Ramadhan 3
DIA YANG MAHA PENGASIH MAHA PENYAYANG
(الرحمن الرحيم)
Allah telah mensifati dirinya dengan
dengan sifat kasih sayang dalam dua namaNya Yang Mulia, yaitu Ar Rahman dan Ar
Rahim.
Ar Rahman adalah bentuk superlatif dari
sifat penyayang. Maka Allah adalah sangat penyayang. Ar Rahim juga bentuk
superlatif yang bermakna sama dengan Ar Rahman.
Para ulama tafsir menjelaskan bahwa ada
perbedaan antara Ar Rahman dengan Ar Rahim. Imam Ibnu Katsir mengutip perkataan
Abu Ali Alfarisi bahwa Ar Rahman mencakup seluruh kasih sayang Allah. Baik
kepada orang beriman maupun kepada orang kafir. Adapun Ar Rahim adalah kasih
sayang khusus dari Allah untuk orang-orang beriman. Allah berfirman:
هو الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ
وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
Artinya: "Dialah yang memberi
rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia
mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia
Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman." (QS Al Ahzab: 43).
Ibnul Mubarak seorang senior tabiin
menambah penjelasan tentang beda Ar Rahman dengan Ar Rahim: "Ar Rahman
bila diminta akan Dia beri. Sedangkan Ar Rahim kalau tidak diminta, Dia akan
marah". Lalu beliau mengutip hadits Imam Tarmidzi dan Ibnu Majah dari Abu
Hurairah:
من لم
يسأل الله يغضب
عليه.
"Barang siapa yang tidak meminta
kepada Allah, niscaya Dia akan marah kepadanya".
Imam Ibnu Jarir Ath Thabary juga
menjelaskan bahwa rahmannya Allah lebih luas dari pada rahimNya. Karena kasih
sayang Rahman mencakup seluruh makhluknya, di dunia dan di akhirat. Sedangkan
rahimNya adalah kasih sayang khususNya untuk orang yang beriman.
Ar Rahman merupakan nama khusus Allah
yang tidak boleh selainNya diberi nama tersebut. Dan Allah menyuruh
hamba-hambaNya untuk berdoa menyeru Nama Allah atau Nama Ar Rahman:
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ
ادْعُوا الرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَا
تَدْعُوا فَلَهُ
الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا
تُخَافِتْ بِهَا
وَابْتَغِ بَيْنَ
ذَٰلِكَ سَبِيلًا
Artinya: Katakanlah: "Serulah
Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia
mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu
mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan
carilah jalan tengah di antara kedua itu". (QS Al Isra: 110).
Karenanya, berdoa dengan kalimat Yaa
Allah dan Yaa Ar Rahman merupakan bentuk doa yang diperintakan oleh Allah.
RahmanNya Allah adalah kasih sayangNya
yang umum. Mulai dari penciptaan berbagai ragam makhluk, memberinya rezeki,
menunjukinya hal-hal yang terkait dengan kemashlahatan umum dan berbagai hal
untuk eksistensi hidup di dunia.
Adapun RahimNya Allah, merupakan kasih
sayang khusus bagi orang yang beriman. Mencakup: bimbinganNya bagi para waliNya
sehingga tetap di jalan kebenaran, cahaya iman yang Dia berikan kepada
hambaNya, taufiq dan hidayahNya agar seorang hamba tetap dalam amal shaleh, dan
terhindar dari perbuatan dosa.
Kehadiran bulan Ramadhan dengan segala
kemuliaannya merupakan bentuk kasih sayang khusus dari Allah kepada orang-orang
yang beriman. Dia kondisikan suasana, dibukakan pintu-pintu langit dan
pintu-pintu sorga, ditutupNya pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syetan dan jin
pembangkang.
Beruntunglah orang-orang yang dapat
ikut berlomba-lomba dalam kebaikan selama Ramadhan ini. Karena itu pertanda dia
mendapat kasih sayang khusus dari Allah SWT.
Sebaliknya, bagi orang yang belum juga
ikut serta dalam rangkaian amal shaleh selama ramadhan ini, maka itu merupakan
pertanda kerugian yang nyata.
Anak-anak muda, para pemuda dan kaum
remaja yang masih jauh dari rumah Allah disaat hari-hari yang kondusif ini,
dikhawatirkan mereka belum tersentuh kasih sayang khusus dari Allah. Dan
artinya mereka belum berharap untuk masuk ke dalam salah satu kelompok yang
dinaungi Allah pada hari qiyamat kelak, dimana pada hari itu tidak ada naungan
kecuali naungan Allah. Yaitu (salah satu dari 7 golongan) pemuda yang hatinya
terpaut dengan masjid. (Dari kandungan HR Bukhari Muslim).
Sedangkan orang-orang tua yang sudah
melewati usia 60 tahun, sementara dia sehat wal afiat, namun selama ramadhan
ini masih belum tertarik untuk memperbanyak ibadah serta amal akhirat, masih
jauh dari masjid dan Al Quran, serta masih saja asyik dengan dunia dan dosa,
maka (dikhawatirkan) dia termasuk orang yang sudah melewati batas toleransi
dari Allah:
عن أبي
هريرة رضي الله
عنه عن النبي
صلى الله عليه
وسلم قال: أعذر
الله إلى امرئ
أخر أجله حتى
بلَّغه ستين سنة.
Artinya: "Allah memberi batas
toleransi bagi seorang hamba sampai usia mencapai 60 tahun...". (HR
Bukhari).
Ramadhan masih di awalnya, dan
hari-harinya masih banyak. Mari sentuhkan diri dengan rahmat khusus dari Allah.
Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Kalau di ramadhan tidak bisa, niscaya diluar
Ramadhan lebih tidak bisa.
Wallahu A'laa wa A'lam
Oleh : Irsyad Syafar, Lc. MEd
posted by @Adimin
Post a Comment