pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

PKS Tunggu PKB Dengungkan Poros Tengah

Written By mediapkspadang on 17 April, 2014 | April 17, 2014



JAKARTA -- Ekspektasi publik terhadap koalisi partai politik Islam didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Besarnya total suara parpol Islam, yakni sekitar 31 persen suara dalam hitung cepat pemilu legislatif dinilai dapat menjadi fondasi poros tengah jilid 2. 

"PKS jauh-jauh hari sangat setuju dengan ide ini," ujar Anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, saat berbincang dengan RoL, Rabu (16/5). 

Hanya, jika mengacu pada hitung cepat, Hidayat mengaku menyerahkan inisiatif koalisi kepada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) selaku parpol dengan perolehan suara terbanyak. "Kami serahkan kepada Pak Muhaimin Iskandar mau diapakan potensi dari capaian partai-partai Islam dalam pileg kemarin," ujarnya.

Tentang siapa calon presiden yang bisa diusung, Hidayat mengungkapkan, banyak nama beredar yang pantas untuk diajukan sebagai capres. Meski demikian, ujarnya, masih terlalu dini untuk membicarakan siapa calon presiden yang akan diajukan oleh koalisi parpol Islam.
Sumber: www.republika.co.id


posted by @Adimin

Pengamat Politik: Menebak Arah Koalisi PKS


JAKARTA - PKS masih diam-diam melakukan pertemuan dengan sejumlah partai politik guna merangkai koalisi. Gerakan senyap PKS ini memang belum bisa ditebak, akan merapat kemana partai yang mengkampanyekan 'putihkan Indonesia' di Pileg lalu ini.

Namun bocoran dari internal PKS menyebutkan kalau bandul koalisi akan mengarah ke Gerindra yang mengusung Prabowo menjadi Capres. Arus besar PKS dikomandoi Anis Matta memang sudah hampir merapat ke Gerindra. Kabarnya, tinggal urusan Cawapres saja yang masih dirundingkan, apakah akan mengajukan calon dari PKS atau setuju yang lain.

Alasan mengarah ke Gerindra ini melihat peluang Prabowo yang paling kuat melawan Jokowi. Apalagi setelah PKS dan PDIP tak mungkin bertemu dalam urusan koalisi. PKS sebenarnya sudah membuka diri, namun PDIP seolah jual mahal, tak juga mengeluarkan sinyal-sinyal meminang. Kuat dugaan urusan ideologi jadi pertimbangan.

"Doakan saja yang terbaik," bisik pejabat PKS yang tak mau disebutkan namanya, Kamis (17/4/2014).

Sedang soal Golkar yang tak dilirik PKS karena hitung punya hitung kans Capresnya yang tak semenarik Prabowo. Gerindra memiliki sumber daya dan elektabilitas Capres yang bisa bersaing dengan Jokowi.

Tapi, selain soal merapat ke Gerindra, ada gerakan kecil di partai dakwah ini yang masih ingin merangkai kekuatan dengan partai berbasis massa Islam. Walau keputusan akhir tetap di tangan Majelis Syuro dan Anis Matta, koalisi dengan partai Islam dijajaki.

Romantisme dengan partai Islam ini bisa saja terjadi. Gabungan sejumlah partai berbasis massa Islam bisa jadi kekuatan mengusung Capres dan Cawapres, apalagi ditambah PAN dan mungkin dengan Partai Demokrat yang bisa diajak.


Terkait gerakan PKS ini, pengamat politik UGM Arie Sudjito menilai PKS akan lebih mungkin merapat ke Gerindra dibanding ke Golkar atau bergabung dalam koalisi partai Islam. Hitungan dari PKS tentu lebih mungkin melawan Capres PDIP dengan Gerindra. Patut dicatat, sejak zaman Partai Keadilan hingga menjadi PKS, partai ini selalu ikut dalam koalisi di pemerintahan. Jadi pilihannya tentu Gerindra.

"Lagipula secara chemistry akan sulit dengan partai Islam, sulit ketemu. PKB atau PAN saja kerap menyebut mereka partai inklusif," terang Arie saat berbincang, Kamis (17/04/2014).

Masa penetapan Capres masih Mei mendatang. Jadi masih amat sangat mungkin perubahan terjadi. Bisa saja ada blok baru di luar Jokowi, Ical, dan Prabowo. Mungkin juga PKS dan sejumlah partai sukses membangun koalisi baru.

"Kalau koalisi yang terbentuk banyak yang mengabaikan soal ideologi, lihatnya dari perolehan suara, yang lebih kecil semakin pragmatis. Partai golongan menengah bertumpu pada ideologi zig zag," tutup Arie. [detik]



posted by @Adimin

"Bukan Tentang Uang Partai" | Oleh: Cahyadi Takariawan

Rasanya berdosa banget jika kita begitu percaya opini media, dan mengabaikan realitas kehidupan para ikhwah yang sedemikian tulus bekerja dalam jamaah dan sangat sepi dari publisitas. Kita disibukkan oleh opini yang dikembangkan media, dan kita tidak tertarik mengetahui realitas-realitas denyut dakwah di berbagai wilayah dan wajihah.

Adakah di antara kita yang mengetahui dengan detail kinerja serta prestasi ikhwah di MITI? Mungkin kita hanya mengenal Dr. Warsito dengan penyembuhan kankernya saja, namun tidak banyak mengetahui kiprah ikhwah di bidang teknologi ini.

Luar biasa keseriusan dan usaha para kader yang "pinter-pinter" untuk berkhidmat melalui jalur ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun mereka "tidak terkenal" karena pekerjaan bidang ini sepi dari publisitas dan tidak "menggoda". Sang Maestro teknologi, Kang Harna Surapranata bahkan sudah banyak dilupakan kader sendiri, karena sudah tidak menjadi menteri. 

Kader tidak mengerti kiprah Kang Harna dan para doktor dan profesor dalam upaya serius mereka menggeluti dunia teknologi. Kader hanya mengerti Yuro menang di Karanganyar dan Tamsil Linrung kalah di Kota Makassar. 

Kisah kemenangan politik sangat heroik, namun kisah prestasi pendidikan, kesehatan, teknologi, dan seni budaya sangatlah sepi dari tepuk tangan ikhwah.

Maksud saya, dakwah ini bukan melulu soal politik, uang, perempuan, kekuasaan, dan sekitar itu. Dakwah ini adalah sebuah mahakarya syamilah mutakamilah.

Menyempitkan pembahasan dakwah hanya dengan melihat pilkada, pileg, pilpres dan politik praktis lainnya, akan membutakan mata kita dari melihat keagungan dan kesemestaan mahakarya dakwah. 

Barusan kita dihadiahi prestasi Pustakawan DIY bahkan juara Nasional bidang Perpustakaan. Kita juga dihadiahi prestasi Notaris DIY dalam puncak kepemimpinan Ikatan Notaris Indonesia. Namanya Mohammad Ichwanul Muslimin, SH. Serta segudang prestasi kader dakwah lainnya di bidang masing-masing, yang tidak menimbulkan heroisme serta gegap gempita yang membahana di majelis liqa, mabit dan nadwah.

Ikhwah senang mendengar berita kemenangan politik, dan mendengarkan sepenuh antusias. Namun berita gembira di berbagai bidang lainnya, cenderung disikapi dengan "sekedar mengetahui". Seakan mereka bukan pahlawan, walau memang tidak ingin disebut sebagai pahlawan.

Kisah-kisah heroisme dakwah di pelosok-pelosok daerah, kisah-kisah para murabbi dan murabbiyah yang melakukan pembinaan dengan segala jerih payah, seakan tenggelam di balik gemerlap dunia politik. Kalah menarik dibanding menanti hasil Pilkada dan Pileg 2014 yang di-update setiap detik.. 

Percayalah kita akan linglung jika hanya memikirkan soal politik praktis, namun kita akan sangat bijaksana jika melihat dakwah dari segi syumuliyah mutakamilah-nya. 

Kita cepat capek bahkan ingin istirahat jika hanya selalu bergumul dengan kepraktisan politik. Namun kita merasa mulia dan sangat kuat jika berada pada sisi dakwah yang syamilah dan mutakamilah. 

Wallahu a'lam bish shawab. 


posted by @Adimin

"Oposisi Aja" by @Fahrihamzah


Twit @Fahrihamzah
(16/4/2014)

Aku baru lihat para pendiri ICW ikut gabung ke jokowi...selamat ya...

Koalisi ICW + PDIP sangat ideal...

Semakin banyak korupsi makin bagus...haha...#carinafkah

Jika partai kita berlumuran korupsi maka kita perlu LSM untuk mencuci bersih...#carinafkah

Memori publik dapat kita cuci dengan detergent baru bernama LSM...#carinafkah

Tapi deterjen modern berubah jadi benalu...#carinafkah

Kemunafikan membuat kita muak...#carinafkah

Saya mau twit soal #OposisiAja. Ini adalah pandangan pribadi saya tentang keadaan.

Saya tahu manusia tidak sempurna, dan kita sebagai partai atau LSM sama2 tidak sempurna. #OposisiAja

Manusia itu pada dasarnya sama saja, tidak ada yang luput dari salah. #OposisiAja

Bagi saya, salah tidak masalah yang saya sulit terima adalah kemunafikan. #OposisiAja

Maka, saya sangat alergi dengan sandiwara Orang2 berpura-pura dan memakai topeng serba sempurna. #OposisiAja

Kata orang kepada saya, "Anda bukan politisi, Anda terlalu kaku dan tidak biasa pura-pura".

Saya, memang sulit melihat yang salah lalu harus memujinya. Atau sebaliknya.

Maka, itulah sebabnya saya lebih cocok jadi oposisi. Saya melihat sandiwara #TipuRakyat capek juga. #OposisiAja

Seolah kita mesti terima. Dan akal sehat kita harus ditekuk menerima kebohongan. #OposisiAja

Pada tingkat publik, saya selalu ingatkan kegagalan koalisi. Karena memang selalu gagal. #OposisiAja

Aku tahu kenapa koalisi gagal. Dan aku mencoba memberitahu. Jangan rakyat jadi korban. #OposisiAja

Ada lubang di depan, aku ingatkan. Hati2 jangan ke jeblok lagi. Jangan keasyikan pesta pertemuan. #OposisiAja

Jika koalisi kalian bangun dengan cara ini apa bisa hasilnya baik? Apa ini bukan kayak perkawinan artis? #OposisiAja

Waktu kawin satu negara diundang dan semua TV menyiarkan. Tapi ternyata umurnya hanya sebulan. #OposisiAja

KASIAN rakyat. Sandiwara koalisi ini tidak substantif dan membuat kita jadi tidak cerdas.#OposisiAja

Saya tahu banyak yang melamar PKS sebab PKS dalam situasi sulit pun memiliki mesin handal. #OposisiAja

Alhamdulillah, pimpinan PKS menjamu tamu, dengan pertanyaan standar, "apa jaminan koalisi sukses?" #OposisiAja

Siapa yang memberi jaminan tidak ada perpecahan dan kabinet gagal di tengah jalan? #OposisiAja

Apa konsep saudara agar kita jalan bersama melayani rakyat hingga cita2 bersama jadi nyata? #OposisiAja

Semoga ada yang bisa menjawab terang tentang bagaimana mewujudkan mimpi indonesia.  #OposisiAja

Jika tak ada, aku usul #OposisiAja.


posted by @Adimin

DPR RI Dapil Sumbar I, Hermanto Wakili PKS Ke Senayan

Dari 14 kursi DPR RI Dapil Sumbar, diperkirakan hanya tinggal tiga kursi yang masih panas, satu kursi di Dapil Sumbar I dan dua kursi di Sumbar II. Sementara 11 kursi lagi sepertinya sudah dipastikan terisi, tujuh kursi di Sumbar II dan empat kursi di Sumbar I.

Dari himpunan analisis berbagai kalangan pemerhati politisi yang didapat portal berita ini, 11 nama calon anggota DPR RI yang sering disebut-sebut, dipastikan lolos ke Senayan untuk periode 2014-2019.

Dari Dapil Sumbar I: Betty Shadiq (Golkar), Darizal Basir (Demokrat), Asli Chaidir (PAN), Epiardy Asda (PPP), Hermanto (PKS), Afrizal (Gerindra), Alex Indra Lukman (PDIP) dan Endre Syaifoel (Nasdem). Kursi kedelapan yang ditempati Endre Syaiful sebenarnya masih 'panas' karena masih diperebutkan oleh kursi kedua Golkar antara Azwir Dainy Tara atau Poempida Hidayatulloh.

"Kalau sisa suara Golkar setelah BPP siginifikan, maka kursi kedelapan diperebutkan antara Endre Syaifoel dengan Azwir atau Poempida. Tapi peluang Golkar mendapat dua kursi tipis," ujar pengamat politik, R. Riyanda.

Sementara di Dapil Sumbar II caleg yang dipastikan lolos ke Senayan adalah Adek Rizki Pratama (Gerindra), Jhon Kenedi Aziz (Golkar), Mulyadi (Demokrat) dan Haryadi (PPP). "Kursi kelima dan keenam masih diperebutkan oleh tiga Parpol yaitu PAN, PKS dan Nasdem. Melihat penghitungan sampai di PPS, Taslim dipastikan aman kembali ke Senayan," ujar R. Riyanda.

Perhitungan kursi DPR RI itu kepastiannya masih menunggu penghitungan resmi di KPU. Itu baru data yang diperoleh di lapangan. "Ini analisis di lapangan, namun pastinya masih menunggu penghitungan resmi dari KPU," kata R. Riyanda.

Penghitungan resmi KPU Sumbar sendiri dijadwalkan tanggal 22-24 April. "Dari pleno KPU Sumbar dan KPU RI baru bisa dipastikan siapa yang memperoleh kursi untuk lolos ke Senayan atau DPR RI," jelas R. Riyanda.[Kliksumbar]


posted by @Adimin

HNW: PKS Kemungkinan Pilih Opsi Oposisi


 
JAKARTA - Partai Keadilan Kejahtera (PKS) masih belum menentukan arah koalisinya di Pilpres 2014. Pasalnya hasil perhitungan manual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih belum selesai.

"Kita lebih fokus mengamankan amanat rakyat berupa suara yang mereka berikan pada pileg kemarin. Kita tidak mau dijebak dengan mengalihkan dari kedaulatan rakyat menjadi kedaulatan lembaga quick count," ujar Ketua DPP PKS Hidayat Nur Wahid saat dihubungi, Rabu (16/4/2014).

Menurutnya, penentuan arah koalisi sebelum ada hasil resmi KPU sangat tidak relevan. Karena semua parpol belum bisa mengukur kekuatan dan perolehan suara sebenarnya.

Selian itu, semua parpol juga harus memastikan soal keutuhan suara mereka masing-masing. Sebab banyaknya praktik kecurangan yang terjadi di pileg.

Hidayat mengatakan, PKS tidak terlalu berambisi untuk masuk dalam koalisi sebuah koalisi parpol, sebelum ada hasil resmi. Bahkan PKS telah siap dengan kemungkinan terburuk yakni menjadi oposisi dalam pemerintahan nanti.

"Kalaupun menjadi oposisi itu juga akan diputuskan Majelis Syuro. PKS pernah menjadi oposisi pada kepemimpinan Megawati Soekarnoputri," jelas mantan Presiden PKS ini.

Untuk itu, PKS masih akan membahas soal koalisi pilpres setelah hasil pileg resmi diumumkan. "Setelah pengumpulan suara tingkat nasional selesai. Karena suara lebih relatif terukur," tandasnya. [inilah]
 

posted by @Adimin

Kemenangan Dalam Senyap Merayap | by Abdul Wahid Surhim


Dengung kipas di dinding mengusir diamnya malam. Aku ragu apakah gerimis ikut berbisik. Ataukah itu juga suara kibasannya.

Sudah berbulan-bulan, indahnya sepi pecah oleh ganasnya tsunami politik. Berisik. Gaduh. Semburkan api benci. Aku merasa di tengahnya.

Yang kuinginkan hanyalah ikut memperbaiki sekuat kemampuanku. Tak pernah kalah. Karena kemenangan adalah bendera prinsip yang selalu berkibar. Meskipun masih sedikit bilangannya. Tapi ia akan membelah dan terus membelah. Berkelipatan. Dalam senyap. Merayap. Bukan menggerogoti hati yang mencari. Bahkan menumbuhkan tunas-tunas kebaikan yang masih ada.

Aku membayangkan negeri yang dipenuhi oleh nilai tertinggi di alam ini: keadilan. Menjadi arus yang merangkul negeri-negeri dalam dekapan kasih sayang. Seperti Rasulullah yang bersabda di hari kemenangan (Fathu Makkah): al-yaum yaumul marhamah... Hari ini adalah hari kasih sayang. Bukan hari pertumpahan darah....

[pyg]


posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger