pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Jadilah Bagian dari Dakwah

Written By @Adimin on 09 January, 2013 | January 09, 2013


 
Menjadi penolong agama Allah SWT, bisa dilakukan siapa saja dengan pilihan yang sesuai dengan kemampuan. Ada yang layak menjadi kader inti, ada yang cukup sebagai pendukung, ada juga yang hanya simpatisan.

Rasulullah saw terkejut, hari itu ia tak melihat wanita yang biasa menyapu di masjidnya, buru- buru beliau bertanya kepada para sahabatnya, ternyata wanita tersebut sudah meninggal dunia. Rasulullah saw heran dan bertanya-tanya, mengapa ia tidak diberitahu. Abu Bakar memberikan alasan, mungkin para sahabat menganggap wanita itu sepele. Ia hanya tukang sapu, Rasulullah saw minta agar ditunjukkan letak kuburan wanita itu dan Rasulullah SAW segera melakukan sholat ghaib.

Kisah ini menunjukkan bahwa sebesar apapun peranan seseorang, tak boleh diremehkan. Dalam dunia dakwah semua peran dibutuhkan, fakta sejarah menunjukkan bahwa para penolong agama Allah memiliki peran yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan pilihannya. Ibarat permainan sepak bola, setiap kader ada tugasnya. Besar dan kecil peranan tugas tersebut bisa berubah-ubah sesuai keadaan. Dalam satu babak, peranan penyerang (striker) mungkin lebih besar peranannya dalam mencapai kemenangan, tapi dalam keadaan tertentu, justru kiper yang menjadi penentu kalah menangnya sebuah permainan. Selain itu tuntutan dakwahpun kadang beragam. Suatu saat dakwah mem- butuhkan ketajaman lisan, disaat lain memerlukan tenaga dan pikiran. Begitulah dakwah, karenanya para juru dakwah harus berada disemua lini. Secara umum, mereka yang berkecimpung dalam dakwah bisa menempati salah satu diantara tiga posisi.

1.   Kader Inti

Mereka adalah orang-orang yang secara tulus membina dan mengkhususkan diri untuk berkecimpung dalam dakwah. Tak ada niat lain dalam segala aktifitasnya selain untuk menegakkan agama dan mencari ridlo Allah, apalagi berdakwah dengan niat dan tujuan mencari penghidupan dunia. Yang paling nyata dari karakter orang-orang ini adalah mereka bersedia melakukan transaksi hidup dan perjuangannya hanya untuk menegakkan Islam. Harta dan nyawa mereka telah ditukar dengan perjuangan menegakkan agama Allah. Merekalah yang disebutkan Allah dalam firmannya

Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari ridlo Allah. Dan Allah Maha penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (QS Al Baqarah: 207).

Dalam lembaran sejarah banyak kita temukan kader inti ini. Di era Rasulullah saw, kita menemukan  sosok Abu Bakar Ash Siddiq yang rela menginfaqkan seluruh hartanya untuk membiayai perang tabuk. Saad bin Abi waqqas dan Thalhah bin ubaidillah siap berdiri didepan Rosululloh saw menjadikan diri mereka sebagai tameng hidup untuk melindungi beliau. Ali bin abi Thalib bersedia menggantikan posisi “siap terbunuh”, tidur dengan selimut milik Rosululloh saw. Merekalah kader inti. Demi tegaknya Islam mereka siap mencurahkan tenaga, harta bahkan nyawa. Merekalah orang-orang yang dibeli oleh Allah SWT dengan surga-Nya. Allah berfirman

sesungguhnya Allah telah membeli dari orang orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh....(QS At Taubah 111).

Dalam ayat lain Allah juga menegaskan janji para kader inti terhadap Allah, dan janji Allah terhadap mereka,

Diantara orang-orang mukmin itu ada orang orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah maka diantara mereka  ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu, dan mereka sedikitpun tidak mengubah janjinya” (QS Al Ahzab 23)


2.   Kader Pendukung.

Kelompok ini adalah mereka yang mendukung perjuangan Islam, tapi keter ikatannya dengan dakwah tidak sebesar kader inti. Dalam sejarah Rosululloh saw kita temukan sosok yang perannya cukup besar tapi tidak sama dengan para kader inti. Mereka juga turut menjadi tenaga dakwah, tapi hanya pendukung. Kaab bin Malik dan dua temannya yang tidak ikut perang tabuk, tentu tak bisa disamakan dengan Abu bakar, Umar atau Ustman yang selain berkorban harta, juga ikut ke medan perang. Tentu mereka juga mendapat imbalan pahala, tapi tak sebesar yang didapat orang orang yang berada dilevel tenaga inti. Fakta ini dijelaskan oleh Allah dalam firmannya:


tidaklah sama antara mukmin yang duduk yang tidak ikut berperang yang tidak mempunyai udzur dengan orang-orang yang berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwa mereka. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang orang yang duduk satu derajat. Kepada masing masing mereka Allah menjanjikan phala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang orang yang berjihad atas yang duduk dengan pahala yang besar. (QS Annisa’ 95).

Dalam sejarah kita temukan sosok sosok seperti ini, diantaranya Utbah bin Usaid yang lebih dikenal dengan Abu bashir, ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah, Abu Bashir yang sudah masuk Islam masih berada di Makkah, beberapa saat setelah perjanjian, Abu Bashir datang ke madinah. Sesuai isi perjanjian, penduduk yang datang ke Madinah harus dikembalikan. Untuk itu Abu Bashir harus segera dikembalikan ke Makkah. Namun Rasulullah saw  tetap menepati isi perjanjian, beliau melarang Abu Bashir tinggal di Madinah. Namun Abu Bashir juga tak mau kembali ke Makkah. Ia menetap di daerah Ish, pesisir pantai. Disanalah Abu Bashir menghimpun kekuatan yang jumlahnya mencapai tujuh puluh orang. Kelompok Abu Bashir ini jelas merepotkan kafir quraisy. Tindakan Abu Bashir dan kawan kawannya itu berada diluar perintah Rasulullah saw. Mereka tak terikat secara struktural dan tanggung jawab kepada Rasulullah saw. Mereka bergerak sendiri dan punya gaya dakwah sendiri, inovasi gerakan dakwah merekapun bebas, kelompok ini bisa menjalin kerja sama dengan siapapun  dan bergerak disektor dan wilayah mana saja. Merekalah kader lepas yang tidak berada dibawah kontrol Rasulullah saw. Peranan kader ini tak bisa diabaikan. Anggapan yang keliru adalah menilai orang yang tak tergabung dalam ikatan struktural bukan sebagai bagian dari aktivis dakwah. “Mereka bukan golongan kita,” demikian ungkapan yang sering terdengar. Padahal peranan juru dakwah lepas ini tak kalah besar. Dengan status mereka yang tak terikat dalam struktural tertentu membuat gerakan dakwah lebih leluasa dan mudah diterima oleh siapapun. Tentu orang yang tergabung dalam kader tidak terikat ini tak boleh juga berbuat diluar batas kewajaran. Karenanya koordinasi antara dua kelompok ini tetap harus dijaga. Dengan demikian tak muncul salah paham atau benturan dalam menghadapi objek dakwah, kader akan lebih mudah menyebar disetiap sektor masyarakat. Meski peranan mereka tak sebesar kader inti, tapi keberadaan kader pendukung tidak bisa disepelekan. Dalam lingkup sekarang kita temukan banyak kader pendukung yang hanya mampu memberikan peranan dengan menyumbangkan dana, tanpa terjun ke medan dakwah. Keberadaan orang-orang ini  jelas tak bisa disamakan dengan kader inti, dimana mereka menyumbangkan dana, meluangkan waktu dengan meninggalkan anak dan istri, demi terjun  ke medan dakwah. Seperti Abu Bakar, kendati telah menyum- bangkan seluruh hartanya, ia tetap terjun ke medan Tabuk. 


3.   Simpatisan.

Mereka adalah orang orang yang memiliki kemampuan hanya dengan menjadi simpatisan atau supporter dakwah. Karena alasan tertentu orang-orang tersebut tak bisa memberikan konstribusi besar bagi dakwah. Meski peranan mereka kecil, tapi keberadaan mereka tidak bisa diabaikan. Buktinya ketika mengetahui wanita yang biasa mem- bersihkan masjidnya, meninggal, Rosululloh saw menyesalkan sikap para sahabatnya yang tak memberitahukannya, lantaran menganggap sepele pekerjaan wanita itu.

Juga ketika menghadapi tokoh quraisy yang meminta agar Rasulullah saw  mengusir para pengikutnya yang miskin, Allah segera menurunkan firmannya,

Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang orang yang menyeru Tuhan dipagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaannya itu melampaui batas. (QS Al Kahfi: 28).

Dibanding kader inti dan pendukung dakwah, wilayah kader simpatisan ini tak terbatas. Bahkan ia bisa berasal dari luar Islam. Sosok Abu Thalib termasuk kelompok ini. Peranannya dalam melindungi Rasulullah saw dan dakwah Islam sendiri cukup besar. Begitupun sosok Amir bin Fuhairah al Uraiqith, penunjuk jalan Rasulullah saw ketika beliau dan Abu Bakar hijrah ke madinah. Tokoh seperti Muth’im bin Aad juga tak kalah besar peranannya dalam melindungi Rasulullah saw  dan para sahabat dari ejekan, hinaan dan penindasan kafir quraisy. Tentu peranan mereka tak bisa disamakan dengan kader inti dan pendukung. Tapi kaum muslimin, khususnya juru dakwah, lebih lagi mereka yang bergelut didunia politik, harus mampu memanfaatkan tenaga ini. Tak sedikit mereka yang jauh dari Islam, tapi memberikan konstribusi pada perjuangan Islam. Bahkan dalam tataran perjuangan politik, kader simpatisan ini justru harus diperluas dan tak boleh dibatasi. Dalam lingkup ini, tak ada syarat yang mengikat seseorang untuk menjadi kader simpatisan kecuali kesediaannya memberikan konstribusi terhadap perjuangan. Selanjutnya, tugas juru dakwah adalah membina para simpatisan ini untuk direkrut menjadi kader pendukung dan kader inti. Kuantitas antara ke tiga bentuk elemen dakwah ini harus ideal. Jumlah simpatisan harus lebih banyak dari kader pendukung. Jumlah kader pendukung harus lebih banyak dari kader inti dengan demikian kualitas dalam kaderisasi tetap bisa dijaga
 

posted by Adimin

ANTARA JIMA DAN ZINA






Secara prilaku fisik, antara jima’ dengan zina mungkin sama saja. Dan dari segi kepuasan badaniah pun mungkin demikian. Tapi lantas kenapa ada sebagian orang yang memilih berjima’ sementara yang lain memilih sebaliknya? Hal itu terkait erat dengan beberapa alasan yang di luar masalah fisik. Inilah yang akan membedakan dua aktivitas yang serupa tapi tak samaini. Maka, mari kita pertimbangkan beberapa perbedaan di bawah ini! Sehingga, ketika tiba waktunya, kita tidak salah dalam memilih…

Ikatan yang Kuat

Menikah adalah syarat mutlak seseorang melakukan jima’. Sementara zina menolak ikatan semacam ini. Proses pernikahan tidak mudah dan seseorang harus bersungguh-sungguh untuk menempuhinya. Maka ia tidak akan sembarangan memutuskan ikatan pernikahan begitu saja.
Sementara itu ikatan dua pezina sangat rapuh. Di satu saat mereka saling mengatakan, “Aku akan mencintaimu selamanya dan hanya ajal yang akan memisahkan kita…”. Tapi sesaat kemudian dengan mudahnya mereka berkata, “Kita putus!”. Seorang wanita tidak akan bisa melakukan tuntutan apapun terhadap pasangan zinanya jika terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Karena, “Bukankah kita melakukannya atas dasar suka sama suka? Dan bukankah kita bukan suami istri?”


Pria Pemberani

Pernikahan hanya dilakukan oleh pria-pria pemberani, Karena para penakut akan lebih memilih zina. Ingatlah bahwa dalam pernikahan ada tanggung jawab. Ada tugas menafkahi bagi suami, ada ketaatan bagi istri. Ditambah lagi merawat anak-anak yang lahir dari hasil hubungan itu.
Para pezina tidak berani seperti itu. Prianya tidak ingin menafkahi, dan wanitanya tidak ingin merawat anak. Mereka tidak mau berhubungan baik dengan keluarga pasangannya, karena mereka lebih senang berduaan dan tidak ingin dipusingkan oleh segala hal yang dianggap merepotkan.


Kesetiaan Cinta

Ketika dua orang memutuskan untuk menikah, maka mereka siap untuk saling setia. Istri akan menjaga kehormatan suaminya, dan suami akan menyayangi istri sepenuhnya. Sedang jika seseorang memilih untuk berzina, maka dia tidak tahu apakah pasangannya setia atau tidak. Dia tidak akan tahu dengan siapa saja pasangannya pernah berzina, atau dengan siapa dia  akan selingkuh.

Bersih dan Aman

Ketika suami istri saling setia dengan pasangannya, maka ia telah berperilaku hidup bersih. Ia tidak pernah takut akan terkena penyakit ini dan itu, penyakit yang sangat ditakuti para pezina. Untuk siapa kondom diproduksi? Untuk orang-orang yang takut tertulari penyakit ini dan itu. Takut hubungan badannya “membekas dan meninggalkan jejak”. Karena apa? Karena, meski rajin merawat tubuh dan rutin ke salon, para pelaku zina tetap bermain-main di area yang kotor dan mengerikan. Tak ada sakinah—ketenangan dalam hubungan mereka.


Berbagi Kebahagiaan

Ketika dua orang menikah, maka kebahagiaan tidak hanya dirasakan oleh pelakunya saja. Proses pernikahan dilaksanakan secara terang-terangan, sehingga menciptakan kebahagiaan pada orang-orang di sekelilingnya. Bahkan pernikahan seringkali memberikan berkah, membuka pintu rizki, dan semua orang tersenyum puas atas proses pernikahan itu.
Sementaa itu, zina selalu dilakukan dengan cara tertutup, sembunyi-sembunyi dan seringkali melahirkan musibah bagi banyak orang. Orang tua berduka, kawan-kawan mencibir, dan tetangga saling menggunjing.


Ibadah Paling Indah

Apakah perbedaan “seseorang yang makan makanan hasil curian” dengan “orang yang ikut perlombaan makan”? Secara fisik keduanya sama-sama kenyang. Tapi yang satu dicap penjahat, yang lain dapat hadiah. Demikian pula dengan jima’. Selain mendapatkan kepuasan fisik, dua orang yang berjima’ akan mendapatkan pahala yang besar tatkala dalam prosesnya mereka niatkan untuk ibadah kepada Allah.

Adakah ibadah yang lebih indah selain melakukan hubungan semacam itu dengan niat menggapai ridha Allah kemudian dibalas Allah dengan pahala yang berlipat-lipat ganda?

Sementara zina, kenikmatannya bersifat semu karena pelakunya selalu dikejar-kejar oleh perasaan bersalah. Dia akan membawa beban dosa seumur hidupnya jika tidak mau bertaubat atas perbuatannya. Tidak perlu menunggu adzab akhirat, pelaku zina akan mendapatkan banyak kemalangan atas dosa yang telah ia perbuat.
 


posted by Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger