pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Prabowo Ajak Banser se-Jatim Pilih Nomor 1

Written By mediapkspadang on 24 June, 2014 | June 24, 2014


Mojokerto - Calon presiden Prabowo Subianto mengajak Barisan Anshor Serbaguna (Banser) se-Jawa Timur untuk memilih Prabowo-Hatta Rajasa pada Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014.

Dia mengaku dirinya sangat membutuhkan dukungan dari para aktivis di Jawa Timur. Sebab negara dan bangsa Indonesia sebentar lagi melakukan kegiatan yang sangat penting. Prabowo berharap rakyat memilih presiden untuk lima tahun mendatang.

"Saya dipercaya oleh suatu koalisi besar untuk maju, minta mandat oleh rakyat sekalian," kata Prabowo di Mojokerto, Selasa (24/6/2014).

Mantan Danjen Kopassus ini mengatakan, masyarakat sekarang yang dipertaruhkan apakah Indonesia akan mendapat pemerintah yang bersih, kuat, menjaga kekayaan alam Indonesia.

"Ini tugas saya untuk menjaga kekayaan alam kita yang telah banyak dicuri ke luar negeri. Banyak yang tidak ingin Indonesia punya pemerintah yang kuat. Mereka ingin pemerintah Indonesia disuruh-suruh bangsa lain," ujarnya.

Maka dari itu, kata Prabowo, OKI, Banser dan NU yang selalu tampil untuk negara perlu andil lagi sekarang ini. Supaya Indonesia menjadi negara yang berdiri di atas kaki sendiri (berdikari).

"Saudara-saudara harus bekerja keras. Mohon gerakkan rakyat di sekitarmu, yakinkan mereka bahwa yang bisa membela rakyat adalah pasangan nomor urut satu (Prabowo-Hatta). Mari kita rapatkan barisan," tandas Prabowo.[yeh/inilah]


posted by @Adimin

Survei ISI: Elektabilitas Prabowo Hatta Terus Naik, Joko Widodo Cenderung Terus Menurun

Prabowo Subianto dan Joko Widodo dalam debat capres tahap ketiga di Jakarta, 22 Juni 2014

Menjelang pemungutan suara Pemilihan Presiden Pilpres 9 Juli 2014, elektabilitas pasangan capres dan cawapres bernomor urut 2, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, menunjukkan tren yang stagnan bahkan cenderung menurun. Itulah hasil survei Institut Survei Indonesia yang digelar 18 Mei hingga 21 Juni 2014.

"Joko Widodo-Kalla sempat memimpin di awal masa kampanye. Namun seiring dengan berjalannya kampanye, seiring diadakan debat capres dan kedua kandidat makin dikenal masyarakat, elektabilitasnya justru turun dan cenderung stagnan hingga saat ini," ujar Direktur ISI Haris Baginda dalam jumpa pers pada Senin, 23 Juni 2014, di sebuah restoran di Cikini, Jakarta Pusat.

Berkebalikan dengan Jokowi-JK, pasangan capres cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, justru menunjukkan tren elektabilitas yang terus menanjak.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan sebelumnya oleh ISI, tingkat elektabilitas pasangan bernomor urut 1 ini ada pada angka 47,27 persen pada tanggal 18-24 Mei, jauh di bawah pasangan Jokowi-JK yang berada di angka 52,73 persen. Pada survei kedua yang dilakukan pada tanggal 1-7 Juni 2014, elektabilitas Prabowo-Hatta menyusul di angka 50,25 persen, terpaut tipis dengan elektabilitas pasangan Jokowi-JK yang mulai menunjukkan tren penurunannya dan berada pada angka 49,75 persen.

Pada survei terakhir yang dilakukan pada tanggal 15-21 Juni, elektabilitas Prabowo-Hatta semakin meningkat di angka 51,18 persen, sedangkan Jokowi-JK terus menurun di angka 48,82 persen.

Menurut Haris, menjelang waktu pemungutan suara Pilpres yang semakin mendekat ini, kecil kemungkinan kedua kandidat akan bisa membelokkan tren perolehan suaranya. Ia memperkirakan tren yang sedang berlaku sekarang akan terus stagnan hingga pemungutan suara nanti.

"Sekarang ini sudah semakin kecil waktu untuk meraih simpati. Maka semakin kecil juga peluang untuk meraih dukungan. Jadi kedua kandidat diperkirakan akan stagnan perolehan suaranya dari tren yang berlaku sekarang," ucapnya.

Berdasarkan hasil dari ketiga survei yang dilakukan itu, ISI pun mencoba membuat prediksi pemenang Pilpres 9 Juli 2014 mendatang. Menurut Haris, dari kecenderungan hasil survei yang ada, Prabowo-Hatta akan menang dengan perbedaan perolehan suara yang cukup besar dari Jokowi-JK, yakni 8,5 persen.

"Jadi ini bukan hasil survei lagi, tapi prediksi. Dari hasil survei kami, pada tanggal 9 Juli nanti pasangan Prabowo-Hatta akan meraih perolehan suara yang mencapai 54,25 persen, sedangkan Jokowi-JK hanya 45,75 persen," ucapnya.

Muhammad Asdar, yang merupakan guru besar di Fakultas Ekonomi Universitas Hassanudin Makassar, dan juga narasumber di acara pemaparan hasil survei ini, memaklumi kenaikan elektabilitas yang dialami oleh pasangan Prabowo-Hatta. Menurutnya, selama masa kampanye dan debat di televisi, timbul kesadaran di masyarakat untuk dipimpin oleh orang yang kuat, dan kemudian masyarakat menilai bahwa Prabowo-Hatta-lah yang memenuhi kriteria itu.

"Debat di televisi itu ditonton jutaan orang. Prabowo itu memang tampil apa adanya, tanpa ada polesan. Dan orang melihat bahasa tubuh kedua kandidat berdasarkan dari hati nuraninya masing-masing. Mereka ingin melihat pemimpin itu orang yang kuat, bukan yang lemah. Makanya Pak Prabowo dipilih jadi pemimpin, karena dia kuat," ucapnya.

Sedangkan Jokowi-JK, menurut Asdar, mengalami penurunan elektabilitas karena berbagai masalah yang kini tengah membelit Joko Widodo, gubernur DKI Jakarta yang kini non-aktif.

"Isu yang paling pengaruhi elektabilitas itu korupsi. Dan ini sangat berpengaruh. Pak Jokowi belum menyelesaikan masa jabatannya, apalagi ada kasus korupsi TransJakarta. Saya tidak tahu kalau ada yang memainkan ini. Dalam politik semua memang dimainkan," ucapnya.

Survei ini dilakukan di 33 provinsi di Indonesia terhadap 999 responden, di mana semakin besar jumlah DPT di suatu provinsi, maka semakin besar juga persentase respondennya. Sampel dipilih secara acak berjenjang dengan margin error sebesar 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan metode kontrol kualitatif tetap. [politik.news.viva.co.id]


posted by @Adimin

Pengamat: Jokowi Tak Paham Ketahanan Nasional


Jakarta - Capres Jokowi dianggap tidak paham soal ketahanan negara. Keinginan membeli drone (pesawat tanpa awak), justru membuat blunder.

Karena, drone yang menggunakan teknologi tinggi, akhirnya menyeret Jokowi untuk membuka soal penjualan Indosat era Presiden Megawati.

Menurut Suko Widodo, pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Jokowi tidak mengerti permasalahan ketahanan nasional.

“Kita tahu dia selalu membawa hal mikro ke perdebatan. Tapi kali ini fatal karena dia malah mengambil hal yang tidak dikuasai dan akhirnya jadi blunder,” kata Suko saat dihubungi, Senin (23/6/2014).

Debat capres pada Minggu (22/6/2014), kata Suko, memperlihatkan kalau sebenarnya Jokowi tidak menguasai substansi debat. 

“Jika mau mengambil hal riil yang bisa diimplementasikan, harusnya Jokowi mengambil masalah Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata),” kata Suko.

Dia menjelaskan, Sishankamrata memang produk jaman Soeharto, tapi efektif membuat negara lain segan terhadap Indonesia.

Menurut dia, jika dibandingkan membeli drone yang tidak ia kuasai, lebih kongkrit dengan program ini.

”Harusnya ambil saja yang sudah ada, asal idenya baik dan bisa diaplikasikan,” katanya.

Sishankamrata adalah pertahanan secara menyeluruh terhadap bangsa Indonesia dan melibatkan dua komponen, yaitu TNI dan rakyat Indonesia sebagai cadangan.

“Ini jauh lebih strategis bagi Jokowi daripada ambil tema drone yang kemudian menyeretnya ke masalah satelit, penjualan Indosat oleh Megawati dan lain-lain. Ini blunder dan akhirnya diolok-olok di sosial media,” kata Direktur Pusat Komunikasi Surabaya ini.

Bagi dia, tanpa disadari sebenarnya Jokowi sudah blunder berkali-kali. Justru, keinginan dia untuk membuat sesuatu kalau terpilih, susah untuk dilaksanakan.

“Ini sama halnya ketika dia mengeluarkan kartu Indonesia Sehat dan Indonesia pintar. Masyarakat tak menemukan manfaat riil dari itu apalagi sudah ada BPJS,” kata Suko.[inilah.com]


posted by @Adimin

Mahfud MD: Secara Psikologis Prabowo-Hatta Sudah Menang


Jakarta (23/6) - Ketua Tim Kampanye Nasional (Timkamnas) Prabowo-Hatta, Mahfud MD mengatakan bahwa saat ini pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres/cawapres) Prabowo Subianto-Hatta Radjasa sudah menang secara psikologis.

"Hampir semua lembaga survey sudah menyatakan bahwa Prabowo-Hatta terus merangkak naik dan sudah menang. Ini harus dikawal agar kemenangan yuridis realistis terjadi pada 9 Juli mendatang," kata Mahfud MD dalam sambutannya di Konsolidasi Nasional Koodinator Saksi Prabowo-Hatta di Jakarta (23/6), Senin (23/6) siang.

Mahfud mengatakan bahwa elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta terus naik hanya dalam waktu 3 pekan. Saat ini, ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, posisi Prabowo sudah menang. "Adalah tugas para saksi untuk mengawal pemenangan dan kemenangan psikologis dan prediktif ini di tanggal 9 Juli nanti," ujarnya.

Dalam kesempatan ini Mahfud memberikan semangat kepada para koordinator saksi se-Indonesia yang hadir. Dia mengatakan tanggungjawab saksi diberikan kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan pesan langsung dari Prabowo Subianto.

"Tim ini sengaja diberikan kepada PKS karena kita tahu PKS itu kader-kadernya orang-orang pilihan, dan ini amanah dari koalisi bahwa PKS akan mengawal kemenangan ini," tegasnya.

Mahfud menambahkan bahwa Prabowo secara langsung mempercayakan saksinya pada 9 Juli nanti kepada PKS. "Percayakan saja kepada pks," pungkasnya mengulang pesan dari Prabowo.

Dalam acara pelatihan tersebut, sebanyak 1.200 koordinator saksi tingkat Kabupaten dan Kota dari 511 Kabupaten/Kota yang berada di 34 Provinsi se-Indonesia berkumpul untuk mendapatkan arahan teknis mengawal suara di Pilpres 9 Juli mendatang. Capres Prabowo Subianto juga dijadwalkan memberikan arahan pada acara tersebut pada Senin (23/6) malam.

Direktur Saksi dan Advokasi Jazuli Juwaeni menyatakan, PKS memang mendapatkan amanah dalam mengawal saksi karena partai-partai koalisi merah putih mengetahui kader-kader PKS sangat tangguh dalam mengawal suara di ajang Pemilu, baik legislatif, Kepala Daerah maupun Pemilihan Presiden sebelumnya. [pks.or.id]


posted by @Adimin

PKS akan Door to Door Kampanyekan Prabowo-Hatta


Jakarta (22/6) - Anggota Dewan Pakar Tim Sukses pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo-Hatta, Hidayat Nur Wahid menilai kampanye dengan cara tatap muka merupakan cara terbaik mendulang suara. Untuk itu, ia akan menggerakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berkampanye dengan bertemu langsung dengan masyarakat.

"Rekan-rekan kami terbiasa melaksanakan kampanye door to door campaign untuk ketemu langsung kepada publik untuk menerangkan hakikat dari Pak Prabowo," ujarnya usai Kampanye Akbar di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Selatan, Ahad (22/6).

Menurut Dewan Majelis Syuro PKS itu, kader partainya sudah terbiasa melakukan kampanye semacam ini. Selain itu, lanjutnya, kader PKS telah memiliki jaringan kuat untuk melakukannya.

Ia berharap partai politik pendukung Prabowo-Hatta melakukan kampenye serupa. "Seluruh Parpol, seluruh organisasi massa kita berjuang bersama-sama. Perjuangan ini harus dilakukan dengan elegan," katanya.

Dengan cara ini, Ketua Fraksi PKS di parlemen ini yakin target enam puluh persen suara di pemilu presiden mendatang dapat tercapai. [pemilu.metrotvnews.com]


posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger