Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
January 15, 2015
PKS Sorot Jilbab Polwan, pada Fit & Proper tes Calon Kapolri
Written By Unknown on 15 January, 2015 | January 15, 2015
Anggota Komisi III
DPR RI dari Fraksi PKS, Aboebakar Alhabsy menyorot masalah jilbab polwan
dan pengendalian massa pada fit and proper test calon Kapolri di
kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (14/1). Aboebakar kembali
menyoal Peraturan Kapolri (Perkap) Jilbab Polwan yang tidak kunjung
tuntas.
"Saya menyayangkan belum jelasnya Perkap soal jilbab sampai sekarang,
padahal anggarannya sudah kami berikan. Bagaimanakah pandangan Saudara
mengenai jilbab untuk Polwan? Sikap apa yang akan anda ambil terhadap
Perkap Polwan jika nantinya menjabat Kapolri," tanya Aboebakar.
Ia menyayangkan mengapa Polri sepertinya mempersulit muslimah yang hendak menjalankan kewajiban agamanya.
"Pada dasarnya berjilbab adalah bagian dari pelaksanaan kehidupan
beragama, sedangkan dalam konstitusi negara Republik Indonesia hal ini
termasuk dalam non-derogable rights yang diatur dalam Pasal 28I ayat (1)
Undang-Undang Dasar 1945. Artinya, berjilbab adalah bagian dari
pelaksanaan ajaran agama yang tidak dapat dikurangi haknya. Tentunya,
aturan apapun yang dibuat di repubik ini tidak boleh bertentangan dengan
konstitusi," ujar Aboebakar.
Selain itu, Aboebakar juga mempertanyakan kemampuan Polisi dalam
melakukan pengendalian massa. Selama ini banyak korban jatuh saat Polisi
melakukan pengendalian massa. Ia berpendapat jika pengendalian massa
dilakukan dengan profesional, jatuhnya korban bisa dihindari.
"Misalkan saja pada insiden pelabuhan Sape pada akhir 2011 yang
menyebabkan 2 orang meninggal dunia dan puluhan terkena tembak. Ataupun
penanganan demonstrasi di Kecamatan Rupit, Musi Rawas, Sumatera Selatan,
pada tahun 2013 kemarin yang berakhir dengan tewasnya empat warga
sipil. Demikian pula pengendalian demonstrasi di Kelurahan Gambesi, Kota
Ternate Selatan. Pada insiden tersebut sedikitnya 14 orang mahasiswa di
Ternate mengalami luka tembak peluru di kaki dan pinggang saat Demo tolak
kenaikan BBM. Selain itu, seorang wartawan harian surat kabar lokal
juga terkena tembakan polisi di bagian pingang kanan saat melakukan
peliputan. Itu semua seharusnya bisa dihindari, apabila penangannya
dilakukan secara profesional," pungkas Aboebakar
posted by @Adimin
Label:
SEPUTAR PKS,
TOPIK PILIHAN