pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Prabowo: Aktivis Islam Harus Warnai Politik

Written By mediapkspadang on 12 January, 2016 | January 12, 2016

Depok (12/1) -- Sosok ketua umum sekaligus ketua dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto memang selalu menarik perhatian. Kehadirannya dalam acara Rakornas PKS 2016 Selasa (12/1) juga sangat spesial. Karena ia rela menunda keberangkatan ke Eropa untuk perjalanan bisnisnya.

“Kedatangan Pak Prabowo dalam Rakornas PKS kali ini harus kita apresiasi. Beliau sampai rela menunda penerbangan ke Eropa, hanya untuk bisa bertemu kita semua disini,” jelas Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dalam sambutannya,

Kedatangan mantan danjen Kopassus dalam Rakornas PKS ini dalam rangka mengisi Leadership Talk. Berbicara lebih dari satu jam didepan 800-an peserta Rakornas PKS, Prabowo mengungkapan pada seluruh kader PKS agar tidak perlu ragu dalam berpolitik. Menurutnya aktivis Islam harus berpolitik untuk mewarnai kehidupan bangsa menuju arah lebih baik.

“Kemerdekaan Indonesia ini terwujud juga karena banyaknya pengorbanan para ulama dan pejuang Islam. Jadi saya pikir tak jadi masalah untuk aktivis Islam terus terjun dalam dunia politik,” tegasnya.

Prabowo juga mengungkapkan kekagumannya pada sosok Sholahudin Al Ayyubi.“Saya pernah membaaca dua biografi, Sholahudin Al Ayyubi dan Richard The Lion Heart. Keduanya adalah musuh dalam perang salib. Walau begitu, keduanya saling menghormati,” jelasnya.

Kekaguman Prabowo pada sosok pembebas Jerussalem tersebut terutama karena kebesaran hati pahlawan besar Islam itu saat melihat Richard jatuh dari kudanya dalam peperangan.

“Sholahudin seketika meminta anak buahnya menjauh dari Raja Richard. Dikirimnyalah seekor kuda untuk digunakan sang penguasa Britania Raya itu,” terangnya.

Prabowo menjelaskan lebih jauh bahwa pemimpin besar harus mampu memberikan contoh pada para anak buahnya. Selain itu juga harus dihormati oleh musuh-musuhnya.

“Sholahudin memberikan kita pelajaran bahwa seorang panglima, musuh sekalipun harus dihormati dan kalau harus kalah, panglima musuh harus kalah dengan terhormat,” jelas Prabowo.

Pidato Prabowo dikahiri dengan standing applaus dari seluruh peserta yang hadir di Aula Hotel Bumi Wiyata Depok, disertai dengan pekik takbir dan merdeka. [pks.id]

Keterangan Foto: Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto 

posted by @Adimin

Taujih Hilmi Aminuddin di Rakornas: Kader PKS Harus Selalu Berkonsolidasi

Depok (12/1) – Ketua Majelis Syuro PKS periode 2010-2015 KH Hilmi Aminuddin menyampaikan taujih (amanat) dalam Rakornas PKS di Depok, Jawa Barat. Dalam taujihnya, Hilmi menekankan tiga aspek konsolidasi menuju kemenangan dakwah.

Rakornas PKS digelar di Hotel Bumi Wiyata Depok, Jawa Barat. Sebanyak 800 peserta dari unsur pimpinan pusat hingga daerah hadir dalam Rakornas yang digelar dua hari tersebut.

“Tanpa motivasi dan tujuan untuk menegakkan kalimat Allah, sangat sulit mempersatukan aneka ragam Sumber Daya Manusia (SDM), pendidikan, bahkan faktor budayanya, yang tersebar dari 17 ribu pulau yang ada di Indonesia. Tapi, alhamdulillah, dengan kesatuan tekad kita bisa menyatukannya,” jelas Hilmi, Selasa (12/1/2016).

Amanat pertama, kata Hilmi, hendaknya para kader PKS senantiasa melakukan konsolidasi motivasi. Motivasi yang ditekankan oleh Hilmi adalah kesadaran untuk memilih dakwah sebagai jalan perjuangan. Jika dari awal, kader PKS tidak dengan kesadaran atau tidak berani untuk memilih hal tersebut, bukan tidak mungkin akan terjadi split personality di kemudian hari.

“Kesadaran motivasi untuk memilih jalan dakwah haruslah dibuktikan dengan pengorbanan besar, yaitu pengorbanan waktu, harta, tenaga, bahkan jiwa,” jelas Hilmi.

Amanat kedua, hendaknya para kader PKS melakukan konsolidasi orientasi, yaitu hanya menjadikan Allah dalam setiap amal di segala bidang. Sehingga, orientasi inilah yang pada gilirannya akan melahirkan semangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoirot).

“Kejelasan orientasi Alloh SWT seperti digambarkan pada ayat ‘walikulli wijhatun huwa muwalliiha’. Setiap orang harus punya orientasi dalam mencapai sesuatu. Setelah jelas orientasi, barulah fastabiqul khoirot,” tambah Hilmi.

Amanat ketiga, konsolidasi integrasi. Hilmi menekankan poin ini sebagaimana prinsip dari ajaran Islam, yaitu totalitas dan menyeluruh (syammil mutakammil). Maksudnya, agar setiap potensi sumber daya manusia yang ada di PKS dapat teringrasikan demi tegaknya Islam.

“Apakah itu, generasi tua, generasi muda, ikhwan (putra), akhwat (putri) harus terintegrasi dalam satu kesatuan yang utuh. Jangan sampai yang satu tidak merasa ada hubungan dengan yang lain,” pesan Hilmi.

Ulama lulusan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur ini berharap dengan adanya Rakornas ini tiga konsolidasi tersebbut dapat tercapai. Setelah tercapai, kader-kader PKS haruslah segera melakukan urusan kebaikan lainnya.

Jika kamu selesai satu urusan, maka segera lah selesaikan urusan lain. Kita berjamaah karena Allah untuk Allah, bahkan bisa melebihi apa yang diperkirakan. Faidzaa faroghta fan shob wa ilaa robbika farghob,” tutup Hilmi. [pks.id]

Keterangan Foto: Ketua Majelis Syuro PKS periode 2010-2015 KH Hilmi Aminuddin

posted by @Adimin

Pidato di Rakornas PKS, Prabowo: Ojo Lali, Ojo Dumeh, Ojo Ngoyo

Depok (12/1) - Forum Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKS di Depok kali ini ada yang berbeda. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto didaulat menjadi pembicara tunggal dalam sesi Leadership Talk di hadapan peserta Rakornas.

Mantan Danjen Kopassus tersebut menyampaikan tiga hal prinsip utama dalam menjalankan kepemimpinan. Tiga prinsip itu didapatnya dari Presiden Suharto saat dirinya masih aktif sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Saat saya masih aktif di tentara, dan akan ditugaskan ke daerah operasi, saya pernah dipanggil Presiden Suharto. Dipanggil presiden yang juga jenderal bintang empat, saya berpikir akan diberi sangu (bekal). Apalagi beliau juga mertua. Tenyata pertemuan tidak sampai lima menit. Presiden hanya berpesan Ojo Lali, Ojo Dumeh, Ojo Ngoyo. Jadi ini 'sangu' untuk saya," ujar Prabowo dalam Leadership Talk di ajang Rakornas PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/1/2016).

Prabowo mengungkapkan tiga hal tersebut hingga saat ini masih dipakai sebagai prinsip dalam menjalankan amanah kepemimpinan di berbagai bidang. Ojo Lali, lanjut Prabowo, berarti jangan lupa terhadap ajaran-ajaran yang pernah diterima dalam hidup, baik ajaran agama, militer, sosial budaya, maupun ajaran dari orang tua.

Ojo dumeh, lanjut Prabowo, berarti jangan sombong dalam kehidupan. Dalam organisasi, seorang pemimpin harus selalu berada di depan dan memberikan teladan kepemimpinan. Pemimpin harus mampu mengayomi yang dipimpinnya.

Ojo Ngoyo, berarti jangan memaksa hal-hal yang di luar kemampuan. Menurut Prabowo, pemimpin harus bekerja keras dan maksimal dalam berusaha sebaik mungkin mencapai target-target dan menerima apapun hasilnya.

"Pelajaran tiga kalimat dari Pak Harto itu nilainya sangat sulit untuk dikuantifikasi. Sampai sekarang di bidang militer, bisnis, dan politik saya pakai sebagai alat kepemimpinan saya. Saya tidak lupa dengan ajaran-ajaran yang saya terima, tidak sombong dan tidak memaksakan diri. Selalu berusaha yang terbaik dan menerima apapun hasilnya tanpa harus memaksakan diri," cetusnya.

Prabowo pun mendapat tepuk tangan meriah dari 800 peserta Rakornas PKS selepas memberikan pidatonya selama lebih dari satu jam.

Rakornas dihadiri pimpinan pusat PKS antara lain Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro Periode 2010-2015 KH Hilmi Aminuddin, Sekjen Taufik Ridho, Ketua MPP Suharna Surapranata, Ketua DSP Surahman Hidayat, Ketua FPKS DPR RI Jazuli Juwaini, dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. [pks.id]

Keterangan Foto: Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman bersama Prabowo Subianto.

posted by @Adimin

Sohibul Iman: Kemenangan PKS Tertinggi di Pilkada Serentak

Depok (12/1) - Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman mengapresiasi keberhasilan partainya dalam Pillada serentak pada 9 Desember 2015 lalu. PKS meraih kemenangan tertinggi dibandingkan dengan partai lain.

“Alhamdulillah PKS menjadi partai dengan persentase kemenangan tertinggi di pilkada 2015, lebih dari 50 %," ujar Sohibul Iman dalam sambutan pembukaan Rakornas PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/1/2016).

Rakornas PKS dihadiri lebih dari 800 ketua bidang/badan struktur pimpinan PKS dari tingkat pusat hingga daerah. Dari Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS hadir Sekjen Taufik Ridho, Ketua Dewan Syariah Pusat (DSP) Surahman Hidayat dan Ketua MPP Suharna Surapranata. Hadir juga Wakil Ketua DPR yang juga kader PKS Fahri Hamzah dan Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini.

Menurut Sohibul Iman, raihan kemenangan PKS dalam Pilkada serentak lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya yang memperkirakan sekitar 40 %. Kesuksesan besar PKS dalam Pilkada serentak 2015, lanjut mantan wakil ketua DPR ini, menjadi modal baik untuk Pilkada serentak berikutnya tahun depan.

Dia menambahkan, keberhasilan PKS tersebut menjawab dugaan banyak pihak yang menilai PKS tak akan mencapai kesuksesan di pilkada dan hanya menempati posisi keempat.

"Ini juga menjawab keraguan. Walau diluar kabinet, PKS berhasil meraih kemenangan besar di pilkada 2015. Ini tanda yang bagus, persiapan bagi PKS untuk bersiap menyambut pilkada 2017 di bulan februari,” tegas Sohibul Iman.

Dalam Pilkada serentak yang digelar 9 Desember 2015 lalu, PKS mendukung dan mengusung pasangan calon kepala daerah di 173 Pilkada. Dari jumlah itu, paslon yang didukung PKS menang di 88 Pilkada, atau sekitar 50,9 %. Persentase ini melampaui keberhasilan partai-partai lain yang rata-rata mencapai kemenangan di bawah 50 %. [pks.id]

Keterangan Foto: Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman di pembukaan Rakornas. 

posted by @Adimin

Wahdah Islamiyah Dituduh Teroris, Hidayat: Media Jangan Perlemah Demokrasi

Jakarta (11/1) – Anggota Komisi Agama DPR RI Hidayat Nur Wahid mengingatkan tuduhan terorisme kepada Ormas Islam Wahdah Islamiyah yang dilakukan oleh salah satu media televisi nasional hendaknya tidak malah memperlemah demokrasi (fitnah).

Pasalnya, sebagai pilar keempat demokrasi, media seharusnya menghadirkan kredibilitas tinggi dan menjaga kejujuran dalam menyampaikan berita agar dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara bertanggung jawab.

“Kita semua pasti ingat, media itu pilar keempat demokrasi. Karenanya, media harus bisa menghadirkan kredibilitas tinggi, jujur dalam pemberitaan, hingga dapat dipercaya orang. Kalau media malah menghasilkan berita yang berujung pada fitnah, pada akhirnya orang tidak akan percaya pada demokrasi,” jelas Hidayat dalam Konferensi Pers bersama puluhan tokoh agama dan politik di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Senin (11/1).

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini juga mengingatkan kalau media tidak mampu menghadirkan kepercayaan kepada sistem demokrasi, maka masyarakat akan memilih jalan terorisme. “Itu pasti suatu hal yang kita tolak. Posisi kita adalah anti-terorisme, termasuk kita menolak teror dari media sekalipun,” tegas Hidayat.

Dengan demikian, Hidayat berharap media televisi tersebut segera mengkoreksi dan meminta maaf atas tuduhan terorisme kepada Wahdah Islamiyah, khususnya kepada Ketua Umumnya yaitu Muhammad Zaitun Rasmi. “Dan juga beri waktu kepada Pak Zaitun untuk berikan klarifikasi secara terbuka. Saya kira itu adalah koreksi yang moderat dan bertanggung jawab,” papar Wakil Ketua MPR RI ini.

Selain Hidayat, dukungan terhadap Ormas Islam Wahdah Islamiyah juga hadir dari Bachtiar Natsir (MIUMI), Yusuf Mansyur, Iqbal Parewangi (Anggota DPD dari Sulawesi Selatan), Syafei Antonio (Cendekiawan Muslim), Adhyaksa Dault (Mantan Menpora RI), dan Cholil Nafis (Nahdhatul Ulama). [pks.id]

Keterangan Foto: Anggota Komisi Agama DPR RI Hidayat Nur Wahid

posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger