Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
March 16, 2015
posted by @Adimin
Pemkot Padang Segera Bangun Jembatan di Hulu Batang Kuranji
Written By mediapkspadang on 16 March, 2015 | March 16, 2015
PADANG (16/3) - Pemerintah Kota Padang segera merealisasikan pembangunan jembatan gantung di hulu Batang Kuranji.
Jembatan yang akan menghubungkan dua anak sungai, Padang Janiah dan Padang Karuah ini, mendapat anggaran sebesar Rp 700 juta dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah menjelaskan, jembatan ini merupakan kebutuhan warga yang tinggal di kawasan Batu Busuak dan Bukik Sungkai, Kelurahan Lambung Bukik, Pauh.
"Selama ini, warga yang umumnya petani, kesulitan membawa hasil panen karena harus menyeberang sungai deras, terlebih di musim penghujan," kata dia di Padang, Sumatera Barat, Senin (16/3).
Ia menjelaskan, di sekitar sungai Padang Karuah, terdapat sejumlah tanaman masyarakat seperti durian, rambutan, duku, manggis dan hasil panen lainnya. Namun, kondisi medan di lokasi yang disebut Patamuan itu, sangat berat.
Pembangunan jembatan ini, selain membantu aktivitas masyarakat, juga untuk memperlancar perekonomian di kawasan sekitar.
"Itulah sebabnya kita upayakan secepatnya pembuatan jembatan," tambahnya.
posted by @Adimin
Label:
TOKOH,
TOPIK PILIHAN
March 16, 2015
posted by @Adimin
Nagari Cyber VII Koto Talago Awali Kemajuan IT Sumatera Barat
LIMA PULUH KOTA (16/3) – Meskipun kemajuan Teknologi Informasi membawa dampak negatif yang perlu dihindari, akan tetapi pemanfaatannya perlu dilakukan dengan optimal guna memajukan pembangunan daerah, terutama nagari-nagari di Sumatera Barat. Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno saat meresmikan Nagari Cyber VII Koto Talago, Kabupaten Lima Puluh Kota di SMKN 2 Guguak Ampang Gadang, Ahad siang (15/3).
“Hari ini orang butuh banyak informasi sebagai kebutuhan pokok sehari-hari, contoh saja sebuah handphone yang selalu dibawa pergi kemanapun berada. Selain menerima telepon juga untuk menelepon. Namun, handphone itu sendiri saat ini dengan kemajuan perangkatnya terus meningkatkan pelayanan yang membuat kita semakin membutuhkan teknologi informasi,” kata Irwan.
Lebih lanjut Irwan menyampaikan kemajuan Teknologi Informasi (Information Technology/IT) ini sama dengan kondisi manusia menggunakan pisau yang tajam. Dalam arti positif, ujar Irwan, kita dapat memanfaatkan untuk memasak dan lain-lain. Sedangkan dalam kondisi negatif juga bisa membunuh.
“Begitu juga dengan IT, tergantung dari siapa yang memanfaatkannya. Secara positif dia akan memberikan tambahan pengetahuan dan keahlian bagi kita dalam mengembangkan diri. Secara negatif, IT dapat mempengaruhi perilaku yang tidak baik jika memanfaatkannya pada hal-hal yang buruk,” ujar Gubernur.
Oleh karena itu, Irwan berharap peran orang tua terhadap anak dalam pemanfaatan IT perlu dilakukan. Selain itu, pada generasi muda perlu ditambahkan modal iman dan takwa yang kuat. Menurutnya, jika iman dan takwa telah ada dalam diri seseorang, ia akan mampu memanfaatkan IT sebagai kemajuan yang bermanfaat untuk peningkatan pembangunan.
“Betapa 30 tahun yang lalu kita belum kenal HP dan IT. Sehingga, kita selalu terikat dengan kondisi alam yang terbatas dalam pembangunan daerah. Hari dengan kemajuan IT dan HP ini kita dapat memantau segala hal baik dalam keluarga maupun kerja kawan-kawan di kantor, men-cek sampai dimana pekerjaan yang telah dilakukan,” katanya.
Oleh karena itu, atas nama Pemprov Sumbar, Irwan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inovasi Nagari Cyber, yang saat ini masih dilakukan pematangan program oleh pemprov. Sementara Nagari VII Koto Talago telah memulai terlebih dahulu.
“Selamat, semoga ini menjadi inspirasi bagi banyak orang terutama nagari-nagari di Sumatera Barat! Kepala Dinas Perhubungandan Kominfo Provinsi Sumbar pun menetapkan Nagari VII Kota Talago sebagai pilot project di Sumatera Barat,” ungkap Irwan.
Sementara itu, Bupati Lima Puluh Kota, Alis Marajo mengatakan keberadaan Nagari Cyber merupakan pengembangan dari pembinaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sesuai dengan aturan Permendagri tentang setiap nagari/desa perlu membentuk KIM dalam upaya menumbuhkan peran serta masyarakat dalam pembangunan di nagari.
“Pengembangan Nagari Cyber ini tentu akan mampu memberikan kemudahan dalam akses IT guna memacu pembangunan, baik sektor pendidikan, perekonomian, maupun infrastruktur guna menyejahteraan kehidupan masyarakat,” ajaknya. [Humas Pemprov Sumatera Barat]
Label:
TOKOH,
TOPIK PILIHAN
March 16, 2015
PADANG – Sejak “dikutuk jadi batu” hingga melegenda ratusan tahun kemudian, baru sekarang kapal Malin Kundang dikeruk dari pasir yang sudah menimbun bagian badan dan geladaknya. Hal itu dilakukan Pemerintah Kota Padang agar kapal Malin Kundang ini persis seperti dahulu, yaitu tersandar di muara sungai Pantai Air Manis.
Revitalisasi Batu Malin Kundang Dapat Dukungan DPRD Padang
PADANG – Sejak “dikutuk jadi batu” hingga melegenda ratusan tahun kemudian, baru sekarang kapal Malin Kundang dikeruk dari pasir yang sudah menimbun bagian badan dan geladaknya. Hal itu dilakukan Pemerintah Kota Padang agar kapal Malin Kundang ini persis seperti dahulu, yaitu tersandar di muara sungai Pantai Air Manis.
Jumat (13/3), Sekretaris Daerah Kota Padang Nasir Ahmad langsung turun tangan melakukan pengerukan sedimen, menandai dimulainya revitalisasi Batu Malin Kundang dan kawasan wisata Pantai Air Manis. Wakil Ketua DPRD Padang Muhidi, Dandim 0312 Letkol Wahyudi serta dari unsur Lantamal Teluk Bayur, langsung turun tangan menandai dimulainya pengerjaan pengerukan sedimen di Pantai Air Manis tersebut.
Penataan terhadap objek wisata Pantai Air Manis ini juga mendapat dukungan dari DPRD Kota Padang. Wakil Ketua DPRD, Muhidi mengungkapkan, bila konsep untuk pengembangan objek wisata ini sudah pas dari Pemko maka DPRD akan mendukung penganggarannya.
“Kita yakin, dengan penataan objek wisata Pantai Air Manis dan Batu Malin Kundang-nya akan mengundang lebih banyak pengunjung sehingga berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat,” ungkap Muhidi.
Seperti diketahui, lanjut politisi PKS ini, Batu Malin Kundang merupakan primadona dari objek wisata yang ada di Kota Padang. Bukan saja karena legendanya yang dikutuk menjadi batu sudah dikenal dunia, namun keelokan alam sekitarnya pun menjadi daya tarik. Disini pengunjung bisa melampiaskan hobi berselancar (surfing), berenang dan menikmati kuliner. Ataupun sekedar berpiknik bersama keluarga sambil menikmati pemandangan laut dengan angin pantai yang lembut.
“Sejauh ini potensi di kawasan Pantai Air Manis ini belum sepenuhnya terkelola dengan maksimal. Namun, dengan melibatkan semua unsur masyarakat melalui BPOW, maka penataan yang lebih baik bisa dilakukan agar primadona ini kembali menjadi magnet bagi wisatawan,”tukas Muhidi. [Humas]
posted by @Adimin
Label:
TOKOH,
TOPIK PILIHAN
March 16, 2015
posted by @Adimin
Membuang Arogansi dan Kepongahan
Suatu ketika seorang musafir tiba di madinah. Laki yang baru pertama kali
menginjakkan kaki di madinah itu membawa barang dagangan yang sangat banyak. Kelelahan
setelah berjalan jauh musafir itu duduk beristirahat. Saat itulah muncul
seorang laki2 yang kelihatan miskin dengan baju penuh tambalan. Tanpa piker panjang
sang musafir meminta orang itu untuk
membawakan barnag dagangannya ke pasar. Orang itupun mengiyakan. Ditengah jalan
orang orang saling berbisik menyaksikan laki2 itu memanggul barang layaknya kuli
pasar.
“tahukah kamu siapakah yang membawakan barang barang daganganmu itu
..?? bisik seseorang pada musafir.
“tidak..”, jawabnya. “dia adalah Amirul
Mukminin Umar bin Khattab.
Alangkah terkejutnya sang musafir. Ia memang belum pernah bertemu dengan Umar
bin Khattab, tergopoh gopoh sang musafir meminta maaf dan membujuk Umar ra agar
mau meletakkan barang bawaannya. Tapi Umar bersikeras membawanya ketempat
tujuan sesuai dengan janjinya tanpa sedikitpun terbersit rasa marah atau kesal.
Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab tarikhnya, dan Ibnu Mardawiyah dari
Tsumamah bin Hazan ra. Suatu hari ketika Umar sedang menunggang keledainya ia
berpapasan dengan seorang wanita tua. Wanita tua itu menghentikan langkah Umar
dan menegurnya dengan nada marah (tidak dijelaskan secara pasti apa yang dikeluhkan wanita itu kepada Umar). Mendapat
perlakuan seperti itu sedikitpun Umar tidak marah. Bahkan ia tetap menerima dan
menanggapinya dengan ramah tamah.
Melihat sikap Umar ada orang yang dengan penasaran bertanya,” wahai Amirtul
mukminin, mengapa engkau berlaku selemah lembut itu kepadanya……??. Umar tersenyum dan menjawab “ aku tidak berani
dengan wanita tua itu, sebab keluhannya pernah didengar oleh ALLAH swt dari
balik tujuh lapis langit sehingga ALLAH menurunkan ayat pertama dari surat Al
Mujadalah. Wanita itu adalah Khaulah binti Tsa’labah yang telah di dzihar oleh
suaminya Aus bin Shamit.
Apa yang dilakukan oleh Umar bin Khattab diatas adalah teladan yang sangat
berharga bagi siapa saja yang sedang berkuasa atau merasa memiliki kekuasaan
sebesar apapun. Bahkan kekuasaan seberapapun besarnya mestinya tidak harus
sampai melahirkan arogansi dan kepongahan. Tak bisa dipungkiri orang-orang yang memiliki
kekuasaan seringkali diliputi rasa
gengsi. Itulah sebabnya seandainya mereka diminta untuk melakukan pekerjaan “rendahan”
akan muncul rasa enggan. Bagaimana perasaan seorang ustadz dihadapan murid
muridnya bila diperintah orang yang tak kenal layaknya kuli saja. Padahal dia
begitu dihormati murid muridnya, bahkan oleh masyarakat umum..?? bagaimana
perasaan seorang camat, gubernur, menteri, jenderal atau presiden bila tiba
tiba diperintah oleh rakyat jelata..??
Sayangnya orang orang yang memiliki kedudukan tinggi, cenderung sulit menerima
nasehat apalagi teguran dari orang yang lebih rendah kedudukannya. Banyak alasan
yang enggan menerima koreksi bawahan. Kondisi ini akan semakin buruk bila
menimpa sebuah komunitas tertentu, organisasi tertentu atau kelompok tertentu. Artinya
arogansi pribadi sudah sangat buruk, apalagi bila dilakukan secara kolektif. Lebih
lebih bila arogansi itu berlindung dibalik payung agama.
Mengapa kita tidak belajar dari sikap Umar ketika diomeli perempuan tua
didepan umum..??. Padahal kelebihan wanita tersebut “hanya” menjadi sebab
turunnya satu ayat saja dari al qur’an. Bukankah bisa saja Umar berkata “ kau
ini siapa hai wanita tua, aku adalah Amirul Mukminin dan menjadi sebab turunnya
empat ayat al qur’an. Tapi Umar tidak melakukan hal itu.
Siapakah kita bila dibandingkan Umar ra…?? Dizaman ia menjadi khalifah
wilayah kekuasaannya meliputi dua pertiga dunia. Atas segala pribadi baiknya, Rasullullah
bersabda “ kalaulah ada seorang nabi sepeninggalku, tentulah Umar orangnya..”
Siapakah kita bila dibandingkan Umar ra…?? Sementara kita paling hanya
seorang ustadz, pimpinan partai, pemimpin ormas, atau segala macam jabatan
lainnya. Tanpa bermaksud merendahkan setinggi apapun kekuasaaan kita, tak ada yang
bisa menyamai kekuasaan Umar.
Ajaibnya sikap tawadhu dan
rendah hati justru sangat dominan pada diri Umar yang terkenal keras. Ia keras
dalam membela yang benar, tapi juga tunduk dan luluh menerima kebenaran. Pernah
terjadi di masa Umar para gadis mensyaratkan mahar yang amat tinggi. Tentu saja
hal itu menyulitkan banyak pemuda yang ingin menikah. Melihat keadaan itu Umar
mematok mahar tertinggi. Seorang wanita tua memprotes kebijakan Umar dihadapan
orang banyak.”Wahai Umar, apakah ketentuan itu dari ALLAH dan rasulnya ataukah
dari dirimu sendiri..??? Mendengar hal itu Umar langsung membatalkan keputusannya.
Keteladanan Umar adalah
hasil didikan langsung Rasulullah saw. Mereka memang para pemimpin agung yang mewarisi
akhlak yang mulia. Mereka mengajarkan bagaimana mencintai kebenaran, menjunjung
tinggi hokum dan keadilan. Selain itu mereka juga mengajarkan bahwa arogansi
dan kepongahan tidak akan menghasilkan dan menyelesaikan apapun, justru merendahkan
pelaku arogansi sendiri.
Tampaknya kita masih harus
banyak belajar. Siapapun kita, sebagai rakyat, sebagai penguasa, pemimpin ormas,
pemimpin keluarga, Kepala desa bahkan Presiden sekalipun, harus banyak
mencontoh akhlak mulia para pendahulu kita. Jangan sampai kekuasaan seberapapun
besarnya malah melahirkan sikap arogan dan kepongahan.
Baru dipanggil ustadz, syaikh,
buya atau sebutan terhormat lainnya, tidak mau menyapa dulu sebelum disapa
duluan, belum bentuk-bentuk arogansi lainnya.
Seharusnya semakin tinggi ilmu seseorang, semakin dianggap tinggi oleh masyarakat atau suatu komunitas, maka seharusnya semakin tawadhu, semakin rendah hati, dan semakin lebih mengerti dengan keadaan sekitar, bukan merasa lebih tinggi, semakin pongah… semoga kita tidak seperti itu.
Seharusnya semakin tinggi ilmu seseorang, semakin dianggap tinggi oleh masyarakat atau suatu komunitas, maka seharusnya semakin tawadhu, semakin rendah hati, dan semakin lebih mengerti dengan keadaan sekitar, bukan merasa lebih tinggi, semakin pongah… semoga kita tidak seperti itu.
Wallahualam bishawab
posted by @Adimin
Label:
OASE,
TOPIK PILIHAN