pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

"Jangan Cederai Kerja Keras Para Saksi" | By @UdaIrfan

Written By mediapkspadang on 13 July, 2014 | July 13, 2014



Saya ingin cerita apa yg saya saksikan mengenai para saksi di tps, sy kasih tagar #saksi

Saya pikir mereka yg buat qc, pasti punya data yg riil, perkara mereka melakukan setting persepsi itu urusan mrk dgn sponsor #saksi

Cuma saya gak mau bahas qc, saya mau cerita soal saksi, mengimbangi mereka yg bilang kpu pasti salah #saksi

Di tps kelurahan saya, saksi no 1, bajunya standar, putih, bawa map, isinya peraturan kpu, buku saksi, pulpen, kertas #saksi

Saksi no 2, bajunya beragam, ada yg putih batik, dsb, mereka bawa map, isinya kertas dan pulpen#saksi

Saksi no 1 itu siap, mereka tahu apa itu c1, apa itu pemilih tambahan, a5, batas waktu mencoblos, mereka aktif #saksi

Saksi no 2 di tps saya ikut ke saksi no1, karena persoalan interpretasi aturan saksi 1, bisa jawab detil #saksi

Setelah selesai tiap saksi baik saksi no 1 dan no 2 memeriksa c1, c1 itu form resmi hasil tps penghitungan suara #saksi

Tiap saksi baru tanda tangan, bila sudah selesai mengecek kesamaan c1 dengan c1 pleno tps #saksi

Di sini sy mau kasih lihat, tiap saksi baik no 1 dan no 2 sudah berupaya maksimal jaga data #saksi

Makanya aneh menurut saya, bila ada yg bilang kalau qc beda dengan kpu, kpu yg salah, logikanya dimana? #saksi

saya lihat saksi 1 lbh rapih, ada yg tugas mengumpul & rapihkan data, hari itu mrk sdh tahu siapa presiden versi kelurahan mereka #saksi

Saya salut dengan saksi 1 adalah mereka tak mau buka siapa yg menang, tiap ditanya, cuma bila insya allah kbr baik #saksi

Saya nggak tahu di saksi 2 apakah ada mekanisme yg sama, semoga juga ada #saksi

Tadi di kelurahan saya, penghitungan versi kelurahan, baik saksi 1 dan 2 pegang data, nyaris tak ada data yg salah #saksi

Buka dulu ya, saya izin sholat, nanti saya teruskan cerita soal #saksi

Lanjut lagi ya soal #saksi , oya selamat berbuka tweps

Di kelurahan tadi sy lihat data yg tidak cocok, langsung diklarifikasi, kpps langsung panggil ketua tps, dibetulkan, diparaf #saksi

Paraf dibubuhkan pada data c1 dan data c1 yg dipegang saksi, baik no 1 dan no 2 #saksi

Bisik bisik saya dengar obrolan saksi 1 dan 2, mereka berkata kita sudah siapapun presiden yg terpilih, dengarnya adem #saksi

Para Saksi ini sdh kasih cth dewasa dlm berbeda pendapat, bandingkan dgn org2 terpelajar yg kasih pernyataan provokatif #saksi

Sampai sejauh ini di kelurahan sy, penghitungan suara berjalan kondusif, di pps, ada saksi no1&2, para ketua tps, kpps, ppl #saksi

Saksi no 1 dan 2 pegang c1, cuma saksi 1 datang dengan laptop, di dalamnya sy lihat mereka sdh rekap perhitungan tps #saksi

Di sini, sy lihat setiap saksi memahami pentingnya c1, mereka bersungguh membela hak para pemilih dgn cara legal & benar #saksi

Maka saat lihat di tl, para selebtwit dengan mudah menyalahkan, saya geleng geleng kepala #saksi

Apakah mereka sdh pernah jadi saksi?
Apakah mereka turun ke duduk di tps/kpps dan menyaksikan perhitungan?

Kalau belum, sorry, anda kalah dengan saksi capres yg anda dukung, mereka jauh lebih dewasa #saksi

Coba anda hormati saksi anda, mereka sedang melindungi hak rakyat para pemilih, kenapa anda tak menahan diri #saksi

Saya juga belajar metodologi penelitian, baik s1,s2, dan di s3, anda pasti tahu beda data sampling & populasi #saksi

Sayang reputasi dan ilmu yg anda pakai untuk buat pernyataan provokatif #saksi

Di dunia nyata saya lihat saksi no 1 dan no 2 berdampingan bantu kpps, supaya datanya benar, anda malah buat statemen aneh #saksi

Imho para saksi ini selain berpartisipasi memilih, juga punya tugas tambahan jaga suara pemilih, mereka mau jaga suara kita #saksi

Saya menghormati para saksi baik dari no 1 dan no 2, khususnya yg tugas di kelurahan sy, mereka sudah jaga negara ini #saksi

Saat ini perhitungan di kpps saya sedang break, selepas tarawih mereka mulai lagi, kabarnya hari ini selesai #saksi

Insya allah sebentar lg saya sudah tahu siapa presiden versi real count di kelurahan sy, anda kalau mau tahu, datang sj nonton #saksi

Buat para saksi, doa saya untuk anda
Jaga semangat Semoga ini jadi amal ibadah anda di bulan ramadhan
#saksi

Semoga bermanfaat apa yg saya bagi, pamit mau isya dl ya



[pksnongsa]


 
posted by @Adimin

"Tanggapan Atas Twit @budimandjatmiko Soal Penggelembungan Suara di Sumbar"



saya tertarik soal twit mas @budimandjatmiko waspadai penggembungan di sumbar, ntb, jabar

khususnya soal sumbar, karena saya berasal dari sana, saya kasih tagar #gelembung

saya sepakat dengan @budimandjatmiko penggelembungan harus diawasi, skrg gimana cara ngawasinnya? #gelembung

mas @budimandjatmiko bilang tweps pro no ayo awasi, dengan apa? pakai cara apa? #gelembung

cara paling gampang menurut saya, kalau serius mau ngawasin, datang ke tps/kpps, lihat langsung #gelembung

atau kalau mas @budimandjatmiko sebagai orang partai, ya lewat saksinya di sumbar #gelembung

nah tadi saya tanya ke kawan kawan di sumbar, gimana saksi di sana #gelembung

dia bilang saksi no 1 lengkap, saksi no 2 sebagian kosong #gelembung

saya jadi berpikir ini beneran mau ngawasing penggelembungan atau cuma mau bikin wacana baru #gelembung

gimana mas @budimandjatmiko mau ngawasin kalau saksi no 2 nggak lengkap di tps, pakai data apa mereka ke ppk dan kpud #gelembung

apa mereka pakai data unduh di internet lalu koar koar di ppk dan kpud #gelombang @budimandjatmiko

saya khawatir mas @budimandjatmiko , kalau saksi no 2 gak lengkap, anda dapat data yg salah, bahaya lho #gelembung

lalu tahu dari mana mas @budimandjatmiko perbedaannya tipis di sumbar, anda datang ke sana? atau anda punya real count sendiri? #gelembung

atau anda mas @budimandjatmiko punya tim khusus di sumbar, yang tanpa saksi lengkap, bisa tahu data di sana dengan tepat #gelembung

kalau tak punya tim khusus, saksi tak lengkap, lalu #gelembung apa yang anda maksud mas @budimandjatmiko ?

@UdaIrfan @budimandjatmiko di Sumbar tim no. 2 memang banyak tak ada saksinya. Di TPS saya juga di Pd. Pariaman

kalau memang niat ngawasin #gelembung cek juga Jateng, kalteng mas @budimandjatmiko apakah saksi disana lengkap?

saya khawatir mas @budimandjatmiko bisa dapat data yang salah kalau saksinya gak lengkap #gelembung

@UdaIrfan @budimandjatmiko gambaran jumlah suara di Sumbar bisa liat TL @infoSumbar tanggal 9, Uda :D

saran saya mas @budimandjatmiko dari orang awam, coba ke sumbar dan kerjasama dengan @SocMedSUMBAR , mereka ini keren dan kerja riil

mungkin di pemilu berikutnya mas @budimandjatmiko bisa kerja sama mereka, jadikan mereka relawan pemantau atau jadikan saksi #gelembung

@SocMedSUMBAR @budimandjatmiko salam mimin keren

@budimandjatmiko any time mas :))

[pksnongsa]


posted by @Adimin

Pengamat: Kejanggalan Hasil Quick Count yang Menangkan Jokowi-JK


JAKARTA - Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago meragukan hasil hitung cepat atau quick count pilpres yang memenangkan pasangan nomor urut dua Jokowi-JK. Karena, dengan tingkat kesalahan atau margin error satu persen, tidak mungkin jika masing-masing lembaga berbeda dan terpaut jauh dalam menghitung hasil quick count tersebut.

"Saya meragukan quick count yang memenangkan Jokowi seperti LSI, CSIS-Cyrus Network, SMRC, Litbang Kompas, Indikator Politik dan RRI. Masing-masing selisih menurut quick count  tersebut, Prabowo-Hatta memperoleh kisaran 48 persen dan Jokowi-JK meraih 52 persen," kata Pangi kepada Republika, Jumat (11/7).

Namun, Pangi lebih mempercayai salah satu lembaga survey yang memenangkan Jokowi-JK lainnya yakni Populi Center di mana hasil quick qount menunjukkan perbedaan tipis. Yakni, pasangan nomor urut satu Prabowo-Hatta meraih 49,06 persen dan Jokowi-JK 50,94 persen. 

"Selisihnya tidak terlalu jauh alias tipis satu persen. Nah, yang jadi pertanyaan retorisnya kenapa hasilnya bisa terpaut jauh antara Populi Center dengan lembaga-lembaga yang memenangkan Jokowi-JK lainnya," kata Pangi.

Pangi mengatakan, untuk menguji lembaga tersebut apakah menghitung dengan bertanggung jawab sederhana saja. Pertama, audit metodologi bagaimana dengan tingkat sebaran populasi dan sampel lembaga, apakah menyebar atau tidak.

Kedua, soal pemasukan data yang transparan di buka ke publik. Ketiga, identifikasi atau cek lapangan benar atau tidak mereka melakukan termasuk cek spot surveyor masing masing lembaga quick count.

"Tetapi Saya tidak menyalahkan quick count versi Jokowi, mereka lembaga yang punya akurasi dan presisi sendiri. Tentu mereka punya data, tinggal adu data dan pembuktian saja, mana yang datanya benar-benar kredibel," kata Pangi. [ROL]



posted by @Adimin

Quick Count RRI Diduga Ditunggangi Kubu Tertentu



Pengamat menduga Radio Republik Indonesia (RRI) yang selama ini dianggap netral sudah dimanfaatkan oleh pihak tertentu dalam Pemilihan Presiden kali ini.

“Satu dekade ini orang jarang mendengarkan RRI. Radio milik pemerintah ini seperti tenggelam dan jauh dari perhatian publik. Itu membuat RRI seakan netral,” kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Brawijaya Malang, Anang Sujoko, Minggu (13/7/2014).

Karena dianggap netral, menurut Anang, membuat beberapa pihak punya ide untuk memanfaatkannya. “Saya yakin RRI ‘dipakai’ oleh pihak tertentu untuk menyelenggarakan quick count dan memenangkan salah satu calon. Padahal lembaga ini tidak terlatih menangani survei apalagi quick count yang menuntut pemahaman penelitian,” kata Anang.

Menurut Anang, dia paham kondisi managemen siaran dan operasional RRI karena dia pernah menjabat sebagai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Jatim periode 2005-2006. “Dalam operasional sehari-hari saja, mereka mengeluh apalagi kegiatan quick count yang pasti butuh dana besar,” katanya.

KPI daerah sering bertemu dengan KPI Pusat sehingga pengurus KPI tahu hal-hal seperti itu.  “Saya tahu RRI  punya jaringan Sumber Daya Manusia (SDM) yang luas, namun  tak mungkin mereka bekerja tanpa honor tambahan dalam kerja tambahan seperti ini,“ kata Anang.

Anang yakin  sumber dana quick count ini pasti dari sponsor dan tidak dari APBN. Dengan kondisi ini, RRI tak mungkin benar-benar netral. “Tak mungkin pihak sponsor membuang uang untuk tahu suara rakyat. Dia pasti ada di salah satu kubu dan ingin membangun presepsi bahwa calon tertentu menang,” kata Anang.

Menurut hasil quick count RRI, pasangan Joko Widodo menang dengan 52,68 persen sedangkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meraih 47,32 persen. Meski kelihatan cerdas, kondisi ini sebenarnya membunuh karakter RRI sendiri. “Mereka sudah menciderai kepercayaan publik. Harusnya mereka independen,” kata Anang.

Dia menyitir Peraturan Pemerintah (PP) no 12 /2005 yang mengizinkan RRI mencari sumber dana lain selain dari APBN tapi masih dalam konteks fungsinya sebagai lembaga penyiaran. “Quick count kan bukan dalam koridor kegiatan penyiaran,” katanya.

Lebih dari itu menurut Anang, RRI harusnya paham bahwa Pilpres kali ini sangat sensitif karena hanya ada dua Calon Presiden. “Sehingga dengan memihak salah satu sama dengan membelah rakyat padahal RRI harusnya bisa menjaga integritas bangsa,” kata Anang.[dm/okezone] 



posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger