pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Ikhwan, Jihad, Politik, dan Partai

Written By asdeddy sjam on 14 June, 2012 | June 14, 2012


Politikus sejati adalah mereka yang sepenuh hati menumpahkan potensi diri untuk kondisi umat ini.


Ikhwan dan Jihad

Ikhwan memandang bahwa jihad adalah kemestian dalam da 'wah. Ikhwan meletakkan poin jihad pada rukun keempat dari arkan bai'at.

Berkata Ustadz Hasan al-Banna rahimahullah: Jihad merupakan kewajiban yang terus berlaku hingga hari kiamat. lnilah yang dimaksud dalam sabda Rasulullah saw.: "Barang siapa yang meninggal dia belum berjihad, serta belum berniat untuk berjihad, maka ia mati secara j ahiliyah.”

Jihad paling rendah adalah pengingkaran hati, dan yang paling tinggi berperang di jalan Allah. Di antara keduanya adalah jihad dengan lisan, pena, tangan, dan ucapan yang hak di hadapan penguasa durjana.

Da'wah tidak dapat hidup kecuali dengan jihad fi sabilillah dan harga mahal yang harus dipersembahkan untuk mendukungnya. Niscaya pahala besar akan diberikan kepada para aktivis da'wah.

"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang se'benar- benarnya...” (QS. al-Hajj:78)

Sebab itu, syi’ar yang selalu dikumandangkan adalah “al-jihadu sabiluna jihad adalah jalan kami."

Prinsip jihad Ikhwan tidak hanya dalam bentuk ceramah, syi’ar, dan makalah yang membicarakannya, tapi teraktualisasi secara riil ketika di Palestina terbuka peluang untuk berperang.

Peperangan tersebut mencatat berbagai strategi dan pengalaman perang yang dilakukan Ikhwanul Muslimin, yang telah tertulis dalam berjilid-jilid buku. Hendaknya jilid-jilid buku yang mencatat peristiwa ini dibaca oleh setiap muslim, untuk memberi pengaruh terhadap ruh dan kekuatan terhadap mereka. Agar mereka dapat meresapi makna izzah dan rasa bangga terhadap intima (penisbatan) mereka kepada ummat Islam.

Tapi sayangnya, buku-buku itu tidak terlalu mendapat perhatian dari ummat Islam. Berlainan sekali dengan sikap musuh-musuh kita yang justru mengkaji dan mempelajari seluruh isi buku-buku tersebut secara detail.

Cukuplah disini kita mengingat bagaimana spontanitas dan sambutan besar para Ikhwan dari seluruh penjuru dunia, saat Ustadz Hasan al-Banna rahimahullah membuka kesempatan bagi mereka untuk bergabung dengan pasukan sukarelawan jihad di Palestina.

Salah satu syarat yang beliau tetapkan bagi calon mujahidin adalah ridha kedua orang tua mereka untuk turut dalam jihad.

Ikhwan dan Politik

Masalah ini telah memunculkan reaksi banyak pihak. Di antara mereka ada yang curiga, memunculkan gelar negatif, dan melontarkan tuduhan.

Terkait dengan masalah ini, ustadz Hasan al-Banna rahimahullah mengatakan:

"Wahai ummat Islam, sesungguhnya kami menyeru kalian, dengan al-Qur'an dan sunnah di tangan kami, amal para salafushalih menjadi qudwah kami. Kami menyeru kalian kepada Islam, kepada ajaran-ajaran Islam, hukum-hukum Islam, hidayah Islam. Bila kalian menganggap hal ini sebagai sikap yang berbau politik, maka itulah politik kami.

"Bila orang-orang yang menyeru kalian pada prinsip-prinsip ini disebut kaum politikus, berarti al-hamdulillah mungkin kamilah orang-orang yang banyak berkecimpung dalam politik. Sebutlah apa saja tentang sikap ini, sebutan-sebutan itu tidak berpengaruh negatif bagi kami hingga jelas apa makna sebutan itu dan tersingkap tujuannya."

"Wahai ummat Islam, berbagai sebutan dan nama tersebut hendaknya tidak menghalangi kalian dari hakikat, tujuan dan mutiara. Sesungguhnya yang dikehendaki Islam dalam politiknya adalah kebahagiaan dunia dan akhirat. Itulah politik kami yang tidak ada gantinya. Karena itu, berpolitiklah, dan bawa ghirah kalian di atasnya. Kemuliaan ukhrawi menanti kalian."

"Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) al-Qur'an setelah beberapa waktu lagi." (QS. Shaad: 88)

Tentang Politik Kepartaian

Ustadz al-Banna rahimahullah mengatakan: "Adapun yang menyebut kami sebagai partai politik, maka kami tidak mendukung satu partai dan menyaingi selainnya. Kami tidak akan berubah haluan menjadi seperti itu dan tidak seorangpun yang dapat merubah atau merancukan prinsip kami dalam hal tersebut.

Yang dimaksud bahwa kami politikus, adalah kami menumpahkan perhatian terhadap kondisi ummat kami. Kami meyakini bahwa kekuatan secara legislatif merupakan bagian dari ajaran Islam yang sesuai dengan hukum-hukumnya.

Kebebasan politik adalah salah satu rukun dan kewajiban dalam Islam. Kami berusaha keras untuk dapat mewujudkan kebebasan dan meluruskan perangkat legislatif. Kami yakin ini bukan hal baru, tapi telah dikenal oleh setiap muslim yang mempelajari agama Islam secara benar.

Kami tidak memiliki persepsi tentang da'wah dan eksistensi kami kecuali demi mewujudkan sasaran itu. Dan kami tidak akan keluar sedikitpun dari da'wah kepada Islam. Islam tidak mencukupkan seorang muslim sebatas memberi nasihat dan petunjuk, tapi hingga dalam tahap perjuangan dan jihad.

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-Ankabut: 69)

Islam adalah agama persatuan dalam segala hal. Islam adalah agama kelapangan hati, kebersihan jiwa, persaudaraan hakiki, ta'awun yang bersih antara manusia seluruhnya, terlebih dengan sesama ummat dan bangsa yang satu. Islam tidak menghendaki dan membenci sistem kepartaian.

Al-Qur'an mengatakan: "Dan berpegang teguhlah kalian dengan tali (agama) Allah seluruhnya, dan janganlah bercerai berai." (QS. Ali Imran: 103)

Rasulullah saw. bersabda: "Maukah kalian aku tunjukkan dengan amal yang lebih utama daripada shalat dan puasa?”

Mereka mengatakan: “Tentu saja ya Rasulullah.” Rasul bersabda: “Memperbaikl hubungan dengan sesama, sebab sesungguhnya kerusakan hubungan dalam hal ini adalah pencukur. Aku tidak mengatakan mencukur rambut, tapi mencukur agama.”

Di sini tentu patut disebutkan perbedaan antara sistem kepartaian -yang selalu mengangkat syi'ar perbedaan, pembagian kelompok dalam hal pendapat, dan orientasi- dengan kebebasan pendapat yang dibolehkan dan diperintahkan dalam Islam. Juga sikap menyaring permasalahan, pembahasan berbagai perkara dan perbedaan terhadap apa yang disodorkan guna menegakkan al-haq.

Sehingga bila al-haq telah jelas, ia akan menurunkan hikmah kepada seluruh masyarakat. Sama saja apakah dalam perwujudannya mengikut kepada mayoritas atau kesepakatan umum.

Dalam berbicara soal politik, patut pula ditegaskan bahwa kekuasaan bukan menjadi sasaran Ikhwan. Tujuan mereka adalah untuk mewujudkan sistem Islami. Kapanpun sistem ini wujud, dan siapapun orang yang mewujudkannya, Ikhwan siap menjadi prajurit dan pendukungnya.

Ustadz Hasan al-Banna rahimahullah mengatakan: "Ikhwan tak bermaksud merebut kekuasaan, bila di antara ummat terdapat orang yang siap memikul beban dan melakukan amanah ini, serta menerapkan sistem yang Islami dan Qur'ani. Maka Ikhwan siap menjadi prajurit, pendukung dan penolongnya."

(Buku Ikhwanul Muslimin; Deskripsi, Jawaban Tuduhan, dan Harapan Oleh Syaikh Jasim Muhalhil)
Penulis: Syaikh Jasim Muhalhil.


Posted by Adimin

Syariat Islam Dari Tanah Datar, Sumatera Barat


Mengadakan pesta (baralek) tidak boleh pakai orgen tunggal di Jorong Tanjuang Lado Ateh Bukik, Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Sungai Tarab. Kalau mau keluar rumah, kalangan perempuan tidak dibenarkan tanpa menutup aurat. Ketentuan itu sudah jadi kesepakatan masyarakat dan mulai diberlakukan sejak beberapa waktu lalu. “Sebagai daerah yang bersandar kepada ajaran Islam dan mengampu nilai-nilai adat Minangkabau, masyarakat sudah sepakat, nilai-nilai Islam harus ditegakkan. Ada tujuh aturan pokok yang diberlakukan di jorong itu,” ujar Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Sungai Tarab, Afrizon, kepada Singgalang, kemarin, di ruangan kerjanya.

Tujuh aturan pokok itu, menurut dia, mencakup larangan dan suruhan, yakni tidak dibolehkan menerima tamu yang bukan muhrim lewat dari pukul 21.00 WIB, tidak diperkenan pesta pernikahan (baralek) memakai orgen tunggal karena dinilai tidak islami, pesawat televisi harus dimatikan antara Maghrib dan Isya karena di waktu itu warga diharuskan membaca Alquran dan membimbing anak belajar.

Aturan berikutnya, setiap perempuan keluar rumah harus menutup aurat, setiap warga diharuskan mengikuti wirid pengajian yang secara rutin digelar sekali dalam 15 hari di musala setempat, serta setiap warga diharuskan menjaga kerukunan.

Sebenarnya, aku Afrizon, Jorong Tanjuang Lado Ateh Bukik telah ditetapkan sebagai Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) untuk Kecamatan Sungai Tarab. Program pembinaan pun sudah digulir sejak enam bulan silam.

“Prioritas utama kita adalah membina dan memberdayakan masyarakat dalam mengamalkan nilai-nilai Islam, termasuk di antaranya memotivasi warga dalam meningkatkan perekonomian keluarga mereka,” katanya.

Afrizon mengakui, sesuai dengan konsep program DBKS, Tanjuang Lado Ateh Bukik telah menerima bantuan dari Pemkab Tanah Datar, Pemprov Sumbar, Kanwil Kementerian Agama Sumbar, dan para perantau Tanjuang Lado itu sendiri.

Selama berada di bawah binaan DBKS, menurutnya, beragam kegiatan telah dilaksanakan, di antaranya pendataan kelengkapan rumah sebagai keluarga sakinah, akurasi arah kiblat untuk setiap rumah, pembinaan rutin satu kali dalam 15 hari dengan mendatangkan narasumber dari dinas dan instansi terkait, serta pembentukan unit usaha simpan pinjam.
“Unit simpan pinjam ini diarahkan untuk program usaha produktif keluarga, dana yang sudah digulirkan mencapai Rp15 juta, berasal dari bantuan Kanwil Kamenag Sumbar lewat program usaha keluarga prasakinah,” terang Afrizon.

Diakui, suksesnya beragam program yang digulir di Jorong Tanjuang Lado Ateh Bukik, tak bisa pula dilepaskan dari partisipasi aktif segenap elemen masyarakat, termasuk Camat Sungai Tarab, Walinagari Pasie Laweh, serta penyuluh agama fungsional dan staf.


Sumber : Singgalang
Posted by Adimin

Syirik, Jenis-Jenisnya, dan Bahayanya

MAKNA SYIRIK
Syirik artinya menyekutukan Allah SWT dalam beribadah dengan salah satu diantara makhluk-Nya.
SEBAB-SEBAB SYIRIK
  1. Pengagungan, pemuliaan dan penghormatan yang berlebihan. Pengagungan dalam syari’at Islam ada 2 macam:
    • Pengagungan yang sampai batas-batas tertentu dibolehkan bahkan diwajibkan (thobi’i), seperti anak kepada ayahnya (QS 17/23-24), terhadap nabi dan rasul as (QS 4/64, 24/63, 49/2-3).
    • Pengagungan yang berlebihan dan sampai pada tingkat taqdis (pengkultusan) kepada siapapun adalah terlarang, walaupun terhadap nabi as (QS 3/144), malaikat (QS 43/19), jin (QS 37/158-159), ulama dan orang shalih (QS 71/21-23), benda-benda langit (QS 41/37).
  2. Bersandar kepada sesuatu yang dapat diketahui oleh panca indera saja dan meremehkan yang diluar panca indera (QS 2/55, 7/138, 20/87-88).
  3. Mengutamakan hawa nafsu (QS 31/21, 19/59, 28/50, 25/43, 3/14).
  4. Bersikap sombong (QS 43/51-52, 40/56, 2/258).
  5. Ridha pada para pimpinan yang menindas manusia dan tidak berhukum kepada hukum Allah SWT dan rasul-Nya (QS 5/44-47, 7/65-66, 7/73-76, 34/31-33).
BENTUK-BENTUK SYIRIK
Syirik dalam al-Qur’an dan as-Sunnah bukan hanya sujud kepada berhala saja, sujud kepada berhala merupakan salah satu dari bentuk-bentuk syirik yang sangat banyak bentuknya, diantaranya:
  1. Meyakini bahwa ada yang memiliki kekuatan atau dapat memberi manfaat dan madharat selain Allah SWT (QS 2/102).
  2. Mendekatkan diri dengan memuja kepada sesuatu dengan keyakinan bahwa dengan sesuatu itulah ia dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT (QS 39/3).
  3. Memohon pertolongan kepada orang mati, ruh, atau jin untuk memudahkan urusannya (QS 10/18, 72/6).
  4. Cinta (mahabbah) dan loyalitas (wala’) yang salah. Cinta dan loyalitas hanya boleh diarahkan kepada Allah SWT, Rasul SAW dan orang-orang yang beriman dan bertakwa dan tidak boleh diarahkan kepada: Orang-orang yang menentang agama Allah SWT (QS 58/22) dan orang-orang yang mengejek hukum-hukum Allah SWT (QS 5/57). Jika ia mencintai sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT atau karena lebih mencintai sesuatu sehingga ia berani melanggar hukum Allah maka ia telah syirik (QS 2/165, 9/24).
  5. Beranggapan bahwa aturan/hukum buatan manusia lebih baik dari hukum Allah SWT atau menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal (QS 9/31, 16/35, 42/21, 4/65).
  6. Sihir (QS 10/81). Dari Bujalah bin ‘Abdah berkata bahwa Umar ra telah mengirim surat kepada para gubernurnya untuk menghukum mati para tukang sihir.
  7. Perdukunan (QS 6/59, 27/65). Barangsiapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad. (HR Abu Daud)
  8. Bersumpah dengan selain Allah: “Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah, maka ia telah syirik.” (HR Tirmidzi).
  9. Menggantungkan jimat yang isinya selain ayat al-Qur’an. Barangsiapa menggantungkan jimat (tamimah) maka ia telah syirik. (HR Ahmad); Jika berupa ayat al-Qur’an, maka ada yang membolehkan dan ada yang melarang.
  10. Mantera dan jampi-jampi. Sesungguhnya bermantera (ar-ruqa’), dan jimat (tama’im) dan pekasih/pelet (at-tiwalah) adalah syirik. (HR Ibnu Majah)
  11. Menyembelih untuk selain Allah. Bersabda nabi SAW: Ada seorang yang masuk naar karena lalat dan seorang lainnya yang masuk jannah karena lalat. Maka para sahabat ra bertanya: Bagaimana bisa begitu wahai Rasulullah? Maka jawab nabi SAW: Dua orang lelaki lewat pada suatu kaum yang memiliki berhala yang tidak boleh dilewati tanpa berkorban sesuatu. Maka kaum itu berkata kepada lelaki yang pertama: Sembelihlah kurban! Jawab lelaki tersebut: Aku tidak punya sesuatu untuk dikorbankan. Maka kata kaum tersebut: Berkurbanlah walau hanya dengan seekor lalat! Maka lelaki itu melakukannya dan ia bisa lewat dengan selamat, tetapi ia masuk naar. Maka hal yang sama terjadi pada lelaki yang kedua, saat diminta berkurban ia menjawab: Aku tidak akan berkurban kepada sesuatu pun selain Allah ‘Azza wa Jalla, maka lelaki yang kedua ini dipenggal kepalanya oleh mereka dan ia masuk jannah. (HR Ahmad)
  12. Merasa sial karena sesuatu apapun: Kata nabi SAW: Barangsiapa yang tidak jadi melakukan sesuatu karena merasa sial, maka ia telah syirik. Maka para sahabat ra bertanya: Lalu bagaimana kafarat dari hal tersebut wahai Rasulullah? Maka jawab nabi SAW: Katakanlah : Allahumma la khaira illa khairaka wala thiyara illa thiyaraka wala ilaha ghairaka. (HR Ahmad)
  13. Syirik kecil yaitu riya’ (QS 18/110): Merasa senang saat orang lain melihat perbuatan baiknya dan menambahinya, dan merasa malas saat tak ada yang melihatnya dan menguranginya. Kata nabi SAW: Yang paling aku takutkan terjadi atas kalian adalah syirik kecil, maka kata para sahabat ra: Apakah itu syirik kecil wahai Rasulullah? Jawab nabi SAW: Riya’. (HR Ahmad dan Abu Daud)
DAMPAK SYIRIK
  1. Memadamkan cahaya fithrah yang bersih. Manusia dilahirkan berada dalam fithrah tauhid yang suci, maka orangtua, lingkungan dan hawa nafsunyalah yang memadamkan fithrah tersebut dari tauhid yang lurus (QS 30/30).
  2. Mematikan kesucian jiwa. Jiwa yang bertauhid takkan tenggelam dalam lumpur hawa nafsu, karena hawa nafsu bersifat menurunkan jiwa manusia kebumi sementara ruh mengangkat ke langit dan melihat ke alam malakut. Maka jiwa yang melakukan syirik akan jatuh ke jurang kerendahan dan kehinaan (QS 22/31).
  3. Menghilangkan sifat ‘izzah (kemuliaan). Karena membuat jiwa menjadi tunduk kepada sesuatu selain Allah SWT yang rendah dan hina. Kemuliaan itu hanya milik Allah, Rasul-Nya dan orang beriman (QS 63/8). Seorang yang berbuat syirik takkan pernah memiliki kemuliaan dan takkan pernah merasakannya karena ia telah bersandar kepada sesuatu yang rendah dan hina (QS 22/73).
  4. Menggugurkan semua amal baik (QS 39/65). Dosa yang paling besar dan paling dahsyat bahayanya adalah syirik, karena syirik langsung menyentuh nilai-nilai tauhid yang paling mendasar dan aspek ketuhanan yang paling penting dalam agama Islam, yaitu pengakuan syahadah akan ke-Maha Esa-an Allah SWT dari segala sekutu dan tandingan.
  5. Kekal dan abadi di naar (QS 4/116-121). Maka sebagai hukumannya pun paling berat yaitu kekal di naar, dan tidak mendapatkan kesempatan pengampunan sama sekali dari Allah SWT, padahal Ia adalah yang Maha Penyayang (karena pelanggaran ini adalah kesalahan yang memang tidak dapat dan tidak boleh dimaafkan).
Allaahumma innaa na’uudzu bika min an nusyrika bika syai’an na’lamuh wa nas taghfiruka limaa laa na’lamuh…

Posted by Adimin

Protes Sang Cucu


Nenek : cu, kamu belajar napa, temen-temen kamu dapet nilai 9,5 masak kamu selalu dapet nilai 3 sih?

cucu : udahlah nek, jangan samain aku dgn tmen2 q. aq aja gak pernah nyamain nenek

nenek : emang apa yang harus di samain?

cucu : itu semua temen nenek udah meninggal. kenapa nenek gak meninggal-meninggal?



Posted by Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger