pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Masyarakat Antusias Ikuti Program Keterampilan DPC PKS Nanggalo

Written By mediapkspadang on 22 May, 2015 | May 22, 2015


Padang, (22/5) - Bidang Perempuan (bidpuan) Dewan Pimpinan cabang (DPC) PKS Kecamatan Nanggalo membuat program kreatif berbasis keterampilan untuk masyarakat. Program tersebut adalah mengolah koran bekas menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi. 

Pengurus Bidpuan DPC PKS Nanggalo, rusdawati, menjelaskan bahwa program keterampilan mengolah koran bekas ini mendapat sambutan yang baik di hati masyarakat. Hal tersebut tampak saat bidpuan PKS melakukan pelatihan buat ibu-ibu dan remaja, ahad (17/5) lalu," terangnya.

"Ibu-ibu sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut, tak kurang dari 30 orang ikut serta. Dari pelatihan kemarin, peserta sudah menghasilkan kerajinan berupa tempat tisu dan pot bunga," lanjutnya.

“Harapan para peserta kegiatan ini harus tetap diadakan, bahkan pesera yang ikut kemarin menyatakan akan ingin ikut kembali dalam program keterampilan yang diadakan oleh bidpuan DPC," kata bu ida.

"Target bidpuan kedepan adanya rumah produksi dari hasil keterampilan ibu-ibu tersebut. Dengan adanya rumah tersebut bidpuan akan lebih mudah dalam mendistribusikan hasil barang kreatifitas ibu-ibu ke konsumen," tambahnya.

"Kegiatan bidpuan ini akan terus berlanjut setiap bulannya, tepatnya pada minggu kedua. Berbagai pelatihan keterampilan akan kita berikan untuk masyarakat demi menunjang kebutuhan ekonomi keluarga," ia menuturkan. [humas]


posted by @Adimin

Statistik Kebahagiaan | oleh: Irwan Prayitno Gubernur Sumatera Barat


Apakah masyarakat Sumatera Barat sudah bahagia? Nampaknya jawaban dari pertanyaan itulah yang ingin dicari Badan Pusat Statistik (BPS) dengan melakukan SPTK (Survai Pengukuran Tingkat Kebahagiaan) di Sumatera barat tahun 2014. SPTK pertama kali dilakukan pada tahun 2013 dan yang kedua dilakukan pada tahun 2014. Menurut Kepala BPS Sumatera Barat Yaomin Tofri, MA data survai ini bersifat subjektif dan kualitatif, berfungsi untuk melengkapi data objektif dan kuantitatif yang telah dimiliki BPS.

Indeks kebahagiaan tersebut diukur berdasarkan 10 aspek kehidupan yang dianggap esensial, meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan dan 10) kondisi keamanan.

Rentang angka untuk menilai indeks kebahagiaan yang disediakan antara 0 sampai 100. Makin tinggi angka yang diperoleh, diprediksi (dalam survai ini) menunjukkan makin tinggi tingkat kebahagiaan atau kepuasan masyarakat. Berdasarkan hasil survai tahun SPTK tahun 2014 di Sumatera Barat diperoleh angka rata-rata 66,79 persen dari 10 aspek kehidupan yang disurvai. Dari 10 aspek kehidupan yang disurvai, angka tertinggi diperolehdari aspek keharmonisan keluarga yaitu sebesar 78,87 persen. Tingkat kepuasan terendah terdapat pada aspek pendidikan, yaitu 57,04 persen.

Lalu apakah data tersebut sudah bisa memvonis bahwa masyarakat Sumatera Barat tidak bahagia? Apakah juga data tersebut telah membuktikan bahwa Sumatera Barat belum maju dan tertinggal jauh dibandingkan dengan provinsi lain?

Dengan tegas jawabannya adalah tidak. Data tersebut baru berupa data mentah, aspek yang diukur dan jawaban yang diberikan responden bersifat subjektif kualitatif. Ada orang dengan penghasilan Rp 4 juta per bulan sudah bahagia, tapi ada juga orang yang berpenghasilan di atas Rp 10 juta per bulan masih belum bahagia, jadi sifatnya relatif, subjektif dan kualitatif, tidak bisa diranking, tidak bisa dibanding-bandingkan. Juga masih banyak parameter lain yang perlu diukur dan banyak faktor pembeda untuk memvonis apakah penduduk suatu daerah bahagia atau tidak.

Di suatu daerah atau kelompok tertentu misalnya, dengan makan dua kali sehari, menggunakan lauk berupa kerupuk, kecap dan cabe rawit, menyatakan sudah cukup bahagia. Tapi di Sumatera Barat kalau belum makan tiga kali sehari, dengan lauk dendeng balado, rendang, goreng ayam, gulai ayam, atau gulai ikan, mereka merasa belum puas dan bahagia.

