pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Bu Cincu Kaget Saat Diminta Naik Ke Panggung

Written By mediapkspadang on 24 February, 2014 | February 24, 2014


Makassar – Bu Cincu dan anaknya sempat menengok ke kanan dan ke kiri saat namanya dipanggil dan diminta naik ke panggung oleh Anis Matta. Perempuan etnis tionghoa tersebut tak menyangka presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu masih mengingatnya. Peristiwa ini terjadi sesaat sebelum Anis mengakhiri pidato di acara Apel Siaga Kader dan Simpatisan PKS Se-Sulawesi Selatan, Sabtu (22/2), di Lapangan Emmy Saelan, Makassar.

“Kita baru sadar kalau dipanggil. Kirain ustadz sudah lupa. Soalnya kita sudah lama tidak bertemu. Dulu tahun ’99 saya memang pernah jadi tim suksesnya,” kata Bu Cincu.

Bu Cincu lalu menceritakan awal mula saat ia menjadi tim sukses Anis Matta. Meski keadaan waktu itu sulit, tapi ia tidak putus harapan. Ia maksimalkan apa yang bisa dilakukannya.

“Saya sadar ini bagian dari amanah dakwah. Dulu susah sekali, masih awal PKS berdiri. Orang-orang belum kenal PKS. Kita temani Pak Anis mengunjungi warga dari pintu ke pintu,” kenangnya.

Pengorbanan saat itu bukan hanya soal waktu dan tenaga, tetapi juga dari segi materi. Dan itu dilakukan tanpa mengharap pamrih.

“Finansial saat itu juga masih sulit. Ada istilah bahwa infak itu berasal dari kantong kita sendiri. Jadi, kita tidak menghitung sudah berapa uang yang kita keluarkan, sudah berapa liter bensin yang terpakai. Tidak, tidak seperti itu. Kita seikhlasnya saja,” lanjut perempuan bernama asli Wahid Eka Putri ini.

Anis Matta, menurut Bu Cincu, merupakan sosok yang berorientasi pada kerja nyata. “Beliau pembelajar. Dari dulu memang sudah visioner. Visinya besar. Dan bisa dilihat sendiri bagaimana sosok Pak Anis. Saya tidak usah banyak ngomong, buktinya sudah banyak,” ungkapnya.

Anis Matta sendiri sangat berterima kasih atas jasa Bu Cincu dan teman-temannya sebagai generasi pelopor yang membidani hadirnya PKS di Sulawesi Selatan. Hasil dari kerja keras Bu Cincu dan generasi awal itu, tutur Anis, bisa dilihat dari eksistensi PKS hingga hari ini.

“Karena partai baru, dulu pulang jam 2 malam kalau kerja. Hasil kerja generasi awal ini yang sampai sekarang membuahkan pertumbuhan tidak henti-henti di Sulawesi Selatan. Saya ingin, insya Allah, ini jadi contoh bagi akhwat dan kita semua,” ungkap Anis. (DLS/MFS/Anismatta.net)


posted by @Adimin

Menjadi Bintang di Langit Zaman


Makassar – Anis Matta menggunakan metafora bintang untuk menjelaskan pencalonan dirinya sebagai presiden di pemilu 2014 saat mengisi acara Temu Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Se-Sulawesi Selatan, Sabtu (22/2), di Hotel Sahid, Makassar.
“Capres yang ada sekarang, ibarat bintang di langit. Lalu kita tambahkan lagi bintang-bintang baru di langit, biar bumi kita makin terang,” ungkap Anis.
Ketika langit dihiasi bintang, menurut presiden PKS itu, akan mendatangkan manfaat bagi manusia. Salah satu yang mengambil manfaat dari keberadaan bintang itu adalah para nelayan. Karena bintang bisa dijadikan petunjuk arah saat berlayar.
“Para pelaut, termasuk nenek moyang kita dulu, menggunakan bintang sebagai petunjuk jalan ketika berlayar. Siapa tahu, ada pelaut yang membutuhkan petunjuk arah, yang membutuhkan peta jalan. Dan kita adalah bintang yang mereka tunggu. Kita adalah bintang di langit zaman,” jelas Anis, yang langsung disambut pekik takbir oleh ratusan kader dan simpatisan PKS yang hadir.
Penjelasan Anis itu rupanya berdasarkan hasil survey terhadap nama-nama calon presiden yang beredar saat ini. “Ada keganjilan dari hasil survey itu. Sekitar 60 persen dari orang yang sudah menetapkan pilahan untuk calon presidennya, ternyata siap berubah apabila ada pilihan baru. Berarti, orang Indonesia saat ini bukan tidak punya pilihan, justru mereka kekurang pilihan,” pungkas Anis.
Cara Anis menggunakan metafora bintang untuk menjelaskan tentang pencapresan dirinya, ditambah dengan gagasan Gelombang Ketiga yang diwacanakannya, mengingatkan masyarakat pada sajak Nyanyian Pahlawan yang pernah ditulisnya pada awal masa reformasi:
Aku datang mengantar senja / Katakan padaku wahai malam / Berapa bintang yang kau perlukan / Untuk menerangi langitmu //         
Inilah lagu cinta dan kehormatan / Yang kunyanyikan dengan tekad  / Wahai ummat wahai bangsa / Aku selalu ada di sini / Saat darah saat air mata / Aku datang mengantar ummat / Pada gerbang sejarah baru// 
(DLS/MFS/Anismatta.net)
posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger