Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
October 10, 2014
posted by @Adimin
Kisah Orangtua yang Mendurhakai Anaknya
Written By Sjam Deddy on 10 October, 2014 | October 10, 2014
Datanglah kala itu seseorang bersama anaknya kepada Umar bin
Khaththab. Dengan segera, sesaat selepas bertemu, ia mengadukan perihal
anaknya, “Wahai Umar, anakku ini telah berlaku durhaka kepadaku.”
Guna mengetahui duduk persoalannya, anak al-Khaththab ini bertanya
kepada sang anak, “Apakah engkau tidak takut kepada Allah Swt karena
telah durhaka kepada bapakmu, hai anak muda?” Umar menerangkan bahwa
berbakti kepada orangtua adalah hak yang layak diterimanya karena mereka
telah mengurus sang anak.
Sang anak yang merasa dituduh itu menukasi, “Wahai Amirul Mukminin,” katanya sebagaimana disebutkan dalam Tanbihul Ghafilin yang dikutip oleh Ahmad al-Habsi dalam buku Ada Surga di Rumahmu, Mukjizat Orangtua Sempurnakan Suksesmu. Lanjut anak itu, “Bukankah anak juga memiliki hak atas orangtuanya?”
Sosok yang terkenal dengan al-Faruq (Pembeda antara yang baik dan
buruk) itu menjawab singkat, “Kamu benar.” Anak itu lantas melanjutkan,
“Apa sajakah hak-hak anak atas orangtuanya itu, wahai Amirul Mukminin?”
Sahabat yang sekaligus menantu Rasulullah Saw ini pun menjelaskan.
Bahwa hak anak atas orang tuanya adalah dipilihkan ibu yang baik
baginya, diberikan nama yang bagus dan diajarkan al-Qur’an kepadanya.
Tepat seketika setelah Umar menerangkan, sang anak sudah menyiapkan
jawabannya, lugas. Kata anak itu, “Demi Allah, ayahku tidak memilihkan
ibu yang baik untukku,” lanjutnya, “Ibuku adalah seorang budak yang
dibeli di pasar dengan harga 400 dirham.” Berarti, hak pertama yang
disampaikan oleh Umar, telah dilanggar oleh ayahnya.
Tentang hak bahwa anak berhak diberikan nama yang baik, ia
melanjutkan pembelaannya, “Ia juga tidak memberikan nama yang baik
kepadaku. Dia menamaiku Ju’al.” Makna dari Ju’al adalah sejenis kumbang yang hidupnya akrab dengan kotoran hewan. Aduhai, malangnya sang anak ini.
Kemudian, tentang hak ketiganya, ia memungkasi lirih, “Dia juga tidak
mengajarkan al-Qur’an kepadaku, kecuali satu ayat saja.” Akhirnya,
semuanya jelas sudah.
Selepas pengakuan sang anak, Umar langsung menoleh kepada sang ayah,
kemudian menyampaikan, agak keras, “Kau bilang anakmu telah
mendurhakaimu?!” Hentinya sesaat, lantas melanjutkan, “Padahal, kau
telah mendurhakai anakmu sebelum ia mendurhakaimu.”
Bagi seorang anak, kisah ini adalah sebuah pengingat. Bahwa kelak, ia
juga akan menjadi orangtua. Maka, belajar amatlah penting agar tak
tergelincir karena ketiadaan ilmu. Dengan adanya ilmu, bahagia adalah
jaminan bagi seorang individu. Tentu, ini juga bukan sebuah “tiket” bagi
anak untuk menggugat orangtuanya. Sebab bisa jadi, banyak orangtua yang
tidak mengetahui, sehingga perlu diingatkan.
Bagi para orangtua, inilah ajaran yang mesti diamalkan sebelum
menuntut apa pun dari anak-anak kita. Sebab, alangkah meruginya ketika
dalam hisab kelak kita mengadu kepada Allah Swt bahwa anak-anak telah
mendurhakai kita, sementara ternyata, kita sudah terlebih dahulu
mendurhakai anak-anak kita itu
posted by @Adimin
Label:
Keluarga,
TOPIK PILIHAN
October 10, 2014
posted by @Adimin
Keseimbangan Politik Membuat Dialektika Demokrasi yg Sehat
Presiden Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta mengatakan bersama Koalisi Merah
Putih (KMP), partainya berkomitmen membangun keseimbangan dalam
pemerintahan lewat kerja-kerja legislatif yang aspiratif. Saat ini,
tambah Anis, sebagai bangsa yang besar Indonesia membutuhkan "big minds" (pemikiran-pemikiran besar) dan kolaborasi untuk membangun bangsa yang kuat.
"Keseimbangan bukanlah sesuatu yang statis, keseimbangan politik
memastikan dialektika demokrasi yang sehat," tulis Anis dalam akun
twitternya @anismatta, Kamis (9/10).
Dialektika demokrasi di Indonesia sejak pemilihan legislatif,
pemilihan presiden hingga pembentukan pimpinan lembaga perwakilan,
menurut Anis, bermakna penting sebagai pelajaran demokrasi bagi bangsa
Indonesia.
Dia mengungkapkan, keseimbangan adalah suatu yang sunatullah. Allah
menciptakan alam semesta ini berpasang-pasangan untuk keseimbangan yang
berujung kemaslahatan. "Dengan keseimbangan politik yang dinamis,
demokrasi Indonesia akan tumbuh menjadi lebih kuat, Insya Allah,"
tegasnya.
Sementara itu, hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 pada PKS menurut
Anis, adalah hasil terbaik di tengah situasi yang penuh tantangan.
Perolehan 40 kursi yang sesuai dengan prediksi bawah, katanya bukan
hasil yang begitu saja "jatuh dari langit".
"Pada setiap kursi itu ada kerja keras, semangat, ketulusan dan doa
seluruh kader, simpatisan dan pemilih," ujarnya. Oleh karena itu, Anis
mengucapkan syukur dan terimakasihnya atas kepercayaan yang diberikan
kepada PKS untuk bersama-sama ikut memimpin lembaga legislatif, DPR dan
MPR setelah melalui proses yang intens.
PKS, tambah Anis, turut memberikan apresiasi kepada Ce Popong yang
telah berhasil memimpin sidang pertama yang sangat hangat. "Pengalaman
dan gaya komunikasi yang pas, Ce Popong telah menjadi batu penjuru yang
ikut menentukan wajah politik ke depan," imbuhnya.
Anis juga memberikan selamat kepada para pimpinan DPR dan MPR yang baru saja terpilih.
"Selamat menjalankan tugas memimpin MPR kepada saudara Zulkifli
Hasan, Hidayat Nur Wahid, Mahyudin, EE Mangindaan, dan Oesman Sapta juga
kepada saudara Setya Novianto, Fadli Zon, Agus Hermanto, Taufik
Kurniawan dan Fahri Hamzah yang akan mengawal aspirasi rakyat selaku
pimpinan DPR," pungkasnya
posted by @Adimin
Label:
SEPUTAR PKS,
TOPIK PILIHAN
October 10, 2014
posted by @Adimin
Gerhana Bulan, Perbanyak Istighfar dan Perbarui Taubat
pkspadang.com : Ketua Bidang
(Kabid) Kaderisasi Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP
PKS) KH. Musyaffa Ahmad Rahim mengimbau seluruh kader PKS khususnya dan
umat Islam umumnya, untuk perbanyak istighfar dan memperbarui taubat
karena adanya peristiwa gerhana bulan yang diprediksi akan terjadi pada
sore hari ini, Rabu (8/10). Diperkirakan gerhana bulan terjadi pada
kisaran mulai pukul 16.14 WIB.
"Dengan peristiwa ini, kita harus memperbanyak istighfar, memperkuat
dan memperbarui taubat serta semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT,"
katanya di Jakarta, Rabu (8/10).
Musyaffa mengatakan dari peristiwa gerhana bulan ini, umat Islam
dapat mengambil hikmah bahwa Allah Maha Kuasa atas segalanya.
"Sebagaimana Allah SWT berkuasa menjadikan "tiga benda angkasa" ini
(bulan, bumi, matahari) berjalan pada garis edarnya masing-masing,
sehingga tidak terjadi tabrakan atau benturan," paparnya. Dia
menambahkan bahwa Allah SWT yang Maha Kuasa bisa saja menjadikan tiga
benda angkasa tersebut saling bertubrukan dan saling bertabrakan, dan
itu artinya, peristiwa kiamat itu mudah saja bagi Allah SWT.
Lebih lanjut Musyaffa menjelaskan dalam Islam ketika terjadi gerhana,
maka disunahkan untuk shalat gerhana. "Shalat gerhana memiliki hikmah
bahwa umat muslim berkumpul dalam ketaatan kepada Allah SWT, menerima
arahan serta taujih dan tadzkirah imaniyah dari khatib. Juga mendekatkan
diri, bertaqarrub ilallah," tuturnya. Menurutnya, Jika justru
yang terjadi adalah adzab atau bahkan kiamat, maka saat adzab dan kiamat
terjadi, umat muslim yang menunaikan sunah nabi shalat gerhana, sedang
dalam keadaan berkumpul dalam istighfar, bertaubat, bermunajat dan
shalat.
"Sehingga meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah," ujarnya.
Menyikapi peristiwa alam ini, Bidang Kaderisasi DPP PKS selain
memberi arahan kepada kader PKS, juga mengadakan shalat gerhana yang
akan diselenggarakan pada pukul 18.00 WIB.
"Shalat akan dimulai pukul 18.00 WIB sekira selesai pelaksanaan
shalat maghrib berjamaah, insya Allah akan bertindak sebagai Imam Ustad
Bagus Ferry Al-Hafiz dan khatib Ustad Iman Santoso, Lc. Al Hafiz,"
pungkasnya.
posted by @Adimin
Label:
Bingkai Berita,
OASE,
TOPIK PILIHAN
October 10, 2014
“Belanda Hitam” dan Fenomena Neo KNIL
Banyak warga Indonesia sendiri justru menjadi ‘tangan kanan asing’ dan
rela menjual dan menggadaikan Negererinya kepada pihak asing
DALAM setiap penjajahan selalu ada dari orang-orang bumi putera yang membantu dan melayani sang penjajah, termasuk di Indonesia.
Tidak mungkin Belanda negara yang begitu kecil dan sedikit
penduduknya bisa menjajah Indonesia ratusan tahun, tanpa bantuan
pribumi. Termasuk pasukan militer Belanda jaman dahulu seperti KNIL,
banyak menggunakan orang-orang Indonesia sendiri yang menjadi anggotanya
dan siap bertempur melawan saudaranya sendiri.
Fenomena seperti ini nampak masih berjalan meski kita sudah merdeka
hampir 70 tahun lamanya. Banyak warga Indonesia sendiri justru menjadi
‘tangan kanan asing’ dan rela menjual dan menggadaikan Negererinya
kepada pihak asing.
Pertanyaannya adalah mengapa bisa sampai sedemikian hebatnya sang
penjajah menggunakan tenaga manusia yang berasal dari negara jajahannya
sendiri?
KNIL singkatan dari Koninklijk Nederlands Indische Leger adalah tentara kerjaan Hindia Belanda yang melayani dan membantu Pemerintahan Hindia Belanda.
KNIL, lebih tepatnya serdadu belanda yang terdiri dari orang-orang
belanda, tentara bayaran dan sewaan dari negara lain serta warga pribumi
(Indonesia).
Tahun 1936 jumlah pribumi yang menjadi tentara KNIL mencapai 33 ribu
orang atau sekitar 77%. Tentu tidak mudah begitu saja diterima sebagai
tentara KNIL karena akan ditugaskan berperang melawan saudara
sebangsanya sendiri. Karena itulah harus melalui proses cuci otak dan
seleksi yang ketat, agar tidak terjadi senjata makan tuan.
Rupanya perkembangan zaman tidak membuat paradigma KNIL ini menjadi
lapuk. Bahkan sekarang ini kita dapatkan orang berlomba-lomba untuk
menjadi “Neo KNIL” dengan iming-iming materi, gengsi dan kehormatan,
mereka yang hari ini mentalitasnya Budak Penjajah justru merasa bangga
menjadi “Londo Ireng” (The Zwarte Hollanders/Belanda Hitam). Di
Negeri yang budaya feodalis belum hilang seperti ini, atribut materi,
pangkat, jabatan dan kedudukan menjadi supermasi. Jangan heran kalau
para budak penjajah menempati kedudukan yang terhormat di tengah-tengah
masyarakat feodal seperti ini.
Untuk itu marilah kita lihat seperti apa mentalitas Neo KNIL itu saat ini.
1. Inferior
Di antara mental seorang budak yang paling menonjol adalah mental
inferior (Rendah Diri). Merasa tidak punya apa-apa, tidak bisa apa,
tidak bisa berdiri dikaki sendiri, merasa belum siap untuk merdeka,
hanya dengan bantuan majikan merasa bisa hidup. Maka penghormatan kepada
majikan kaum imperialis sangat berlebihan semantara melihat bangsanya
sendiri penuh dengan kehinaan.
Indikator yang paling mencolok adalah ketidak mampuan mereka melihat
kejahatan majikan yang sedemikian jelasnya, sehingga tidak bisa
mengkritisi majikan, mungkin karena sudah banyak diberikan roti dan
keju. Sementara terhadap saudara sebangsanya sendiri sangat sinis,
terutama kepada para pejuang yang ingin memerdekakan bangsa ini dari
berbagai bentuk penjajahan.
Indikator lainnya adalah pembelaan kepada sang majikan kaum imprialis
sangat berlebihan dan over acting seperti orang yang sedang mencari
muka.
Padahal roti dan keju yang diberikan oleh majikan adalah hasil
rampasan dari berbagai kekayaan Negara si jongos tersebut. Tapi yang
namanya sudah mental budak tidak mau tahu, yang penting perut kenyang
bantuan dari majikan.
Kita juga menyaksikan apabila si jongos ketemu dengan si majikan
bahasa tubuhnya tidak bisa disembunyikan, terlihat dengan jelas mental
jongosnya, dengan membungkukkan badannya, sambil tangannya memegang
bagian bawah dekat kemaluanya. Saat terjadi dialog maka satu kata yang
haram keluar dari mulut si jongos tadi adalah kata “tidak”. Apa saja
yang diinginkan oleh simajikan harus dijawab dengan “Inggiih”
2. Shock Culture
Sifat Inferior membawa dampak seseorang menjadi sering norak atau
katro. Melihat kemajuan material, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
kecuali harus ikut apa majikan kalau mau maju. Saat itulah otak menjadi
beku, kreatifitas mandeg, yang ada cuma copy paste, ikut, nurut, nunut, manut, ngekor, ngintil, jiplak, ngepek
seperti kerbau yang negara-negara imperialis semakin merasa tidak
berdaya lagi. Seolah tidak ada pilihan lain sudah cicocor hidungnya,
ditarik kemana saja mau ikut.
Menjadi tolak ukur kemajuan kalau dalam kesehariannya jika sudah bisa
mengikuti pola dan gaya hidup barat. Juga menjadi naik status sosialnya
jika bisa menyelenggarakan berbagai event, termasuk pesta perkawinan
dan seremonial laiinya dengan “Gaya Londo”. Kalau perlu anak dijadikan
obyek untuk meningkatkan status social orang tuanya melalui pesta
pernikahan tersebut. Belum lagi hari-hari yang dianggap besar, seperti
tahun baru, valentine day, april mop dan pesta-pesta lainnya, maka
berlomba-lombalah si Belanda Hitam untuk memamerkan atraksi ke”Norak”annya dengan sangat PD nya.
Semakin norak lagi dengan bangganya memamerkan hasil fikirannya yang
tidak lain cuma hasil jiplakan punya majikannya, tetapi merasa hasil
karyanya sendiri. Memang diantara ciri khas budak ialah tidak merasa
bahwa dirinya sedang diperbudak. Dengan bangganya mengabdi pada majikan
yang dianggap punya jasa besar terhadap dirinya.
3. Komprador Volunteer
Ketika noraknya sudah sedemikian rupa, sampai ia siap menjadi tenaga
sukarelawan untuk mempromosikan barang dagangan majikannya. Mulai dari
gaya hidup, budaya, seni, makanan, minuman, pakaian, assesoris, symbol,
lambing atribut dan sebagainya. Dengan media informasi yang dimiliki
majikannya, menjadi laris manis dagangan yang dijualnya. Jadilah bangsa
ini menjadi sangat konsumeris dan pengimpor besar barang-barang asing.
Rupiah terus anjlog terutama terhadap mata uang Negara-negara
Imperialis. Ekonomi tidak stabil, inflasi semakin tinggi. Pengangguran
semakin banyak. Produk asing semakin tidak terbendung, mulai dari
teknologi tinggi sampai tusuk gigi. Negara ini isinya 2/3 lautan tapi
garam bisa import dan tidak merasa malu. Tempe tahu kecap makanan
rakyat, tapi 80% kedelenya Impor.
Mereka-mereka yang berhasil mengimpor produk-produk asing terutama
seni dan budaya, bisa bertengger di papan atas, seperti pahlawan
lagaknya, karena berhasil mempekenalkan budaya asing ke tengah-tengah
anak bangsa ini. Sementara milyaran uang terus terkuras keluar, karena
kesukaannya terhadap produk-produk asing. Sementara kerusakan moral
akibat dari budaya Import tersebut sudah sedemikian besar, tidak bisa
dihitung lagi dampak kerugiannya.
Diantara ciri seni dan budaya Negara-negara Imprialis adalah
Kebebasan berekspresi kebinatangan atau mengumbar syahwat. Atas nama Hak
Asasi dan Kebebasan, ekspresi mereka tidak bisa dilarang. Karena nanti
akan dituduh Anti HAM dan akan diadukan kemajikannya. Sekarang ini
organisasi atau club-club yang menjadi kaki tangan Imprialis berada di
papan atas. Dengan pongah, sombong serta bangganya mereka terus
menjajakan barang dagangan milik majikannya ke tengah-tengah masyarakat
pribumil.
Sementara mereka yang mempertahankan kedaulatan Negara, menjaga
rupiah jangan sampai anjlog, menjaga budaya bangsa agar jangan sampai
dirusak, mengingatkan anak bangsa agar mencintai produk dalam negeri,
akan dicap sebagai orang yang menghalangi kebebasan berekpresi, tidak
mengerti HAM dan sebagainya. Ribuan orang pribumi tewas mereka akan
seperti orang buta, gagu dan budge, tidak bisa bicara. Tetapi andai satu
orang bule saja mati, maka geger dunia seperti kebakaran jenggot, media
gempar, ramai-ramai si jongos imperialis itu juga ikut teriak-teriak,
sambil menyalahkan saudaranya sendiri sesama pribumi.
4. Raja Tega
Seorang tentara KNIL dilatih, dididik, serta dicuci otaknya agar siap
berperang melawan pribumi atau saudaranya sendiri. Maka dimasukan resep
PIL yang bernama “Si Raja Tega”. Dengan demikian dia tidak akan
ragu-ragu lagi siap bertempur untuk mengganyang saudaranya sendiri.
Orang belanda menyebut panggilan pribumi yang berani melawan dengan
Istilah Extrimist. Orang yang sudah otaknya tercuci maka dia tidak punya
beban apapun ketika harus membantu majikan si Imperialis dalam
memberangus para pejuang kemerdekaan. Roti dan keju yang telah
membutakan hati si jongos tadi, sehingga tidak lagi terfikir bagaimana
Negara yang semakin hancur lebur ini.
Sementara sekarang Neo KNIL sudah berada di zaman modern yang serba
tehnologi. Bukan hanya cuci baju saja yang bisa pakai mesin otomatis,
tetapi cuci otak juga sudah bisa secara otomatis. Dengan sarana dan
fasilitas pengumbar nafsu syahawat yang semakin mudah, murah dan dekat
terjangkau, terjadilah proses cuci otak melalui “CANDUisasi”
dengan “pil syahwat” yang semakin lama semakin tinggi dosisnya sampai
dalam keadaan sakau yang terus menerus, tidak bisa dihentikan.
Dalam keadaan sakau yang terus menerus, maka setiap orang yang
memberikan pil candu tersebut akan diangkat sebagai majikan, sebaliknya
siapa saja yang mencoba menghentikan akan dianggap sebagai lawan. Di
situlah proses cuci otak terjadi. Hak Asasi diartikan kebebasan
mengumbar nafsu syahwat, sementara melarangnya berarti menentang HAM,
akan siap berhadapan dengan majikannya.
Secara otomatis otak sudah tercuci, “kawan dan lawan” diukur siapa
yang memberikan candu dan siapa yang melarang. Bagi yang memberi itu
kawan dan yang melarang itu lawan. Dalam keadaan sakau pula orang bisa
nekat yang penting bisa mendapatkan candu. Saat itulah seseorang bisa
jadi raja tega karena sudah hilang akal sehatnya dan sudah putus urat
malunya.
Seorang yang ingin mempertahankan kedaulatan negaranya, menjaga
kehormatan dan harga diri bangsanya, mengajak untuk bisa berdiri
sendiri, akan sangat bertentangan dengan keinginan Negara-negara
Imperialis yang menjadi majikan Neo KNIL tersebut. Mereka menginginkan
Negara jajahan terus berada dalam keadaan ketergantungan yang
terus-menerus, sehingga mudah dikendalikan.
Saat itulah dua kepentingan bertemu. Si majikan bagaimana bisa terus
menjajah, si Neo KNIL yang sudah sakau berkeinginan bagaimana roti dan
keju plus candu syahawat tadi tidak boleh putus. Ketika Negara
berdaulat, kehormatan dan harga diri terjaga disitulah nafsu liar yang
akan merusak negara sangat dibatasi, sehingga si Jongos tadi merasa
terancam kepentingannya
Oleh. M. Fuadz
posted by @Adimin
Label:
FAKTA,
INSPIRASI,
TOPIK PILIHAN