Begitu juga di kalangan pedagang atau pengusaha di Sumatera Barat, hal ini jamak terjadi dan merupakan percakapan sehari-hari. jika keuntungannya turun dari biasanya mereka akan mengatakan bahwa usaha mereka merugi. Itu bukan berarti saldonya minus, tapi mereka rugi karena keuntungan bulan ini lebih kecil dibandingkan bulan lalu. Letak ruginya di situ.

Di aspek pendidikan apalagi. Masyarakat Sumatera Barat pasti mengatakan belum puas tentang pendidikan yang dijalani keluarganya, meskipun banyak diantara keluarga mereka yang telah mencapai titel sarjana. Mereka belum puas karena impian mereka adalah mencapai gelar pasca sarjana, S2 atau S3. Masyarakat Sumatera Barat dari dulu memang telah mengutamakan pendidikan. Ada satu desa di Sumatera Barat memiliki 30 orang profesor. Tentu saja hal ini tidak bisa dibandingkan dengan desa lain.

Jadi rendahnya kepuasan terhadap pendidikan bukan karena rendahnya kualitas pendidikan di Sumatera Barat. Kualitas pendidikan di Sumatera Barat sudah cukup baik. Baiknya kualitas pendidikan di Sumatera Barat terindikasi dari banyaknya jumlah banyak lulusan SLTA di Sumatera Barat yang diterima setiap tahunnya di perguruan tinggi negeri favorit seperti UI, ITB, IPB, UGM dan sebagainya.

Mereka yang diterima melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dengan ikatan dinas seperti Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Telkom dan yang sejenisnya juga banyak berasal dari Sumatera Barat. Masyarakat dari dari daerah lain juga cukup banyak jumlahnya yang menjadikan Sumatera Barat sebagai daerah tujuan untuk melanjutkan pendidikan.

Lalu apakah data statistik tersebut keliru dan harus diabaikan? Tentu saja tidak. Sebagai acuan, pedoman untuk mengambil kebijakan dan menyusun program, data statistik tersebut justru sangat penting dan sangat diperlukan. Namun, tentu saja data tersebut tidak bisa ditelan mentah-mentah begitu saja dan langsung dipakai sebagai alat untuk memvonis buruk atau baik, gagal atau sukses, maju atau tidak suatu daerah. Data tersebut masih bersifat data dasar atau data mentah yang perlu dipertajam dan diperdalam lagi sehingga masalah yang dianalisa menjadi lebih spesifik dan agar kebijakan yang diambil lebih tepat sasaran.

Sekali lagi menurut Kepala BPS Sumbar data tersebut juga tidak bisa diranking atau dibanding-bandingkan untuk mengukur maju atau tidaknya suatu daerah. Indeks kebahagiaan warga Sumatera Barat tidak bisa dibandingkan dengan penduduk Jakarta atau Kalimantan misalnya. Masing-masing daerah memiliki kondisi yang berbeda dan persepsi masyarakat tentang bahagia dan puas sangat berbeda. Parameter yang diukur bersifat kualitatif, bukan kuantitatif. Jika ditanya manakah yang lebih padat penduduk Jakarta dibandingkan di Sumatera Barat atau Kalimantan, maka jawabannya bisa dipastikan dengan data statistik yang bersitaf kuantitatif. Tapi kalau ditanya manakah yang lebih bahagia penduduk Jakarta dibandingkan Sumbar atau Kalimantan? Maka jawabannya adalah relatif dan penilaiannya bersifat kualitatif.

Rasa selalu tidak puas menurut saya adalah karakter masyarakat Sumatera Barat. Namun menurut saya hal ini merupakan karakter yang baik, saya mengistilahkannya sebagai energi positif masyarakat Minang. Rasa tidak puas itu menyebabkan masyarakat Minang selalu ingin lebih maju dan lebih maju lagi, lebih baik dan lebih baik lagi. Energi positif inilah yang dari dulu hingga kini membuat banyak bermunculan tokoh-tokoh baik politik maupun ekonomi dari masyarakat etnik Minang.

Jadi jika dalam dalam survai diajukan pertanyaan apakah penghasilan anda sudah memadai dan sudah puas dengan penghasilan anda saat ini, pasti jawabannya untuk masyarakat Minang adalah belum memadai dan belum puas. Tapi kalau kita lihat asset yang dia miliki dan ditaksir berapa jumlah penghasilannya, pastilah berbeda kesimpulan yang diperoleh antara cara survai yang pertama dengan cara ke dua. [irwan-prayitno.com]


posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger