pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Indonesia Miliki Modal Jadi Kekuatan Baru di Dunia

Written By mediapkspadang on 27 August, 2015 | August 27, 2015



Jakarta (26/8) - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, Indonesia memiliki tiga modal untuk menjadi kekuatan baru di dunia, yaitu gotong royong, jumlah demografi, dan letak geografis. 

Hal itu disampaikan Gatot saat menjadi pembicara Seminar Kebangsaan 'Refleksi 70 Tahun Indonesia Merdeka', yang diselenggarakan oleh Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di Gedung Nusantara 1, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8).

"Kita punya modal bangsa yakni gotong-royong, demografi yang besar, dan geografis yang strategis. Sehingga, semestinya Indonesia bisa menjadi kekuatan baru di dunia," kata Gatot.

Terkait mengantisipasi adanya ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tambah Gatot, sudah seharusnya lembaga-lembaga negara di Indonesia bersatu, tidak saling menuding, bahkan saling menjatuhkan.

Gatot berharap, PKS melalui kadernya di DPR RI, bisa turut membantu menyelesaikan persoalan bangsa dalam menghadapi ancaman NKRI. "Fraksi PKS DPR RI, saya titipkan bagaimana menyelesaikan persoalan bangsa ini ke depannya menuju Indonesia Emas tahun 2045," imbuh Gatot.

Senada dengan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Presiden PKS M Sohibul Iman mengatakan ada tiga modal sosial yang membuat Indonesia tetap bisa bersatu di tengah segala kemajemukan. Pertama, modal sosial Sense of Belonging (rasa kepemilikan) sebagai bangsa. 

"Semua harus merasa memiliki sebagai warga negara," ujar Sohibul Iman.

Kedua, lanjut Sohibul Iman, Sense of Togetherness (rasa kebersamaan) untuk bisa melakukan kerjasama tanpa memandang perbedaan suku, ras, agama, dan antar golongan. Ketiga, masih kata Sohibul Iman, Sense of Trustworthiness (rasa saling percaya), yaitu rasa percaya satu sama lain untuk menjaga agar tidak berkembang bibit radikalisme.

"Kami, PKS bertekad untuk menjadi terdepan dalam memelihara modal sosial bangsa Indonesia tersebut. Tidak perlu menunggu 2045 untuk mencapai Indonesia Emas, kita percepat 2035!" imbuh Wakil Ketua Komisi X DPR RI itu.

Turut hadir sebagai pembicara, yaitu Ketua Majelis Syuro PKS KH Salim Segaf Aljufri, Presiden PKS M. Sohibul Iman, Pakar Komunikasi Politik Tjipta Lesmana, Sejarawan Anhar Gonggong, serta Staf Ahli Badan Intelijen Negara (BIN) bidang Ideologi dan Politik, Kaharuddin Wahab.

Sumber: Humas Fraksi PKS DPR RI


posted by @Adimin

PKS Gelar Munas ke-4 September 2015



JAKARTA (26/8) – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) siap menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-4 pada 14 dan 15 September 2015 di Depok Jawa Barat. Munas PKS kali ini mengangkat tema "Berkhidmat untuk Rakyat".

Ketua Penyelenggara Munas ke-4 PKS Taufik Ridlo menyampaikan hal ini di sela-sela Seminar Kebangsaan 'Refleksi 70 Tahun Indonesia Merdeka', yang diselenggarakan oleh Fraksi PKS DPR RI di Gedung Nusantara 1, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8).

“Munas akan membahas hasil dari sidang Majelis Syuro yang diselenggarakan dua hari sebelumnya, yaitu 12-13 September 2015," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS ini.

Salah satu pembahasan Munas adalah melengkapi struktur Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS masa khidmat 2015-2020.

Taufik Ridlo menyatakan ada sekitar 1100 orang kader PKS dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam Munas.

“Peserta Munas sesuai AD/ART partai, antara lain dari unsur Anggota Majelis Syuro (MS), unsur Majelis Pertimbangan Pusat (MPP), unsur Dewan Syariah Pusat (DSP), unsur Dewan Pengurus Pusat (DPP), Dewan Pengurus Wilayah (DPW), serta Dewan Pengurus Daerah (DPD),” jelasnya.

Sedangkan perwakilan dari Pusat Informasi dan Pelayanan (PIP) PKS di luar negeri, lanjut Taufik Ridlo, juga turut hadir dalam Munas kali ini.

“Ada sekitar 20-25 orang perwakilan PIP PKS dari luar negeri juga akan hadir dalam Munas,” ujar dia.

Munas ke-4 PKS juga akan menyajikan 'Syukuran Rakyat' yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, kader, dan simpatisan PKS. Syukuran rakyat akan menampilkan berbagai barang kebutuhan sehari-hari yang dapat dinikmati warga.

Keterangan Foto: Sekretaris Jenderal DPP PKS yang juga Ketua Penyelenggara Munas ke-4, Taufik Ridlo. (Gilang Ramadhan/Relawan PKS Foto)

posted by @Adimin

Jokowi Diminta Ingat Pesan Bung Karno Soal Masalah Pangan



JAKARTA (26/8) – Refleksi 70 Tahun Indonesia Merdeka yang diadakan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI dengan menghadirkan Panglima TNI dan perwakilan dari Badan Intelejen Negara (BIN) menjadi sarana bagi Fraksi PKS dan seluruh jajarannya untuk lebih mendalami makna berbangsa dan bernegara.

Acara dalam bentuk seminar dan diskusi yang dimoderatori Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin, dilaksanakan di Ruang ex Badan Anggaran Gedung Nusantara 1 lantai 1 komplek DPR RI pada Rabu, 26 Agustus 2015, pukul 13.00 sd 16.00.

Andi Akmal mengantar seminar ini dengan mengajak seluruh rakyat indonesia untuk mengingat pada setiap kali kita merefleksikan diri terhadap kemerdekaan kita, negara Indonesia, ingatan kita tidak pernah terlepas pada sosok kuat Bung Karno sebagai tokoh utama kemerdekaan bangsa kita. Sosok kuat itu bukan sekedar penampakan fisik yang gagah perkasa, namun juga kegagahan beliau dalam berfikir dan melepaskan fikirannya untuk mempengaruhi seluruh rakyat Indonesia dan warga dunia.

Tolak ukur kekuatan pemikiran dalam berbangsa dan bernegara, siapa yang terkuat adalah sangat tergantung pada pemikiran siapa yang paling bertahan pada setiap pergantian zaman.

Politisi PKS ini meminta secara khusus kepada Bapak Presiden RI, Joko Widodo, agar mampu menerima pesan yang sangat penting dari pendiri bangsa akan sebuah peringatan penting pada persoalan pangan.

Ia menirukan pidato yang sangat fenomenal yang diucapkan pertamakali oleh pendiri bangsa Soekarno, yang berisi “Pidato saya ini mengenai hidup matinya bangsa kita di kemudian hari, Soal Pangan adalah Soal Hidup Matinya Bangsa!” pesan Bung Karno.

Tiga tahun setelah penyerahan kedaulatan oleh Belanda, tepatnya pada tahun 1952, ekonomi Indonesia masih terseok-seok. Warisan panjang kolonialisme sangat banyak menyimpan luka bagi bangsa yang tergolong muda ini. Termasuk dalam urusan pangan.

Koran-koran pada saat itu ramai memberitakan: harga beras naik berkali-kali lipat. Bahaya kelaparan terus mengintai rakyat. Bahkan di desa-desa ada rakyat yang makan bonggol pisang. Tak sedikit orang bunuh diri karena tak kuasa memberi makan keluarganya.

Lantas apa yang kita hadapi baru-baru ini adalah tidak terlepas pada masalah pangan. Kekeringan melanda negara ini cukup panjang sehingga menggagalkan sebagian panen dan menunda sebagian tanam. Persoalan nilai tukar, kebutuhan energi yang mahal, pertumbuhan ekonomi stagnan, komoditas tidak bergairah sehingga sektor riil begitu terpukul menjadi tantangan tersendiri pada wajah bangsa ini.

“Kita harus perkuat pemikiran kita, untuk meneguhkan pendirian kita akan nilai-nilai cara pandang kita terhadap bangsa dan negara ini. Kepada bapak Presiden RI, sangat tepat menerima pesan pendiri bangsa untuk segera menyelesaikan persoalan pangan yang tidak henti menjadi persoalan negeri ini,” pungkas Andi Akmal Pasluddin.

Sumber: Humas Fraksi PKS DPR RI


posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger