

Ketika Rasulullah berbuat salah, langsung pada saat itu juga Allah menegurnya.”

Inilah prinsip yang akhirnya menyadarkan saya, dan Insya Allah akan terus saya jadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan ketika saya sudah bergabung sebagai kader PKS pun, prinsip ini tetap saya pegang. Ketika para qiyadah PKS melakukan dan mengatakan hal-hal yang benar sesuai ajaran Islam, maka saya ikuti. Jika tidak sesuai, ya ngapain diikuti? Mereka cuma qiyadah. Mereka bukan nabi.

Hal ini saya buktikan ketika Pemilihan Presiden beberapa tahun lalu, saat PKS mendukung SBY. Menurut saya ketika itu, yang patut didukung adalah JK. Maka saya pun mendukung JK dan tak mau ketika diajak kampanye SBY.

Dan hari ini, saya bersama para kader PKS lainnya membela LHI. Padahal banyak orang yang berkata bahwa LHI koruptor. Kenapa? Apakah saya sudah berubah? Apakah saya sudah tidak percaya pada prinsip yang tertulis di atas?

Insya Allah saya masih percaya. Prinsip itu masih saya pegang hingga hari ini.

Saya membela LHI karena saya percaya padanya. Sampai hari ini, belum ada satu bukti pun yang menunjukkan bahwa beliau bersalah. Bahkan seperti yang kita saksikan sendiri, banyak sekali kejanggalan pada kasus ini.

(Berikut sebuah gambar yang saya buat, untuk mengilustrasikan kasus LHI secara sederhana. Alhamdulillah, gambar ini sudah di-share oleh ribuan orang melalui social media. Termasuk yang ikut men-share adalah pak Tifatul Sembiring dan Anis Matta).

Saya sangat gencar membela LHI dan PKS (saat ini), karena saya prihatin, begitu banyak fitnah dan kesalahan persepsi yang menimpa partai yang satu ini.
“O, gitu tho. Tapi bagaimana kalau di pengadilan nanti ternyata LHI terbukti korupsi Apakah kamu masih membela dia?”

Seandainya dia memang benar-benar terbukti korupsi, ya saya akan berhenti membelanya. Saya juga akan menyesal, kenapa dulu saya membela dia.

Yang perlu dibela 100% itu hanya Islam.

Saya selalu berdoa, semoga prinsip yang disampaikan oleh murobbi pertama saya di Slipi tersebut, tetap akan saya pegang teguh hingga akhir hayat nanti. Aamiin… (@jonru/sbb/dakwatuna)

*Dakwatuna


posted by @A.history

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger