Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
September 05, 2014
Seperti yang Rasulullah Shallallahu Alayhi Wasallam lakukan ketika memanggil Anas bin Malik Radhiyallahu anhu. “Nabi Shallallahu Alayhi Wasallam memanggilku : ‘Wahai pemilik dua telinga’ (HR Ahmad dalam al-Musnad 3/127, Abu Dawud dalam sunannya no. 4994, at-Tirmidzi dalam sunannya no. 2059).
Namun, kala dewasa ternyata dari candaan ringan itu Anas Radhiyallahu Anhu benar-benar mampu menggunakan telinganya sebagai alat penerima pesan penting dari apa yang Rasulullah ucapkan. Jadi, tidak heran jika Anas menjadi sahabat yang termasuk banyak meriwayatkan hadits.
posted by @Adimin
Wahai Ayah, Bermainlah Bersama Anak-Anakmu
Written By Sjam Deddy on 05 September, 2014 | September 05, 2014
Rasulullah di tengah kesibukannya memimpin umat masih menyempatkan waktu untuk bermain bersama anak-anak
SEORANG ayah memang memiliki tanggung jawab
nafkah bagi keluarga, sehingga wajar jika umumnya para ayah sangat
sedikit memiliki waktu di rumah. Apalagi yang tinggal di kota besar
seperti Jakarta, Surabaya dan lainnya. Tentu selain sedikit, mungkin
kondisi fisik kala di rumah sudah sangat lelah.
Namun demikian, seorang ayah tidak boleh terbawa keadaan. Ada satu
kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan yang dipesankan Nabi Muhammad
Shallallahu Alayhi Wasallam, terutama ketika anak-anak masih balita.
Yakni bermain bersama anak-anak.
Sekalipun terkesan sederhana, jika tidak disadari dengan baik,
seorang ayah akan sangat kecil kemungkinan mengagendakan waktunya
bermain bersama anak-anak. Padahal, bermain bersama anak-anak, terutama
kala balita sangat baik untuk menguatkan hubungan bathin antara ayah dan
anak.
Tauladan Rasulullah
Rasulullah Shallallahu Alayhi Wasallam sendiri di tengah kesibukannya
memimpin umat masih menyempatkan waktu untuk bermain bersama anak-anak.
Suatu riwayat menyebutkanRasulullah Shallallahu Alayhi Wasallam
menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya
Al-Abbas Radhiyallahu anhu, untuk berbaris lalu berkata, “Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).”
Anak-anak itu pun bergegas berlomba-lomba menuju beliau, kemudian
duduk di pangkuan Rasulullah Shallallahu Alayhi Wasallam, lalu
Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.
Dengan demikian para ayah jangan sampai tidak mengagendakan waktunya
untuk bermain bersama putra-putrinya. Tidak mesti ke taman bermain
sebagaimana umumnya orang melakukannya. Cukup di rumah saja; dengan
bermain kuda-kudaan, kejar-kejaran atau pun sekedar berjalan-jalan di
sekitar rumah sambil mengenalkan anak pada lingkungan sekitar.
Mengubah Emosi
Selain itu, bermain bersama anak bisa mengubah emosi anak. Misalnya,
seorang anak marah karena mainannya dipinjam oleh adik atau kakaknya.
Kemudian dia menjadi rewel dan mencari perhatian. Dalam kondisi itu
bermain bisa membuat emosi anak berubah seketika.
Ajak saja anak untuk berlari-lari, atau bersama anak masuk dalam
selimut untuk menutup badan bersama. Atau dengan bermain apa yang
disukai sang anak, insya Allah anak akan segera terpancing untuk ikut
bermain dan merelakan apa yang sebelumnya membuatnya tidak nyaman.
Tidak Monoton
Seorang ayah yang memiliki kebiasaan bermain dengan anak-anaknya akan
memiliki kemampuan komunikasi yang luwes, sesuai dengan tabiat
anak-anak. Tidak kaku sebagaimana orang dewasa. Hal ini tentu akan
sangat menyenangkan hati anak-anak.
Seperti yang Rasulullah Shallallahu Alayhi Wasallam lakukan ketika memanggil Anas bin Malik Radhiyallahu anhu. “Nabi Shallallahu Alayhi Wasallam memanggilku : ‘Wahai pemilik dua telinga’ (HR Ahmad dalam al-Musnad 3/127, Abu Dawud dalam sunannya no. 4994, at-Tirmidzi dalam sunannya no. 2059).
Di sini tentu sangat menarik apa yang dilakukan oleh Rasulullah
Shallallahu Alayhi Wasallam. Bagaimana cara beliau bermin-main dengan
bercanda dengan memanggil Anas dengan sebutan ‘pemilik dua telinga.’
Tentu panggilan semacam itu sangat aneh dan mengundang kelucuan, sebab bagaimana mungkin Anas tidak memiliki dua telinga.
Namun, kala dewasa ternyata dari candaan ringan itu Anas Radhiyallahu Anhu benar-benar mampu menggunakan telinganya sebagai alat penerima pesan penting dari apa yang Rasulullah ucapkan. Jadi, tidak heran jika Anas menjadi sahabat yang termasuk banyak meriwayatkan hadits.
Jika para ayah mau meluangkan waktu bermain bersama anak-anaknya,
insya Allah anak-anak tidak akan merasa ‘gerah’ apalagi sampai tidak
betah berada di rumah. Ia akan senang dan nyaman di rumah bersama ayah
yang suka mengajaknya bermain.
Dan, dalam kondisi seperti itu, insya Allah anak lebih siap mendengar
nasehat dan lebih bisa merasuk dalam qalbunya. Seperti yang Rasulullah
Shallallahu Alayhi Wasallam teladankan kepada Anas Radhiyallahu Anhu.
Jika demikian, kenapa tidak kita lakukan?
Wallahu A’lam.*
Imam Nawawi
posted by @Adimin
Label:
Keluarga,
TOPIK PILIHAN