Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
January 29, 2013
Oleh
Nandang Burhanudin
posted by Adimin
Fikroh KEBENCIAN Takkan Mampu Meraih Kemenangan
Written By @Adimin on 29 January, 2013 | January 29, 2013
Sebuah fikroh (pemikiran-ide) yang dilandasi KEBENCIAN, ia tak akan
pernah meraih KEMENANGAN. Ia akan menghancurkan dirinya sendiri, sebelum
meluluhkan fikroh-fikroh yang lain.
Fikroh yang dilandasi kebencian, pada akhirnya akan MENGECIL dan terus
MENGECIL, sebelum akhirnya LENYAP. Sebab fikroh kebencian digerakkan
oleh AMBISI menebar KONFLIK dan AGITASI.
Fikroh yang dilandasi kebencian, TIDAK AKAN MAMPU bertumbuh kembang.
Karena ia bersifat KAKU, JUMUD, dan TERTUTUP menerima kebaikan dari
orang-orang/kelompok yang DIBENCINYA.
Sejarah membuktikan, fikroh yang DILANDASI NILAI-NILAI CINTA akan
MENGIKAT hati manusia meriah CINTA ALLAH. Itulah fikroh yang menjadi
RISALAH baginda RASUL "Sang Penyempurna Akhlak".
Di sini rahasia, mengapa DAKWAH RASUL melegenda dan tak usang sepanjang
masa. Sebab Rasul sibuk menebar jala-jala CINTA bukan jebakan-jebakan
kebencian.
Bagi kita yang AWAM tentang dakwah dan penyebaran fikroh, ada baiknya
ketika ingin menilai sebuah fikroh atau model dakwah sesuai dengan
manhaj Rasul atau tidak, maka bisa mengukurnya dengan: APAKAH statemen
dan aksi di lapangan dipenuhi CINTA atau BENCI. Jika CINTA yang
dikedepankan, maka sesederhana apapun dakwah atau fikroh, insya Allah
akan berhasil mempengaruhi jiwa.
Namun jika slogan dakwah dan aksi di lapangan dipenuhi BENCI, sebesar
apapun JARGON yang dipropagandakan akan NOL BESAR dan membuat jiwa-jiwa
MENGHINDAR.
Karena dakwah atau fikroh yang menebar CINTA pasti memiliki karakter:
1. Rububiyyah, artinya: Fikroh dan dakwah yang disebar bersumber dari Rabbul 'Izzati
Karena dari Allah, maka dakwah dan fikroh akan sesuai dengan FITRAH
INSANI. Dimana fitrah manusia adalah "TAWANAN CINTA". Perhatikan
ayat-ayat Al-Qur'an, dari mulai penggunaan panggilan hingga menjuluki
MUKHATHAB (objek dakwah) dengan kata-kata yang MENYEJUKKAN.
Adakah dalam Al-Qur'an firman Allah yang menyeru dengan kata-kata,
"BODOH"-"GILA"- Bahkan memanggil orang kafir saja sangat halus "Yaa
Ayyuhalladziina kafaruu" tidak dengan ungkapan "Ayyuhal Kuffaar!"
Itu bahasa Ilahi. Padahal hak ALlah memanggil manusia dengan
SEKEHENDAKNYA. Tapi kehendak ALlah, sangat sesuai FITRAH MANUSIA. Maka
jika ada dakwah dan fikroh yang KASAR, MENYAKITKAN, atau MENGHINAKAN
bisa dipastikan FIKROH tersebut bukan dari ALLAH tapi dari Syetan,
walaupun jargon-jargonnya mengatasnamakan Islam dan Syariatnya.
2. Menebar Gembira dan Kemudahan
Fikroh yang dilandasi CINTA akan mengedepankan dakwahnya pada kemudahan
dan kegembiraan. Mudah bukan berarti menggampangkan. Gembira bukan
berarti hura-hura atau memilah-milah syariat sesuai keinginan. Namun
menebar gembira dan kemudahan adalah: mempersiapkan INDIVIDU-INDIVIDU
agar LEBIH SIAP menerima fikroh dan dakwah yang menjadi misi besar.
Itulah mengapa, pengharaman KHAMAR dilakukan bertahap. Allah menurunkan
larangan khamar hingga 4 kali. Inilah makna yang dikatakan Siti Aisyah
mengatakan, andaikan khamar langsung diharamkan di awal-awal kenabian,
niscaya kaum musyrik semakin jauh dari Islam.
KESIAPAN UMAT menerima fikroh Islam adalah perjuangan dan mengajak UMAT
agar SIAP mengamalkannya adalah perjuangan lainnya. Bagaimana umat bisa
terbuka menerima FIKROH dan DAKWAH, jika yang ditampakkan adalah
KEBENCIAN, menyulitkan, dan menakutkan.
Oleh
Nandang Burhanudin
posted by Adimin
Label:
HAROKAH
January 29, 2013
posted by Adimin
Akhir Kehidupan Yang Sangat Dahsyat
BOLEH jadi otak kita saat ini dipenuhi pikiran di mana akan kuliah,
di perusahaan mana akan bekerja, baju apa yang akan digunakan besok
pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, dll.
Persoalan-persoalan yang sangat bertolak dengan akhir kehidupan manusia.
Ya, apalagi kalau bukan kematian—pembicaraan tentang kematian yang
kerap dilupakan atau yang terjadi hanya pada seseorang telah lanjut
usia.
Tiap hari, di acara berita tau kriminal tak ayal
orang-orang menyaksikan kematian orang lain tetapi tidak memikirkan
tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak
mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!
Namun seperti
itulah dunia, namun ingatlah ketika kita adalah seonggok daging tak
bernyawa, yang kemudian akan ditimbun tanah dan mengalami proses
pembusukan yang cepat. Segera setelah dimakamkan, maka bakteri-bakteri
dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat; hal tersebut terjadi
dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini
mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang
mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan
hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma.
Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan
terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ
tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk.
Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar
perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba
pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari
tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan
lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak
seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh
menjadi kerangka.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu
hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam
Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat
berikut ini:
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu
lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu,
kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang
gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan,” (QS. Al-Jumu’ah: 8).
Tidak ada kesempatan untuk
kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di
meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat;
semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, “onggokkan
daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang
menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan
meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan
sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.
Ya,
tetapi apa alasan semua hal ini terjadi? Seandainya Allah ingin, tubuh
ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini
justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting
Akhir
kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya
menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa
yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus
menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain
itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya – yang ia coba untuk
miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini
-. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta
menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka.
Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun setelah
melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk
tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya.
Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari
pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali
ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba
keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian].
Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang
menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena
kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami
tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya
mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan
mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau
terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa.
Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan
memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca
artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda
menyelesaikan mem- bacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut
terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena
masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini
hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini
hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:
Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan,” (QS. Al-Ankabut: 57).
posted by Adimin
Label:
INSPIRASI
January 29, 2013
Berkenalan Dengan Tubuh Sendiri
Ada kalanya ketika kita pusing atau sakit kepala, namun jika bijak
pada tubuh, maka tentu kita tidak akan segera mencari obat untuk
antinya. Tapi akan segera dan secepat mungkin mencari sumber dan
penyebabnya. Perlu dipahami bahwa pusing umumnya hanya dampak dari
penyakit lain. Hampir 75%, pusing disebabkan oleh gangguan pencernaan.
Sesungguhnya sangatlah tidak bijak kalau kita cuma meredam rasa sakit
kepala dengan berbagai obat kimia. Itu hanya salah satu contoh saja.
Tubuh selalu memberi kita sinyal agar seluruh aktivitas kita sesuai dengan yang tubuh inginkan, sebagai contoh:
1.
Rasa lapar merupakan sinyal positif tubuh yang memberi informasi kepada
kita bahwa mesin pengolahan makan kita sudah kosong dan sudah siap
diisi lagi. Sebaiknya makan itu tidak dengan acuan jam, tetapi dengan
acuan rasa lapar. Sangat banyak kebiasaan orang makan sebelum lapar,
makan dengan patokan jam, dan sangat banyak orang menunda-nunda waktu
makan ketika sinyalnya sudah muncul, yang berefek pada meningkatnya asam
lambung dan mengganggu keseimbangan sistem pencernaan kita. Akhirnya
muncul penyakit seperti gastris atau gastric uler (radang atau luka
tukak lambung).
2. Rasa haus. Rasa haus merupakan sinyal positif
tubuh. Tubuh meminta kita untuk agar menambah cadangan air dalam tubuh
kita. Mayoritas kita tidak tahu kapan sebaiknya kita minum, berapa
banyak tubuh manusia membutuhkan air dalam satu hari.
3. Rasa
ngantuk. Rasa ngantuk merupakan sinyal positif tubuh. Tubuh memohon agar
kita segera menidurkannya atau mengistirahatkannya. Betapa banyak orang
memaksakan tubuhnya untuk tetap terjaga dengan berbagai macam tonik
atau obat obatan untuk memacu tetap segar, ketika sinyal positif rasa
kantuk muncul, padahal dia memperbudak tubuhnya sendiri dengan
memaksakan proses alami tubuh.
4. Rasa letih. Rasa letih
merupakan sinyal positif tubuh, yang mungkin kita sudah memaksa tubuh
bekerja berlebihan, menguras fisik dan pikiran, dan tubuh berharap kita
mengistirahatkannya, agar energi kita kembali pulih seperti biasa.
Berbagai minuman energi dipasaran hanya akan memaksa tubuh tetap segar
sesaat yang dipaksakan dan akan berefek terganggunya sistem keseimbangan
tubuh dan penyakit.
5. Rasa mual. Rasa mual merupakan sinyal
positif tubuh yang tidak boleh diredam dengan berbagai macam obat anti
mual. Sebetulnya rasa mual mengindikasikan mesin pengolah makanan kita
sedang rusak atau bermasalah, bahkan mungkin banyak penumpukan toksin
atau organ pencernaan, yang membuat kita harus bijak melakukan
membersihkan atau yang dikenal dengan istilah detoksifikasi. Tugas kita
adalah segera memperbaiki dan mengisti- rahatkannya dengan memberi makan
yang sangat ringan dicerna dan mempunyai efek cleansing atau
membersihkan, seperti berbagai jus buah dan sayuran yang sesuai
kebutuhan tubuh dan gejalanya. (Jenis makanan harus disesuaikan dengan
faktor penyebab gejala mualnya).
Mudahkan mengenali tubuh kita?
posted by Adimin
Label:
Kesehatan
January 29, 2013
Fenomena Tidur Singkat Dan Keajaiban Al-Qur’an
“Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada
waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari
karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan,” [Qs. Ar-rum:23]
RUPANYA untuk me-refresh otak,
ketika ia merasa lelah di siang hari akibat akumulasi informasi yang
sampai sehingga kinerja menjadi kurang efisien, maka sebetulnya
memerlukan rehat sejenak, yakni dengan tidur sejenak.
Rehat ini
bagi otak merupakan penyusunan kembali informasi dan pengorganisasian
gelombang-gelombang sel dan memantapkan informasi yang diperoleh di
siang hari.
Oleh karena itu, para ilmuwan menegaskan pentingnya
tidur malam hari atau tidur sebentar siang hari dan bahwa pemberian
rehat kepada otak ini akan memperkuat memori. Mereka menemukan bahwa
orang yang biasa tidur sebentar di siang hari, kinerja ilmiahnya mereka
lebih baik, dan kemampuan mengingat sesuatunya akan lebih cepat..
Sebuah
tim peneliti dari Universitas Lubeck, Jerman , melakukan tes diagnostik
pada 52 sukarelawan. Para sukarelawan diminta untuk tidur dalam rentang
waktu tertentu, tanpa membedakan waktu siang atau malam. Dan hasilnya,
kondisi mereka sama dan tidak berbeda.
Dan hasilnya ternyata
tidur singkat di ‘siang hari’, sama pentingnya dengan tidur di malam
hari. Para peneliti mengatakan tidur siang hari sebentar—yang disebut
dalam Islam dengan istilah qailullah itu sangat berguna, sama seperti
tidur di malam hari. Mereka mengatakan, bahwa dari perspektif perbaikan
sikap dan perilaku, tidur siang berguna, sama sebagaimana tidur malam,
terkait dengan fungsi kognitif seseorang.
Diingatkan kembali
terhadap apa yang disampaikan Al Quranul Karim, untuk tidur di malam dan
siang hari. Bahkan tidur siang sebentar itu tidak kalah pentingnya
sebagaimana tidur malam.
Ini adalah tanda keajaiban Al-Qur’an
sebagai kitab yang diturunkan dari Allah
Yang Maha Mengetahui. Karena
informasi ini baru bagi para Ilmuwan, bahkan mereka tidak tahu
pentingnya tidur siang kecuali di abad ke dua puluh satu. Sedangkan Al
Quran telah menekankan pentingnya tidur malam dan siang, sebagai suatu
keajaiban dan tanda kekuasaan Allah, sejak empat belas abad lalu!
Memori Otak Saat Seseorang Baru Saja Bangun Tidur
Para
ilmuwan Universitas Harvard melakukan penelitian terkait hubungan
antara memori ingatan dan tidur. Mereka menggunakan alat scan resonansi
MRI fungsional magnet, hingga mereka mendapati adanya aktivitas otak di
kawasan yang spesifik. Kemudian aktifitas bergerak ke wilayah kedua dan
begitulah seterusnya bahwa otak melakukan penataan informasi,
berkoordinasi, dan menyimpan informasi sehingga mudah diambil kembali
setelah seseorang bangun dari tidur.
Namun studi selanjutnya
menunjukkan bahwa fokus otak seseorang ada pada tahap minimum ketika ia
baru saja bangun tidur. Dibutuhkan waktu antara 15-30 menit untuk dapat
mengembalikan kemampuan pikiran. Oleh karena itu, peneliti menyarankan
agar seseorang segera setelah bangun tidur melakukan beberapa latihan
ringan untuk memulihkan aktivitas otak.
Di sini, kita juga bisa
memahami mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam banyak mengingat
Allah langsung setelah bangun dari tidur. Beliau kemudian berwudhu,
berdo’a, lalu shalat. Jadi beliau menggunakan bagian waktunya setelah
tidur untuk berdo’a dan berdzikir, sebelum melakukan aktifitas lain atau
menentukan keputusan. Jika kita kaji pandangan para ilmuwan dewasa ini,
mereka menegaskan bahwa memori manusia berada pada posisi terendah
setelah baru saja bangun dari tidur.
Para peneliti memperingatkan
dokter yang berjaga malam, juga petugas pemadam kebakaran dan pekerja
dimalam hari yang pekerjaannya membutuhkan pengambilan keputusan penting
setelah bangun. Disarankan mereka untuk tidak mengambil keputusan atau
tidak mengambil tindakan apapun sampai setelah seperempat jam setelah
bangun tidur.
Inilah Sebabnya Allah subhanahu wata’ala berfirman :
“Allah memegang jiwa (seseorang) pada saat kematiannya dan jiwa (seseorang) yang belum mati ketika ia tidur, maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.”(Qs. Az-Zumar:42).
“Allah memegang jiwa (seseorang) pada saat kematiannya dan jiwa (seseorang) yang belum mati ketika ia tidur, maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.”(Qs. Az-Zumar:42).
Ayat
ini menjelaskan tentang pentingnya tidur dan kaitan antara tidur dengan
mati. Karena itu kita, dengan berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala
sebelum tidur dan setelah bangun dari tidur. Bercermin pada apa yang
dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Apa Pelajaran yang Kita Petik dari Studi Ini?
1. Jangan terlalu banyak tidur, dan bangunlah disaat shalat Subuh.
Gantilah sebagian kekurangan tidur kita diwaktu malam dengan tidur
sejenak diwaktu siang.
2. Manfaatkan waktu tidur kita dengan
mendengarkan tilawah Al Qur’an murottal. Otak akan bekerja menyimpan
ayat-ayat yang dibacakan itu saat kita tidur. Ini adalah salah satu cara
untuk membantu kita menghafal Kitabullah.
3. Hal pertama yang
harus dilakukan setelah bangun langsung adalah berdo’a sebagaimana
diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nyalah kami dikumpulkan”.
Lalu berwudhulah, shalat dan bacalah Al Qur’anul karim selama sekitar
15 menit minimal. Aktifitas seperti ini akan menambah kemampuan kita
untuk bias tepat mengambil keputusan penting dalam hidup.
sumber: kucinta al-qur’an
posted by Adimin
Label:
Ilmu dan Islam,
Saint