Selain itu, demografi pemakai internet mayoritas didominasi kalangan menengah ke atas dengan tingkat intelektualitas yang berkelas.
Tentunya internet mudah dan praktis bisa diakses kapanpun dengan perangkat pintar dari ragam pabrikan. Peluang emas berdakwah di internet itu, mesti dibaca secara baik dan optimal oleh Muslim.
Ini tak lain karena, berdakwah dengan segala bentuknya, seperti ajakan berbuat baik, kritik atau nasehat konstruktif, dan ungkapan-ungkapan bijak lainnya, adalah misi mulia para nabi lintas zaman yang mesti tetap dilanjutkan oleh generasi masa sekarang. Dakwah, itu merupakan kunci bagi kesinambungan aktivitas keagamaan.
”Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf [12]: 108).
Di samping itu pula, berdakwah memiliki muatan pahala yang besar. Sebuah hadis riwayat Bukhari menyebutkan, pahala berdakwah dan hidayah bagi seseorang itu lebih baik dari apapun yang berlaku dari sejak matahari terbit sampai terbenam di ufuk barat.
Oleh karenan itu, penting kiranya, lanjut Syekh Sulthan, mengutarakan rangkaian rambu-rambu penting berdakwah di dunia maya. Hal paling mendasar tentunya ialah meluruskan niat.
Kedua, merumuskan misi dan visi berdakwah di dunia maya. Dalam konteks ini, maka penting untuk memahami bahwa esensi berdakwa ialah memberikan manfaat untuk orang lain.
Berdakwah adalah mengajak ke arah kebaikan dan ranah positif. Sebuah riwayat yang dinukilkan dari Abu Hurairah menyebutkan, siapapun yang mengajak kepada hidayah kebaikan maka ia memperoleh pahala yang sama dari orang yang bersangkutan.
Ketiga, tunjukkan pada dunia keagungan nilai-nilai luhur Islam. Keempat, pilihlah pembimbing atau pengontrol kualitas konten yang berkompeten dalam urusan syariahnya dan memiliki wawasan luas. Ini akan membantu terhindar dari kontroversi dan kontradiksi konten.
Kelima, sesuaikan selalu konten dengan kebutuhan masa kini dan kecenderungan masyarakat sekarang. Dan terakhir, jika membuat situs dakwah tertentu maka jangan lupa melengkapinya dengan aplikasi-aplikasi unggulan, seperti forum, mengobrol langsung (chatting), dan fasilitas surat elektronik.
Jika media yang digunakan adalah jejaring sosial, maka jaga selalu etika dalam berkomunikasi. Tidak menghujat, berkata buruk, saling menyalahkan, atau menebar fitnah.
Syekh Sulthan yakin, bila rangkaian rambu-rambu dan etika itu terkontrol dengan baik, maka internet adalah cara efektif untuk menyebarkan dakwah. “Tak terbatas ruang dan waktu,”ungkapnya
posted by @Adimin
Post a Comment