pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Memaknai Rezeki

Written By @Adimin on 02 May, 2013 | May 02, 2013


Sekiranya ada kata yang begitu akrab di telinga semua orang, itulah rezeki. Tidak ada orang yang tidak mengharapkan rezeki. Bahkan, muara dari hampir setiap usaha manusia adalah mencari rezeki. Pendidikan, kedudukan, dan pekerjaan kerap dimaknai sebagai wasilah menuju rezeki. Sayang, makna rezeki pada sebagian orang telah mengalami penyempitan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rezeki adalah segala sesuatu pemberian Tuhan yang dipakai untuk memelihara kehidupan. Dengan demikian, rezeki bukan melulu makanan dan uang. Masih banyak rezeki yang kita terima bukan berwujud materi atau benda. Bahkan, menurut Rasulullah, “dua nikmat (rezeki) yang sering dilupakan kebanyakan orang adalah kesehatan dan kesempatan” (HR Bukhari).

Dalam hidup ini, ada dua jenis rezeki yang diberikan Allah kepada manusia: rizqi kasbi (bersifat usaha) dan rizqi wahbi (hadiah). Rizqi kasbi diperoleh lewat jalur usaha dan kerja. Terutama jika menyangkut kekayaan dunia, rezeki jenis ini tidak mensyaratkan kualitas keimanan penerimanya. Tidak jarang kita jumpai orang yang ingkar kepada Allah tetapi hidupnya sukses.

Selain sebagai hasil kerja, karena rizqi kasbi memang berasal dari sifat rahman atau pemberian Allah. Rumusnya, siapa mau berusaha, dia akan dapat. Karena itu, rezeki berupa kekayaan dunia tidak selalu mencerminkan cinta Allah kepada pemiliknya. Juga karena kekayaan harta memang tidak bernilai di hadapan Allah. “Sekiranya bobot kenikmatan dunia di sisi Allah seberat sayap nyamuk, maka Dia tidak akan memberi minum kepada orang kafir meski hanya seteguk air” (HR Tirmidzi).

Lain dari itu adalah rizqi wahbi. Rezeki ini datangnya di luar prediksi pikiran manusia. Kadang malah tidak memerlukan jerih payah. Pegawai rendahan bisa saja memiliki harta melimpah. Kiai desa yang miskin papa mendadak mendapatkan biaya haji dari pemerintah. Itulah rizqi wahbi. Perolehannya lebih karena sifat rahim atau kasih sayang Allah.

Itulah kenapa yang paling berpeluang mendapatkan rizqi wahbi adalah hamba yang bertakwa. Kesuksesan orang bertakwa itu lebih ditentukan oleh kualitas keimanannya daripada profesinya. “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Dia akan memberinya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya” (QS At-Thalaq: 2-3).

Seolah mengonfirmasi ayat di atas, Rasulullah bahkan menyatakan, istighfar secara rutin dapat mengundang rezeki dari arah yang tidak kita duga. “Barangsiapa melanggengkan istighfar, Allah akan melapangkan kegalauannya, memberikan solusi atas kerumitannya, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak dia sangka sebelumnya” (HR Ibnu Majah).

Tetapi, sekali lagi, rezeki bukan melulu harta. Hidup dijauhkan dari kemaksiatan adalah rezeki. Juga gairah untuk beribadah. Kemudahan menyerap ilmu jelas rezeki. Kesempatan beraktualisasi diri juga rezeki. Dan termasuk rezeki adalah ketika kita dihidupkan dalam lingkungan yang baik. Apalagi memiliki keluarga sakinah. Banyak orang stress akibat ditimpa problem keluarga. Seperti diingatkan Allah, “Wahai orang-orang beriman, sungguh di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah terhadap mereka” (QS At-Taghabun: 14).

Ayat di atas jelas menegaskan bahwa istri dan anak potensial membuat hidup manusia merana. Harta yang melimpah tidak mampu menghapus duka ketika badai rumah tangga melanda. Begitu juga ketika penyakit mendera. Hidup kehilangan gairah. Berpenampilan serba mewah tetapi hati selalu berselimut duka.  

Mari meluruskan cara pandang. Alangkah meruah rezeki yang telah kita terima. Limpahan rezeki materi itu memang wajib disyukuri. Tetapi sungguh naif ketika bermacam rezeki nonmateri justru kita ingkari. Hanya kepada Allah, senantiasa kita langitkan doa agar diberikan limpahan rezeki berupa harta yang halal, pasangan yang baik, anak-anak yang berbakti, rumah atau lingkungan yang nyaman, dan kehidupan yang bertabur berkah.

Oleh M Husnaini
Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya

posted by @Adimin

Pemberitaan Tendensius PKS, Ada Apa dengan Metro TV? | by @eae18



Artis Ayu Azhari mengungkapkan, perkenalannya dengan Ahmad Fathanah tidak terkait urusan Partai Keadilan Sejahtera.

"Enggak ada hubungannya dengan partai. Dia (Fathanah) secara pribadi saja mengundang saya dan menjanjikan beberapa pekerjaan," kata Ayu di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, seusai diperiksa terkait kasus dugaan pencucian uang dengan tersangka Fathanah, Rabu (1/5/2013). [KOMPAS]
Anehnya, Metro TV dalam siaran kemarin (1/5) malah menggiring opini bahwa Fathanah adalah politisi PKS. Padahal jelas-jelas PKS sejak muncul kriminalisasi LHI telah menjelaskan bahwa Fathanah bukan kader apalagi politisi PKS.

Sejalan dengan itu, kuasa hukum Ayu Azhari, Fahmi Bachmid, menyatakan kliennya korban kebohongan Fathanah. "Dan saya tegaskan di sini, bahwa Ahmad Fathanah itu bukan aktivis partai," ujarnya geram.

Fahmi menambahkan, kliennya telah empat kali bertemu Fathanah. Namun, ia menyangkal jika kliennya akan dicalonkan menjadi anggota legislatif dari partai yang pernah dipimpin Luthfi Hasan Ishaaq. "Ayu mana kenal sama LHI," pungkasnya. Demikian tulis triknews dalam liputan berjudul "Ayu Azhari Merasa Dibohongi".

Bukan kali ini saja Metro TV memberitakan diluar fakta. Dulu Metro TV secara ngawur memberitakan "Rohis sarang Teroris'. Ada agenda tersembunyi apa dengan Metro TV?

Terkait pemberitaan tendensius Metro TV ini, berikut kami kutip tangggapan dari Edy A Effendi @eae18 seorang jurnalis dan mantan Penulis Editorial Media Indonesia:
  1. Duh ini Metro ko ya benci banget ke PKS.

  2. Gak mungkn @Metro_TV lupa atau tak sengaja bilang Ahmad Fathanah politisi PKS. Itu jelas sengaja. Ada proses editing sblm tayang.

  3. Percuma tindakan penistaan agama dan kebencian ke PKS jg ke kelompok Islam oleh @Metro_TV dilaporkan ke @KPI_Pusat. Paling minta maaf.

  4. Kalau sy bicara spti ini dianggap dendam. Gak kok. Tak hanya @Metro_TV yg sy kritisi. Tempo dan TV One jg sering sy kritisi.

  5. Selama orang seperti @PutraNababan dan Elman Saragih bercokol, selama itu kebencian ke kelompok Islam menguar. @NajwaShihab hny boneka.

  6. @KPI_Pusat tak pernah beri "kartu merah" jg Dewan Pers. Karena elit kedua lembaga itu lbh dekat dg elit @Metro_TV. Sia-sia.

  7. Para elit redaksi ketawa-tawa kok kalau dilaporkan ke @KPI_Pusat atau Dewan Pers. Krn mrk sadar, dua lembaga itu gak berani beri sanksi.

  8. Hampir semua elit media akan senang kalau kasusnya diadukan ke @KPI_Pusat dan Dewan Pers, krn pasti aman. Yang paling bagus ya digulung.

  9. Yang paling bagus ya didemo. Atau cara-cara preman2 Tommy Winata ketika nyruduk ke redaksi Tempo. Tindakan premans TW salah tp ya perlu.

  10. Coba saja, mana berani Tempo hajar Tommy Winata lagi? Kawans pers ini acapkali arogan krn merasa pemegang kebenaran. Omong kosong itu.

  11. Orang2 di luar media, pembaca n penonton, tak usah takut dg nama besar media. Media apapun. Bersifat tegas, somasi atau beri hak jawab.

  12. Jika cara prosedural, somasi n hak jawab tak digubris, ya lakukan cara lain. Itu opsi paling elegan agar elit media sadar.

  13. Tak usahlah para elit @Metro_TV berbohong. Sy tak benci Kristen. Itu hak pribadi. Tp kalian gunakan agama jd alat menistakan agama lain.

  14. Bagi sy, Islam, Kristen, Buddha, Hindu, bahkan ateis pun, itu persoalan pribadi. Tapi jgn jadikan agama alat tuk menjatuhkan pihak lain.

  15. Ini sama saja, jika orang mau jadi liberal atau "kafir" sekalipun. Silakan saja. Tapi jgn menyebar dagangan liberal ke pasar bebas.

  16. Kompas bisa dijdikan contoh. Mereka belajar dr pengalaman. Media yg dikuasai kelompok Katolik ini, sadar akan peran sbg media.

  17. Peran media itu mengabarkan fakta bukan rekayasa. Jika sudah ditunggangi kepentingan politik dan agama, itu sudah distortif. Sadarlah.

  18. Ini semata2 melempangkan peran media dlm arus kehidupan publik. Jangan gadaikan aura pribadi/golongan untuk kepentingan hawa nafsunya.
 *pkspiyungan.org

posted by @A.history

Kepekaan Iman



Salah seorang sekretaris Rasulullah saw, Abu Rib’i Handzalah bin Rabi’ Al-Usayyidi, bercerita, “Saya bertemu dengan Abu Bakar ra, kemudian ia berkata: “Bagaimanakah keadaanmu wahai Handzalah?”

Saya menjawab, “Handzalah telah munafik.” Abu Bakar mengaku, “Subhanallah, apa yang kamu katakan?” Saya mejelaskan, “Kalau kami berada di hadapan Rasulullah saw kemudian beliau menceritakan tentang surga dan neraka, seakan-akan kami melihat dengan mata kepala, tetapi bila kami jauh dari beliau dan bergaul dengan istri dan anak-anak serta mengurusi berbagai urusan, kami sering lupa.” Abu Bakar berkata, “Demi Allah, kami juga begitu.”
   
Kemudian saya dan Abu Bakar pergi menghadap Rasulullah SAW, lalu saya berkata, “Wahai Rasulullah, Handzalah telah munafik.” Rasulullah saw bertanya, “Mengapa demikian?”
Saya berkata, “Wahai Rasulullah, apabila kami berada di hadapanmu kemudian engkau menceritakan tentang surga dan neraka, seolah-olah kami melihat dengan mata kepala, tetapi bila kami jauh darimu dan bergaul dengan istri dan anak-anak serta mengurusi berbagai persoalan, kami sering lupa.”
Rasulullah saw bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya kamu tetap sebagaimana keadaanmu di hadapanku dan mengingat-ingatnya, niscaya para Malaikat akan menjabat tanganmu di tempat tidurmu dan di jalan. Tetapi, wahai Handzalah sesaat dan sesaat.” Beliau mengulanginya sampai tiga kali.

Subhanallah. Itulah kisah orang-orang yang memiliki kepekaan iman. Ia mudah merasa bersalah jika kurang (atau tidak) istikamah dalam menjalankan ajaran Islam. Bahkan, ia mudah khawatir jika dalam melaksanakan ajaran Islam, tidak sesuai dengan tuntunan Nabi saw.

Kisah di atas menegaskan, iman bukan hiasan di bibir dan pemanis kata, apalagi sekadar keyakinan hampa, tapi sebuah keyakinan yang menghujam ke dalam hati, diungkapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan tindakan nyata. Kemudian istikamah dalam menjalankannya.

Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda, “Iman itu bukanlah angan-angan dan juga bukan perhiasan, tetapi iman itu adalah sesuatu yang menetap di dalam hati dan dibenarkan dengan amal nyata.” (HR Ad-Dailami).

Karena itu, pengakuan seorang Mukmin akan keimanannya yang tidak disertai dengan bukti amal saleh, bisa dikategorikan sebagai pengakuan tanpa makna dan tidak berdasar.

Allah SWT menjelaskan kepada kita tentang senyawa keimanan dan amal saleh. Dalam Alquran, setiap kali disebutkan tentang keimanan selalu diikuti dengan amal nyata.

Seperti dalam firman Allah SWT, “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati agar mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati agar tetap sabar.” (QS Al-Ashr [103]:1-3).

Yang pasti, iman yang men-shibghah akal, hati dan jasad seorang Mukmin, ketika ia dihadapkan pada pilihan-pilihan maka pilihannya itu sudah pasti jatuh pada nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Ia senantiasa memutuskan sesuatu dengan haq dan menghindari hal-hal yang menjurus kepada kebatilan. Wallahu a’lam

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh H Imam Nur Suharno MPdI

posted by @Adimin

Gubernur Sumbar Lakukan Gerakan Tanam Padi Serentak


Padang - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno melakukan gerakan tanam padi serentak di lahan sawah kelompok tani Ranah Pulai Palangki, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung, menyusul Keberhasilan produksi sebesar 11,2 ton per hektare.

Gerakan tanam padi serentak dilakukan Gubernur didampingi Bupati Sijunjung Yuswir Arifin, di Ranah Pulai Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung, Rabu sore.

Hadir dalam Kesempatan Kadis Pertanian Sumbar Djoni, Kadis PSDA. Kadis Pendidikan, Kadis Perikanan, Kabiro Humasprov, Kabiro Perekonomian, serta beberapa Kepala SKPD dilingkungan Pemkab Sijunjung.

Gubernur menyampaikan rasa bangga dan senang dengan hasil panen padi Kelompok Tani Ranah Pulai Palangki yang telah mencapal 11,2 ton/hektare.

Produksi inl telah memecahkan rekor tertinggi produksi padi di Sumbar, Karena di Kabupaten Padang Pariaman baru mencapai 9,2 ton/hektare baru-baru ini.

Hal ini menandakan keberhasilan program tanam padi sebatang di Sumatera Barat, sehingga menuai sukses dalam meningkatkan pendapatan petani.

Peningkatan produksi padi juga terjadi dibeberapa daerah, di antaranya Kabupaten Tanah Datar sebanyak 8,7 ton/ha, di Payakumbuh 7,8 ton/ha, di Pasaman Barat 8,2 ton/ha dan di Kota Padang 5,7 ton per hectare.

Menurut dia meningkatnya hasil produksi sawah petani menunjukan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) dan Gerakan Pensejahteraan Petani (GPP) memberikan energi baru untuk memajukan masyarakat yang lebin dari 60 persen sebagai petani.

Terjadinya peningkatan produksi tersebut mudah-mudahan target 800.000 ton beras bagi Sumbar dapat dicapai secara baik dan sukses, guna mendukung program nasional swasembada beras 10 juta ton.

"Untuk sukses tersebut sangat disadari begitu beratnya merubah pola tanam para petani yang telah terbiasa dengan memakai pupuk an organik yang ingin hasil cepat, tetapi memiliki risiko terhadap Kondisi tanah," Ujarnya.

Olen Karena itu, keberhasilan yang dilakukan kelompok tani di Ranah Pulai Palangki, Sijunjung diharapkan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat di daerah Iainnya, agar kembali memakai pupuk organik secara berkesinambungan.

Irwan mengatakan, dengan menggunakan pupuk organik banyak hal yang dapat dilakukan tumpang Sari, baik berternak ikan, belut Sehingga pendapatan petani bertambah.

Menggunakan pupuk organik juga memberikan manfaat terhadap Kesehatan dan keleselarasan Iingkungan menjadi baik.

Gubernur mengimbau petani di Sijunjung Khususnya dan Sumbar pada umumnya agar tidak membakar jerami, Karena dapat mengurangi pemakaian pupuk dan memudahkan tanah pertanian untuk terus berproduksi secara baik dan alami.

Dalam Kesempatan itu, Gubernur juga menyerahkan bantuan peralatan dan dukungan dana Kepada kelompok tani di Kabupaten Sijunjung. (*/sun)
*http://www.antarasumbar.com/berita/provinsi/d/1/286885/gubernur-sumbar-lakukan-gerakan-tanam-padi-serentak.html
 posted by @A.history

Puisi Untuk Ustadz LHI "Keadilan yang Ditukar"

 

Oleh : Nandang Burhanudin

Maaf Ustadz …
Tahun 2003 sempat berkirim pesan
Menanyakan hal ihwal studi di Jerman
Ustadz merespon tanpa segan
Padahal kita belum sempat kenalan

Maaf ustadz …
Kini engkau mendekam di jeruji
Atas tuduhan yang tak pernah terbukti
Katanya suap kebijakan dagang sapi
Hingga sangkaan money laundry

Maaf ustadz …
Karena ustadz bukan Jenderal berbintang
Harkat-martabat ustadz ditendang-tendang
Difitnah, dibully, ditangkap di tengah malam
Tak sempat pamitan apalagi jalan-jalan

Maaf ustadz
Karena ustadz bukan anak mas seperti Mas Anas
Yang tahu rahasia orang-orang berjas
Ustadz dipenjara tanpa alasan yang jelas
Entah kapan ustadz bisa menghela bebas

Maaf ustadz …
Karena ustadz bukan tim sukses seperti Mas Andi Mallarangeng
Yang tahu sumber kampanye yang amat ngejreng
Ustadz dikerangkeng laksana Gepeng
Diblow up media begitu ngejreng

Maaf ustadz …
Saya orang desa hanya bisa memanjatkan doa
Agar Allah membuka 1001 hikmah yang pasti ada
Agar ketamakan yang zhalim segera sirna
Seiring malam yang berganti warna

Doa rabithah sahut menyahut terus bergetar
Dari Meulaboh hingga negeri Gibraltar
Mengetuk ‘Arasy memohon kepada Allah Maha Ghaffar
Agar di balik tabir terbuka jalan keluar
Kami tak ridha ustadz menjadi tumbal keadilan yang ditukar

*http://www.dakwatuna.com/2013/05/02/32506/ustadz-lhi-keadilan-yang-ditukar/#axzz2S63pirGr

posted by @A.history

Nah Loe? PT Indoguna Mengaku Kalo Perusahannya Tidak Pernah Masuk Kementan... Lalu LHI Salah Apa?


PT Indoguna Utama ternyata sempat menyerahkan pengajuan penambahan kuota impor daging kepada Elda Devianne Adiningrat, bukan ke Kementan. Elda diketahui ternyata memiliki tim khusus yang bisa mengurusi persoalan itu.

Sejak 8 November 2012, PT Indoguna sudah mencoba mengajukan permohonan penambahan kuota. Namun pihak Kementan selalu menolaknya. 

"Karena waktu pengajuan sudah terlambat," kata staf bagian perizinan PT Indoguna, Priyoto di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Rabu (1/5/2013). 

Priyoto mengatakan itu saat memberi kesaksian untuk terdakwa Arya Abdi Effendi dan Juard Effendy. 

Tak kehilangan akal, permohonan itu coba diarahkan kepada mantan Ketua Asosisasi Perbenihan Indonesia, Elda. Priyoto menyerahkan pengajuan itu kepada anak buah Elda, Jerry. 

"Ada tim khusus yang memang mengurusi hal itu," kata Priyoto. 

Pertemuan itu dilakukan di Circle-K di sekitaran Ragunan. Setelah itu, PT Indoguna kembali lagi mengajukan permohonan kepada Kementan. Namun hingga saat ini nama perusahaannya tidak pernah ada di kementerian itu. 

"Kita cek ga pernah masuk," tandasnya.(nd)

posted by @A.history

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger