Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
March 15, 2017
posted by @Adimin
“Sinar Ramadhan” di Pelupuk Mata
Written By NeoBee on 15 March, 2017 | March 15, 2017
MUNGKIN
masih
terbilang jauh (masih sekitar 73 hari), namun kerinduan hati sudah mulai
terasa, Kehadirannya sudah harap dinanti. Suasana manis tahun lalu seolah sudah
berada di depan mata untuk terulang kembali. Momentum yang kedatangannya yang
hanya satu bulan membuatnya menjadi bulan yang penuh fenomenal diantara
sahabat-sahabat bulan yang lain.
Masih
ingatkah kita saat detik-detik berpisah dengannya tahun lalu, haru bercampur
sedih, seolah tidak ingin melepasnya. Apalagi ketika kita mulai menyadari dan
memuhasasah bahwa ternyata ibadah kita masih belum maksimal. Hari-hari yang
kita lewati bersamanya penuh dinamika perjuangan dan tarbiyah.
Moment
itupun Allah tutup dengan kembali menghadirkan satu hari yang sangat istimewa
bagi kaum muslimin yakni “Idul Fitri”. Mata berkaca-kaca dan sesekali
meneteskan air mata, ada yang karena tidak kuasa menahan haru dan gembira
karena berkumpul dengan keluarga, saudara dan kerabat. Namun ada juga yang
karena bersedih tidak bisa menikmati udara “fitri” bersama keluarga dan
kerabat. Namun nafas sedikit lega dan hati terasa riang saat tangan-tangan
mulai kuat saling menjabat sesama saudara seiman, berpelukan dan saling
mendoakan.
Hari-demi
hari, hitungan minggu dan bulan, Ramadhanpun berlalu. Ayat كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِن
قَبْلِكُمْ sudah tidak terdengar lagi di atas
mimbar yang lantang. Ayat itu hidup namun karena lekatnya hukum ramadhan atau
puasa kepadanya membuat ayat-ayat itu istirahat sejenak. Syawal, Muharam, safar
dst.. berlalu kitapun melupakan pesona Ramadhan. Mungkin itu alamiyah.. Allahu A’lam.
Namun
kini kita sudah berada di Bulan Rajab, setelah itu Sya’ban lalu Ramadhanpun
hadir menyelimuti kita. Ia datang menawarkan berjuta faedah, sejuta pahala dan
penghapus dosa.
Puasa, Ibadah yang Melegenda
Ibadah
Puasa merupakan ibadah yang telah berlangsung lama, sebelum menjadi syari’at
Muhammad. Al-Qur’an sendiri menyatakan hal tersebut dalam frasa ayat-Nya,
Sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu”.
Ayat
di atas mengindikasikan bahwa ibadah puasa (Ramadhan) merupakan titik temu
antar agama yang terdahulu sebelum diutusnya Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi Wassallam.
Syeikh Yusuf Qardhawi mengatakan bahwa syariat puasa merupakan syari’at
kolektif agama samawi, yang menjadi kalimatun
sawa’ antar seluruh penganutnya, sehingga tepat untuk dijadikan
alat ukur keberlangsungan sebuah ibadah. (Ayat-ayat
Puasa Tadabbur 30 Ayat Seputar Ramadhan, Dr.H. Atabik, Luthfi, MA)
Dalam
buku itu, Atabik, mengutip dari Syeikh Mutawalli As-Sya’rawi
mengatakan bahwa ibadah puasa merupakan rukun ta’abbudin (pondasi dan dasar ibadah) bagi
seluruh agama Allah. Juga sebagai manhaj tarbiyah dan pembinaan ummat.
Kalaimatun
sawa’ antar
seluruh agama samawi dalam ibadah puasa selain kesamaan dalam prinsip kualitas
kebaikan manusia, juga dalam tata cara pelaksanaannya.
Sebagai
contoh, meninggalkan makan dan minum, serta nafsu syahwat pada beberapa waktu
yang ditentukan. Namun seiring dengan waktu, nilai-nilai puasa pada ummat
terdahulu (sebelum Islam) sedikit demi sedikit terkikis dan dilupakan.
Kalimatu
sawa’ (puasa)
terhenti begitu saja, banyaknya perubahan yang mereka lakukan termasuk syariat
puasa yang secara eksplisit oleh al-qur’an atau oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam
sendiri dalam haditsnya mengatakan;
شَهْرَ رَمَضَانَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا
”(Puasa
yang wajib bagimu adalah) puasa Ramadhan. Jika engkau menghendaki untuk
melakukan puasa sunnah (maka lakukanlah).” (HR. Bukhari)
“Puasa
Ramadhan telah diwajibkan oleh Allah kepada seluruh ummat sebelum kalian.” (HR. Bukhari)
Daya
Tarik Ramadhan
Ramadhan
sepertinya sudah dimasukkan benang benang berkah oleh Allah, sehingga hal itu
dapat terkoneksi langsung dengan umat Islam yang sedang menanti untuk merajut
dan menyemai pakaian taqwa.
Bahkan
Sejak bulan rajab, kita sudah mulai berpikir tentang ramadhan, padahal bulan
sya’ban akan terlebih dahulu menyela sebelum datangnya ramadhan. Do’apun mulai kita
panjatkan agar kita diberikan umur yang panjang dan berjumpa dengan tamu yang
mulia.
Terlihat
jelas bagaimana Rasulullah menggambarkan daya tarik Ramadhan, sehingga Sya’ban
adalah arena pemanasan, latihan dan tarbiyah memasukinya. Seperti banyak melaksanakan
puasa sunnah.
Dari
Aisyah R.A berkata: dari ‘Aisyah yang menyebutkan,
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَائِمًا فِى الْعَشْرِ قَطُّ
“Aku
tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada
sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali.” (HR. Muslim no. 1176).
Selain
memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban, juga sebagai bulan
memperbanyak amal saleh.
Dalam
hadits dari Usamah bin Zaid R.A, ia berkata: “Wahai Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam,
kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu
yang lebih banyak dari bulan Sya’ban? Beliau menjawab:
ذَلِكَشَهْرٌيَغْفِلُالنَّاسُعَنْهُوَهُوَشَهْرٌتُرْفَعُفِيهِالأَعْمَالإِلىرَبِّالعَالمِينَ،فَأُحِبُّأَنْيُرْفَعَعمليوَأَنَاصَائِمٌ
“Ia
adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara
Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah
Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah
saat aku mengerjakan puasa sunah.”
(HR. Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits
ini)
Dan
Sya’ban merupakan masa latihan sebelum naik ke ring Berkah (ramadhan) berbagai
upaya bisa dilakukan: belajar tentang fiqih puasa, ilmu tentang ramadhan,
persiapan mental, materi keluarga dan lain sebagainya.
Kalau
misalnya ada yang interested
(tertarik) kepada ramadahan karena ingin maraup materi dan untung yang banyak,
panen rezeki, hal itu bukanlah tujuan utama dan juga tidak terlarang hanya
jangan sampai kita jadikan tujuan utama, tetapi hal itu adalah salah satu
dari berkah dari bulan ramadhan yang penuh attractiveness
(daya tarik)
Sejak
bulan rajab sampai bulan Sya’ban, alampun mulai kembali ramai dengan akan
datangnya tamu yang agung (Ramadhan) setelah sekian lama pergi meninggalkan
kita. Lembar-lembar kertas akan mulai terlukis dengan segudang ilmu tentangnya.
Serpiha-serpihan faedah akan terkumpul kembali dalam rumah yang memberikan
jaminan perlindungan dunia akhirat.
Maukah
kita tampil sebagai pemain terbaik yang layak mendapat tropi “Syurga”? Atau sebaliknya
apakah kita akan menjadi pecundang yang tidak mampu memanfaatkan kesempatan
emas, tidak gembira dengan datangnya ramadhan dan tidak tertarik dengannya,
sehingga strategi melepaskan belenggu syetan tidak mampu dilakukan? Dan
sertifikat “terbebas dari api neraka” pun tidak didapatkan ‘naudzu billahi min dzalik’.
Ibarat
kedatangan tamu yang mulia, maka tuan rumah yang baik tentu akan mempersiapkan
sambutan yang matang. Kita semua kaum muslimin adalah tuan rumah yang akan
mempersiapkan tamu ramadhan. Allahu
A’lam
posted by @Adimin
Label:
SLIDER,
TOPIK PILIHAN