Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
May 06, 2013
Gubernur Sumbar Ajak Bupati Entaskan Kemiskinan
Written By Unknown on 06 May, 2013 | May 06, 2013
Padang - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengajak
para Bupati dan Wali Kota untuk memprioritaskan pengentasan kemiskinan dengan
memfokuskan pelaksanaan program pembangunan pada lintas Sektor melalului pola
pemberdayaan masyarakat.
"Sebagus apapun program yang dipersiapkan dan
dipikirkan kepala daerah, tapi Kalau pemberdayaan masyarakat tak dilakukan akan
sulit berhasil mencapai target." Kata Gubemur Irwan Prayitno di gubernuran
di Padang, Jum’at.
Menurut Gubernur, Salah satu upaya cukup strategis
dalam pengurangan kemiskinan dan pengangguran di Sumbar dengan menyentuh
potensi yang dimiliki masyarakat sendiri, sehingga program yang dilaksanakan sesuai
keingian dan kebutuhkan.
Kini angka Kemiskinan tingkat provinsi, setiap tahun
terjadi penuranan dan akhir 2012 Sudah di posisi delapan persen. Angka
pengangguran tercatat 142.186 orang yang harus dibuka pelaung Kerja dan usahanya.
Dalam
gerakan pengentasan kemiskinan dan pengangguran semua instansi pemerintah
daerah dapat berperan dengan memberikan berbagai kecakapan hidup dan memotivasi,
misalnya melaksanakan pelatihan-pelatlhan di bidang bengkel, menjahit, masak
atau tata boga dan Iainnya.
Kecakapan
hidup yang dimiliki masyarakat miskin atau pengangguran akan bisa berusaha
secara mandiri, meskipun modal awal terbatas. Sekarang tinggal bagaimana
menjadi tekad bersama untuk menggerakkan dan memberdayakan masyarakat tersebut.
Gubernur
mengatakan, berusaha dengan mandiri sudah pilihan dan cocok dengan karakter
masyarakat Minang yang suka berdagang. Masyarakat Kalau menjadi pekerja dalam
berbagai program padat Karya, produktivitasnya akan rendah Karena tak mau
diatur dan diperintah.
Maka
masyarakat memilih menjadi manajer dan pekerja sendiri serta target pendapatan
yang diinginkan usaha yang digelutinya, jika pun ada usaha yang kerja sama
tetapi polanya bagi hasil.
Irwan
mengatakan satu bukti masyarakat tak mau jadi pekerja di Sumbar di antaranya
tak ada industri besar yang bertahan lama, seperti perusahaan biscuit akhirnya
tutup. Jika sekarang ada perusahaan besar atau banyak program padat Karya dilakukan,
pekerja banyak yang didatangkan dari laur daerah, terutama dari Jawa.
Akan lain halnya, jika ada kegiatan sistem borongan suatu Kegiatan mungkin ada
pekerja dari masyarakat Minang, karena menentukan batas waktu selesai sesuai
target mereka.
Gubernur
minta instansi di Kabupaten dan Kota termasuk kepala daerahnya mencontoh pola
dan strategi yang dilakukan Wali Kota Sawahlunto Amran Nur, yang mampu menekan
angka pengangguran sampai 2,4 persen atau nomor dua terbaik di Indonesia
setelah Bali.
Padanal,
pada 2002 Kota Sawahlunto dikhawatirkan banyak orang di negeri ini akan menjadi
Kota mati dan dihuni hantu Karena akan ditinggalkan penduduknya, akibat usaha
tak ada harapan di Kota tambang itu.
Fakta
itu, Kata Gubernur, semua anggapan banyak orang termasuk Kalangan elite di
negeri ini terjawab sudah, bahwa Sawahlunto yang memiliki empat Kecamatan itu
bangkit, bahkan bertaburan prestasi.
“Upaya
yang dilakukan Wali Kota Sawanlunto pola pemberdayaan masyarakat secara optimal
setiap program yang dijalankan sesuai dengan diharapkan masyarakat dan
dilakukan pendampingan,” ujarnya.
Pemerintah
Provinsi Sudah menyampaikan Kepada para Bupati dan Wali Kota, jika program
provinsi dan pusat tak ada dialokasikan dana pendampingan dari APDB setempat,
maka Usulan tak akan diakomodir.
ApabiIa
tak ada dana pendampingan tentu dalam pelaksanaan program tidak serius, bahkan
tak tercapai sasaran yang diharapkan untuk merubah pola nidup masyarakat.
"Kita
tak akan sungkan meninggalkan daerah yang tak merespon program provinsi atau
pemerintah pusat Karena merupakan Konsekuensi. Ketegasan ini sudah pernah
dijalankan Ketika adanya bantuan dana kontijensi senilai Rp52 milliar dari
pusat, tapi ada daerah tak menanggapi dipindahkan Ke kabupaten/kota yang siap
menjalankan," Kata Irwan.
Pemerintah
provinsi tidak untuk memerintahkan, apalagi memaksakan Bupati dan Wali Kota menjalankan
program provinsi di daerahnya, karena bukan bawahan dari gubernur dan mereka
juga dipilih Iangsung oleh rakyat.
Salah
satu cara, tambah gubernur, bagi daerah yang tak menanggapi atau menyiapkan
dana pendampingan dalam APBD tak diberi program dan jangan salahkan Pemprov Sumbar,
dan masyarakat di Kabupaten/Kota dapat menilai sendiri. (*/sir/jno)
*www.antarasumbar.com
posted by @A.history
Label:
TOKOH,
TOPIK PILIHAN
May 06, 2013
posted by @Adimin
Inilah Harga Sebuah Surga . . . . .
Rasulullah SAW bersabda :
“Jaminlah bagiku enam hal, niscaya aku jamin surge bagi kalian; jujurlah dalam berbicara, tepatilah apabila berjanji, tunaikanlah amanah yang diberikan kepadamu, jagalah kemaluanmu, tahanlah pandanganmu, dan tahanlah tanganmu dari berbuat dosa (HR Ahmad, Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Hibban )
Akidah yang sahih dan selamat tidak berguna sampai ia tampak pengaruhnya dalam akhlak diri, tindakan anggota tubuh. Kalau tidak begitu, ia hanyalah lafadz yang kosng tanpa nilai. Seorang mukmin adalah orang yang dipercaya dengan pribadinya, beriman kepada Tuhannya, mengharap balasan yang baik dariNya. Inilah harga surge yang telah dijelaskan Rasulullah.
Enam sifat , apabila diterapkan dalam perilaku dan menampakkan pengaruh dalam perbuatannya di atas adalah bukti kebenaran imannya, keshahihan akidahnya, kesempurnaan kepribadiannya, semua ini menjadikannya berhak mendapatkan surga.
- Menjadi orang jujur. Ia tidak berdusta dalam perkataannya, tidak dengan isyarat maupun penipuan, meskipun terdapat sarana yang dapat membawanya melakukan hal itu. Allah SWT berfirman :
“Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama sama orang orang yang benar.” (QS Attaubah 119)
Rasullullah SAW ditanya , “Mungkinkah seorang mukmin berdusta?” beliau menjawab, “Tidak” lalu beliau membaca Ayat Al Quran :
“Sesungguhnya yang mengada akan kebohongan, hanyalah orang orang yang tidak beriman kepada ayat ayat Allah, dan mereka itulah orang orang pendusta.” (QS An Nahl 105)
- Menepati Janji. Apabila ia berkata, “Ya”, maka ia pasti melakukannya. Apabila ia memutuskan perjanjian, ia akan mewujudkannya. Kesempurnaan kepribadian terlihat disini.
“Diantara orang orang mukmin itu ada orang orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka mereka ada yang menunggu nunggu dan mereka tidak mengubah janjinya” (QS Al Ahzab 23)
Kita membaca dalam cerita jahiliyyah tentang orang yang menepati perkataannya. Ia kembali menuju tempat pembunuhan, setelah itu terucap darinya agar ia tidak dituduh melarikan diri.
- Menunaikan amanat yang dibebankan. Orang dapat dipercaya bila ia amanah dan menepatinya, Seorang mukmin tidak akan menjadi penghianat apapun kondisinya.
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (QS Annisa 58)
“Apabila amanah telah diabaikan, maka tunggulah kehancurannya (HR Bukhari)
Dalam hadis lainnya, disebutkan, “Tidak ada keimanan bagi orang yang tidak menunaikan amanah.”
- Termasuk perbuatan khianat adalah mengurangi timbangan dan takaran, mengambil tenunan tanpa izin pemiliknya, memberikan kepada orang lain apa yang bukan miliknya untuk menarik manfaat untuk dirinya.” Yang halal telah jelas dan yang haram telah jelas pula “. ((Muttafaq Alaih)
- Menjaga kemaluan dan menahan pandangan termasuk akhlak orang orang beriman. Mereka sibuk dengan pengawasan Allah daripada melakukan perbuatan sia sia, tenggelam dalam syahwat atau menggunakan waktu dengan perbuatan tiada manfaat.
- Mukmin menjaga tangannya agar tidak melakukan perbuatan yang menyakiti makhluk. Ia tidak melakukan kekerasan pada seorang pun, tidak menzalimi, tidak menerima kezaliman. Allahu SWT berfirman :
“ Dan orang orang yang menyakiti orang orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata (QS Al Ahzab 58)
Orang yang dapat menjamin dirinya melakukan enam perkara mulia ini, niscaya Rasulullah SAW menjamin baginya surga yang lebarnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang orang yang bertakwa. – Hasan Al Banna
posted by @Adimin
Label:
OASE
May 06, 2013
posted by @Adimin
Dakwah Internet Sebuah Keniscayaan
Pemberdayaan dakwaah internet mesti disertai dengan pengawasan konten oleh pihak yang berkompeten
Internet, kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebuah data menyebut, tak kurang dari 2,4 miliar pengguna layanan dunia maya tersebut di seluruh dunia.
Internet memang telah memanjakan umat manusia. Lautan informasi dan kemudahan berkomunikasi dapat diperoleh dengan mudah di sana.
Tengok saja Google. Mesin pencara raksasa itu dikunjungi 1,2 triliun pengakses pada 2012. Facebook dipenuhi paling sedikit 1 miliar anggota, sementara tweeter digandrungi oleh 200 juta pemakainya.
Jumlah itu bisa saja terus meroket seiring bertambahnya ‘pengicau-pengicau’ baru di jejarang sosial yang terkenal dengan sebutan media kicauan itu. Ini adalah potensi luarbiasa, bila dikelola untuk keberhasilan dakwah.
Bahkan, Syekh Sulthan al-Umari dalam makalahnya berjudul Istikhdam al-Internet fi ad-Da’wah, menyikapi peluang internet untuk dakwah tersebut. Seandainya saja, Rasulullah saw masih hidup, internet akan dipergunakan sebagai media penting penyebaran dakwah.
Demikian pula, bila para ulama salaf eksis di masa sekarang, niscaya internet tak akan luput dari program dakwah mereka. Agak berlebihan memang ungkapan Syekh Sulthan, tetapi begitulah faktanya. “Umat harus maksimalkan dakwah di internet,”ungkapnya.
Ada beberapa alasan, lanjut Syekh Sulthan, kenapa internet mesti digarap sebagai lahan dakwah. Di antaranya, jangkauan internet cukup luas melintasi batas negara dan benua
Menurut dia, ada sekitar 100 juta domain dotcom di internet yang bebas digunakan, registrasinya pun tidak terlalu ribet, biayanya pun cukup bersahabat, tidak menguras kantong.
Selain itu, demografi pemakai internet mayoritas didominasi kalangan menengah ke atas dengan tingkat intelektualitas yang berkelas.
Tentunya internet mudah dan praktis bisa diakses kapanpun dengan perangkat pintar dari ragam pabrikan. Peluang emas berdakwah di internet itu, mesti dibaca secara baik dan optimal oleh Muslim.
Ini tak lain karena, berdakwah dengan segala bentuknya, seperti ajakan berbuat baik, kritik atau nasehat konstruktif, dan ungkapan-ungkapan bijak lainnya, adalah misi mulia para nabi lintas zaman yang mesti tetap dilanjutkan oleh generasi masa sekarang. Dakwah, itu merupakan kunci bagi kesinambungan aktivitas keagamaan.
”Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf [12]: 108).
Di samping itu pula, berdakwah memiliki muatan pahala yang besar. Sebuah hadis riwayat Bukhari menyebutkan, pahala berdakwah dan hidayah bagi seseorang itu lebih baik dari apapun yang berlaku dari sejak matahari terbit sampai terbenam di ufuk barat.
Oleh karenan itu, penting kiranya, lanjut Syekh Sulthan, mengutarakan rangkaian rambu-rambu penting berdakwah di dunia maya. Hal paling mendasar tentunya ialah meluruskan niat.
Selain itu, demografi pemakai internet mayoritas didominasi kalangan menengah ke atas dengan tingkat intelektualitas yang berkelas.
Tentunya internet mudah dan praktis bisa diakses kapanpun dengan perangkat pintar dari ragam pabrikan. Peluang emas berdakwah di internet itu, mesti dibaca secara baik dan optimal oleh Muslim.
Ini tak lain karena, berdakwah dengan segala bentuknya, seperti ajakan berbuat baik, kritik atau nasehat konstruktif, dan ungkapan-ungkapan bijak lainnya, adalah misi mulia para nabi lintas zaman yang mesti tetap dilanjutkan oleh generasi masa sekarang. Dakwah, itu merupakan kunci bagi kesinambungan aktivitas keagamaan.
”Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf [12]: 108).
Di samping itu pula, berdakwah memiliki muatan pahala yang besar. Sebuah hadis riwayat Bukhari menyebutkan, pahala berdakwah dan hidayah bagi seseorang itu lebih baik dari apapun yang berlaku dari sejak matahari terbit sampai terbenam di ufuk barat.
Oleh karenan itu, penting kiranya, lanjut Syekh Sulthan, mengutarakan rangkaian rambu-rambu penting berdakwah di dunia maya. Hal paling mendasar tentunya ialah meluruskan niat.
Dakwah di internet akan mulus bila didasari dengan niat dan iktikad yang baik. Bukan bertujuan untuk mengeruk materi, atau larut dengan perdebatan mazhab, misalnya.
Kedua, merumuskan misi dan visi berdakwah di dunia maya. Dalam konteks ini, maka penting untuk memahami bahwa esensi berdakwa ialah memberikan manfaat untuk orang lain.
Berdakwah adalah mengajak ke arah kebaikan dan ranah positif. Sebuah riwayat yang dinukilkan dari Abu Hurairah menyebutkan, siapapun yang mengajak kepada hidayah kebaikan maka ia memperoleh pahala yang sama dari orang yang bersangkutan.
Ketiga, tunjukkan pada dunia keagungan nilai-nilai luhur Islam. Keempat, pilihlah pembimbing atau pengontrol kualitas konten yang berkompeten dalam urusan syariahnya dan memiliki wawasan luas. Ini akan membantu terhindar dari kontroversi dan kontradiksi konten.
Kelima, sesuaikan selalu konten dengan kebutuhan masa kini dan kecenderungan masyarakat sekarang. Dan terakhir, jika membuat situs dakwah tertentu maka jangan lupa melengkapinya dengan aplikasi-aplikasi unggulan, seperti forum, mengobrol langsung (chatting), dan fasilitas surat elektronik.
Jika media yang digunakan adalah jejaring sosial, maka jaga selalu etika dalam berkomunikasi. Tidak menghujat, berkata buruk, saling menyalahkan, atau menebar fitnah.
Syekh Sulthan yakin, bila rangkaian rambu-rambu dan etika itu terkontrol dengan baik, maka internet adalah cara efektif untuk menyebarkan dakwah. “Tak terbatas ruang dan waktu,”ungkapnya
Kedua, merumuskan misi dan visi berdakwah di dunia maya. Dalam konteks ini, maka penting untuk memahami bahwa esensi berdakwa ialah memberikan manfaat untuk orang lain.
Berdakwah adalah mengajak ke arah kebaikan dan ranah positif. Sebuah riwayat yang dinukilkan dari Abu Hurairah menyebutkan, siapapun yang mengajak kepada hidayah kebaikan maka ia memperoleh pahala yang sama dari orang yang bersangkutan.
Ketiga, tunjukkan pada dunia keagungan nilai-nilai luhur Islam. Keempat, pilihlah pembimbing atau pengontrol kualitas konten yang berkompeten dalam urusan syariahnya dan memiliki wawasan luas. Ini akan membantu terhindar dari kontroversi dan kontradiksi konten.
Kelima, sesuaikan selalu konten dengan kebutuhan masa kini dan kecenderungan masyarakat sekarang. Dan terakhir, jika membuat situs dakwah tertentu maka jangan lupa melengkapinya dengan aplikasi-aplikasi unggulan, seperti forum, mengobrol langsung (chatting), dan fasilitas surat elektronik.
Jika media yang digunakan adalah jejaring sosial, maka jaga selalu etika dalam berkomunikasi. Tidak menghujat, berkata buruk, saling menyalahkan, atau menebar fitnah.
Syekh Sulthan yakin, bila rangkaian rambu-rambu dan etika itu terkontrol dengan baik, maka internet adalah cara efektif untuk menyebarkan dakwah. “Tak terbatas ruang dan waktu,”ungkapnya
Oleh Nashih Nashrullah
posted by @Adimin
Label:
FAKTA
May 06, 2013
*dakwatuna.com
posted by @A.history
Gubernur Sumbar Canangkan Kawasan Rumah Pangan Lestari
Padang - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mencanangkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 2013, sebagai langkah untuk menggalakkan daerah dalam berbagai kegiatan ketahanan pangan.
Pencanangan KRPL berlangsung di Jorong Kapalo Koto, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sabtu, kesempatan itu ditandai penyerahan rekening penguatan modal senilai Rp47 juta serta bibit tanaman dan ikan kepada kelompok tani Puti Bungsu dan Putri Saiyo.
Menurut gubernur, pencanangan program KRPL sebagai bentuk pelaksanaan seruan pemerintah pusat dan FAO –sebagai salah satu organisasi PBB yang bergerak di bidang pangan–, supaya segera menggalakkan kegiatan-kegiatan untuk ketahanan pangan di Indonesia.
Situasi ini lambat laun akan mengakibatkan besarnya tekanan dan kebutuhan akan beras di Indonesia, padahal tidak semua daerah bisa menghasilkan pangan beras dalam jumlah yang besar.
“Marilah kita mulai untuk segera berhemat, mengurangi konsumsi atau bahkan bisa menukar bahan makanan pokok beras ke jenis pangan lainnya seperti ubi jalar,” ujarnya.
Dalam pengembangan jenis pangan seperti umbi-umbian, para ibu-ibu di rumah bisa memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam ubi jalar dan tanaman bermanfaat lainnya.
Selain dapat untuk dikonsumsi sebagai kebutuhan sehari-hari, produksi dari tanaman tersebut tentu bisa dijual, sehingga terjadi penghematan dan sekaligus dapat untung.
Bupati Agam Indra Catri, menyetujui yang disampaikan gubernur dalam upaya menekan konsumsi beras di daerah itu, karena saat ini masih tergolong tinggi sehingga perlu diubah pola kebutuhan pangan ke depan.
Jadi, keanekaragaman pangan harus dikuatkan di Kabupaten Agam, dengan melaksanakan program-program yang bermanfaat bagi masyarakat, pengelola dan bisa menjadi contoh bagi masyarakat daerah lainnya.
“Supaya keinginannya agar terwujudnya visi dan misi daerah yang Mandiri, Berprestasi dan Madani harus tercermin dalam kegiatan usaha pangan,” ujarnya.
Oleh karena itu, tambah dia, ditargetkan Agam harus mandiri pangan lima tahun ke depan, baik pangan jenis beras, sayur dan buah-buahan, bahkan kalau bisa menjadi lumbung pangan utama di Sumbar.
Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian Provinsi serta sejumlah pejabat dilingkungan Pemkab Agam. (sa/rb/ant)
*dakwatuna.com
posted by @A.history
Label:
TOKOH,
TOPIK PILIHAN
May 06, 2013
Oleh : Mangaraja Halongonan Hrp
A. Abu Bakr sang Mu’ashil (pemelihara orisinalitas dakwah) dan Umar Bin Khattab sang Mutathwir (pengembang dakwah)
*http://politik.kompasiana.com/2013/05/03/anis-matta-sang-tashil-dan-sang-tathwir-557147.html
posted by @A.history
Anis Matta Sang Mu’asshil dan Mutathwir
Oleh : Mangaraja Halongonan Hrp
Tulisan ini merupakan telaah terhadap tantangan dan hambatan yang dialami oleh fase-fase dakwah yang hendak berkembang. Islam setelah diteriakkan dan bendera dikibarkan tidak pernah henti-hentinya untuk dihina dan dicaci maki oleh musuh-musuhnya. Sebab itu penulis ingin bersama-sama pembaca menilik perjalanan dakwah melalui tulisan ini.
Penulis mengatakan adalah orang yang masih lemah pemahamannya terhadap dakwah ini, karena dalam tulisan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Namun saya hanya ingin mengetahui dan ingin belajar dan berbagi terhadap antum tentang tajribiyah (pengalaman) dakwah dari masa ke masa. Yaitu tentang Visi dan Misi Dakwah Islamiyah ketika Rasulullash wafat. Penulis ingin menyampaikan kisah tentang Dakwah Khalifaurrasyidin (Abu Bakr dan Umar Bin Khattab), Kisah Dakwah Ikhwanul Muslimin (Hasan Al-Banna dan para sahabatnya) dan Kisah Dakwah Tarbiyah Hizbul Adalah Wassalamah (PKS di Indonesia).
A. Abu Bakr sang Mu’ashil (pemelihara orisinalitas dakwah) dan Umar Bin Khattab sang Mutathwir (pengembang dakwah)
Dua sahabat yang sangat mulia yaitu Abu Bakar Siddiq dan Umar Bin Khattab. Sahabat rasulullah yang beliau sebutkan dalam haditsnya “Seandainya Pahala 2 sahabatku ini (Abu Bakr dan Umar) ditimbang dengan pahala umatku sedunia niscaya tidak akan mampu untuk menandinginya”.
Ketika rasulullah dijemput sang khaliq untuk kembali kepangkuannya, umat islam merasakan kegoncangan, sedih, kecewa, putus asa antara percaya dan tidak percaya terhadap kondisi yang telah menimpa mereka. Para sahabat rasulullah ada yang sudah mulai berkelompok-kelompok sehingga antar satu kelompok dengan kelompok yang lain mulai berbeda atau tidak saling percaya. Namun diantara mereka masih ada beberapa sahabat yang pemahaman dakwahnya masih ta’shil (orisinal), sehingga mereka dengan giatnya untuk menyatukan umat islam kembali sebelum rasulullah dimakamkan, yaitu Sahabat Abu Bakar Assiddiq, Umar Bin Khattab dan Abu Ubaidah Aljarrah.
Singkatnya, terpilihlah sahabat Abu Bakar menjadi Khalifah pertama setelah rasulullah wafat. Kejadian ini sangat terasa sedih dan terpukul sekali bagi umat islam, dimana mereka kehilangan sosok rasul (teladan) bagi mereka, karena kejadian yang menimpa ini ada diantara para sahabat yang tidak mau lagi seutuhnya menjalankan syariat islam, ada yang tidak patuh pada khalifah terpilih, lalu diantara mereka ada yang membangkang. Apa yang terjadi seandainya permasalahan ini terus berlanjut, dibiarkan begitu saja sehingga dakwah mulai hilang, dan yang terjadi hanyalah peperangan antar umat islam. Sang khalifah Abu Bakar As-Siddiq tidak tinggal diam, dengan tegas beliau mengatakan kepada sahabatnya Umar Bin Khattab, perangi mereka yang tidak mau membayar zakat, hancurkan mereka yang mengaku sebagai nabi apalagi yang tidak patuh pada pemimpin. Sahabat Umar Bin Khattab terkejut mendengar perintah khalifah, lalu ia bertanya, “wahai khalifah, mereka itu adalah saudara kita, lantas kenapa mereka harus kita bunuh. Bukankah itu menyalahi aturan? Khalifah menjawab, “wahai Umar Bin Khattab, dimanakah keberanianmu yang dulu itu. Jikalau engkau tidak mau untuk memerangi mereka, hari ini selagi aku masih bisa menggenggam pedang ini dan menunggangi kuda maka aku sendiri yang akan turun untuk memerangi mereka sehingga tidak ada lagi fitnah dalam umat islam.” Sang khalifah yang begitu lembut, bisa menjadi tegas dan bijaksana, yang akhirnya umat islam kembali bersatu. Intinya perjuangan sahabat Abu Bakar adalah memperjuangkan tentang Ta’shil Dakwah (Orisinalitas Dakwah), keaslian dakwah. Sehingga umat islam itu tidak boleh bercerai berai, harus bersatu dalam menjalankan syariat islam permukaan bumi ini. Adapun masa kerja Khalifah Abu Bakar As Siddiq adalah 2 tahun 3 bulan dan semua program kerjanya yaitu memelihara orisinalitas dakwah berjalan dengan baik dan sempurna, dan pada saat ini umat islam telah menjadi wahdatul islamiyah (islam yang satu) dan ini ditandai dengan kebangkitan umat islam.
Lalu bagaimana dengan Khalifah Umar Bin Khattab? Setelah masa kerja khalifah umar bin khattab berjalan dengan sempurna, kepemimpinan Umar Bin Khattab ditandai dengan Masa Tathwir (pengembangan). Khalifah melanjutkan perjuangan yang dilakukan oleh rasulullah yaitu menyebarkan islam keberbagai penjuru sehingga islam bertumbuh dan berkembang dengan pesat, sampai mesjid al-aqsha direbut kembali umat islam setelah beribu tahun lamanya dikuasai oleh orang-orang yahudi. Dan perjuangan untuk merebut al-aqsha (alquds/tempat suci bagi umat islam) itu diraih dengan mudah tanpa peperangan sedikitpun, hanya melalui lobi dan negosiasi sehingga umar bin khattab dikagumi oleh orang-orang yahudi dan nasrani. Masa kerja Umar Bin Khattab selama menjadi khalifah 10 tahun dan puncak kejayaan islam terjadi pada masa Umar Bin Khattab, perjuangan beliau tidak lepas dari perjuangan yang telah didahului oleh khalifah abu bakar as-siddiq menuju wahdatul islamiyah.
Bila kita mencermati kepemimpinan khalifah Abu Bakr As-siddiq radhiyallahu’anhu mencerminkan visi ta’shil (pemeliharaan orisinalitas), sedangkan kepemimpinan Khalifah Umar Radhiyallahu’anhu mencerminkan visi tathwir (pengembangan). Ta’shil dan Tathwir adalah sebuah wacana tentang Visi dan Misi Dakwah Islamiyah. Dan kejadian tersebut selalu berlaku setiap zamannya, dan disetiap zaman itu pasti ada yang memecahkan masalahnya.
B. Ikhawanul Muslimin (Hasan al-Hudaibi, Hamid Abun Nasr, Mustafa Masyhur, Sayyid Qutub dan Muhammad Qutub Sang Mu’ashil “pemelihara orisinalitas” dan Umar Tilmisani, Yusuf Qardhawi, Muhammad Al-Ghazali Sang Mutathwir “pengembang”)
Mari kita menilik kembali bagaimana peliknya gambaran dakwah Ikhwanul Muslimin yang pendirinya ialah Hasan Al-Banna. Pada suatu hari, saat penjara-penjara Mesir benar-benar berubah menjadi madzhabah (pejagalan) dalam arti harfiyah, seorang opsir membawa Mushtafa Masyhur muda bersama seoranga anggota usrahnya yang tak hilang-hilang gemetar dan kengeriannya melihat penyiksaan yang diluar batas khayalan manusia. Ya Naqib (pimpinan grup), bagaimana nasib kita bila mereka lemparkan kita ke sarang srigala lapar atau lubang busuk tanpa kehidupan? Dengan mantap Mushtafa Masyhur menjawab: “Mereka dapat membuang kita ketempat manapun yang kita takuti, namun ketahuilah mereka takkan mampu membuang kita ketempat yang tak ada Allah.”
Kondisi para kader ikhwanul muslimin sangat mengkhawatirkan, karena pemimpinnya (Hasan Albanna) telah meninggal dibunuh, kemudian api fitnah disemburkan, tuduhan terhadap jamaah ini digencarkan sehingga para kadernya ikhwanul muslimin ada yang bertahan dan ada yang keluar dari jama’ah. Namun Hasan Al-Hudaibi, sebagai pemimpinnya tetap memberikan semangat kepada para kadernya, melakukan kunjungan, pro-aktif dalam menyatukan umat islam, sehingga jamaah ikhwanul tetap berlanjut. Masa kepemimpinan beliau bermacam fitnah digencarkan kepada jamaahnya, jamaah ini diprovokasi terhadap jamaah islam lainnya, sehingga jamaah yang lain berbondong-bondong untuk mencaci maki jamaah ikhwanul muslimin. Karena provokasi tersebut banyak para kader yang tidak tahan dan ingin melakukan perlawanan kepada jamaah yang memfitnah ikhwanul muslimin, namun sang mursyid ‘am Hasan al-Hudaibi dengan tegas mengingatkan para kadernya Nahnu Duatun la Qudlah (Kami Dai, bukan Hakim). Setelah beliau Hamid Abun Nasr dan Syaikh Mushtafa Masyhur yang melanjutkan kepemimpinan ikhwanul muslimin. Namun kita lebih menarik untuk menceritakan kepemimpinan masa Syaikh Mustafa Masyhur, sebab rujukan tulisan ini adalah Fiqh Dakwah Jilid I.
Pada kepemimpinan beliau lagi-lagi Ikhwanul Muslimin kembali diuji tentang orisinalitas dakwahnya, yaitu tuduhan tentang ashalah dakwah dan modal untuk berdakwah. Tuduhan itu digencarkan oleh orang-orang yang benci terhadap gerakan ikhwanul muslimin, sangkin gencarnya tuduhan itu terbit disalah satu koran/media di Mesir yang bertajuk “Apakah Ikhwan dan para pemimpinnya hari ini telah menyimpang dari jalan yang ditempuh Assyahid Hasal Al-Banna rahimahullah)?” Mushtafa Masyhur menjawab: Nampaknya wallahu ‘alam ada kalangan yang karena tujuan-tujuan pribadi ingin menebarkan keraguan terhadap jamaah secara keseluruhan dan malu untuk terus terang menaburkan keraguan terhadap perjalanan Hasan Al-Banna agar tak nampak niatnya. Maka mereka katakan ikhwan hari ini telah menyimpang dari garis perjuangan Hasal Al-Banna. Dengan jawaban yang singkat dan padat ini gugurlah tuduhan untuk menjatuhkan ikhwanul muslimin dan pengikutnya. Kemudian tentang kemandirian modal, banyak kalangan yang benci dan ragu terhadap gerakan ikhwanul muslimin. Mereka meragukan kemandirian modal yang dimiliki ikhwanul muslimin, dari keraguan mereka diantaranya mengatakan, “Dari mana ikhwan membiayai dakwah ini. Suatu anggaran yang sangat besar yang orang-orang kaya saja tak mampu menanggungnya, terlebih orang-orang miskin? Syaikh Mushtafa Masyhur dengan tegas membuat tajuk Harta Bersumber Dari Kantung Para Dai saja. Inilah yang kemudian menjadi jargon dakwah yang sangat populer Shunduquna Juyubhuna (Brankas kita adalah kantung kita sendiri). dan ini pula yang ditulis oleh mursyid dan murabbinya sebelum ia tulis risalah pergerakan ikhwanul muslimin.
Mereka kita sebut sebagai ta’shil dakwah (pemelihara orisinalitas dakwah), sebab karena langkah, kebijakan dan keistiqamahan mereka bersama dakwah membuat dakwah tersebut terus berlanjut hingga berkembang yang dilanjutkan oleh para generasinya.
Selanjutnya para tathwir (pengembang dakwah), yaitu Umar Tilmisani, Yusuf Qardhawi dan Muhammad Al-Ghazali. Mereka bergeliat berdakwah ke negara lain untuk menyebarkan murni ajaran islam keberbagai belahan saudi arabia. Seandainya mereka tetap bertahan di Mesir, maka dakwah akan mengalami stagnan atau tetap dan tidak akan berkembang. Dan mereka juga akan mengalami penyiksaan dari penguasa mesir dan penjajah inggris, sehingga dakwah wahdatul islamiyah akan terhenti sampai di Mesir. Namun dengan ijtihad syaikh Yusuf Qardhawi dan Muhammad Al-Ghazali yang luar biasa yaitu menyebarkan ajaran islam ke negara lain, akhirnya dakwah terus bertumbuh dan berkembang. Kelompok-kelompok ikhwanul muslimin semakin banyak bertumbuh dan berkembang di luar negara mesir. Mereka ini kita sebut sebagai tathwir (pengembang dakwah)
C. PK dan PKS di Indonesia (Nurmahmudi Ismail, Hidayat Nurwahid, Tifatul Sembiring “Sang Mu’ashil”, Luthfi Hasan Ishak dan Muhammad Anis Matta “Sang Tathwir”)
Ketika pertama kali Partai Keadilan dideklarasikan presiden pertamanya adalah Nurmahmudi Ismail, partai ini banyak mendapat simpatik dari khalayak masyarakat karena pendiri-pendiri partai, pemimpin-pemimpinnya dan kader-kadernya adalah anak-anak muda. Sejak Partai Keadilan dideklarasikan Tahun 1998 bersamaan dengan setelah reformasi, maka pada tahun 1999 Partai Keadilan mengikuti Pemilihan Umum. Namun pada saat itu para kader Partai Keadilan yang duduk dikursi parlemen belum mendominasi sehingga dalam membuat kebijakan para kadernya belum bisa mengusulkan kebijakan-kebijakan yang pro dengan rakyatnya. Menteri yang masuk dalam kabinet masih satu yaitu Pak I.r Nur Mahmudi Ismail, setelah itu kepemimpinan partai dipimpin oleh Ustadz Dr.Hidayat Nurwahid.
Pada tahun 2003 Partai Keadilan berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera, sebab pada pemilu 2004 Partai Keadilan tidak bisa mengikuti pemilihan umum karena kurang electoral treeshold yang membuat PK tidak bisa ikut Pemilu. Akan tetapi, langkah para kadernya tidak terhenti walaupun tidak bisa ikut pemilu namun karena semangat muda yang menggelora mereka merubah Partai Keadilan menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang dipimpin sementara oleh ustadz Al-Muzammil Yusuf. Setelah Musyawarah Nasional I (Munas I) terpilih ustadz Dr.Hidayat Nurwahid menjadi presiden partai keadilan sejahtera. Pada tahun 2004 Ustadz Hidayat Nurwahid terpilih menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), dan digantikan oleh Ustadz Ir. Tifatul Sembiring. Dalam kepemimpinan ustadz Tifatul Sembiring banyak provokasi dan fitnahan kepadanya dan kepada partainya. Tuduhan dan fitnahan tersebut membuat sebagian para kadernya keluar dari jamaah karena mereka berpikir bahwa asholah dakwah tidak lagi sesuai jalurnya. Namun karena ketegasan dan ketegaran ustadz Tifatul jamaah dakwah ini tetap bertahan, kemudian kesolidan dan ukhuwah para kadernya sehingga menimbulkan rasa cinta untuk bersama-sama dalam menegakkan dakwah ilallah. Selain permasalahan juga timbul dari internal, permasalahan datang juga dari luar eksternal. Dimana menteri pertanian dari PKS yaitu Bapak Anton di fitnah dengan berbagai tuduhan sehingga kadernya merasa kecewa dan para simpatisan kader juga banyak yang mundur.
Begitulah tuduhan dan fitnahan yang mereka teriakkan kepada publik melalui media-media yang mereka miliki dan kuasai. Namun malah yang terjadi adalah sebaliknya, suara PKS tahun 2009 nomor urut 4 terbanyak setelah PD, PDIP, Golkar. Fitnahan dan tuduhan itu tidak mempunyai arti sendiri bagi PKS untuk menyudutkan dan menjatuhkannya walaupun mereka tidak memiliki media, koran atau sebagainya.
Kenapa mereka membenci PKS? Apa yang membuat mereka selalu ingin menjatuhkan PKS? Mungkin pertanyaan ini sudah terjawab dalam diri kita, karena tujuan PKS adalah Hadharah Islamiyah/ustadziyatul ‘alam (peradaban islam/peradaban dunia). Semoga fitnahan dan tuduhan tersebut terus berlanjut sehingga kader PKS selalu bersikap bersiap-siap dan bersemangat. Dan pada fase ini kita sebut mereka sebagai ta’shil (pemelihara orisinalitas) karena keistiqamahannya dalam dakwah keteguhan mereka membuat dakwah ini masih terus berlanjut dan berkembang hingga saat ini.
Kemudian, kita masuk pada masa kerja tathwir (pengembang) yaitu kepemimpinan ustadz Luthfi Hasan Ishak, dan ustadz Muhammad Anis Matta. Ustadz Tifatul Sembiring diangkat menjadi Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), ustadz Luthfi diangkat menjadi presiden PKS dan setelah Musyawarah Nasional II dilaksanakan akhirnya yang terpilih ustadz Luthfi Hasan Ishak. Konsep kepemimpinan beliau menjadi partai terbuka, dimana orang yang beragama kristen, hindu, budha dan selainnya boleh bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera. Namun banyak kalangan, organisasi atau selainnya menghujat PKS, menghina dan ada sebagian mengatakan bahwa PKS tidak lagi islam. Namun semua itu bisa ditepis oleh sang kiyadah ustadz Luthfi Hasan Ishak. Islam adalah rahmat bagi seluruh alam.
Dan pada tahun 2013 atau disebut sebagai tahun politik, Ustadz LHI difitnah dengan isu kasus suap impor daging sapi dan dituduh dengan bermain perempuan karena ahmad fathanah yang mengaku sebagai asistennya tertangkap bersama seorang wanita. walaupun fitnahan dan tuduhan itu tidak pernah terbukti hingga saat ini, ustadz LHI masih saja ditahan oleh KPK. Bahkan karena isu terkait kasus suap impor daging tidak terbukti, isu yang kasus pencucian uang malah digencarkan di media. Ini adalah fitnahan dan tuduhan yang sangat menyakitkan bagi kader PKS.
Setelah ustadz LHI ditetapkan sebagai tersangka, Ustadz Muhammad Anis Matta ditetapkan sebagai Presiden PKS. Fitnahan dan tuduhan ini adalah hal yang paling menyakitkan bagi ustadz Anis dan para kadernya. Karena isu ini bersamaan dengan pemilihan Gubernur Jawa Barat dan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara yang kader PKS maju dalam pemilihan tersebut. Lawan politik mereka memanfaatkan momen ini untuk menjatuhkan calon yang maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat dan Sumatera Utara dengan kasus suap impor daging.
Anis Matta setelah menyampaikan orasi pertamanya dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor DPP PKS sangat membangkitkan semangat dan gairah para kadernya untuk melakukan taubat nasional dan tetap bersatu dalam jamaah, meningkatkan persaudaraan, menumbuhkan cinta dalam berjamaah. Setelah ia berorasi, ia kembali melakukan safari dakwah ke Jawa Barat untuk memompa semangat para kadernya dalam memenangkan pemilihan Gubernur. Kemudian beliau melakukan safari dakwahnya ke Sumatera Utara, juga untuk memompa semangat para kadernya. Setelah itu beliau melakukan roadsahow dengan bertujuan untuk melakukan konsolidasi antara pengurus DPP dengan Pengurus DPW dan DPD dalam beberapa provinsi. Strategi beliau ini juga tidak lepas dalam hal ta’shil (pemeliharaan orisinalitas dakwah) dan tathwir (pengembangan dakwah) untuk memenangkan partai ini dalam event setiap pemilihan Gubernur dan pemilihan kepala daerah.
Presiden Muhammad Anis Matta belakangan ini sering disebut sebagai Soekarno Muda karena kepandaian dan kelihaiannya dalam menyampaikan orasi pidatonya. Dan ini sudah terbukti karena kedua calon gubernur telah dimenangkan oleh kadernya, dan beberapa kepala daerah sebab beliau berhasil membangunkan macan tidur PKS. Oleh karena itu, para pengamat, analisis dan media menyebutnya sebagai soekarno muda, ada yang mengatakan bagaikan matahari disiang hari, dan sebagainya. Yang akhirnya karena dengan bijaknya ia muncullah sebuah jargon yaitu Mission is Nothing Imposible. Puncak keberhasilannya dalam hal ta’shil dan tathwir adalah ia berhasil membuat acara Rapimnas PKS dan Milad PKS di Lawung Sewu salah satu tempat mitos di daerah Jawa Tengah yang juga bertujuan untuk menembus mitos satu wilayah satu partai dalam hal memenangkan calon yang didukung oleh PKS dalam pemilihan gubernur Jawa Tengah. Banyak hal positif yang sangat menarik untuk dituliskan tentang kepribadian beliau baik sebelum menjadi presiden PKS maupun sesudah menjadi presiden Partai Keadilan Sejahtera. Oleh karena itu, sangatlah pantas sekali kita menyebutkan Ustadz Muhammad Anis Matta, L.c sebagai sang ta’shil dan sang tathwir di era dakwah masa kini.
Situasi dan kondisi antara masa Abu Bakr dan Umar Bin Khattab, Ikhwanul Muslimin dan PKS di Indonesia sangat jauh berbeda, namun ada persamaan antara tiga masa tersebut, yaitu dalam hal tsawabitnya. Tsawabitnya ialah dalam hal memperjuangkan akidah ilallah dan dakwah rasulullah. Karena dakwah bukan hanya tugas seorang rasul namun semuat umat islam. Dengan demikian, sewajarnya kita umat islam saling bergandengan tangan untuk mendukung Ustadz Muhammad Anis Matta mewujudkan peradaban islam di permukaan bumi ini sehingga tidak ada lagi fitnah yang tersebar diantara sesama umat manusia. []
*http://politik.kompasiana.com/2013/05/03/anis-matta-sang-tashil-dan-sang-tathwir-557147.html
posted by @A.history
Label:
TOKOH,
TOPIK PILIHAN