pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

- - - - - - - - - Ramadhan 9 - CINTA DAN TUNDUK - - - - - - - - - -

Written By Sjam Deddy on 16 June, 2017 | June 16, 2017

Ramadhan 9
CINTA DAN TUNDUK
(إياك نعبد)

Imam Ibnul Qayyim Aljauziyah menyebutkan bahwa "ibadah" yang sempurna itu harus menggabungkan dua hal sekaligus secara bersamaan. Yang pertama adalah cinta dan yang kedua adalah tunduk.

Artinya, kita belum menjadi hamba Allah yang benar kecuali kita telah beribadah dengan penuh cinta dan penuh ketundukan kepada Allah.

Ibnul Qayyim berkata, "Bila engkau mencintai Allah tapi engkau tidak tunduk kepadaNya, maka engkau bukanlah hambaNya. Jika engkau tunduk kepadaNya tapi engkau tidak mencintaiNya, maka engkau bukanlah hambaNya. Engkau baru seorang hamba yang benar bila mencintaiNya dan tunduk kepadaNya". (Madaariju As Salikin).

Bila seseorang beribadah karena senang, tapi dia tidak patuh dengan aturan Allah, maka dia belum beribadah dengan benar dan belum menjadi hamba yang benar. Dia hanya sedang melakukan hobby atau kesukaannya. Ini biasanya terjadi dalam hal ibadah-ibadah yang menyenangkan. Seperti ibadah haji, umrah dan lain-lain.

Sebaliknya bila seseorang tunduk beribadah kepada Allah, tapi dia tidak senang dan mencintai Allah, maka dia sedang terpaksa. Tidak tulus dan tidak ikhlas. Manusia saja tidak suka dengan orang yang bekerja terpaksa. Apalagi Allah yang Maha Mulia.

Dalil-dalil yang menunjukkan perintah mencintai dan juga tunduk kepada Allah sangat banyak di dalam Al quran dan hadits Rasulullah saw.

Allah menegaskan bahwa orang yang beriman itu tandanya adalah dia sangat amat cinta kepada Allah. Sedangkan orang kafir mencintai tuhan-tuhan lain selain Allah:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Artinya: "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)." (QS Al baqarah: 165).

Dalam ayat lain, Allah memuji orang yang beriman, generasi pilihan, yang karakternya adalah mencintai Allah dan Allah mencintai mereka:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ...
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela...." (QS Al maidah: 54).

Rasulullah saw menyatakan bahwa kesempurnaan iman itu terletak pada cinta kepada Allah dan RasulNya:

"ثلاث من كن فيه وجد بهن حلاوة الإيمان، من كان الله ورسوله أحب إليه مما سواهما، وأن يحب المرء لا يحبه إلاَّ لله، وأن يكره أن يعود في الكفر بعد أذ أنقذه الله منه كما يكره أن يقذف في النار".
Artinya: "Tiga hal yg apabila dimiliki oleh seseorang niscaya dia akan merasakan manisnya iman. Yaitu orang paling mencintai Allah dan RasulNya melebihi selain keduanya. Dan orang yg mencintai orang lain karena Allah. Dan orang yang tidak mau kembali kepada kekufuran sebagaimana dia tidak rela dilemparkan ke dalam api neraka". (HR Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik).

Dalam hal ketundukan dan kepatuhan, Allah ta'alaa menegaskan perintahNya dengan sangat jelas :

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ ۖ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ.
Artinya: Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS Ali Imran: 32).

Allah juga menegaskan bahwa orang yang engkar (tidak patuh) kepadaNya, melanggar batas-batas hukumNya, akan dimasukkan ke dalam neraka yang abadi:

وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُّهِينٌ (14)
Artinya: "Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan." (QS An nisa: 14).

Dengan demikian, kesempurnaan ibadah akan terwujud bila dikerjakan dengan cinta serta tunduk kepada Allah.
 

Oleh : Irsyad Syafar, Lc., Med

posted by @Adimin

- - - - - - - - - Ramadhan 8 - MENIKMATI IBADAH - - - - - - - - -




Ramadhan 8

MENIKMATI IBADAH
(إياك نعبد)

Adalah berbeda antara orang yang menikmati ibadah dengan yang mengerjakan ibadah. Setiap orang yang menikmati ibadah, pasti mengerjakannya. Sebaliknya tidak semua yang mengerjakan ibadah menikmatinya.

Bila seseorang menikmati sesuatu, maka dia akan senang bersamanya. Hatinya tenteram dan ingin berlama-lama dengan sesuatu itu. Bila dia sedang bersamanya, maka waktu tak terasa berlalu. Dan bila sudah berpisah dengannya, dia akan rindu untuk bertemu kembali.

Sedangkan orang yang mengerjakan sesuatu, biasanya ingin segera selesai dari sesuatu tersebut. Bila cepat selesainya maka akan lebih baik. Dan cendrung pekerjaan itu menjadi beban baginya.

Bagitu pula dalam beribadah. Orang yang beriman menikmati ibadah, bukan sekedar mengerjakannya. Ada kenyamanan dan ketenangan yang dirasakan saat melakukannya. Betah dan rela berlama-lama bersama ibadah tersebut.

