Home » » Dakwah Internet Sebuah Keniscayaan

Dakwah Internet Sebuah Keniscayaan

Written By @Adimin on 06 May, 2013 | May 06, 2013

Akses internet di daerah. Ilustrasi.


Pemberdayaan dakwaah internet mesti disertai dengan pengawasan konten oleh pihak yang berkompeten 


Internet, kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebuah data menyebut, tak kurang dari 2,4 miliar pengguna layanan dunia maya tersebut di seluruh dunia. 

Internet memang telah memanjakan umat manusia. Lautan informasi dan kemudahan berkomunikasi dapat diperoleh dengan mudah di sana. 
    
Tengok saja Google. Mesin pencara raksasa itu dikunjungi 1,2 triliun pengakses pada 2012. Facebook dipenuhi paling sedikit 1 miliar anggota, sementara tweeter digandrungi oleh 200 juta pemakainya. 

Jumlah itu bisa saja terus meroket seiring bertambahnya ‘pengicau-pengicau’ baru di jejarang sosial yang terkenal dengan sebutan media kicauan itu. Ini adalah potensi luarbiasa, bila dikelola untuk keberhasilan dakwah. 
    
Bahkan, Syekh Sulthan al-Umari dalam makalahnya berjudul Istikhdam al-Internet fi ad-Da’wah, menyikapi peluang internet untuk dakwah tersebut. Seandainya saja, Rasulullah saw masih hidup, internet akan dipergunakan sebagai media penting penyebaran dakwah. 
    
Demikian pula, bila para ulama salaf eksis di masa sekarang, niscaya internet tak akan luput dari program dakwah mereka. Agak berlebihan memang ungkapan Syekh Sulthan, tetapi begitulah faktanya. “Umat harus maksimalkan dakwah di internet,”ungkapnya. 
    
Ada beberapa alasan, lanjut Syekh Sulthan, kenapa internet mesti digarap sebagai lahan dakwah. Di antaranya, jangkauan internet cukup luas melintasi batas negara dan benua

Menurut dia, ada sekitar 100 juta domain dotcom di internet yang bebas digunakan, registrasinya pun tidak terlalu ribet, biayanya pun cukup bersahabat, tidak menguras kantong. 
    
Selain itu, demografi pemakai internet mayoritas didominasi kalangan menengah ke atas dengan tingkat intelektualitas yang berkelas.

Tentunya internet mudah dan praktis bisa diakses kapanpun dengan perangkat pintar dari ragam pabrikan. Peluang emas berdakwah di internet itu, mesti dibaca secara baik dan optimal oleh Muslim. 
    
Ini tak lain karena, berdakwah dengan segala bentuknya, seperti ajakan berbuat baik, kritik atau nasehat konstruktif, dan ungkapan-ungkapan bijak lainnya, adalah misi mulia para nabi lintas zaman yang mesti tetap dilanjutkan oleh generasi masa sekarang. Dakwah, itu merupakan kunci bagi kesinambungan aktivitas keagamaan.
    
”Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf [12]: 108). 
    
Di samping itu pula, berdakwah memiliki muatan pahala yang besar. Sebuah hadis riwayat Bukhari menyebutkan, pahala berdakwah dan  hidayah bagi seseorang itu lebih baik dari apapun yang berlaku dari sejak matahari terbit sampai terbenam di ufuk barat.  
    
Oleh karenan itu, penting kiranya, lanjut Syekh Sulthan, mengutarakan rangkaian rambu-rambu penting berdakwah di dunia maya. Hal paling mendasar tentunya ialah meluruskan niat.

Dakwah di internet akan mulus bila didasari dengan niat dan iktikad yang baik. Bukan bertujuan untuk mengeruk materi, atau larut dengan perdebatan mazhab, misalnya. 
    
Kedua, merumuskan misi dan visi berdakwah di dunia maya. Dalam konteks ini, maka penting untuk memahami bahwa esensi berdakwa ialah memberikan manfaat untuk orang lain. 

Berdakwah adalah mengajak ke arah kebaikan dan ranah positif. Sebuah riwayat yang dinukilkan dari Abu Hurairah menyebutkan, siapapun yang mengajak kepada hidayah kebaikan maka ia memperoleh pahala yang sama dari orang yang bersangkutan.   
      
Ketiga, tunjukkan pada dunia keagungan nilai-nilai luhur Islam. Keempat, pilihlah pembimbing atau pengontrol kualitas konten yang berkompeten dalam urusan syariahnya dan memiliki wawasan luas. Ini akan membantu terhindar dari kontroversi dan kontradiksi konten. 
    
Kelima, sesuaikan selalu konten dengan kebutuhan masa kini dan kecenderungan masyarakat sekarang. Dan terakhir, jika membuat situs dakwah tertentu maka jangan lupa melengkapinya dengan aplikasi-aplikasi unggulan, seperti forum, mengobrol langsung (chatting), dan fasilitas surat elektronik. 
    
Jika media yang digunakan adalah jejaring sosial, maka jaga selalu etika dalam berkomunikasi. Tidak menghujat, berkata buruk, saling menyalahkan, atau menebar fitnah. 

Syekh Sulthan yakin, bila rangkaian rambu-rambu dan etika itu terkontrol dengan baik, maka internet adalah cara efektif untuk menyebarkan dakwah. “Tak terbatas ruang dan waktu,”ungkapnya

Oleh Nashih Nashrullah


posted by @Adimin
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger