Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
November 04, 2014
Mikroskop Elektron Menyingkap Manusia Bukan Berasal dari Kera
Written By Sjam Deddy on 04 November, 2014 | November 04, 2014
Benarkah manusia itu berevolusi dari kera? Hal ini selalu diperdebatkan selama bertahun-tahun. Sekarang, jika teori evolusi yang pernah diungkapkan Darwin itu di buka kembali akan membuat kita terkejut, "Jangan asal bicara, Darwin sendiri sudah punya kesimpulan!"
Ketika Darwin mengemukakan teori evolusi kala itu, biologi
baginya bagaikan kotak hitam, dia sama sekali tidak memahami jaringan
biologi yang akurat pada tingkat molekuler. Ia mengira sel itu sangat
sederhana dan sangat mudah berevolusi dari benda tak bernyawa.
Terhadap teori terkait yang disimpulkan, Darwin sendiri juga agak bimbang dan ragu, karena itu dia baru mengatakan, "Jika
bisa membuktikan terdapat organ kompleks yang tidak mungkin terbentuk
melalui perubahan kecil, tak terbatas dan berkelanjutan, maka teori saya
benar-benar gagal."
Pada masa pertengahan tahun 90-an, dengan adanya perkembangan teknologi biokimia dan mikroskop elektron, memungkinkan para ilmuwan melihat sel sebagai unit dasar kehidupan itu betapa rumit dan tak terbayangkan, yang bisa dengan segera membuktikan kegagalan teori Darwin dengan mata telanjang.
Hal ini tentunya bukan kesalahan dari Darwin, karena kala itu belum ada mikroskop elektron, sedangkan teknologi biokimia juga kurang canggih. Jika dia dapat bertahan hidup sampai tahun 90-an, maka dia sendiri yang akan tampil ke depan sambil berkata, Maaf, teori saya itu murni menyesatkan dunia dan saya minta untuk segera dibuang."
Professor Michael Behe mengoreksi atas nama Darwin
Michael Behe, seorang ahli biokimia sekaligus professor biokimia dari Lehigh University, Pennsylvania, AS, yang membantu Darwin membetulkan kesalahan besar itu. Adalah buku 'Darwin Black Box' yang diterbitkannya pada 1996 lalu itu telah mengguncang komunitas ilmuwan dunia.
Professor Behe menuturkan, bahwa sehubungan dengan struktur sel yang begitu rumit dan kompleks yang diungkap biokimia modern, membuat komunitas ilmuwan seakan-akan menjadi lumpuh. Namun, baik dari Harvard University, National Institutes of Health atau National Academy of Sciences, dan bahkan segenap pemenang Nobel Prize sekalipun, tidak ada yang bisa secara detail menjelaskan, bagaimana sistem biokimia yang begitu presisi dan rumit itu berevolusi menurut pola evolusi Darwin.
Ketika sel-sel itu dikelompokkan bersama dengan struktur yang sedemikian kompleksnya, dipastikan hal itu bukan secara kebetulan bisa terjadi begitu saja. Meski hanya berupa sel tunggal, strukturnya juga sangat rumit bagaikan sebuah kota metropolitan model kecil.
Pada masa pertengahan tahun 90-an, dengan adanya perkembangan teknologi biokimia dan mikroskop elektron, memungkinkan para ilmuwan melihat sel sebagai unit dasar kehidupan itu betapa rumit dan tak terbayangkan, yang bisa dengan segera membuktikan kegagalan teori Darwin dengan mata telanjang.
Hal ini tentunya bukan kesalahan dari Darwin, karena kala itu belum ada mikroskop elektron, sedangkan teknologi biokimia juga kurang canggih. Jika dia dapat bertahan hidup sampai tahun 90-an, maka dia sendiri yang akan tampil ke depan sambil berkata, Maaf, teori saya itu murni menyesatkan dunia dan saya minta untuk segera dibuang."
Professor Michael Behe mengoreksi atas nama Darwin
Michael Behe, seorang ahli biokimia sekaligus professor biokimia dari Lehigh University, Pennsylvania, AS, yang membantu Darwin membetulkan kesalahan besar itu. Adalah buku 'Darwin Black Box' yang diterbitkannya pada 1996 lalu itu telah mengguncang komunitas ilmuwan dunia.
Professor Behe menuturkan, bahwa sehubungan dengan struktur sel yang begitu rumit dan kompleks yang diungkap biokimia modern, membuat komunitas ilmuwan seakan-akan menjadi lumpuh. Namun, baik dari Harvard University, National Institutes of Health atau National Academy of Sciences, dan bahkan segenap pemenang Nobel Prize sekalipun, tidak ada yang bisa secara detail menjelaskan, bagaimana sistem biokimia yang begitu presisi dan rumit itu berevolusi menurut pola evolusi Darwin.
Ketika sel-sel itu dikelompokkan bersama dengan struktur yang sedemikian kompleksnya, dipastikan hal itu bukan secara kebetulan bisa terjadi begitu saja. Meski hanya berupa sel tunggal, strukturnya juga sangat rumit bagaikan sebuah kota metropolitan model kecil.
Sehubungan dengan kesimpulan teori evolusi Darwin, Behe
membantahnya dengan bukti percobaan ilmiah yang kuat. Menurut penjelasan
Behe, bahwa konsep "kompleksitas yang tidak dapat direduksi," artinya
sebuah sistem yang terdiri dari multi-bagian, dimana jika kurang dari
satu bagian manapun, maka sistem ini akan kehilangan fungsinya semula,
sehingga sisitem ini menjadi kompleksitas yang tidak dapat direduksi.
Sel tunggal yang rumit dan dapat dilihat dengan mata telanjang
Menurut Behe, ketika Darwin mengemukakan teori evolusi, biologi baginya bagaikan sebuah kotak hitam, dia sama sekali tidak memahami jaringan biologi yang akurat pada tingkat molekuler, mengira sel itu sangat sederhana dan sangat mudah berevolusi dari benda tak bernyawa. Namun kini kotak hitamnya sudah terbuka, dan para ilmuwan telah memahami berbagai mekanisme kimia pada fungsi kehidupan, di antaranya rumitnya proses yang berkaitan dengan biokimia.
Behe menuturkan, jika anda ingin mencari karya ilmiah dalam literatur biokimia untuk menjelaskan sistem biokimia, tentang bagaimana secara bertahap dan berangsur-angsur kemudian berevolusi, maka anda akan merasa terkejut, sebab tidak ada satu bagianpun dari leteratur itu. Sebagian besar ilmuwan biokimia dalam sehari-hari penelitiannya sepenunya terpisah dengan teori evolusi. Doktrin Darwin sebenarnya hanya suatu dasar teori filsafat semata. Oleh karena itu, studi tentang teori evolusi adalah hambatan sesungguhnya bagi perkembangan kehidupan.
Darwin memiliki alasan yang cukup memadai untuk mendapatkan pemakluman dari masyarakat modern, sebab di era-nya kala itu, mikroskop elektron belum ada dan bioteknologi juga nyaris tidak memadai. Apalagi, yang namanya fantasi, prediksi, asumsi atau apapun itu adalah preferensi pribadi, adapun mengenai orang lain percaya atau tidak, itu adalah urusan mereka.
Sel tunggal yang rumit dan dapat dilihat dengan mata telanjang
Menurut Behe, ketika Darwin mengemukakan teori evolusi, biologi baginya bagaikan sebuah kotak hitam, dia sama sekali tidak memahami jaringan biologi yang akurat pada tingkat molekuler, mengira sel itu sangat sederhana dan sangat mudah berevolusi dari benda tak bernyawa. Namun kini kotak hitamnya sudah terbuka, dan para ilmuwan telah memahami berbagai mekanisme kimia pada fungsi kehidupan, di antaranya rumitnya proses yang berkaitan dengan biokimia.
Behe menuturkan, jika anda ingin mencari karya ilmiah dalam literatur biokimia untuk menjelaskan sistem biokimia, tentang bagaimana secara bertahap dan berangsur-angsur kemudian berevolusi, maka anda akan merasa terkejut, sebab tidak ada satu bagianpun dari leteratur itu. Sebagian besar ilmuwan biokimia dalam sehari-hari penelitiannya sepenunya terpisah dengan teori evolusi. Doktrin Darwin sebenarnya hanya suatu dasar teori filsafat semata. Oleh karena itu, studi tentang teori evolusi adalah hambatan sesungguhnya bagi perkembangan kehidupan.
Darwin memiliki alasan yang cukup memadai untuk mendapatkan pemakluman dari masyarakat modern, sebab di era-nya kala itu, mikroskop elektron belum ada dan bioteknologi juga nyaris tidak memadai. Apalagi, yang namanya fantasi, prediksi, asumsi atau apapun itu adalah preferensi pribadi, adapun mengenai orang lain percaya atau tidak, itu adalah urusan mereka.
Masalahnya terletak pada 1996 lalu, ketika Behe membuka kotak hitam
Darwin, dan sekarang, setidaknya buku 'Darwin Black Box' tersebut telah
diterjemahkan ke dalam 15 bahasa. Telah menerbitkan 17 edisi sejak
dirilis di tahun pertama, dan terjual lebih dari 45.000 buku. Kemudian
pada tahun ke-empat terjual lebih dari 20,000 buku. Namun, hingga
sekarang, mengapa masih begitu banyaknya orang yang menganggap diri mereka itu berevolusi dari kera? Sebenarnya ini salah siapa?
sumber : http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1790006
posted by @Adimin
Label:
FAKTA,
Saint,
TOPIK PILIHAN
November 04, 2014
posted by @Adimin
Keshalihan Para Pemuda dan Kesadaran Orang Tua
Alangkah menyedihkan bila menyaksikan anak muda yang menghabiskan waktunya untuk hura-hura atau bermain tak tentu arah.
Tapi lebih menyedihkan lagi bila melihat orang tua menghabiskan sisa umurnya untuk main gaple atau domino di warung kopi.
Bertambah lagi kesedihan, bila sudah tua
tapi masih merasa muda, angan-angan masih panjang, ketamakan terhadap
dunia semakin menjadi-jadi, dan syahwat masih menggebu.
Tidak cukupkah uban bertabur di kepala,
gigi satu persatu mulai rontok, pandangan yang sudah tidak terang lagi,
pendengaran yang tidak nyaring lagi, kulit yang sudah keriput, tulang
yang sudah keropos, tenaga yang sudah melemah, penyakit yang sudah
komplek, selera yang sudah berkurang, bilangan usia yang sudah semakin
banyak, sebagai operator pengingat yang mengatakan:
“Maaf, pulsa hidup anda sudah hampir
habis, tidak ada lagi kesempatan untuk isi ulang, beberapa saat lagi
umur anda akan berakhir, harap siap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke
akhirat”.
Tua itu adalah kesempatan emas untuk bertaubat.
Tua itu adalah nikmat tersendiri untuk memperbaiki diri.
Tua itu karunia tidak terhingga untuk persiapan menuju akhirat.
Betapa banyak anak muda yang tidak sempat mencicipi masa tua, mereka mati ketika asyik dengan dunia.
Rasulullah bersabda: “Siapa yang umurnya
sudah sampai 40 tahun, tapi kebaikannya belum mengungguli kejahatannya,
berarti ia sudah mempersiapkan kapling untuk dirinya di dalam neraka”.
“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang
yang beriman untuk khusyu’ mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang
telah diwahyukan kepada mereka….? (Al Hadid: 16)
Kelak orang tua yang lupa diri akan dicela…
“….Bukankah Kami telah memanjangkan
umurmu untuk dapat perpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah
datang kepadamu seorang pemberi peringatan?…..” (Fathir: 37)
Ya Allah, karuniakan lah keshalehan kepada pemuda kami dan kesadaran kepada orang-orang tua kami.
posted by @Adimin
Label:
Analisis,
INSPIRASI,
Keluarga,
TOPIK PILIHAN
November 04, 2014
Abu Ja’far Fir’adi
posted by @Adimin
Rasulullah Sang Mediator Ulung
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” (qs. Al-Ahzab: 21).
Saudaraku,
Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam bukunya “al-rahiq al-Makhtum”
menceritakan kisah renovasi Ka’bah dan proses peletakkan Hajar Asqad ke
tempatnya semula.
‘Pada usia tiga puluh tahun, orang-orang
Quraisy sepakat untuk merenovasi Ka’bah. Sebab Ka’bah itu berupa
susunan batu-batuan, lebih tinggi dari tubuh manusia. Tepatnya sembilan
hasta yang dibangun sejak zaman Nabi Isma’il a.s. Tanpa ada atapnya
sehingga banyak pencuri yang dengan mudah dapat mengambil barang-barang
berharga yang tersimpan di dalamnya. Dengan kondisi semacam itu,
bangunan Ka’bah semakin rapuh dan dindingnya pun sudah mulai
pecah-pecah.
Lima tahun sebelum kenabian, Mekkah dilanda banjir besar hingga meluber
ke baitullah al-haram, sehingga sewaktu-waktu bisa membuat Ka’bah
menjadi runtuh. Sementara itu orang-orang Quraisy dihinggapi perasaan
bimbang antara merenovasi Ka’bah atau membiarkannya seperti semula.
Karena bayangan peristiwa hancurnya Abrahah dan pasukannya oleh
sekawanan burung Ababil (yang datang bergelombang) saat mereka akan
merobohkan Ka’bah, dan melempari mereka dengan batu-batu panas dari
neraka. Sehingga pasukan dari Shan’a Yaman tersebut bagaikan daun-daun
yang dimakan ulat.
Namun Quraisy akhirnya sepakat untuk
tidak mengambil bahan-bahan bangunannya terkecuali dari income yang
baik-baik. Mereka tidak menerima harta dari maskawin para pelacur, jual
beli dengan sistem riba dan perampasan terhadap hak orang lain.
Sekalipun demikian mereka takut untuk merobohkannya.
Akhirnya al-Walid bin al-Mughirah
mengawali perobohan bangunan Ka’bah, lalu diikuti oleh semua orang
setelah tahu tidak ada sesuatu pun yang menimpa al-Walid. Mereka terus
bekerja merobohkan setiap bangunannya hingga sampai ke rukun Ibrahim.
Setelah itu mereka siap untuk membangunnya kembali.
Mereka membagi sudut-sudut Ka’bah dan
mengkhususkan setiap suku atau kabilah dengan bagiannya tersendiri.
Setiap kabilah mengumpulkan batu-batu yang baik dan renovasi Ka’bah pun
dimulai. Yang bertugas menangani urusan pembangunan Ka’bah adalah
seorang arsitek berkebangsaan Romawi yang bernama; Baqum.
Tatkala pembangunan sudah sampai di
bagian Hajar Aswad, mereka berselisih pendapat tentang siapakah yang
paling berhak untuk mendapatkan kehormatan meletakkan batu mulia
tersebut ke tempatnya semula. Perselisihan ini terus berlanjut hingga
sampai empat atau lima hari tanpa ada keputusan. Bahkan perselisihan
tersebut semakin meruncing dan hampir saja mengarah kepada pertumpahan
darah di tanah suci.
Abu Umayah bin al-Mughirah tampil
menawarkan solusi untuk melerai pertikain dan perselishan di antara
mereka, dengan menyerahkan urusan ini kepada siapa saja yang pertama
kali masuk lewat pintu masjid. Mereka menerima pendapat ini.
Allah menghendaki orang yang berhak
tersebut adalah Rasulullah s.a w. Tatkala mengetahui hal tersebut,
mereka berkata, “Inilah al-Amin kami ridha kepadanya, inilah dia
Muhammad.”
Setelah semuanya berkumpul di sekitar
Nabi s.a.w dan mengabarkan apa yang harus beliau lakukan, maka beliau
meminta sehelai selendang dibentangkan, lalu beliau meletakkan Hajar
Aswad tepat di tengah-tengahnya, lalu meminta pemuka-pemuka kabilah yang
saling berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang, lalu
memerintahkan mereka semua mengangkatnya.
Setelah mendekati tempatnya beliau
mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya di tempatnya semula. Ini
merupakan jalan pemecahan yang sangat brilian dan diridhai semua orang.
Saudaraku,
Orang-orang Quraisy kehabisan dana dari penghasilan yang baik. Maka
mereka menyisakan di bagian utara kira-kira enam hasta, yang kemudian
disebut dengan al-Hijr atau al-Hathim. Mereka membuat pintunya lebih
tinggi dari permukaan tanah, agar tidak dimasuki oleh orang yang ingin
melewatinya. Setelah bangunan Ka’bah mencapai ketinggian lima belas
hasta, mereka memasang atap dengan disangga enam sendi.
Setelah selesai renovasi, Ka’bah itu
berbentuk segi empat, yang ketinggiannya kira-kira mencapai lima belas
meter, panjang sisinya di tempat Hajar Aswad dan sebaliknya adalah
sepuluh kali sepuluh meter. Hajar aswad diletakkan dengan ketinggian
satu setengah meter dari permukaan pelataran untuk thawaf.
Sisi yang ada pintunya dan sebaliknya
setinggi dua belas meter. Adapun pintunya setinggi dua meter dari
permukaan tanah. Di sekeliling luar Ka’bah ada pagar dari bagian bawah
ruas-ruas bangunan. Di bagian tengahnya dengan ketinggian seperempat
meter dan lebarnya kira-kira sepertiga meter. Pagar ini dinamakan
“al-Syadzarawan”. Namun kemudian orang-orang Quraisy meninggalkannya.
Saudaraku, Pelajaran berharga yang dapat kita petik dari peristiwa renovasi Ka’bah adalah sebagai berikut:
• Dengan kekufuran dan kesyirikan
Quraisy, mereka tetap mengagungkan dan mensucikan Ka’bah al-Musyarrafah,
sehingga dana yang mereka pergunakan untuk merenovasi Ka’bah mereka
ambilkan dari yang halal lagi thayyib.
• Semua orang pada sejatinya menyimpan
kekhawatiran dan ketakutan terhadap azab Allah s.w.t, apapun profesi,
kedudukan dan kemuliaan yang mereka sandang di dunia.
• Jika kita ingin menjadi pemimpin dan
tokoh masyarakat yang dicintai dan didengar oleh masyarakat, maka salah
satu sifat yang harus kita punyai adalah ‘amanah’ dapat dipercaya.
• Mediasi sangat diperlukan untuk menyelesaikan persoalan dan kesalah pahaman yang terkadang muncul di tengah-tengah masyarakat.
• Pertikaian, konflik dan peperangan
antar suku Quraisy dapat dihindari dan persatuan kembali terajut, karena
kecerdasan dan kejelian Rasulullah s.a.w dalam membaca dan menganalisa
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
• Apa yang dilakukan Nabi s.a.w
mencerminkan kemampuannya dalam menyelesaikan persoalan besar. Jika
perannya gagal, maka Ka’bah dan sekitarnya akan menjadi saksi
pertumpahan darah antar sesama suku dan kabilah Quraisy.
Saudaraku,
Mari kita menyiapkan diri untuk menajdi seorang mediator Islam, agar
umat Islam mampu meraih kejayaan dan kemenangan. Konflik dan
perselisihan sekecil apapun dapat dihindari dan kesatuan umat dapat
terwujud di alam realita kehidupan kita.
Menampilkan kepribadian menarik dan
akhlak yang memikat yang dibingkai dengan sifat amanah, insyaallah kta
layak menjadi perekat dan pemberi solusi bagi permasalahan dan persoalan
yang kerap muncul di tengah-tengah masyarakat. Wallahu a’lam bishawab.
Abu Ja’far Fir’adi
posted by @Adimin
Label:
Sejarah,
TOKOH,
TOPIK PILIHAN