Rasulullah saw menyatakan bahwa shalat adalah penyejuk matanya (qurratu ainin). Beliau bersabda:

و جعلت قرة عيني في الصلاة. أخرجه أحمد والنسائي والحاكم والبيهقي عن أبي هريرة.
Artinya: "Dijadikan kecintaanku pada shalat". (HR. Ahmad, Nasa'i Baihaqi, Hakim, shahih Albany).

Maksud dari hadits di atas adalah Rasulullah saw sangat mencintai shalat. Hatinya tenang dan tenteram dengan ibadah shalat tersebut. Bila ada beban yang berat, justru Rasulullah saw meringankannya dengan shalat. Beliau pernah bersabda kepada Bilal bin Rabah memerintahkannya untuk adzah: "Berdirilah wahai Bilal! (maksudnya untuk adzan), rehatkan kami dengan shalat". (HR Abu Daud).

Sehingga dengan shalat tubuh mereka menjadi dapat rehat dan kembali segar. Kebanyakan kita berkata sebaliknya, "Ayolah kita segera shalat, setelah itu kita istirahat...."

Begitu juga para sahabat dan orang-orang shaleh. Mereka menikmati ibadah, sehingga mereka berlomba-lomba melakukannya. Beribadah bagi mereka bukanlah rutinitas belaka, bukan pula beban yang menghimpit apalagi sekedar hutang yang wajib dibayar.

Diceritakan dalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, bahwa serombongan kaum fuqara' dari para sahabat mengadukan kepada Rasulullah saw, betapa beruntungnya orang-orang kaya. Mereka shalat dan puasa, sama seperti orang miskin. Tapi mereka bisa berhaji, berumrah, berjihad dan besedekah, karena harta yang mereka miliki.

Lalu, Rasulullah saw menunjukkan amalan yang bisa menyamai pahala semua amalan tersebut, yaitu bertasbih 33x, bertahmid 33x dan bertakbir 34x setiap selesai shalat. Maka senanglah kaum miskin mendengarkan ibadah penyeimbang ini. Mereka pun pulang dan bisa beribadah juga lebih banyak.

Namun tidak lama setelah itu, kaum fuqara ini kembali lagi kepada Rasulullah saw. Mereka kembali mengadu, bahwa hadits kemaren "bocor" pula kepada orang-orang kaya. Maka mereka amalkan pula. Akhirnya Rasulullah saw mengomentari: "Itulah karunia Allah yang Dia bagikan kepada orang2 yang Dia kehendaki".

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, kenapa orang-orang shaleh bisa menikmati ibadahnya? Sehingga mereka betah bahkan berlomba mengamalkannya? Dan tidak sekedar "mengerjakan" ibadah saja? Jawabannya kita temukan dari petunjuk Rasulullah saw yang bersabda:

عَنِ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ رضي الله عنه أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ، مَنْ رَضِيَ بِالله رَبًّا، وَبِالإِسْلامَ دِيناً، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً». رواه مسلم.
Artinya: Dari Abbas bin Abdul Muthalib, dia mendengar Rasulullah saw bersabda: "Yang merasakan nikmatnya iman adalah orang yang redha Allah menjadi Tuhannya, Islam menjadi agamanya dan Muhammad sebagai Rasulnya". (HR Muslim).

Maka orang yang telah meredhai Allah yang wajib dia sembah dan agungkan, meredhai bahwa ajaran Islam sebagai agama yang wajib dia amalkan, serta redha Nabi Muhammad adalah Rasul yang wajib diikuti ajarannya, pasti akan merasakan nikmatnya beribadah.

Baginya, semua ibadah adalah konsekwensi atas ketundukannya kepada Allah dan ajaranNya, bukti penghambaan kepadaNya serta keselamatan hidupnya di dunia dan akhirat.

Dalam hadits lain Rasulullah saw menjelaskan bahwa seseorang akan merasakan manisnya iman bila dia memiliki tiga hal: pertama, Allah dan RasulNya paling dia cintai. Kedua dia mencintai orang lain karena Allah. Dan yang ketiga dia tidak suka jatuh kembali kepada dosa, sebagaimana dia tidak suka kalau dilemparkan ke dalam api neraka. (dari HR Bukhari Muslim riwayat Anas bin Malik).

Pada bulan ramadhan ini, kembali berbagai ibadah semarak dilakukan umat Islam. Shalat berjamah, puasa wajib, shalat-shalat sunnat, tahajud atau qiyamullail, bersedekah, tilawah Al Quran dan lain-lain. Kita mesti naik kelas dari sekedar mengerjakan ibadah menuju kepada menikmati ibadah.

Tentunya syarat-syarat yang dijelaskan Rasulullah saw di atas perlu dipenuhi. Agar semua rangkaian ibadah tersebut betul-betul dinikmati, bukan sekedar dikerjakan sebagai rutinitas. Akibatnya selepas Ramadhan tidak menimbulkan pengaruh dan perubahan yang signifikan ke arah kebaikan.


Oleh : Irsyad Syafar

posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger