pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

7 Kali Naik Haji Tak Lihat Ka'bah

Written By Sjam Deddy on 30 September, 2014 | September 30, 2014



Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya,Hasan (bukan nama sebenar) mengajak ibunya yaitu Sarah (juga bukan nama sebenar) mengerjakan ibadah haji. Ibu mana yang tidak senang hati dengan ajakan anaknya itu. Sebagai seorang muslim yang mampu dari segi keuangan,mereka memang berkewajiban menunaikan ibadah Haji. Segala kelengkapan sudah disiapkan.

Ibu dan anak ini akhirnya berangkat ke tanah suci. Keadaan keduanya sihat walafiat,tidak kurang satu apapun. Tiba harinya mereka melakukan tawaf dengan hati dan niat yang ikhlas menyeru panggilan Allah, Tuhan Semesta Alam. "Labbaiq Allahumma labbaiq, aku datang memenuhi seruanmu ya Allah".

Hasan berbisik kearah ibunya, "Ummi undzur ila Ka'bah (Ibu,
lihatlah itu Ka'bah)." Hasan menunjukkan bangunan empat persegi berwarna hitam itu. Ibunya yang berjalan di sisi anaknya hanya terdiam tanpa ada reaksi apa-apa. Perempuan itu sama sekali tidak melihat apa yang ditunjukkan oleh anaknya.

Hasan kembali membisikkan kearah ibunya. Ia kelihatan bingung melihat raut wajah ibunya. Di wajah ibunya jelas kelihatan kebingungan. Ibunya sendiri tak mengerti mengapa ia tak dapat melihat apapun selain kegelapan. Beberapakali ia mengusap-usap matanya, tetapi tetap sama,
hanya kegelapan yang terpancar diruangan matanya.

Padahal, sebelum ini tidak ada masalah dengan kes
ehatan matanya. Beberapa menit yang lalu dia masih melihat segalanya dengan jelas, tetapi apabila memasuki Masjidil Haram segalanya menjadi gelap gelita. Tujuh kali Hasan bersimpuh di hadapan Allah memohon keampunan untuk ibunya. Hati Hasan begitu sedih. Siapapun yang datang ke Baitulah, mengharapkan rahmatnya. Terasa hampa menjadi tamu Allah, tanpa menyaksikan segala kebesarannya, merasakan kuasanya dan mendapat rahmatnya.

Hasan tidak berputus asa,
mungkin dengan ibadah dan taubatnya yang sungguh-sungguh, ibunya akan dapat merasakan anugerahnya,dapat menatap Ka'bah kelak. Hasan berniat akan membawa ibunya menunaikan haji pada tahun hadapan. Ternyata kejadian itu berulang lagi. Ibunya kembali dibutakan dihadapan Ka'bah, sehingga tidak dapat menyaksikan bangunan yang merupakan simbol perpaduan umat Islam. Wanita itu tidak dapat melihat Ka'bah. Hasan tidak berputus asa. Ia kembali membawa ibunya ke tanah suci tahun berikutnya. Anehnya, ibunya tetap tidak dapat melihat Ka'bah. Setiap berada di Masjidil Haram, yang kelihatan di matanya hanyalah permandangan yang gelap gelita.

Begitulah keajaiban yang terlaku pada diri Sarah. Kejadian itu berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah haji. Hasan merasa p
enasaran, apa yang menyebabkan ibunya menjadi buta di hadapan Ka'bah.. Padahal,setiap kali berada jauh dari Ka'bah, penglihatannya kembali normal. Dia tertanya-tanya, apakah ibunya melakukan kesalahan sehingga mendapat azab dari Allah SWT ? Apa yang telah dilakukan ibunya,sehingga mendapat musibah seperti itu ? Segala pertanyaan bermain di dalam dirinya. Akhirnya diputuskan untuk mencari seorang ulama yang mungkin dapat membantu menyelesaikan masalah ini.

Beberapa hari kemudian ia terdengar ada seorang ulama yang terkenal karena kesolehannya dan kebaikannya di Abu Dhabi (Uni Emirat). Akhirnya Hasan dapat bertemu dengan ulama yang dimaksudkan itu. Ia pun menceritakan masalah yang menimpa ibunya kepada ulama yang soleh itu.. Ulama itu mendengar segala cerita Hasan dengan teliti,
kemudian meminta agar ibu Hasan menelefonnya. Hasan pun segera kembali ke negaranya. Setibanya di tanah kelahirannya, dia meminta ibunya itu menghubungi ulama di Abu Dhabi tersebut.

Ibunya memenuhi permintaan anaknya itu. Ia pun menelefon ulama itu, dan menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya di tanah suci. Ulama itu kemudian meminta Sarah mengingatkan kembali,mungkin ada perbuatan atau peristiwa yang terjadi padanya di masa silam,
sehingga ia tidak mendapat rahmat Allah itu. Sarah diminta untuk bersikap terbuka dan menceritakan secara jujur,apa yang telah dilakukannya."Kamu hendaklah berterus-terang kepada saya, karena masalah kamu ini bukan masalah sepele," kata ulama itu pada Sarah. Sarah terdiam sejenak. Kemudian dia meminta waktu untuk memikirkannya. Tujuh hari berlalu, ulama itu masih tidak mendapat kabar dari Sarah.

Pada minggu kedua setelah percakapan pertama mereka, akhirnya Sarah menelefon. "Ustaz,
waktu masih muda,saya bekerja sebagai jururawat dihospital," cerita Sarah akhirnya. "Oh, bagus..... Pekerjaan jururawat adalah pekerjaan yang mulia," potong ulama itu.. "Tapi saya mencari uang yang banyak dengan berbagai-bagai cara, tidak peduli,apakah cara saya itu halal atau haram,"ungkapnya terus terang. Ulama itu terkejut.. Ia tidak menyangka wanita itu akan berkata demikian.

"Disana....." sambung Sarah lagi,"
Saya sering kali menukar bayi, karena tidak semua ibu senang dengan bayi yang telah dilahirkan. Kalau ada yang menginginkan anak lelaki padahal bayi yang dilahirkannya adalah perempuan, dengan imbuhan uang yang banyak, saya akan tukar bayi-bayi itu sesuai dengan keinginan mereka."

Ulama tersebut sangat terkejut mendengar penjelasan dari
Sarah. "Astagfirullah. ....." betapa teganya wanita itu menyakiti hati para ibu yang diberi amanah Allah untuk melahirkan anak, bayangkan.. betapa banyak keluarga yang telah dirusakkannya, sehingga tidak terkira banyaknya. Apakah Sarah tidak tahu, bahwa dalam Islam menjaga nasab atau keturunan sangat penting. Jika seorang bayi ditukar, tentu nasabnya menjadi tidak jelas. Padahal, nasab ini sangat menentukan dalam perkawinan, terutama dalam masalah mahram atau muhrim, yaitu orang-orang yang tidak boleh dinikahi. "Cuma itu yang saya lakukan," ucap Sarah. "Cuma itu ?"tanya ulama terperanjat.

"Tahukah anda bahawa perbuatan anda itu adalah satu dosa yang sangat besar,
betapa banyak keluarga yang sudah anda hancurkan!" ucap ulama dengan nada tinggi."Lalu apa lagi yang kamu kerjakan?" tanya ulama itu lagi sedikit kesal. "Di hospital juga, saya melakukan tugas memandikan orang mati."

"Oh bagus,itu juga pekerjaan yang mulia," kata ulama. "Ya,tetapi saya mandikan orang mati itu karena saya bekerjasama dengan ahli sihir.."
Maksudnya?" tanya ulama itu tidak seakan tidak mengerti. "Apa yang saya maksudkan adalah menyengsarakan orang,
baik membuatnya sakit ataupun mati, segala peralatan sihir itu hendaklah ditanam ke dalam tanah. Akan tetapi saya tidak menguburnya di dalam tanah, melainkan saya masukkan benda-benda itu ke dalam mulut orang yang mati."

"Suatu hari,
ada seorang alim meninggal dunia. Seperti biasa, saya memasukkan berbagai-bagai barang tenung seperti jarum, benang dan lain-lain ke dalam mulutnya. Entah mengapa kali ini benda-benda itu tidak mau  masuk, walaupun saya sudah menekannya dalam-dalam. Benda itu tetap keluar. Saya coba lagi berulang-ulang. Akhirnya, perasaan geram saya memuncak, saya masukkan benda itu dan terus saya jahit mulutnya. Cuma itu dosa yang saya lakukan." Mendengar pertuturan Sarah yang mendatar dan tanpa rasa berdosa, ulama itu berteriak marah. "Cuma itu yang kamu lakukan ? " Masya Allah....!!! Saya tidak dapat membantu kamu. Saya angkat tangan".

Ulama itu sangat terkejut setelah mengetahui perbuatan Sarah. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya ada seorang manusia seperti itu, apalagi dia adalah seorang wanita, yang memiliki nurani begitu kejam dan keji. Tidak pernah terjadi dalam hidupnya, ada wanita yang melakukan perbuatan sekeji itu. Akhirnya ulama itu berkata, "Kamu hendaklah memohon ampun kepada Allah, karena hanya dialah saja yang dapat mengampuni segala dosa-dosa kamu."

Setelah beberapa lama, sekitar tujuh hari kemudian ulama itu tidak mendengar kabar selanjutnya dari Sarah. Ia berharap Sarah telah bertaubat di atas segala perbuatan yang telah di lakukannya. Ia berharap Allah akan mengampuni segala dosa-dosa Sarah,
sehingga Rahmat Allah akan datang kepadanya. Karena sudah lama tidak mendengar berita dari Sarah, ulama itu menghubungi keluarga Hasan di Mesir.

Kebetulan yang menerima telepon adalah Hasan sendiri. Ulama menanyakan khabar Sarah,
ternyata khabar duka yang diterima ulama itu. "Ummi sudah meninggal dua hari setelah menelefon ustadz," ujar Hasan. Ulama itu terkejut mendengar khabar tersebut. "Bagaimana ibumu meninggal, Hasan ?" tanya ulama itu.


Hasan pun akhirnya bercerita : Setelah menelfon ulama,
dua hari kemudian ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Yang mengejutkan adalah peristiwa penguburan Sarah. Setelah tanah sudah digali, ketika hendak dimasukkan jenazah ke dalam liang atas izin Allah, tanah itu rapat kembali hingga tertutup dan mengeras. Para penggali mencari lokasi yang lain pula untuk digali. Peristiwa itu berulang lagi. Tanah yang sudah digali kembali menyempit dan tertutup rapat. Peristiwa itu berlangsung begitu cepat, sehingga tidak seorangpun pengantar jenazah yang menyadari bahawa tanah itu kembali rapat.

Peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Para pengantar yang menyaksikan peristiwa itu merasa ngeri dan merasakan sesuatu yang aneh terjadi.
Mereka yakin, kejadian tersebut pastilah berkaitan dengan perbuatan si mayat. Waktu terus berlalu, para penggali kubur putus-asa karena pekerjaan mereka tak juga selesai. Siang pun berlalu, petang menjelang, bahkan sampai hampir maghrib,tidak ada satu pun lubang yang berhasil digali. Mereka akhirnya pasrah, dan beranjak pulang. Jenazah itu dibiarkan saja di atas hamparan tanah kering kerontang..

Sebagai anak yang begitu sayang dan hormat kepada ibunya, Hasan tidak sampai hati meninggalkan jenazah orang tuanya ditempat itu tanpa dikubur. Kalaupun dibawa pulang,
rasanya tidak mungkin. Hasan termenung di tanah perkuburan seorang diri. Dengan izin Allah, tiba-tiba berdiri seorang laki-laki yang berpakaian hitam panjang, seperti pakaian khusus orang Mesir. Lelaki itu tidak tampak wajahnya, karena terhalang tutup kepalanya yang menjorok ke depan. Laki-laki itu mendekati Hasan kemudian berkata padanya, "Biar aku tangani jenazah ibumu, pulanglah!" kata orang itu.

Hasan lega mendengar bantuan orang tersebut,
ia berharap laki-laki itu akan menunggu jenazah ibunya. Selepas itu menggali liang dan kemudian mengebumikan ibunya. "Aku minta supaya kau jangan menoleh ke belakang, sampai kau tiba di rumahmu, "pesan lelaki itu. Hasan mengangguk,kemudian ia meninggalkan jenazah ibunya. Belum jauh ia dari kubur ibunya, terbersit keinginannya untuk mengetahui apa yang akan terjadi dengan jenazah ibunya.

Sedetik kemudian ia menengok ke belakang. Betapa pucat wajah Hasan,
melihat jenazah ibunya sudah dililit api, kemudian api itu menyelimuti seluruh tubuh ibunya. Belumpun habis rasa herannya, sedetik kemudian dari arah yang berlawanan, api menerpa wajah Hasan. Hasan ketakutan. Dengan langkah seribu, dia pun bergegas meninggalkan tempat itu. Demikian yang diceritakan oleh Hasan kepada ulama itu. Hasan juga mengaku,bahwa separuh wajahnya yang terkena api itu kini berbekas kehitaman karena terbakar.

Ulama itu mendengar semua cerita yang diluahkan oleh Hasan. Dia menyarankan,
agar Hasan segera beribadah dengan khusyuk dan meminta ampun atas segala perbuatan atau dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh ibunya. Akan tetapi, ulama itu tidak menceritakan kepada Hasan, apa yang telah diceritakan oleh ibunya kepada ulama itu. Ulama itu meyakinkan Hasan, bahwa apabila anak yang soleh itu memohon ampun dengan sungguh-sungguh, maka bekas luka di pipinya dengan izin Allah akan hilang. Benar saja, tak berapa lama kemudian Hasan kembali memberitahu ulama itu, bahwa lukanya yang dulu amat terasa sakit dan panas luar biasa, semakin hari bekas kehitamannya hilang. Tanpa tahu apa yang telah dilakukan ibunya selama hidup, Hasan tetap mendoakan ibunya. Ia berharap, apapun perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh ibunya,akan diampuni oleh Allah SWT.
. (permaidani)


posted by @Adimin

Islam Memang Indah



"Tolong katakan, jika menyingkirkan gangguan dari jalan merupakan bagian iman, bagaimana mungkin Islam memerintahkan pemeluknya untuk mengganggu orang lain, melakukan teror, pembunuhan, pengrusakan dan peledakan?"

Dikutip dari majalah As-sunnah


Tanggung jawab kita sebagai seorang muslim yang berdomisili di negeri bermayoritas non muslim saya rasa berbeda kadarnya dengan teman-teman kita di tanah air. Rasanya ingin sekali meluruskan beberapa persepsi-persepsi yang salah baik yang dimiliki oleh born muslim, maupun oleh non muslim tentang agama ini. Sayangnya saya tidak selalu punya kemampuan untuk itu.

Islam sangat sempurna. Sungguh!
Belum percaya? Masa?
Ayo kenalan dulu jika begitu....

Ustadz bilang, jika ada keraguan tentang agama ini, tanyakanlah pada ulama yang benar-benar paham dan kompeten. Don’t doubt Islam, but doubt your knowledge. Islam adalah the way of life yang sangat sempurna. Tapi tidak demikian halnya dengan orang-orangnya. Apa yang dilakukan oleh seorang muslim, tidak berarti demikianlah yang diajarkan dalam Islam. Apa yang berbau arab, tidak menjamin bahwa itu tuntutan agama Islam. Jika ada yang merusak tempat-tempat umum atas nama Islam, justru kita harus mempertanyakan lagi tentang pemahamannya. Kecuali orang-orang yang berjuang mempertahankan keutuhan bangsa dan negerinya. Itu lain persoalan.

Bahkan Rasululllah, sosok paling mulia ini, masih menjalin silaturahmi dengan orang yang setiap hari melempari beliau dengan kotoran. Sungguh! Islam tidak pernah mengajarkan pemeluknya untuk men-dzalimi orang lain di sekitarnya.

Kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat non muslim, bukanlah untuk mengislamkan orang-orang di sekitar kita, menyuruh mereka masuk Islam dan keluar dari agamanya. Sama sekali tidak. Tapi kewajiban kita adalah untuk ber 'akhlakul kharimah', berakhlak mulia, merepresentasikan nilai-nilai Islam dalam segala aspek kehidupan kita. Bahkan jika ada saudara kita yang beralih agama dari Islam, kewajiban kita adalah meluruskan kembali hal-hal yang telah ia salah pahami tentang dien ini, bukan memaksanya kembali ke Islam. Itu dilakukan atas dasar cinta padanya karena Allah semata.

Lalu tunggu apalagi? Mari masuki Islam secara kaffah mulai hari ini. Kita tunjukkan indahnya Islam kepada lingkungan kita.

Islam sangat indah. Sungguh!
Belum percaya?
Mari belajar bersama-sama....

Salah satu fenomena yang sangat mengkhawatirkan dalam waktu dekat ini adalah Valentine's Day. Saya tidak akan membahas tentang bid'ah dalam perayaan ini, ataupun tentang asal usul budaya ini. Kejelasannya mutlak dan hukumnya jelas. Haram! Referensi tentang hal ini dari kacamata Islam bertebaran banyak sekali di internet.

Telah diriwayatkan secara pasti dari Nabi Shallallahu 'alaihi Wa Sallam, bahwa beliau bersabda. "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan mereka".

Valentine's day termasuk jenis yang disebutkan tadi, maka seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir tidak boleh melakukannya, mengakuinya atau ikut mengucapkan selamat, bahkan seharusnya meninggalkannya dan menjauhinya sebagai sikap taat terhadap Allah dan Rasul-Nya serta untuk menjauhi sebab-sebab yang bisa menimbulkan kemurkaan Allah dan siksa-Nya. Lain dari itu, diharamkan atas setiap muslim untuk membantu penyelenggaraan hari raya tersebut dan hari raya lainnya yang diharamkan, baik itu berupa makanan, minuman, penjualan, pembelian, produk, hadiah, surat, iklan dan sebagainya, karena semua ini termasuk tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan serta maksiat terhadap Allah dan Rasul-Nya. Sementara Allah Swt telah berfirman, "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya." [Al-Maidah: 2]

Saya hanya menyayangkan bahwa kita sebagai muslim mungkin lupa bahwa Islam sesungguhnya punya konsep yang jauh lebih indah tentang yang namanya "kasih sayang". Yaitu kehadiran kita di dunia ini sebagai Rahmatan Lil 'Alamin. Rahmat untuk seluruh alam. Subhanallah, indah sekali. Tidak ada hubungannya dengan tanggal-tanggal tertentu.

"Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (Dari kitab shahih Muslim, yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik)

"Apabila seseorang mencintai saudaranya, maka hendaklah ia mengatakan rasa cintanya kepadanya" (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)


Pengekspresiannya pun tidak terbatas untuk sosok tertentu, apalagi yang jelas-jelas bukan muhrimnya. Sifatnya luas. Untuk seluruh alam. Seluruh mahkluk. Kapan saja. Di mana saja. Tidak terbataskan oleh simbol-simbol hadiah. Cintanya melangit. Disukai Allah dan dipuji oleh manusia-manusia langit. Halal. Syar'i. Tidak terbungkus oleh pembenaran-pembenaran duniawi. Cinta yang tidak akan pernah berbuah kecewa. Patah hati, sebab sumbernya manusia yang banyak lupa. Karena mimbarnya adalah cahaya ilahi dan sifatnya abadi. Subhanallah. Adakah konsep yang lebih indah dari ini? Katakan, adakah konsep yang lebih indah dari ini?
 

posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger