pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

DPD PKS Padang Qurban 8 Ekor Sapi

Written By Sjam Deddy on 06 October, 2014 | October 06, 2014


Lebaran Idul Adha kali ini bisa menjadi pereda situasi politik yang cukup hangat, disaat yang bersamaan DPD PKS Kota Padang pada lebaran tahun ini berkurban sapi sebanyak 8 ekor.
 
Kita harus tetap melayani masyarakat, situasi politik tingkat nasional jangan sampai membuat kita lalai terhadap masyarakat sekitar, DPD PKS Padang lebaran tahun ini berhasil menghimpun 8 ekor sapi, 

"Alhamdulillah tahun ini kami menyembelih 8 ekor sapi yang terhimpun baik dari kader maupun simpatisan", ujar Ust Muhidi Ketua DPD PKS Kota Padang.

Pemotongan hewan kurban yang akan dilaksanakan hari Senin, 6 Oktober 14, akan dilaksanakan di Perguruan Ar Risalah, di komplek Ar Risalah Air Dingin Kototangah. 
 
Dan nantinya daging kurban akan disebarkan diseluruh DPC dan DPRa yang ada di Kota Padang.


posted by @Adimin

Yang Lebih Utama dari Doa



Ada yang menjadi pertanyaan seputar do’a Arafah:

Rasulullah pernah bersabda: Sebaik-baik do’a adalah do’a hari Arafah, dan sebaik-baik do’a yang aku baca dan dibaca oleh nabi-nabi sebelumku adalah:


لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Pertanyaannya: Yang disebutkan Rasulullah ini adalah zikir, tidak terdapat do’a atau permintaan di sana. Tapi kenapa Rasulullah menyebutnya itu do’a?

Pertanyaan seperti ini juga pernah ditanyakan oleh Husain bin Hasan al Marwazi kepada Sufyan bin ‘Uyainah, lalu beliau menjawab:

“Dia memang zikir, tidak terdapat di dalamnya do’a. Akan tetapi Nabi pernah bersabda dalam sebuah hadits Qudsi yang berasal dari firman Allah: “Siapa yang sibuk dengan mengingat-Ku dari meminta kepada-Ku, akan Aku beri sesuatu yang lebih utama dari pada yang Aku berikan kepada orang yang meminta”.

Kemudian beliau menambahkan dengan sebuah sya’ir yang dilantunkan oleh Umayyah bin Abi Shalt untuk memuji Abdullah bin Jud’an:


أأذكر حاجتي أم قد كفاني …….. حياؤك إن شيمتك الحياء
إذا أثنى عليك المرء يومًا ……….. كفاه من تعرضك الثناء

Artinya kira-kira begini:

“Apakah perlu aku menyebutkan kebutuhanku, atau rasa malumu sudah cukup bagiku. Kamu sungguh orang yang mempunyai sifat pemalu.

Apabila suatu hari seseorang memujimu, cukuplah baginya pujian itu sebagai pemaparan terhadap apa yang ia inginkan darimu”.

Maksud sya’ir ini adalah:

Suatu kali Umayyah bin Abi Shalt – tokoh masyarakat dari daerah Thaif di zaman jahiliyyah – mendatangi Abdullah bin Jud’an – salah seorang tokoh Quraisy yang sangat terhormat, yang sangat terkenal dengan kedermawanannya – untuk mengutarakan keinginannya minta bantuan dana. Tapi dia merasa sangat sungkan untuk mengungkapkannya secara terus terang.

Karena ia seorang yang sangat mahir dalam bersya’ir, ia ungkapkan dalam bentuk bait-bait sya’ir yang mengandung pujian. Di akhir sya’irnya itu ia mengatakan “cukuplah sya’ir pujian ini sebagai ungkapan isi hatiku yang sebenarnya atas apa yang aku inginkan. Tidak usahlah aku harus berkata terus terang. Aku malu untuk mengungkapkannya, sementara kamu adalah orang yang sangat cerdas untuk memahami apa isi hatiku yang tergambar pada ungkapan sya’ir-sya’ir ku ini”.

Imam Sufyan bin ‘Uyainah melanjutkan penjelasannya:

Ini adalah makhluk, ketika ia disifati sebagai orang yang sangat dermawan cukup dengan pujian sebagai ungkapan meminta kepadanya. Apalagi kepada Allah Yang Maha Pencipta lagi Maha Pemurah.

Jadi, sekalipun zikir pujian kepada Allah itu tidak mengandung do’a, tapi kalimat itu lebih manjur dari pada do’a sebagai ungkapan apa yang kita inginkan kepada Allah yang Maha Mendengar do’a hamba-Nya.

Hal itu dikuatkan dengan sebagian do’a-do’a yang diajarkan Allah dalam al Qur’an, tidak ada mengandung permintaan, tapi hanya ungkapan pengaduan atau semacam laporan, di antaranya:

1. Kita lihat do’a ayahnda kita Nabi Adam dan Ibunda Siti Hawa ketika bertaubat dari keterlanjurannya memakan buah terlarang:


قَالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”. (Al A’raf: 23)

2. Do’a Nabi Ayyub memohon kesembuhan dari penyakitnya:


وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ. فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ.

dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”.

Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (Al Anbiya': 83-84)

Dalam ayat ini Nabi Ayyub tidak ada meminta dengan bahasa langsung, beliau hanya mengadukan apa yang menimpa dirinya.

3. Do’a Nabi Yunus ketika berada dalam perut ikan:


لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْت مِنَ الظَّالِمِينَ

“Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim” (Al Anbiya': 87)

Kemudian Rasulullah menguatkan bahwa ungkapan ini adalah do’a:

“Tidak seorang pun di antara orang muslim yang berdo’a dengan do’a ini dalam suatu perkara melainkan Allah akan mengabulkan permintaannya itu”. (HR. Turmudzi, Nasa-i dan Hakim)

4. Nabi Musa ketika mengungkapkan kefakiran dan kebutuhannya kepada makanan dan orang yang mengayomi, dia bermunajat:


رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

“Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”. (al Qashash: 24)

Di samping itu semua, saya mendapatkan pelajaran dari anak saya Abdullah yang kalau minta sesuatu tidak pernah menggunakan bahasa “minta” secara terus terang. Kami tidak pernah mengajarinya bicara seperti itu, tapi sepertinya dia mendapatkan bahasa halus itu secara fitrah.

Kalau dia menginginkan sesuatu selalu menggunakan bahasa “ta’ridh” atau sindiran. Seperti: “Mobil-mobilan ini bagus ya, bi?”, Teman Abdullah si Fulan punya mainan seperti ini, bi”, Abi ada rezki untuk beli buku baru?”

Yang membuat saya tidak berdaya dan perasaan ingin memenuhi segera apa yang ia inginkan kalau dia berkata seperti ini: ” Abi, teman-teman Abdullah yang lain makan pizza”,” Abdullah saja yang tidak makan ayam goreng, bi”.

Ini adalah ungkapan seorang manusia kepada sesama manusia yang kasih sayangnya sesama mereka berasal dari karunia Allah. Bagaimana kasih sayang Allah yang menciptakan manusia itu yang bersifat dengan Maha Penyayang, tentu Dia akan memperkenankan lebih cepat dari pada itu. Cuma kita manusia saja yang bersifat dengan ketergesa-gesaan.

Lihat lah bagaimana Allah memperkenankan do’a dari mulut hamba-Nya Nabi Ayyub yang sangat sabar ketika beliau mengadukan penyakitnya. Ketika itu Allah menyembuhkan beliau secara instran, tanpa proses alami yang biasanya dilalui manusia, yang sembuh dari penyakit secara berangsur-angsung. Apalagi kalau penyakit itu sudah mengidap selama 18 tahun.

Ya Allah, jadikanlah lidah kami selalu basah dengan mengingat-Mu.


(Zulfi Akmal, Al-Azhar Cairo)


posted by @Adimin

Koalisi Merah Putih Siap Menangkan Lagi Pemilihan Ketua MPR Hari Ini


JAKARTA - Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua MPR akan dilakukan anggota dewan pada hari ini, Senin 6 Oktober. Koalisi Merah Putih bertekad menggolkan kadernya jadi pimpinan MPR.

Koalisi Merah Putih memutuskan paket calon pimpinan MPR yang mereka ajukan dalam sidang paripurna MPR akan mengusung empat kandidat dari koalisi dan satu kandidat dari Partai Demokrat.

"Demokrat (Ketua MPR-nya)," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, usai pertemuan tertutup dengan elite parpol Koalisi Merah Putih di kediaman Ketua Presidium koalisi itu Aburizal Bakrie, Jalan Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2014) dini hari. Demikian dilanisr KOMPAS.

Hadir dalam pertemuan tersebut adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, dan elite partai dalam koalisi. Turut hadir pula Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua.

Fadli memastikan pemilihan Demokrat sebagai Ketua MPR itu sudah diputuskan secara musyawarah mufakat dan disepakati semua partai. Tidak ada rasa iri dari partai lain meskipun Demokrat adalah partai penyeimbang. "Oh enggak, enggak ada (rasa iri). Kami putuskan bersama," tepis dia.

Max ketika dikonfirmasi juga memastikan Demokrat masuk ke dalam paket calon pimpinan MPR yang diajukan Koalisi Merah Putih. Namun, dia enggan menyebut apakah Demokrat mendapat jatah sebagai ketua atau wakil ketua. "Saya kira Demokrat masuk, tapi kami belum menentukan nama," ujarnya.

Baik Max dan Fadli hanya menyebut soal Partai Demokrat. Mereka menolak membeberkan partai lain yang masuk dan tidak masuk ke dalam paket, termasuk nama-nama yang bakal diusung.

"Jadi kita tidak pernah membicarakan nama. Masalah nama diserahkan kepada partai yang bersangkutan untuk menentukan siapa yang akan diajukan menjadi ketua MPR," ujar Fadli.

‎Jadi, kata Fadli, siapapun pimpinan MPR yang nantinya terpilih, KMP tetap memberikan dukungan. Namun dia berharap ada unsur DPD di dalam pimpinan MPR tersebut.

"Jadi siapa namanya, nanti kita lihat besok (hari ini -ed) bagaimana rapat konsultasi dan hasilnya, tapi kami juga mendukung bawah MPR itu harus ada unsur dari DPD," tandas Fadli.

Sebelumnya, Demokrat juga sudah masuk dalam paket calon pimpinan DPR yang diajukan koalisi merah putih dalam sidang paripurna pemilihan pimpinan DPR.

Koalisi Merah Putih mendapatkan empat kursi pimpinan DPR, yakni Setya Novanto (Golkar) sebagai Ketua DPR dan tiga Wakil Ketua DPR, yakni Fahri Hamzah (PKS), Taufik Kurniawan (PAN), dan Fadli Zon (Gerindra). Satu kursi terakhir diberikan kepada politisi Partai Demokrat Agus Hermanto

Koalisi Jokowi-JK hanya terdiri dari empat partai dan gagal melobi partai lain hingga akhirnya gagal pula mengusung paket calon pimpinan. Paket calon pimpinan harus mencakup lima orang dari lima fraksi yang berbeda. Pemilihan MPR mendatang akan dilakukan dengan mekanisme serupa. [pyg]


posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger