pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Google Dukung Kedaulatan Palestina, Israel Geram

Written By @Adimin on 04 May, 2013 | May 04, 2013

o-GOOGLE-570




Israel mengajukan protes kepada Google, Jumat (3/5), setelah perusahaan internet raksasa itu mengganti istilah “Palestinian Territories” di halaman depan mesin pencari edisi Palestina dengan tagline baru, “Palestine“.
Pergantian itu mengikuti pengakuan yang diberikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa kepada Palestina sebagai negara berdaulat pada November 2012 silam. Ketika itu PBB menerima Palestina sebagai “negara pemantau non-anggota”, posisi yang sama dengan negara berdaulat seperti Vatikan.
“Perubahan ini memantik pertanyaan tentang alasan di balik ikut campurnya sebuah perusahaan internet swasta dalam politik internasional, justru pada bagian yang kontroversial,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor.
Perubahan tagline itu sendiri mulai berlaku 1 Mei silam, demikian keterangan dari juru bicara Google, Nathan Tyler.
“Kami mengubah nama ‘Palestinian Territories’ menjadi Palestine’ di semua produk kami. Kami sudah berkonsultasi dengan sejumlah sumber dan otoritas dalam penamaan negara. Dalam kasus ini, kami mengikuti petunjuk PBB…dan organisasi-organisasi internasional lainnya,” kata Tyler.
Source : BS, AFP



posted by @Adimin

Ayu Azhari Mulai Digiring Johan Budi Untuk Menghancurkan PKS?

Ayu Azhari

Artis Ayu Azhari menerima uang dari tersangka kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian dan pencucian uang Ahmad Fathanah senilai Rp20 juta dan 1.800 dolar AS atau sekitar Rp38 juta.

"Tadi Ayu Azhari menurut penjelasan penyidik bukan untuk pemeriksaan tapi mengembalikan uang Rp20 juta dan 1.800 dolar AS pemberian Ahmad Fathanah," kata Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Johan Budi di Jakarta, Jumat.

Menurut Johan, uang tersebut menjadi uang muka untuk Ayu Azhari selaku seorang artis. "Jadi uang itu untuk istilahnya, dia (Ayu) mau manggung di suatu tempat, tapi ditunggu-tunggu tidak jadi, sehingga dia sudah diberikan uang duluan dalam bentuk tunai," kata Johan.

Namun Johan tidak mengetahui waktu pemberian uang tersebut.
"Tidak dijelaskan kapan pemberian uang tersebut, intinya Ayu Azhari pernah terima dari Ahmad Fathanah untuk urusan manggung," ujar Johan.
Acara "manggung" tersebut menurut Johan berdasarkan pengakuan Fathanah ke Ayu terkait acara Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Padahal Ayu Azhari seusai diperiksa di KPK pada Kamis (2/5) mengaku bahwa ia korban dari Ahmad Fathanah yang menjanjikannya suatu pekerjaan tapi pekerjaan tersebut tidak jadi dilaksanakan, bahkan Ayu Sendiri sudah pernah menyatakan bahwa ia tidak menerima uang apapun dari Ahmad Fathanah.

  
Ayu juga mengatakan bahwa "Tidak ada hubungannya dengan partai," kata Ayu di Kantor KPK pada hari Rabu (1/5).

Pada hari yang sama, Ayu Azhari juga menyatakan bahwa dirinya tidak pernah menerima uang dari Ahmad Fathanah.
"Tidak pernah (terima uang dari Ahmad Fathanah). Sebenarnya saya korban, korban dari kerjaan-kerjaan yang dijanjikan," kata Ayu Azhari yang ditemui di KPK, Jakarta, Rabu (1/5)

Ketika menyerahkan data rekening, pada hari Jumat (3/5). Ayu mengatakan sekali lagi bahwa ia tidak pernah menerima uang dari Ahmad Fathanah.
"Bukan panggilan, hanya melengkapi dokumen yang perlu diserahkan berdasarkan BAP (berita acara pemeriksaan). Bukti rekening koran saya. Saya serahkan memang karena saya tidak pernah menerima apa pun," kata Ayu di KPK, Jakarta, Jumat.

Dan anehnya, Juru Bicara KPK  mengatakan bahwa Ayu azhari mengembalikan uang Rp 20 Juta dan US$ 1,800. "Ayu Azhari sudah mengembalikan uang Rp 20 juta, dan US$ 1,800," kata Juru Bicara KPK Johan Budi S.P, Jumat, 3 Mei 2013. Uang itu digunakan untuk keperluan pekerjaan. "Terkait dengan uang panjer kalau nanti dia manggung."

Padahal di awal Ayu Azhari menyatakan tidak pernah menerima duit dari Ahmad Fathanah, namun langsung mencuat seketika bahwa Ayu Azhari menerima uang dari Ahmad Fathanah.

Yang mengherankan Ayu mengaku bahwa ia diundang di acara PKS. Dan katanya pernah bertemu dengan dua orang petinggi PKS, namun lagi-lagi Ayu menyembunyikan nama-nama siapa petinggi PKS yang ia maksud.

Sedangkan Fahri Hamzah sendiri sudah membantah, bahwa tidak pernah PKS mengundang Ayu Azhari dalam acara PKS. Beberapa politisi PKS pun senada dengan Fahri Hamzah, bahwa Ayu Azhari tidak pernah diundang dalam acara PKS. Malahan Mardani Ali Sera, politisi PKS ini menantang Ayu Azhari membuka dua nama petinggi yang pernah bertemu dengan Ayu Azhari.

Selaku Ketua DPP Bidang Humas PKS, Mardani Ali Sera memprotes keras atas pembentukan opini negatif terhadap PKS yang dikabarkan mengundang Ayu Azhari. "Kami protes keras terkait penisbatan pernyataan Johan Budi bahwa Ayu Azhari diundang acara PKS. Pernyataan dan perbuatan Ahmad Fathanah (AF) tidak dapat dikaitkan dengan PKS. AF bukan kader dan bukan Pengurus PKS. Acara PKS dikontrol dan dijaga oleh Dewan Syariah," ujar Mardani Ali Sera dalam pesan singkatnya, Sabtu (4/5). "Kami protes keras terkait dengan penyesatan info ini," tegasnya.

Penggiringan opini negatif terhadap PKS seringkali dilayangkan oleh Juru Bicara KPK, Johan Budi.

Jubir KPK ini juga pernah dengan bangga mengatakan bahwa ada rekaman antara Mentan dan LHI terkait kasus Impor Daging Sapi, tetapi pernyataan Johan Budi sendiri akhirnya dibantah oleh pimpinan KPK, Abraham Samad. 
Bahwa tidak ada bukti rekaman antara Mentan dan LHI.
PKS jadi bulan-bulanan opini negatif media kembali, selamat atas PKS! (anj/suaranews)

*suaranews.com

posted by @A.history

"Akrobat Pimpinan KPK. Sampai Kapan?!"

Add caption

  1. Akrobat pimpinan KPK tdk akan berhenti kecuali pada kasus yg kita lupakan.
  2. Permainan pimpinan KPK sdh terbukti dan tidak terasa. Ada interest pribadi, dendam, dll. Bukan hukum murni.
  3. Sebagai contoh: http://www.pks piyungan.org/2013/05/sengkuni-kpk-kritik-terhadap-pks-busyro.html?m=1
  4. Saya mau bandingkan hambalang dengan kasus import sapi.
  5.  Menarik dikaji karena KPK sekarang masuk ke kasus "ayu azhari" dan TPPU.
  6. Maksud KPK memang tdk bisa dipisah dari kegeraman BM. BM secara terbuka menyerang PKS. silahkan google.
  7. Kasus ini akan dibikin panjang dan digoreng lebih panjang dari hambalang. Ada unsur pengalihan juga.
  8. Kita jangan lupa bahwa kasus hambalang ini sdh proven dalam audit BPK dan panja hambalang DPR RI.
  9. Modus kasus ini yg bepusat pada figur nazaruddin yg adalah bendum partai + anggota DPR sdh terbukti dan dieksekusi.
  10. Dalam kasus import sapi, figur intinya adalah ahmad fatanah yg dalam BAP-nya mengaku sebagai makelar alias calo.
  11. Dalam kasus ahmad fatanah yg bersangkutan memang aktif melakukan "jual nama" LHI dan PKS.
  12. Dalam kasus hambalang, nama partai demokrat melekat pada diri nazar dan dia juga melekatkan nama SBY pada dirinya.
  13. Dan dalam kasus hambalang ada pengakuan terbuka dari nazar, pengurus partai, kurir dan sopir bahwa uang itu masuk partai.
  14. Sementara itu, KPK tidak pernah mengusut TPPU dari para terpidana hambalang yg sdh inkrach itu.
  15. Nazar tidak saja tidak diusut TPPU hartanya tapi juga tidak disentuh pemegang pundi2nya.
  16. Apalagi mau periksa "ayu azhari", sekjen partai, ketua2 Partai, aset angie, andi, dll dr pihak demokrat.
  17. Kasus ini hambalang hanya akan berhenti di anas sebagai hasil kompromi dalam KPK dgn penguasa. Dan tak ada TPPU.
  18. Adapun kepada PKS, dendam belum berbalas. Dan terlalu banyak yg berkepentingan partai ini bubar terutama BM.
  19. Keganjilan "penggorengan" terhadap kasus PKS ini akan jalan terus..kasus2 lain ditutup.
  20. KPK bukanlah pemberantas korupsi apalagi yg sistemik. KPK adalah mesin citra dan balas dendam.
  21. Hari ini orang belum percaya dgn apa yg saya katakan karena 85.000-an kasus yg ada di KPK siap diledakkan satu2.
  22. Setiap ledakan baru akan melahirkan tepuk tangan baru dan kita lupa bahwa kita tambah rapuh.
  23. IPK (Indeks Persepsi Korupsi) saja yg merupakan indikator sukses KPK terpuruk diikuti oleh kinerja ekonomi dan investasi global kita jatuh. (baca: Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Merosot)
  24. Sementara itu, KPK terus bisa menyembunyikan boroknya di balik PR asing yg bekerja untuknya.
  25. Orang2 suci semacam AS, BM dan BW di KPK perlu sadar diri. Seperti eyang subur. Ada batas kezaliman. Wallahu'alam.

by Fahri Hamzah
 
sumber : piyungan

posted by @Adimin

PKS Protes Keras Jubir KPK Soal Ayu Azhari




JAKARTA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bidang Humas, Mardani Alisera, protes keras dengan pernyataan Juru Bicara KPK Johan Budi menyebut PKSmengundang artis Ayu Azhari dalam berbagai kegiatan partai itu seperti Pilkada.

"Kami protes keras dengan pernyataan Johan Budi," kata Mardani ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Sabtu (4/5/2013).

Mardani juga memprotes pernyataan seolah-olah tersangka kasus suap impor daging Ahmad Fathanah (AF) yang mengatasnamakan  PKS untuk menggaet Ayu Azhari ikut dalam kegiatan partai itu.


"Tidak dapat menisbatkan pernyataan AF atau Ayu Azhari ke PKS. Kami tidak pernah mengundang Ayu Azhari dalam acara-acara kita," kata Mardani.


Menurut dia, acara PKS selalu dikontrol oleh Dewan Syariah Pusat baik untuk standar penampilan, konten acara, dan personalnya.


*http://www.tribunnews.com/2013/05/04/pks-protes-keras-jubir-kpk-soal-ayu-azh


posted by @A.history

Terlena dengan Kekayaan

Dinar-dirham, ilustrasi

Abdullah bin Ma’lam bertutur: “Ketika kami berhaji dan keluar dari Madinah, tiba-tiba kami bersua dengan seseorang dari suku Bani Hasyim dari Bani Abbas bin Abdul Muthallib. Ia menolak dunia dan fokus sepenuhnya untuk akhirat. Kemudian aku dan ia disatukan dalam suatu perjalanan, dan aku merasa nyaman bersamanya.”

Abdullah menyapanya. “Apakah Anda bisa naik kendaraan bersama saya? Kebetulan saya ada tempat lebih.” Orang itu pun menjawab; “jazakallah khaira” (semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan) pada saya.”

Setelah merasa nyaman bersama saya, ia bercerita. “Saya adalah keturunan dari Bani Abbas. Dulu saya tinggal di Basrah, mempunyai kemuliaan, kenikmatan, kekayaan yang melimpah, dan kemewahan hidup.''

Ia melanjutkan, ''Suatu hari saya menyuruh pelayan agar mengisi kasur dan bantal dengan bahan sutera, yang dihiasi pula dengan taburan bunga mawar. Pelayan pun melakukan apa yang kutitahkan,” ujarnya.

Begitu saya hendak tidur, ternyata ada cerocok bunga mawar yang tertinggal karena pelayan lupa merapikannya. Saya pun menderanya dengan sejumlah pukulan. Setelah cerocok itu dikeluarkan dari bantal, saya balik lagi ke tempat tidur.

Dalam tidur, saya bermimpi didatangi seseorang yang buruk rupa, seraya berkata; ‘Sadarlah dari pingsanmu, dan bangkitlah dari tidur lelapmu.’

Lantas dia menembangkan puisi: “Hai teman spesial, kini kau berbantalkan yang halus dan empuk. Namun setelah ini, kau beralaskan batu cadas yang keras. Maka bentangkan amal saleh untuk dirimu, sehingga kau bahagia. Jika tidak, esok engkau akan menyesal.”

Kemudian aku bangun dan terjaga, dengan dihantui kecemasan. Lalu aku keluar saat itu juga, dan lari menuju Rabb-ku.”
Medium atau sebab untuk meraih kesadaran dan pertobatan memang amat beragam. Misalnya, seseorang baru sadar jika ditimpa penyakit akut lalu sembuh, mengalami kecelakaan maut lantas selamat, bertemu dengan seseorang yang piawai dalam menyentuh tali jiwanya, karena perjalanan usia, atau lantaran mimpi— seperti tersimbul dari narasi di atas.

Terkadang, sebab itu datang sendiri menyelinap ke dalam hati seseorang yang dikehendaki Allah. (QS al-Qashash: 56). Maka berbahagialah mereka yang bisa mereguk kesadaran ini sebelum ajal tiba.

Memunculkan kesadaran akan Allah dan akhirat, hakikatnya memang hak prerogatif Allah. Di samping ia juga merupakan medan mujahadah seseorang. Beragam ujian seringkali menjadi dinding tebal untuk sampai kepadanya.

Selain kemiskinan, kekayaan juga merupakan perangkap yang kerap meninabobokan seseorang sehingga mereka terlena dalam kemaksiatan.

Ketika banyak orang dan tokoh high class terperosok dalam jurang kemaksiatan, seraya melupakan Allah dan Hari Akhir— seperti ramai diberitakan,—gambaran di atas mengajarkan hal penting.

Bagaimana keturunan Bani Hasyim yang berada dalam gemerlapnya kekayaan ini telah mengambil keputusan yang amat menentukan perjalanan hidupnya.

Hal ini jelas tak mudah, karena orang yang tidur itu tak sadar jika dirinya bermimpi, kecuali sudah bangun. Demikian pula orang yang lalai terhadap akhirat; ia tidak menyadari akan apa yang sudah disia-siakan kecuali setelah kematian menjemputnya.

Oleh Makmun Nawawi
 
posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger