pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

SATU MENIT YANG BERHARGA

Written By @Adimin on 06 August, 2012 | August 06, 2012




Allah ‘Azza wa Jalla memutarkan waktu bagi hamba-hambaNya untuk membedakan antara orang-orang yang beriman dengan yang tidak beriman. “Demikianlah hari-hari Kami pergilirkan diantara manusia, dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan yang tidak berimana)…”. (QS Ali Imran: 140).

Karenanya, orang-orang yang beriman selalu akan menggunakan waktu demi waktunya untuk meraih keredhaan Allah dan kemenangan hidup di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang-orang selain mereka tidak merasa rugi bila waktu-waktunya terbuang. Padahal membuang waktu lebih berbahaya dari pada kematian. Sebab kematian hanya memutus seseorang dari kehidupan dunia, sedangkan membuang waktu akan memutusnya dari Allah dan dari kampung akhirat.

Imam Hasan Al Bashri menyatakan: “Wahai anak adam, sesungguhnya siangmu adalah tamu bagimu. Maka sambutlah tamu itu dengan baik. Jika kamu berbuat baik kepadanya, dia akan pergi dengan memujimu. Jika kamu berbuat buruk terhadap tamu tersebut, maka dia akan berlalu dengan mencelamu. Begitu juga malammu”.

Umar bin Abdul Aziz berkata: “Sesungguhnya siang dan malam berbuat terhadap kalian. Maka berbuatlah kalian pada keduanya”.
Banyak kemulian yang dapat diraih oleh setiap mukmin dari waktu yang telah Allah berikan kepadanya di dunia ini. Bahkan dalam jangka waktu hanya satu menit saja, berbagai pilihan kebaikan dan kemulian bisa diraih oleh seorang mukmin.

Apakah kemulian yang mungkin diraih dalam SATU MENIT saja? Ini beberapa alternatif:

1. Dalam satu menit bisa digunakan untuk membaca QS Al ikhlas minimal sebanyak 12 kali. Satu kali bacaan QS Al Ikhlas sama nilainya dengan 1/3 Al Quran (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Darda’). Maka 12 kali bacaan QS Al Ikhlas sama dengan 4 kali Al Quran. Dalam satu bulan sama dengan 120 kali Al Quran, dan dalam satu tahun sama dengan 1440 kali Al Quran.

2. Dalam satu menit juga bisa digunakan untuk membaca QS Al Kaafirun sebanyak 6 kali. Satu kali bacaan QS Al Kaafirun sama nilainya dengan ¼ Al Quran (HR Tirmidzi dari Ibnu Abbas, dishahihkan oleh Albany). 6 kali bacaan sama dengan 1 ½ Al Quran. Dalam satu bulan sama dengan 45 kali Al Quran, dan dalam satu tahun sama dengan 540 kali Al Quran.

3. Dalam satu menit dapat digunakan untuk membaca shalawat kepada Rasulullah sebanyak 50 kali dengan lafadz ( اللهم صلي على محمد ). “Barang siapa yang bershalawat kepada Rasulullah satu kali, niscaya Allah akan bershalawat (berdoa/memberikan pahala) untuknya sepuluh shalawat, dan diampuni sepuluh kesalahannya, dan diangkat sepuluh derjat”. (HR An Nasa’I dari Anas bin Malik, dishahihkan oleh Albany). Maka 50 kali shalawat akan berbuah 500 shalawat dari Allah, 500 kesalahan diampuni dan 500 derjat dinaikkan.

4. Dalam satu menit dapat digunakan untuk membaca ( سبحان الله وبحمده ) sebanyak 100 kali. “Barang siapa yang melakukan hal tersebut niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan”. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

5. Dalam satu menit dapat digunakan untuk membaca ( لا حول ولا قوة إلا بالله ) sebanyak 40 kali. Dan satu kalimat tersebut merupakan harta karun sorga (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Musa)

6. Dalam satu menit dapat digunakan untuk membaca ( سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ) lebih dari 15 kali. Kalimat tersebut lebih disukai oleh Rasulullah saw dari pada semua tempat yang disinari oleh matahari. (HR Muslim dari Abu Hurairah)

7. Dalam satu menit dapat digunakan untuk mendoakan saudara sesama muslim tanpa sepengetahuannya. Barang siapa yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, niscaya doanya dikabulkan dan malaikat akan berkata: “Aamiin” dan untukmu seperti yang kamu doakan. (HR Muslim dari Abu Darda’)

8. Dalam satu menit dapat digunakan untuk memohonkan ampun bagi mukminin dan mukminat. “Barang siapa yang memohonkan ampun bagi mukminin dan mukminah, niscaya Allah tuliskan baginya satu kebaikan pertiap mukmin”. ( Shahih Al jaami’)

Beberapa amalan di atas bisa menjadi pilihan dalam mengisi menit demi menit yang berharga dari umur yang diberikan Allah. Bahkan, semuanya bisa dikerjakan hanya dalam waktu 8 menit saja.

Ust. Irsyad Syafar

posted by Adimin

Liberal yang tidak Liberal



Semakin hari semakin nyata kejahilan kaum Liberal ini, setelah ocehan si Ulil bahwa umat islam tidak boleh protes terkait apa yg terjadi pada muslim rohingnya karena di sini umat Islam juga tidak sensitif dengan Ahmadiyah. Padahal jika kita kaji lebih jauh maka perbedaan antara peristiwa muslim rohingnya dan ahmadiyah amatlah jauh. 

Ahmadiyah jelas melakukan penodaan agama dan di fonis sesat oleh para ulama, dan meski sesat tidak ada pembantaian terhadap mereka. Sementara muslim rohingnya adalah saudara seiman seaqidah yang hanya karena mereka menuhankan ALLAH, sehingga mereka diburu, diperkosa, dan dibunuh secara masif tanpa ada pembelaan sama sekali. 

Sehingga semakin jelas bagi kita umat Islam, bahwa kaum Liberal ini sebenarnya bukan menjalankan HAM tetapi mereka menjalankan agenda kaum Islamphobia yang berbalut HAM dan Liberalisme, dan agenda komunitas yang bisa memberi mereka pendapatan dan uang masuk. Karena justru mereka melanggar asas liberal itu sendiri dimana unsur kemanusiaan yang lebih didahulukan tanpa memandang SARA.

Kita jadi teringat oleh sebuah hadist yg dirsampaikan oleh Imam Ali :

"Akan muncul suatu kaum di akhir zaman, usia mereka muda-muda, pikiran mereka bodoh-bodoh, mereka mengucapkan sebaik-baik ucapan makhluk, tetapi keimanan mereka tidak melampaui tenggorokan, mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah yang keluar dari busur. Di mana pun kalian menjumpai mereka, bunuhlah mereka, karena pembunuhan mereka itu berpahala pada hari Kiamat bagi yang membunuh mereka.3) 

 3) HR. Bukhari (6930)


posted by Adimin

Liberal VS Rohingnya


 


PADA 28 Juli 2012 dalam akun Twitter nya, Ulil Abshar Abdallah menulis bahwa kalau umat Islam masih menyetujui aniaya Ahmadiyah di Indonesia, maka umat Islam tak layak protes saat umat Muslim Rohingya dianiaya di Myanmar. Ia mengkritik umat Muslim Indonesia yang tidak sensitif terhadap kasus Ahmadiyah, mereka hanya sensitif terhadap umat Islam di Negara lain. [Baca: Ulil: Twit Itu Kritik terhadap 'Teman-teman Muslim]

Inkonsisten
Ulil sendiri, bergeming soal tragedi kemanusiaan yang menimpa umat Islam di Myanmar. Tidak selantang ketika membela agama Ahmadiyah. Artinya, kicauan di Twitter nya itu justruf tidak sesuai dengan idelisme yang ia lontarkan ketika mengkritik kelompok yang ia sebut ‘teman-teman Muslim’ Indonesia.

Buktinya, ia mengkritik kaum Muslim Indonesia yang hanya sensitif terhadap kasus aniaya Muslim di Negara lain, namun tidak senstitif terhadap aniaya Ahmadiyah di negeri sendiri. Padahal Ulil sendiri tidak menunjukkan aksi solidaritas yang sesungguhnya terhadap nasib Muslim Rohingya. Sikap ini menunjukkan inkonsistensi Ulil sendiri. Ulil hanya sensitif terhadap kasus Ahmadiyah di dalam negeri tapi tidak sensitif terhadap kekerasan yang dialami Muslim Rohingya.


Sampai kini, Ulil tidak menunjukkan sikap dan pernyataan tegas terhadap pembantaian yang dilakukan pemerintah Junta Militer Myanmar. Sama sekali tidak ada aksi demo di jalan memprotes keras terhadap Myanmar.

Padahal, bebarapa waktu lalu Ulil membela mati-matian pelaku homoseks dan lesbian dengan turun ke jalan, agar kaum homoseks diberi kebebasan atas orientasi seksualnya. Jika Ulil konsisten dengan kicauannya di twitter, harusnya dia juga turun ke jalan bersama umat Islam lainnya memprotes penindasan terhadap Muslim Rohingya. Padahal tragedi Rohingnya sangat menyedihkan.
Jika tidak turun ke jalan, Ulil cukup menyuarakan solidaritas dengan melakukan usulan-usulan politik ke pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah diplomatis menghentikan pembantaian di Myanmar. Tapi adakah suara Ulil seperti itu?

Tidak Adil
Sikap inkonsisten juga menunjukkan sikap berat sebelah dalam menilai praktik HAM. Meski beberapa media dan politikus Indonesia mulai bersuara, Ulil dan kawan-kawan di Jaringan Islam Liberal (JIL) serta LSM HAM masih belum bersuara lantang.

Jika dibandingkan dengan kasus Ahmadiyah, aktivis Islam Liberal dan LSM liberal ngotot kepada pemerintah agar warga Ahmadiyah diberi kebebasan. Padahal, Ahmadiyah melakukan penodaan terhadap ajaran Islam. Jika merujuk kepada undang-undang Negara, agama Ahmadiyah telah melakukan pelanggaran HAM umat Islam. Mereka menodai ajaran suci dengan menambah keyakinan bahwa Ghulam Ahmad adalah seorang Nabi.


Namun, bagi Ulil dan kawan-kawan, Ahmadiyah yang menodai Islam, justru dibela. Muslim Rohingnya di Myanmar yang jelas-jelas dibantai tentara pemerintah tidak mendapatkan pembelaan seperti pembelaannya terhadap Ahmadiyah.

Umat Islam Indonesia pun juga tidak melakukan pembantaian terhadap warga Ahmadiyah ataupun sampai memperkosa para wanita pengikut Ahmadiyah. Kaum Muslim hanya meluruskan penyimpangan yang mereka lakukan. Dan menawarkan opsi untuk menyatakan diri sebagai pengikut agama Ahmadiyah, di luar Islam. Jika terjadi kasus kekerasan, itu adalah reaksi spontan masyarakat bawah atas penistaan yang dilkukan Ahmadiyah, karena provokasi Ahmadiyah sendiri dan tidak tegasnya pemerintah melindungi keyakinan umat Islam dari penodaan mereka.

Bandingkan dengan yang terjadi terhadap Muslim Rohingya. Mereka dibantai dan dianiaya secara sistematis soleh militer pemerintah. Muslim Rohingnya juga tidak melakukan penghinaan terhadap pemerintah. Mereka dibantai hanya karena pemerintah phobi terhadap Muslim.

Rohingya merupakan etnis yang tinggal di Provinsi Arakan, Myanmar Barat. Populasinya mencapai satu juta jiwa, dan dalam catatan sejarah mereka telah ada sejak abad ke-7 M -- jauh sebelum Myanmar merdeka pada 1948.
Sejak awal merdeka, etnis Rohingnya mengalami kekerasan, disksriminasi dan pemiskinan oleh pemerintah dan mayoritas rakyat yang beragama Budha. Mereka dituduh bukan etnis Myanmar asli, sehingga tidak diakui sebagai warga Negara Myanmar. Padahal, bersama 136 etnis lainnya, mereka telah mendiami negeri itu jauh sebelemu Myanmar merdeka.

Selama beberapa dekade, mereka ditindas yang menyebabkan puluhan ribu tewas, tempat tinggal dibakar, wanitanya diperkosa, dan diusir dari negaranya. Mereka dikejar-kejar di mana pun mereka lari -- seperti warga yang tidak memiliki hak kewarganegaraan. Negara-negara ASEAN sendiri, termasuk Indonesia tidak  memberi suaka politik. Tidak ada alasan rasional mengapa mereka dianiaya sedemikian kejinya. Etnis mayoritas benci hanya karena etnis Rohingya Muslim.

Menodai HAM
Pernyataan Ulil seperti tersebut di atas, tidak hanya menyakiti hati kaum Muslimin sedunia, tapi juga menodai diktum HAM sedunia.
Tindakan pengusiran, pembakaran kampung halaman, pemerkosaan terhadap wanita dan pembantaian secara keji yang dialami Muslim Rohingya termasuk penggaran berat HAM. Pelakunya harus diadukan kepada peradilan Internasional PBB.

Dalam deklarasi universal pada 1948 ditulis bahwa badan HAM sedunia didirikan untuk menegakkan keadilan, kedamaian dan hak asasi manusia warga Negara dunia. Jika sekarang hak-hak Muslim Rohingnya dirampas, maka mereka harus dibela.

Pembiaran dan sikap bergeming terhadap tragedi ini jelas menyalahi diktum deklarasi universal HAM sedunia. Apalagi membuat pernyataan menyakitkan, jelas-jelas ini menodai Hak Asasi Manusia (HAM).
Pandangan Ulil yang mengkritik umat Muslim sama sekali bukan sikap yang didasarkan atas HAM yang selama ini perjuangkan. Pernyataan menyakitkan Ulil justru menista HAM warga Rohingya. Jika memang pejuang sejati HAM, harusnya ia beritindak tegas, bukan mengkritik kaum Muslim dengan membanding-bandingkan dengan kasus Ahmadiyah.

Etnis minoritas Rohingya yang harus mendapatkan pembelaan, bukan pernyataan kritis terhadap kaum Muslim. Jika Muslim Rohingya membaca kicauan Ulil, mereka pasti sakit hati. Pernyataan Ulil hanya akan menambah sakit saudara Muslim Rohingya.

Sikap seperti Ulil, hanya didasarkan atas ketidasukaan terhadap kaum Muslim Indonesia, bukan atas landasan HAM dan demokrasi. Adagium membela HAM dan demokrasi yang selama ini diperjuangkan hanyalah ilusi, jika warga minoritas Rohingya didiamkan, atau karena memang tidak ana nilai jualnya....???


posted by Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger