pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Ketika Demokrasi Mesir Dikebiri Militer dan Kelompok Sekuler

Written By Unknown on 08 July, 2013 | July 08, 2013


Oleh: Ikhwanul Kiram Mashuri

Sebuah drama sedang dimainkan di Mesir. Aktornya: kaum sekuler, liberal, sosialis, dan fulul (orang-orang dari rezim mantan Presiden Husni Mubarak) yang berkolaborasi dengan militer. Lawan mainnya: Ikhwanul Muslimin dengan sayap politiknya, Partai Kebebasan dan Keadilan, yang didukung oleh sejumlah partai Islam. Lakon yang dimainkan: bagaimana menjatuhkan seorang presiden yang dipilih secara demokratis, lantaran memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam pemerintahannya.

Sedangkan jalan ceritanya: pemerintahan yang dipimpim presiden pilihan rakyat yang sedang didemo oleh kelompok oposisi. Lalu militer negara itu yang semestinya netral dalam menyikapi unjuk rasa dua kelompok penentang dan pendukung sang presiden, justru memihak kepada kelompok oposisi. Ending-nya, militer mengambil kekuasaan negara dan memenjarakan sang presiden.

Ending tersebut tentu sementara. Belum final. Karena, drama di atas bukan dimainkan di panggung theater atau gedung pertunjukan. Drama itu nyata terjadi dalam kehidupan rakyat Mesir sekarang ini. Dikatakan'ending sementara', lantaran para pendukung sang presiden sudah bertekad tidak akan tinggal diam. Mereka akan terus melawan dalam waktu pendek, sedang, dan panjang, apapun risikonya.

Alasan mereka adalah yang dipertaruhkan adalah sebuah demokrasi. Sebuah kehendak rakyat yang setahun lalu memilih sang presiden dalam sebuah pemilu yang paling demokratis dalam perjalanan panjang negara itu. Negara yang sejak merdeka pada 1952 selalu dipimpin oleh militer yang memerintah secara otoriter dan diktator. Kini demokrasi yang baru berumur setahun itu kembali dikebiri oleh militer. Kehendak rakyat telah dirampok oleh mereka yang berkekuatan senjata, bekerja sama dengan kelompok oposisi yang kalah dalam pemilu.

Para pendukung sang presiden tentu tidak tinggal diam. Apalagi mereka -- sebagian besar adalah kader dan simpatisan Al Ikhwan (sebutan Ikhwanul Muslimin) - dikenal sangat militan. Mereka sejak lama, sekitar 80 tahun lebih berdirinya Al Ikhwan, sudah terbiasa dengan perjuangan terang-terangan (politik) maupun rahasia (bawah tanah). Terutama ketika Mesir diperintah rezim militer Jamal Abdul Nasir, Anwar Sadat, dan Husni Mubarak. Sejumlah tokohnya pernah dipenjara, termasuk Presiden Mursi sendiri. Bahkan pendiri Al Ikhwanul, Sheikh Hasan Al Banna, dan ideolognya, Sheikh Sayyid Qutub, menjadi syahid dibunuh oleh kaki tangan rezim penguasa.

Ketika angin revolusi rakyat menerjang sejumlah negara Arab (Al Rabi' Al 'Araby), Al Ikhwan bersama kekuatan rakyat lainnya menggelar unjuk rasa besar-besaran menentang rezim Presiden Mubarak yang telah berkuasan lebih dari 30 tahun. Mubarak akhirnya mengundurkan diri pada 11 Februari 2011. Kekuasaan pun diserahkan kepada Kepala Dewan Tertinggi Militer Jenderal Husein Tantawi.

Selama masa transisi kekuasaan militer, sejumlah pemilu pun digelar, dari pemilihan anggota parlemen (DPR/Malis Sya'b), anggota MPR (Majelis Syuro), pemilihan presiden hingga referendum amandemen Konstitusi Negara. Semua pemilu tersebut dimenangkan partai-partai Islam yang dimotori Partai Kebebasan dan Keadilan, sayap politik Al Ikhwan.

Bahkan ketika diselenggarakan pemilu presiden, tokoh-tokoh oposisi utama yang kini menggerakkan aksi unjuk rasa menentang kekuasaan Presiden Mursi - seperti Amr Musa, Hamdeen Sabbahi, dan Mohamad Al Baradai -- hanya mendapatkan suara kecil. Amr Musa dan Hamden Sabbahi malah tidak lolos pada putaran kedua pemilu presiden. Sedangkan Al Baradai tidak mencalonkan diri sejak awal karena tahu dirinya maupun partainya, Partai Dustur, tidak cukup populer di Mesir.

Rentetan kemenangan partai-partai Islam dalam sejumlah pemilu itu tentu saja membuat gerah kelompok-kelompok yang berideologi sekuler, liberal, sosialis, dan orang-orang dari rezim Husni Mubarak. Dua hari sebelum pemilihan presiden, Mahkamah Agung (MA) -- anggotanya diangkat semasa Presiden Mubarak - membubarkan parlemen dan MPR, serta mencabut larangan para pejabat tinggi era Mubarak untuk ikut pemilu presiden. Berbagai kelompok Islam menuduh keputusan MA sengaja dikeluarkan menjelang pemilu hanya untuk meloloskan Jenderal Ahmad Syafiq. Yang terakhir ini merupakan perdana menteri terakhir era Mubarak dan pernah menjabat Kepala Angkatan Udara Mesir.

Syafiq kemudian memang lolos dalam putaran kedua pemilu presiden bersama wakil dari partai Islam, Mohammad Mursi. Namun, meski didukung oleh kelompok sekuler, liberal, militer, dan orang-orang Mubarak, Ahmad Syafiq tetap kalah dalam pemilu. Yang terpilih menjadi presiden justru Mohammad Mursi.
Dengan latar belakang seperti itu tidak mengherankan bila kelompok-kelompok yang tidak menyukai kemengan partai-partai Islam kemudian bergabung dalam sebuah oposisi. Entah dengan nama Front Penyelamat Nasional, Tamarrud (pemberontak terhadap kekuasaan partai Islam), atau dengan nama lain. Termasuk dalam kelompok oposisi ini adalah militer. Apalagi setelah Presiden Mursi mengeluarkan dekrit yang mengembalikan fungsi dan peran militer hanya sebatas pertahanan negara alias kembali ke barak.

Kelompok-kelompok oposisi inilah yang dalam setahun kekuasaan Presiden Mursi terus mengganggu jalannya roda pemerintahan dengan berbagai bentuk. Dari unjuk rasa, mempengaruhi media, hingga pembiaran gangguan keamanan oleh polisi dan militer. Akibatnya, ekonomi Mesir terus memburuk dan kehidupan rakyat semakin sulit.

Kehidupan rakyat Mesir yang terus memburuk inilah yang kemudian dijadikan kesempatan untuk menjatuhkan Presiden Mursi dengan unjuk rasa besar-besaran. Unjuk rasa oposisi ini kemudian dibalas dengan demonstrasi yang juga besar-besaran oleh pendukung Mursi. Anehnya, ketika muncul unjuk rasa dua kelompok penentang dan pendukung Presiden Mursi, militer malah berbelok mendukung oposisi dengan mengkudeta kekuasaan sang presiden.

Drama perebutan kekuasaan yang sedang berlangsung di Mesir ini diprediksi tidak akan //happy ending.// Apalagi kelompok-kelompok Islam, terutama para kader dan simpatisan Al Ikhwan, telah bertekad akan terus melawan kudeta milter dan pemerintahan yang akan dibentuk, serta produk-produknya, termasuk rencana amandemen konstitusi negara. Dengan begitu bisa diperkirakan gejolak di Mesir akan terus berlanjut dan tidak diketahui bagaimana akan berakhir. [ROL]


posted by @A.history

Komnas HAM RI: Kudeta Mesir Kejahatan Kemanusiaan

AP/Maya Alleruzzo
JAKARTA -- Komnas HAM RI mengecam keras kudeta yang dilakukan militer terhadap Presiden Mesir Muhammad Mursi yang terpilih secara sah melalui mekanisme demokrasi. 

"Saya mengecam sikap Barat dan Parlemen Eropa karena tidak “tulus“ menyebut penggulingan itu sebagai kudeta," ujar Komisioner Komnas HAM RI, Maneger Nasution kepada ROL, Senin (8/7).

Maneger Nasution menilai Barat telah mengabaikan nilai-nilainya sendiri dengan tidak menyebut intervensi militer di Mesir sebagai kudeta. 

"Ini adalah tes ketulusan Barat dan Eropa telah gagal. Hemat saya kudeta itu adalah kejahatan kemanusiaan, pengkhiatan demokrasi, serta mengorbankan rakyat dan masa depan Mesir,'' ungkap Maneger Nasution. 

Pihaknya menilai kudeta militer yang dilakukan terhadap Presiden Mursi adalah kejahatan kemanusiaan dan sebagai pengkhianatan demokrasi terbesar abad ini. 

Menurutna, kudeta militer itu akan menjadi bencana bagi masa depan Mesir. Militer yang tampaknya “mundur” dari politik setelah lengsernya Husni Mubarak (Februari 2011) telah kembali melangkah ke arena kekuasaan. 

''Kudeta militer ini telah menjadi intervensi penghancuran politik negara Mesir yang baru saja menghirup udara demokrasi untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade,'' paparnya.

Komnas HAM RI juga menyampaikan ucapan duka kemanusiaan atas jatuhnya korban 30 orang tewas dan lebih dari 1.000 cedera akibat dalam bentrokan pada Jumat. [ROL]


posted by @A.history

Mahyeldi: Pesantren Ramadhan Menjadi Pendidikan dgn Perspektif Budaya & Keagamaan

Padang - Lautan manusia memenuhi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol, Sabtu (6/7). Mereka adalah siswa Kota Padang yang tengah mengikuti pencanangan pesantren Ramadhan ke-9 tahun 2013. Pesantren tahun ini diikuti 149.888 siswa.

Wawako Padang Mahyeldi Ansharullah, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Maigus Nasir, Kabag Kesra Al Amin, bersama pejabat Pemko, guru dan KNPI hadir dalam pencanangan tersebut. Kegiatan pesantren Ramdhan ke-9 yang digelar 13 Juli hingga 5 Agustus 2013 pada 1.073 masjid dan mushalla.

Mahyeldi mengatakan, pelaksanaan pesantren ramadhan menjadi pendidikan dengan perspektif budaya dan keagamaan. Tujuannya, membentuk generasi berakarakter dan berakhlakul kharimah. “Sebagai masyarakat Minangkabau yang religius, kita harus memperhatikan pendidikan dengan perspektif keagamaan dan budaya,” katanya.

Sementara, insentif untuk guru TPA tahun 2013 dianggarkan sebanyak Rp2,16 miliar. Sedangkan untuk guru MDA sebanyak Rp648 juta.

“Dengan dana yang disediakan tersebut tentu Pemko Padang berharap guru TPA dan MDA lebih termotivasi membimbing siswa agar terwujud generasi yang memahami Alquran dan bekal ilmu agama cukup. Sebab, bila ilmu agama mereka cukup maka akan lebih terarah dalam hidup dan mampu mengatasi segala cobaan,” jelasnya.

Suasana semakin semarak ketika para siswa meneriakan yel-yel sekolah mereka masing-masing. Tak itu saja, berbagai spanduk pun banyak dibawa para siswa sehingga membuat pencanangan pesantren Ramadhan semakin meriah. Performance dan yel-yel masing-masing sekolah dinilai dewan juri untuk mencari paling favorit.

Peresmian pencanangan pesantren Ramadhan tersebut ditandai dengan pemukulan beduk serta pembagian hadiah bagi pemenang lomba qasidah dan syahril Quran.

Pada tempat yang sama, Ketua DMI Kota Padang, Maigus Nasir mengatakan, pesantren Ramadhan ini diikuti oleh 149.888 pelajar SD, SLTP dan SLTA se Kota Padang, serta sebanyak 23.943 guru pendamping.

Peserta terbaik dalam pencanangan pesantren Ramadhan ini adalah SMA 3, SMP 24, SMP 31 Padang, SMP 1 dan SD 10 Aur Duri. Masing-masing mendapatkan hadiah 1 unit televisi 21 inch.

Pemenang lomba qasidah rebana dan lomba syahril Quran juga diumumkan pada kesempatan itu. Untuk lomba qasidah rebana juara I diraih Kecamatan Lubuk Kilangan, juara II Kecamatan Padang Selatan, juara III Kecamatan Kuranji. Kemudian untuk pemenang Syahril Quran, juara I Kecamatan Koto Tangah, juara II Nanggalo, juara III Padang Barat.

Maigus menambahkan, setiap tahun pelaksanaan pesantren Ramadhan ini selalu dievaluasi. Dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan kualitas dan program. [singgalang.co.id]


posted by @A.history

Ujian untuk Kejayaan Ikhwan


Oleh Ustadz Zulfi Akmal

Tanggapan guruku terhadap peristiwa yang terjadi di Mesir:


Jangan merasa sedih dan kecewa terhadap apa yang terjadi. Kondisi semacam ini mesti terjadi. Saya tidak ragu sedikitpun sebelumnya kalau Allah akan menurunkan bala' seperti ini.

Karena Islam ini tidak akan mungkin mengalami kejayaan (tamkin) di permukaan bumi sementara umatnya belum dibersihkan dan disaring (di-tamhish). Hati dan jiwa masih berpecah. Pemahaman dan persepsi terhadap cita-cita masih belum menyatu. Kemunafikan masih bertebaran. Dosa-dosa dan kesalahan tersembunyi barangkali masih banyak.

Kalau pertolongan diturunkan dalam kondisi begini, setiap orang akan mengakui bahwa merekalah pahlawan, merekalah yang berada dalam kebenaran, sehingga orang akan ragu tentang al-haq.

Untuk itu Allah perlu menurunkan ujian yang akan memperlihatkan siapa kita-kita ini sebenarnya. Ujian yang akan memisahkan dan mengelompokkan umat ini menjadi tiga kelompok saja. Pendukung kebenaran (ahlul haq), pendukung kebatilan (ahlul bathil) dan manusia yang tidak jelas pendirian (munafik).

ليميز الله الخبيث من الطيب

"Supaya Allah memisahkan golongan yang buruk dari yang baik...."

Saksikanlah pada hari ini, itu semua mulai terkuak. Kalau tidak ada kejadian ini apakah mungkin umat ini akan mengetahui siapa penjahat sebenarnya? Siapa munafik sesungguhnya? Dan siapa pendukung kebenaran hakiki?

Peristiwa-peristiwa ini berfungsi bagaikan memisahkan emas dari logam yang lain. Harus dipanaskan sampai titik semuanya mencair. Ketika sudah cair baru disiram dengan zat yang bisa memisahkan antara logam-logam itu. Maka ketika itu akan tinggallah emas murni dan tercampaklah yang bukan emas. Untuk itu semua butuh pengorbanan yang sangat menyakitkan.

Ketika sudah bersih barulah Allah menurunkan pertolongan-pertolongan yang luar biasa, yang akan membuat semua mata terbelalak. Di saat itu ahlul haq akan tersenyum gembira, dan ahlul batil akan menyesal. Tapi ingat, yang paling mencengangkan, hati dua golongan yang tercampak akan tetap dipenuhi kebencian sekalipun kebenaran sudah di depan mata, bahkan akan semakin parah, sampai mereka menyaksikan neraka dengan mata kepala sendiri.

Ananda, banyaklah mentadabburi al Qur'an dan sirah perjalanan dakwah para rasul. Kamu akan temui apa yang aku katakan di sana.



*https://www.facebook.com/zulfiakmal?hc_location=stream


posted by @A.history

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger