Amanah hakikatnya lawan kata khianat. Orang yang amanah adalah orang yang dapat dipercaya dan membuat jiwa aman.
SIFAT amanah merupakan sifat terpenting dari Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam,
sifat yang oleh kaum jahiliah Makkah disematkan kepada diri beliau
sebelum turun wahyu, sehingga beliau dikenal dengan julukan al-Amin;
orang yang amanah. Julukan yang kemudian populer dan sangat lekat di
lidah masyarakat Makkah. Dengan julukan inilah semua orang, laki-laki
ataupun perempuan, menyebut Nabi dengan penuh takzim dan penghormatan.
Ketika usai membangun ulang Ka’bah, kaum Quraisy berisitegang, bahkan
hampir bertumpah darah tentang siapa yang akan mendapat kehormatan
meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya. Karena tak ada titik temu,
mereka sepakat untuk menyerahkan putusan kepada siapa yang datang kepada
mereka pertama kali.
Tiba-tiba Muhammad bin Abdullah muncul. Betapa girang kaum Quraisy. Mereka berteriak dengan penuh kepercayaan, “Inilah al-Amin. Inilah al-Amin. Kami rela dia yang memberi putusan!”
Apa yang segera terlintas di hati kaum Quraisy saat itu adalah
sifatnya yang terkenal itu. Sengaja beliau dipanggil begitu karena
mereka percaya beliau akan memberi jalan penyelesaian yang adil. Dan
terbukti Nabi mampu mengatasi masalah mereka dengan cara yang sangat
simpel dan melegakan semua pihak.
Itu terjadi jauh sebelum kenabian.
Lebih dari itu, bahkan setelah kenabian pun, rumah beliau menjadi
pangkal penitipan barang paling dipercaya kalangan kaum musyrik –yang
justru mengingkari kenabian beliau. Tanpa segan, mereka titipkan
barang-barang yang dicemaskan hilang, padahal waktu itu dunia belum
mengenal rumah penitipan barang. Setelah menerima perintah hijrah ke
Madinah, Nabi menyuruh Ali tinggal dulu di Makkah untuk mengembalikan
barang-barang titipan itu kepada pemiliknya masing-masing.
Dapat Dipercaya
Amanah dalam arti yang luas dan dalam lebih dari sekedar menunaikan
hajat duniawi kepada pemiliknya. Amanah hakikatnya lawan kata khianat.
Orang yang amanah adalah orang yang dapat dipercaya dan membuat jiwa
aman.
Orang-orang Quraisy begitu percaya kepada Rasulullah dalam urusan
dunia. Dalam hal ini mereka tak pernah mencaci beliau. Mereka juga tidak
curiga dan tidak menuduh beliau khianat. Bukan hanya dalam urusan harta
benda, melainkan juga kehormatan dan jiwa. Karena itu, sangatlah aneh
ketika mereka mendustakan beliau dalam hal kabar dari langit. Padahal,
bagaimana mungkin pada saat yang sama seseorang amanah sekaligus
khianat.
Dalam rumah tangga Nabi, tidak hanya beliau yang amanah. Tetapi juga
segenap istri dan keluarganya. Tak ada yang mengatakan haknya tidak
dipenuhi oleh salah seorang dari mereka. Karena, mereka memang
menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya dan dalam arti yang
seluas-luasnya.
Post a Comment