pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Inilah Pemenang Lomba Menulis Cerpen Mukernas PKS

Written By mediapkspadang on 07 December, 2015 | December 07, 2015

JAKARTA (7/12) - Lomba Menulis Cerpen Populer yang diadakan sebagai rangkaian acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-4 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menghasilkan pemenang.
Penanggung Jawab Lomba Menulis Cerpen, M Solih Mubarok mengatakan lomba ini dibagi tiga kategori, yaitu kategori pelajar, mahasiswa dan umum. “Masing-masing kategori ditentukan satu orang pemenang,” ujarnya.
Keluar sebagai pemenang kategori pelajar adalah Kuswanti, Siswa Kelas IX MTs Al Quran Harsallakum, Bengkulu.
Sedangkan pemenang kategori mahasiswa adalah Luthfi Alfikri Kustiyo, mahasiswa Universitas Gajah Mada.
Dan pemenang dari kategori umum adalah Ati Yatul Mawaddah, warga Probolinggo.
Mubarok menjelaskan sebanyak 114 naskah masuk ke email panitia. Terdiri dari 39 naskah kategori pelajar, 34 naskah kategori mahasiswa, dan 41 naskah kategori umum.
“Juri lomba ini adalah Afifah Afra, penulis yang telah menghasilkan 50 buku fiksi maupun non fiksi,” sambungnya.
Menariknya, lanjut Mubarok, setidaknya ada dua orang yang merupakan peserta non-muslim. Terlihat dari kartu identitas yang dikirim sebagai syarat mengikuti perlombaan.
“Hal ini menandakan bahwa agenda PKS disambut baik oleh berbagai kalangan,” jelasnya.
Mubarok menambahkan Lomba Menulis Cerpen sekaligus memperkenalkan lima karakter sebagai ikon pendekatan PKS kepada anak muda. Mereka adalah Kea, Adi, Dilan, Eja, dan Tera. Masing-masing memiliki karakter yang unik.
“Lomba ini digawangi oleh komunitas Relawan Literasi (Reli) PKS dengan tujuan agar karakter-karakter itu bisa lebih dikenal masyarakat,” pungkasnya.
Ilustrasi: Poster Lomba Menulis Cerpen Populer dalam rangka Mukernas IV PKS. (PKS Art)

posted by @Adimin

Opini | Literasi dengan CALISRA (Baca-Tulis-Berbicara)

oleh Chika Ananda
Ada tiga kemampuan yang akan saling berkaitan: membaca-menulis-berbicara (CALISRA). Dan, ketiganya memiliki peranan yang penting dalam kehidupan. Ada orang yang mampu menguasai ketiganya dengan seimbang dan dalam waktu bersamaan, namun ada pula yang baru tereksplorasi satu per satu dengan rentang waktu yang cukup panjang.
Percayalah, menulis itu tidak perlu bakat. Kemauan dan latihan, itu sudah modal yang lebih dari cukup. Sebab, menulis itu layaknya berbicara. Jadi, ketika kita mampu berbicara, maka (seharusnya) kita mampu menulis, pun sebaliknya. Malahan bisa jadi, ini hanya urusan kenyamanan dalam berekspresi, hanya soal pembiasaan.
Tidak perlu takut memulai, tidak usah takut dengan cibiran orang. Bila kita menyadari bahwa semua orang di dunia itu UNIK, maka begitu pula dengan gaya penulisan. Tak perlu khawatir tulisanmu dianggap jelek, gak mutu, dsb. Sekali lagi, layaknya berbicara ... kita semua mempunyai kekhasan masing-masing. Seiring jam terbang, tulisan-tulisan yang kita buat akan mengalami proses penyempurnaan ... dan inilah proses pembelajaran. Pada akhirnya, berujung pada soal "sense" saja.
Membaca-menulis-berbicara ... yakinlah bahwa suatu saat, kita akan menguasai ketiga kompetensi itu. Keyakinan di masa sekarang akan sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan, dan jeda dari kedua masa tersebut, dinamakan dengan PROSES. Yup, disi dengan proses belajar! Lakukan prosesnya dari saat ini.
Saat kita gemar membaca (membaca buku-peristiwa-alam-hikmah), maka otak ini akan terstimulus untuk menganalisa, untuk selalu berpikir. Hati ini akan terpacu untuk "merasa", berempati. Dan ketika terjadi proses berpikir dan merasa, tentu apa yang kita baca akan diolah kembali sesuai daya tangkap masing-masing. Apa yang kita olah, akan menjadi informasi baru bagi kita juga bagi orang lain. Maka, bagikanlah hasil pemikiranmu itu, dengan niat berbagi kebaikan ... yakni dengan berbicara (lisan maupun tulisan).
TAPI, ada hal yang harus kita perhatikan ketika hendak membagikan informasi.
Pertama, bila bertindak sebagai penulis, pastikan isi tulisan kita bisa dipertanggungjawabkan. Memakai data, fakta, serta referensi yang jelas. Sebisa mungkin, jangan didominasi oleh asumsi.
Oya, tulisan yang baik bukan berarti tulisan yang bertabur kata-kata ajaib nan memesona hingga sulit diterjemahkan maknanya. Sampai-sampai si pembaca harus membolak-balik halaman KBBI, kamus politik, glosarium, dan sebagainya. Masih ingatkah dengan booming-nya kasus "vikinisasi" ? Ya, kira-kira seperti itu, kata-kata canggih (bahkan cenderung ngarang) yang kurang match penempatannya.
Bahkan tidak jarang, tulisan yang sederhana namun dilakukan tulus dari hati, ruhnya akan lebih terasa. Pastikan agar pesan kebaikan dari tulisan kita, bisa ditangkap oleh para pembaca. Baru namanya tulisan yang bermanfaat.
Kedua, bila kita bertindak sebagai “penyebar” informasi, maka tak cukup hanya bermodalkan semangat yang menggebu. Prinsipnya hampir sama seperti seorang penulis, tetaplah HATI-HATI dan teliti. Apalagi dengan makin maraknya media sosial, arus informasi semakin mudah diakses, bahkan cenderung tak terkendali. Jika sudah tersebar, akan sulit dibendung lagi.
Saking semangatnya, kita sering lupa mengecek kebenaran dari sebuah informasi. Kadung malas lakukan konfirmasi. Terlebih untuk berita yang sifatnya negatif, maka akan lebih cepat menyebar di masyarakat. Padahal, bisa jadi isi berita tersebut dikuasai oleh prasangka, bukan data dan fakta. Jatuhnya, hanya sampah dan FITNAH belaka! Bahkan jika pun berdasarkan fakta, maka pertimbangkan juga sisi kebermanfaatan serta kebaikannya.
Yup, kedua hal di atas, harus menjadi perhatian serius bagi kita. Sebab, niat yang baik ... haruslah disempurnakan dengan cara yang baik pula.
Mari lakukanlah starting point! Mulai mencintai membaca, mulai senang menulis, dan berbicaralah dalam kebaikan, untuk menyerukan kebenaran, untuk membagikan hal-hal yang bermanfaat. Ready? Bismillah... saja :)
Ilustrasi: Pensil dan buku catatan. (https://pixabay.com

posted by @Adimin

Nasir Djamil Salurkan Bantuan Korban Banjir Bandang Pidie

PIDIE (7/12) – Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil menyambangi korban banjir bandang di Gampong Tiba Mesjid, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie, Aceh, Ahad (6/12). Pada kesempatan itu, Nasir juga menyalurkan bantuan kepada para korban.

“Semoga ini bukan bala, tetapi ujian dari Allah kepada saudara-saudara saya semua. Nabi juga ada yang diberikan ujian oleh Allah swt seperti nabi Ulul Azmi,” kata Legislator PKS itu.

Sementara Geuchik Gampong Tiba Mesjid, menyampaikan ucapan terima kasih kepada PKS dan Anggota DPR-RI yang hadir dalam menyalurkan bantuan kepada masyarakat.

“Banjir ini musibah bagi kami. Terima kasih kepada Bapak Nasir Djamil dan PKS yang telah membantu kami,” ujarnya.

Ratusan masyarakat menghadiri silaturahim bersama Nasir Djamil. Warga yang didominasi oleh ibu-ibu korban banjir bandang tersebut hadir memenuhi ruangan balee yang berada tepat di sebelah kiri gerbang mesjid. Adapun bantuan yang diberikan antara lain 1 sak beras, 1 kotak mie instan, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya. [pks.id]

Keterangan Foto: Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil (kiri) menyerahkan bantuan kepada korban banjir bandang di Gampong Tiba Mesjid, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie, Aceh, Ahad (6/12).

posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger