pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Perempuan Berpendidikan Tinggi Minim, Keberhasilan Pembangunan Terhambat

Written By mediapkspadang on 06 September, 2016 | September 06, 2016

Semarang (5/9) - Ketahanan keluarga dengan perempuan sebagai pelopor utama sangat penting dan menjadi indikator utama keberhasilan pembangunan. Menurut Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS Wirianingsih mengatakan bahwa ketahanan nasional akan tercapai dengan baik apabila perempuan mampu menjaga ketahanan keluarga.

“Karena perempuan ini termasuk faktor penting indikator keberhasilan pembangunan, kami peduli bangsa ini kuat salah satunya adalah menjaga keharmonisan dan menyelamatkan anak-anak kita lebih kuat kedepan. Jadi kalau tingkat partisipasi perempuan tinggi disegala aspek kehidupan termasuk misalnya menurunnya angka kemiskinan keluarga di Indonesia yang di mana di dalamnya adalah perempuan yang terdampak, jadi kalau bisa dikurangi ini bagian dari kemajuan di Indonesia,” jelasnya usai meresmikan Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Jateng di Semarang, Ahad (4/9/2016)

Namun demikian, kata dia, untuk mencapai kesuksesan pembangunan nasional dengan kepeloporan perempuan saat ini perlu kerja keras dan peran serta semua pihak, sebab banyak faktor yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan tersebut.

“Faktor yang paling utama adalah selama 71 tahun Indonesia merdeka, berapa jumlah perempuan Indonesia yang tingkat pendidikannya sudah sampai S1. Tahun 2005 saja, perempuan Indonesia dari jumlah populasi secara keseluruhan yang mengakses S1 sampai selesai S3 itu hanya 1,3 persen. Ini data dari dari Kemenkokesra 2005," katanya.

Selain itu, lanjut Wiwi, perempuan yang tamat SD cukup besar sekitar 3,3 persen. Sementara untuk range SD-SMA sebanyak 6,3 persen. Sehingga masih banyak yang harus dikerjakan dengan kerja keras, semua pihak, baik itu pemerintah, DPR, dan elemen perempuan lainnya untuk meningkatkan kualitas sumber daya perempuan Indonesia. 

“Perlu diketahui bahwa faktor tersebut ternyata dengan sendirinya bisa berdampak kepada peningkatan pengetahuan, tentang kesehatan, kualitas mengasuh anak termasuk partisipasi politik. Masih kena satu paradigma tentang pragmatisme politik,” tandasnya.

Faktor lain, ungkap Wiwi, adalah anggaran negara untuk Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak (KPPA) masih sedikit. Di sisi lain, kata Wiwi, KPPA juga tidak punya kaki tangan ke bawah yang langsung kasih komando. 

“Namun demikian, saya bersama perempuan PKS akan melakukan upaya sesuai dengan tugas kami sebagai salah satu pilar di negara demokrasi, ya kita berkhidmat untuk rakyat, di mana sasarannya adalah perempuan dan keluarga, makanya kemarin kita selenggarakan diklat penokohan, agar perempuan bisa mengajak pembangunan, hal yang kecil seperti menghidupkan PKK dan Posyandu. Sehingga dengan sendirinya bisa jadi pelopor pembangunan di tingkat yang paling kecil,” ujarnya. [pks.id]


posted by @Adimin

Perempuan Harus Bersatu untuk Indonesia Bermartabat

Semarang (5/9) - Indeks Pemberdayaan Gender tahun 2015 menunjukan bahwa peran perempuan dalam pembangunan terbilang rendah, oleh karena itu Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS Wirianingsih mengajak perempuan Indonesia untuk saling bahu membahu mewujudkan Indonesia Bermartabat melalui peran keluarga.

Ditengah kehidupan yang serbacepat dan penuh dengan teknologi, Wirianingsih menerangkan bahwa dengan bersinergi antar perempuan di Indonesia maka akan memberikan respon cepat terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul. Karena jika tidak bisa mengantisipasi dengan cepat dan tepat maka dampak negatif akan begitu besar.

"Sekarang ini tidak sedikit orangtua yang khawatir melepas anaknya untuk bereksplorasi di luar. Tapi kalau kita, perempuan Indonesia entah dari mana saja saling bahu membahu. Insya Allah, harapan itu ada," ujar Ibu yang mengantarkan 11 anaknya untuk menjadi Hafidz Al-Qur'an di hadapan aktivis perempuan yang hadir dalam launching Rumah Keluarga Indonesia Jawa Tengah, Ahad (4/9/2016).

Terhadap kasus-kasus yang menimpa penerus bangsa, perempuan yang disapa Wiwi itu menegaskan bahwa Indonesia akan bisa tegak gagah dan bermartabat ketika entitas terkecilnya yaitu keluarga mampu untuk dibina dan dirawat sesuai dengan nilai keluhuran budaya Indonesia. 

Lebih lanjut Wirianingsih menjelaskan bahwa perempuan Indonesia harus mulai peka untuk menjaga anak Indonesia dari oknum yang sengaja ingin menghancurkan Indonesia dengan merusak generasi muda.

"Tidak hanya fisik, psikis dan pikiran anak-anak kita juga ikut dirusak. Sudah adalah contohnya baru-baru ini fisik maupun pikiran. Perempuan Indonesia, ayo kita tanggalkan sejenak warna kita untuk anak - anak kita, untuk Indonesia. Kita deklarasikan Jaga Anak Indonesia. Siapapun itu, apapun organisasinya," terang aktivis perempuan yang pernah mewakili Indonesia dalam sidang Komite perempuan PBB ke-51. [pks.id]


posted by @Adimin

Sosialisasi Empat Pilar Cegah Timbulnya Konflik Sosial di Masyarakat

Barabai (4/9) – Anggota Fraksi PKS MPR RI Aboe Bakar Alhabsyi menilai tujuan dari dilaksanakannya Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara adalah untuk mencegah timbulnya konflik sosial di tengah masyarakat. 

Hal itu disampaikan Aboe seturut penyesalan atas maraknya konflik sosial beberapa tahun belakangan ini. 

“Pekan kemarin, warga Aceh Singkil bentrok dengan warga sumut lantaran rebutan lahan garap, sebelumnya di Tanjung Balai terjadi pembakaran 8 vihara, hal ini seharusnya tidak boleh terjadi apabila ada tenggang rasa diantara warga masyarakat,” ujar Aboe dalam Sosialisasi Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI di Barabai, Kalimantan Selatan, Sabtu (3/9). 

Anggota Komisi III DPR RI ini juga mengingatkan soal konflik sosial yang terjadi di Sampit hingga menjadi pengalaman buruk di masyarakat. Menurut pria yang kerap disapa Habib Aboe ini seharusnya persoalan kerukunan dapat terpelihara jika masyarakat memahami benar esensi dari empat pilar tersebut. 

“Seperti yang terjadi bulan Maret kemarin di Banjarmasin, sempat terjadi ancaman kerusuhan antar etnis Madura dan Dayak lantaran kasus pembunuhan. Beruntung, saya lihat aparat dan pemerintah daerah berhasil menjaga kerukunan. Sehingga isu sara yang ada dalam kasus pembunuhan tidak meluas menjadi konflik etnis,” jelas Aboe. 

Di sisi lain, masyarakat Indonesia secara alamiah, nilai Aboe, adalah masyarakat yang berkarakter rentan terhadap konflik karena terdiri atas beragam suku dan etnis. 

“Indonesia dibangun di atas berbagai perbedaan, baik suku, bahasa dan bahkan budaya. Oleh karenanya, melakukan internalisasi nilai-nilai pancasila dan bhineka tinggal ika merupakan salah satu upaya untuk menghindari konflik,” jelas Aboe. 

Oleh karena itu, salah satu tujuan diselenggarakannya Sosialisasi Empat Pilar ini, jelas Aboe, adalah untuk menguatkan kembali nilai-nilai kerukunan yang hidup di masyarakat. 

“Seperti nilai toleransi yang ada dalam bhineka tunggal ika ataupun kerukunan yang ada di pancasila. Dengan menguatnya kembali nilai-nilai tersebut, persatuan ditengah masyarakat dapat dibangun, dan tentunya akan dapat dihindari terjadinya konflik sosial”, papar Aboe. [pks.id]


posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger