pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Ramadhan 11 (15 IBADAH) Oleh Irsyad Syafar Lc., MEd

Written By Sjam Deddy on 21 June, 2017 | June 21, 2017


Ramadhan 11
15 IBADAH
(إياك نعبد)

Oleh : Irsyad Syafar Lc., MEd
 
Dalam menyembah Allah kita menggunakan 3 perangkat utama, yaitu: hati, lisan dan anggota badan. Sementara itu, hukum fiqh dalam Islam ada 5, yaitu: Wajib, sunat, mubah, makruh dan haram.

Maka, ada 15 macam ibadah yang kita lakukan. Ibnul Qayyim menyatakan: "Pusaran ibadah itu ada 15 kaedah. Barang siapa yang menyempurnakannya, maka sempurnalah level ibadahnya.

Ibadah yang 15 itu adalah hasil pengalian dari 3 perangkat ibadah dengan 5 hukum fiqh untuk masing-masingnya. Jadilah totalnya 15 macam.

Maka hati kita, ia punya ibadah wajib kepada Allah, ibadah haram, yang sunat, yang makruh dan yang mubah.

Ibadah wajib dan sunat bagi hati dengan mengamalkannya. Sedangkan ibadah haram dan makruh bagi hati dengan meninggalkannya.

Ibadah wajib bagi hati adalah semua yang wajib dikerjakan oleh hati, karena tempatnya di hati. contohnya: ikhlas, tawakkal, mencintai Allah, takut dan harap kepadaNya.

Semua ibadah tersebut dikatakan wajib karena memang ada perintah Allah untuk itu:

وَقَالَ مُوسَىٰ يَا قَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ.
Artinya: Berkata Musa, "Hai kaumku! Jika kalian beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya saja jika kalian benar-benar orang-orang yang berserah diri." (QS Yunus: 84).

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ...
Artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama...". (QS Albayyinah: 5)

فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ....
Artinya: "....karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman." (QS Ali Imran: 175).

Dan banyak lagi dalil-dalil yang memerintahkan amalan atau ibadah hati. Adapun yang haram bagi hati adalah antara lain: kafir, syirik, sombong, riya, ujub, hasad, nifaq, putus asa, senang dengan kesusahan kaum muslimin dan lain-lain. Bila hati kita menghindari dan bersih dari semua itu, maka hatinya telah beribadah kepada Allah.

Dan hati takkan pernah baik kecuali menjauhinya serta bertaubat segera bila hati terkena salah satu dari perbuatan tersebut.


Sebagian dari dosa-dosa hati ini bisa lebih besar dari pada dosa zina atau minum tuak, yaitu seperti dosa kafir, syirik dan nifaq. Sebagian lagi bisa menghabiskan pahala ibadah seperti hasad dan sombong.

Diantara yang wajib dan yang haram inilah beredar ibadah sunat, makruh dan mubah bagi hati. Seperti bahagia dengan kebaikan, bergembira di hari raya, bersedih saat musibah (tanpa meratap), senang dengan hal-hal yang halal dalam pakaian, makanan dan lain-lain.

Begitu juga dengan lisan, ia juga punya ibadah wajib, sunat, mubah, makruh dan haram. 

Ibadah wajib lisan antara lain adalah: mengucapkan dua kalimat syahadat, membaca bacaan rukun dalam shalat, baik saat berdiri, rukuk, sujud dan duduk, menjawab salam, amar makruf dan nahi munkar, bersaksi secara benar dan adil, dan lain-lain.

Allah berfirman:

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا...
Artinya: "... dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia..." (QS Albaqarah: 83).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ...
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil...." (QS Almaidah: 8).

Adapun yang haram bagi lidah adalah: mengucapkan kalimat kufur/murtad, kalimat-kalimat kotor dan porno, menuduh orang lain berbuat dosa besar, menfitnah dan mengadu domba, berbohong, dan lain-lain yang mendatangkan murka Allah dan RasulNya.

Rasulullah saw bersabda:

وإن العبد ليتكلم بالكلمة -من سَخَط الله- لا يُلْقِي لها بالاً، يهوي بها في جهنم.
Artinya: "Seorang hamba yang berbicara dengan satu kalimat yang dimurkai Allah, dia bisa dilemparkan ke jurang neraka selama 70 tahun". (HR Bukhari dan Muslim).

فعن أبي بكرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( ألا أنبئكم بأكبر الكبائر ؟ ) ، قلنا : بلى يا رسول الله ، قال : ( الإشراك بالله ، وعقوق الوالدين ) ، وكان متكئاً فجلس فقال : ( ألا وقول الزور ، وشهادة الزور ، ألا وقول الزور ، وشهادة الزور ) ، فما زال يقولها حتى قلت لا يسكت " رواه البخاري ( 5631 ) ، ومسلم ( 87 ) .
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Bakrah, bhw Rasulullah bersabda: "Maukah kalian aku beritahukan dosa besar yang paling besar?". Para sahabat menjawab, "Iya wahai Rasulullah. Beliau berkata: "Berbuat syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua...". Waktu itu beliau berbaring, maka lalu Beliau duduk dan berkata: "Ketahuilah yaitunya perkataan bohong, dan kesaksian palsu.... kesaksian palsu... (Beliau ulang2). (HR Bukhari dan Muslim).

Diantara yang wajib dan yang haram inilah, ibadah2 sunat, makruh dan mubah bagi lisan. Contoh: tilawah Alquran, berdzikir, mengulang2 ilmu, terlalu banyak bicara, dan lain-lain.

Kemudian ibadah anggota badan, yang meliputi mata, telinga, hidung, tangan, kaki, kulit, dan lain-lain. Masing-masing dari anggota badan itu ada kewajiban kepada Allah, ada yang terlarang, dan ada yang diantara keduanya pada tingkatan sunat dan makruh serta mubah.

Mata wajib melihat mushaf, ayat-ayat Allah, membedakan antara yang halal dengan haram dan sebagainya. Mata haram melihat aurat orang lain, baik laki-laki maupun perempuan, melihat ke lawan jenis dengan syahwat, melihat tulisan orang lain tanpa izin, dan lain-lain.

Telinga wajib mendengar ayat-ayat Allah, mendengar khutbah, adzan, bacaan imam dalam shalat, seruan dakwah dan lain-lain. Sebaliknya telinga haram mendengar kata-kata kotor, nyanyian maksiat, obrolan kekafiran dan lain-lain.

Adapun tangan, wajib baginya menyentuh suami atau istri, menyambut salam, menghentikan kemungkaran yang dibawah tanggung-jawabnya dan lain-lain. Sebaliknya haram baginya menganiaya orang lain, menyentuh yang bukan mahramnya, mencuri, mengisyaratkan kekafiran atau kesyirikan.

Sedangkan kaki, wajib baginya melangkah menuju masjid, menuju shalat jumat, thawaf dan sa'i, menegakkan hukum Allah dan lain-lain. Sebaliknya, haram baginya melangkah ke tempat maksiat dan dosa, menyakiti orang lain, berdiri untuk menyembah berhala dan lain sebagainya.

Begitulah, seluruh diri kita, mulai dari hati, lisan dan sampai ke seluruh anggota tubuh, ikut serta semuanya dalam beribadah kepada Allah.

Wallahu A'laa wa A'lam.

posted by @Adimin

Ramadhan 10 (IBADAH YANG PALING UTAMA) Oleh Irsyad Syafar, Lc., MEd

Ramadhan 10
IBADAH YANG PALING UTAMA
(إياك نعبد)
Oleh : Irsyad Syafar, Lc., MEd
 
Kita tentunya ingin semaksimal mungkin beribadah kepada Allah. Akan tetapi kita juga punya keterbatasan. Baik dari segi waktu, tenaga, kemampuan dan sebagainya. Takkan mampu kita untuk mengambil semua ibadah.

Pilihan kita kemudian tentunya mencari dan mengerjakan ibadah-ibadah yang utama saja. Para sahabat Rasul yang mulia pun mereka sering bertanya tentang mana ibadah yang paling utama, diantaranya:

• عن أبي هريرة قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الأعمال أفضل؟ قال: ((إيمانٌ بالله))، قال: ثم ماذا؟ قال: ((الجهاد في سبيل الله))، قال: ثم ماذا؟ قال: ((حج مبرورٌ)).
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah ditanya tentang amalan yang paling utama? Beliau menjawab, "Iman kepada Allah". Orang itu bertanya lagi, "Lalu apa?". Rasulullah menjawab, "Berjihad di jalan Allah". Orang itu bertanya lagi, "Lalu apa lagi?". Rasulullah menjawab, "Haji yang mabrur". (HR Bukhari dan Muslim).

Hadits tentang pertanyaan seperti ini lebih dari satu. Menunjukkan bahwa para sahabat juga berambisi mencari ibadah-ibadah terbaik.

Dalam menentukan ibadah atau amalan terbaik, ada 4 macam pendapat atau pendekatan yang menjadi acuan.

Pendapat pertama, menyatakan bahwa ibadah yang paling utama adalah ibadah yang paling berat di hati. Alasannya, ibadah seperti itu sangat jauh dari hawa nafsu. Dan itulah hakekat utama dari penghambaan diri. 

Pendapat pertama ini berdasarkan kepada sebuah kaedah yang bukan hadits: الإجر على قدر المشقة "Pahala sesuai tingkat kesulitan". Kaedah ini tidak sepenuhnya benar. Sebab, kesulitan bukanlah tujuan dari syariat Islam.

Namun bisa juga kita contohkan dalam kehidupan yang sederhana. Misalnya orang miskin yang berinfaq bisa lebih banyak pahalanya dari orang kaya yang berinfaq. Orang yang ke masjid berjalan kaki bisa lebih banyak pahalanya dari pada yang berkendaraan.

Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa acuan ibadah yang paling utama adalah totalitas, zuhud dari dunia dan menguranginya semaksimal mungkin.

Pendapat ini berlandaskan kepada dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan Akhirat terhadap dunia. Allah ta'alaa berfirman:

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ.
Artinya: "Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS Al a'laa: 17)

Dalam ayat lain:
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ
Artinya: "Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)." (QS Adh Dhuha: 4).

Dengan dalil-dalil di atas maka ibadah dan amalan akhirat menjadi paling utama dibandingkan dengan amalan dunia. Sehingga, hati hanya terpaut dengan akhirat. Sebagian malah menganggap bahwa zuhud terhadap dunia lebih utama dari menuntut ilmu dan ibadah lainnya. Namun pendapat kedua ini belum sepenuhnya tepat.

Pendapat ketiga, menyatakan bahwa ibadah yang paling utama adalah yang paling luas manfaatnya atau paling banyak faedahnya. Tidak sekedar dinikmati oleh pelakunya saja, akan tetapi menyentuh banyak orang. 

Maka mengayomi faqir miskin, mendidik dan mengajarkan ilmu kepada banyak orang, membuatkan jalan dan kubutuhan serta kepentingan umum, adalah ibadah yang paling utama.

Pendapat ini berlandaskan kepada beberapa dalil yang mengisyaratkan makna tersebut. Diantaranya dari sabda Rasulullah saw:

عن عبدالله بن عمر رضي الله عنه، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : (أحب الناس إلى الله أنفعهم للناس وأحب الأعمال إلى الله سرور تدخله على مسلم أو تكشف عنه كربة أو تقضي عنه دينا أو تطرد عنه جوعا. ولأن أمشي مع أخي المسلم في حاجة أحب إلى من أن أعتكف فى هذا المسجد شهرا. ومن كف غضبه ستر الله عورته ومن كظم غيظه ولو شاء أن يمضيه أمضاه ملأ الله قلبه رضا يوم القيامة. ومن مشى مع أخيه المسلم فى حاجة حتى تتهيأ له أثبت الله قدمه يوم تزل الأقدام. وإن سوء الخلق ليفسد العمل كما يفسد الخل العسل). أخرجه ابن أبى الدنيا فى كتاب قضاء الحوائج (ص 47، رقم 36) وحسنه الألباني).
Artinya: Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, bahwa Raaulullah bersabda: "Manusia yang paling Allah cintai adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dan amalan yang paling utama adalah kebahagian yang anda masukan ke dalam hati muslim lain, atau anda tuntaskan kesulitannya, atau anda bayarkan hutangnya, atau anda hilangkan laparnya. Aku lebih suka berjalan mengantarkan saudaraku muslim menuju kebutuhannya dari pada aku beri'tikaf di masjid ini (masjid nabawi) selama sebulan. Barang siapa yang menahan kemarahannya niscaya Allah akan menutupi auratnya. Dan barang siapa yang menekan emosinya padahal dia sanggup untuk melampiaskannya, niscaya Allah akan penuhkan hatinya dengan keredhaan pada hari kiamat. Barang siapa yang berjalan bersama saudaranya muslim menuju kebutuhannya sampai selesai, niscaya Allah akan kokohkan kakinya pada hari tergelincirnya banyak kaki (hari kiamat). Dan seaungguhnya akhlak yang buruk akan merusak amalan sebagaimana cuka bisa merusak madu." (HR Ibnu Abi Ad Dunya, dihasankan Albany).

Hadits di atas menyebutkan secara jelas pujian Allah dan pahala yang besar untuk amalan yang memberi manfaat luas bagi orang lain. Bahkan bisa mengalahkan pahala iktikaf di Masjid Nabawi sebulan penuh.

Masih banyak lagi dalil lain yang menyebutkan keutamaan orang alim dari pada ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan purnama terhadap bintang-bintang, keutamaan menunjuki orang lain ke jalan yang benar, keutamaan berdakwah dan lain-lain. Intinya ibadah-ibadah tersebut mempunyai manfaat yang lebih luas.

Pendapat keempat, menyatakan bahwa ibadah yang paling utama adalah ibadah yang paling Allah redhai sesuai tuntutan waktu dan momen seketika itu.

Misalnya, disaat datang seruan adzan, maka ibadah yang paling utama adalah menyambut seruan itu dan bersegera ke masjid, tinggalkan segala urusan yanh lain. Di saat ada orang miskin yang meminta pertolongan dan bantuan, maka ibadah yang paling utama saat itu adalah menolong orang tersebut. Di saat kedatangan tamu, maka ibadah yang paling afdal adalah menghormati tamu, bukan shalat sunat. Dikala sepertiga malam terakhir ibadah yang paling utama adalah bermunajat, bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Ketika datang seruan jihad yang sangat mendesak maka ibadah terbaik adalah berangkat berjuang ke medan jihad. Di saat wukuf di arafah maka ibadah terbaik adalah bersungguh-sungguh dengan doa dan dzikir.

Begitulah seterusnya, standar ke empat ini betul-betul betul-betul mengacu kepada keredhaan dan pilihan Allah yang menjadi acuan. Bukan pilihan-pilihan hamba.

Pada ramadhan yang mulia ini, tentunya ibadah yang paling utama adalah shiyam di siang harinya dan qiyam di malam harinya. Dan bila 10 hari terakhir ramadhan telah datang, maka iktikaf di masjid menjadi ibadah yang paling utama dan mulia.

Imam Ibnul Qayyim menyatakan, "Ibadah kriteria ke empat inilah yang ibadah mutlak. Sedangkan yang sebelumnya masih terkait dengan yang lain."
Dan hamba yang mengamalkan ibadah dengan acuan yang ke empat ini, "dialah yang sebenarnya hamba. Yang beramal tidak berdasarkan kehendak pribadinya, atau kesenangan dirinya, melainkan sesuai kehendak Rabbnya walaupun bertentangan dengan keinginannya".

posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger