Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
March 26, 2017
Oleh: Fakhrurrazi
posted by @Adimin
Islamic Worldview dan Peradaban Islam
Written By NeoBee on 26 March, 2017 | March 26, 2017
Dengan merealisasikan Islam worldview, mudah-mudahan akan melahirkan
semangat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan Islam yang berbuah
kedamaian, kesejahteraan dan peradaban Islam
KENAPA
negara Islam
sekarang pudar eksistensinya dalam skala ilmu pengetahuan dunia? Padahal Islam
adalah suatu ajaran yang sangat konsen dan menyeru umatnya untuk mencari ilmu,
megangkat derajat orang yang beriman dan yang memiliki ilmu pengetahuan (QS. Al-Mujadalah:
11).
Dengan
ilmu pula manusia (Nabi Adam ‘Alaihissalam)
lebih mulia dan tinggi derajatnya dari pada makhluk lain tak terkecuali
malaikat sekalipun. Lalu dimanakah letak kemuliaan itu sekarang, Ironisnya,
dewasa ini yang terjadi pada umat Islam di seantero bumi sana adalah
penyerangan, pembantaian umat, pertikaian antar ideologi notabennya juga dalam
tubuh umat Islam sendiri dan pada akhirnya melahirkan peperangan dalam satu
aqidah. Sekali lagi, dimanakah letak “Kewibaan umat Islam ?”
Negara
Islam hari ini jika boleh dikatakan seperti anak ayam yang kehilangan Induknya,
walaupun sebagian ahli berpendapat kemunduran umat Islam dikarenakan banyak
faktor diantaranya; ada faktor eksternal dan internal, namun faktor tersebut
tidak penulis bahas disini. Karena yang harus dipahami oleh umat Islam sekarang
adalah bagaimana caranya memulai dan membangkitakan kembali marwah Islam
kepentas dunia, yaitu dengan mengusung trilogi; mencipta kedamaian umat, memberikan
kesejahteraan dan melahirkan peradaban.
Kondisi
ini menggiring kita yang satu aqidah turut berduka dan ikut mencari solusi, apa
yang salah dengan Islam sekarang hingga bisa terjadi hal-hal yang disebutkan di
atas. Menurut Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, kondisi ini terjadi antara lain, karena
ketegangan sosial atau kekacauan politik, ekonomi, pendidikan, budaya dan lain
sebagainya. Artinya Pembangunan Ilmu Pengetahuan Islam dalam melahirkan
masyarakat yang sehat dan beradab sedang dalam masalah. Terus sebenarnya
siapa yang salah, apakah konsep Islam, ataukah orang Islam yang mungkin sudah
jauh dan keliru dalam memahami Islam yang sebenarnya.
Konsep
Islam
Dalam
Hal ini penulis ingin mengulas kembali pemikiran Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi,
seorang cendikiawan muslim Indonesia yang menaruh perhatian terhadap belantika
pemikiran dan peradaban Islam. Sebelumnya, Penulis ingin memulai dengan
ungkapan seorang Ilmuwan besar dunia Albert Einstein “Ilmu tanpa agama buta, Agama tanpa
Ilmu lumpuh”.
Artinya
agama dan Ilmu seperti salah satu sisi mata uang yang saling mengikat dan
memberi makna, hubungannya tak saling terpisahkkan, ia tereduksi dalam “konsep
Islam”. Dalam Islam tidak dikenal pemisahan antara agama dan ilmu pengetahuan.
Karena agama dalam Islam bersumber dari wahyu (al Quran) yang berbicara tentang
ilmu dan kebermanfaatan ilmu kepada manusia. Agama Islam memberi label kepada
manusia sebagai khalifah
fil ardh (perwakilan Tuhan) dibumi, bumi yang harus dikelola dengan
baik dan dapat memberikan kesejahteraan kepada alam sendiri dan kepada sesama
manusia.
Meskipun
petunjuk hidup (Al Quran) telah diwahyukan, namun dewasa ini kemauan untuk
mempelajari kandungan Alquran secara mendalam dan kritis miris sangat kurang,
hal ini dapat kita lihat apakah disekolah maupun diperguruan tinggi. Akibatnya
kekacauan negara-negara Islam sekarang adalah karena telah meninggalkan Al
Quran (agama Islam).
Posisi
Ilmu Pengetahuan Islam
Padahal
jika kita lihat secara historis,
perkembangan ilmu pengetahuan yang berperadaban di Jazirah Arab (Kekhalifahan
Bani Umayyah I 661-750 M dan Abbasiyah 750-1258 M) dan Eropa, (Umayyah II
929-1031 M dan Kekhalifahan Turki Ustmani 1453-1924 M) adalah dengan
menginternali sasikan nilai-nilai agama dalam setiap aktifitas kehidupan
sehingga peradaban Islam muncul kepentas dunia. Sebab agama dalam Islam bisa
melahirkan ilmu dan ilmu bisa melahirkan peradaban.
Maksudnya
penerapan dari nilai-nilai agama dikejawantahkan dalam kehidupan (Ilmu) atau
komunitas masyarakat hingga melahirkan tradisi keilmuan. Wahai para pembaca
yang budiman, agama di sini jangan dipahami secara sempit yang hanya berkutat
pada ibadah-ibadah pribadi tapi pahamilah agama Islam secara betul dan universal yang pernah
dibawa dan disampaikan oleh baginda Nabi.
Hakikat
dari disiplin ilmu menurut Imam Ghazali terklasifikasi dalam dua bagian yaitu
Ilmu Ainiyah (fikih, tauhid, tasawuf; baca penjelasan ulama) dan kifayah
(kedokteran, ekonomi, sains dan teknologi dan sebagainya) pembagian ini jangan
dilihat secara dikotomis namun lihatlah sebagai kesatuan ilmu yang berasal dari
Ilahi. Agama Islam masuk dalam segala sektor kehidupan, mulai dari masalah
teologi, politik, sains, militer, ekonomi dan seterusnya dengan matarantai ilmu
pengetahuan seperti ini sehingga terbentuklah peradaban dalam suatu komunitas,
wilayah atau negara.
Agama
dan Peradaban
Dalam
salah satu karya Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi yaitu “Tamaddun Sebagai Konsep Peradaban Islam”, ditulis
bahwa peradaban Islam akan muncul kembali dengan menghadirkan agama Islam
sebagai konsep Islam
rahmatan lilalamiin dalam jiwa umat Islam, kenapa karena
interpretasi agama dalam Islam (ad-Dinul
Islam) adalah agama yang di dalamnya kaya dengan strategi, cara,
aturan-aturan, pedoman, undang-undang, kenyamana, kejayaan dan peradaban.
Pengakuan
Gutas bahwa peradaban Islam “disusun sesuai dengan agama yang diwahyukan kepada
Muhammad”, Islam adalah bukti bahwa peradaban Islam disusun berdasarkan din
Islam, dan karena itu sangat sesuai disebut sebagai peradaban. Di dalam peradaban itu
terdapat kedamaian (Demitris Gutas, Greek Thought, Arabic Culture, 1988).
Ketika
menjalankan agama Islam dengan benar dan universal maka akan menciptakan
peradaban yang dapat mensejahterakan penghuni pada tempat tersebut. Agama Islam
adalah agama yang bersumber dari wahyu tuhan berisi anjuran, larangan dan pedoman
kehidupan diwahyukan kepada nabi Muhammad dan pada akhirnya dikodifikasikan
dalam bentuk kitab suci Alquran. Jadi Alquran itu adalah wahyu dari tuhan
sebagai bentuk petunjuk dalam menjalankan kehidupan.
Secara
Epistimologi
isi dari alquran itu sendiri sangat kompleks dalam menginterpretasikan dunia
dan akhirat, maka dari itu beragama Islam dalam arti yang benar adalah suatu
keniscayaan dalam membina hidup dan bisa mengelola bumi ini dengan baik.
Apabila umat Islam sudah jauh meninggalkan agama maka kehidupan akan kacau tak
berarah, maka terjadilah ketimpangan-ketimpangan yang sebenarnya secara naluriyah tidak
diinginkan oleh manusia.
Hal
ini pernah diungkapkan oleh Ibnu Khaldun dalam bukunya Muqaddimah, “jika umat
telah jauh dan meninggalkan agama maka akan timbul ketimpangan-ketimpangan
dalam kehidupan akibatnya terjadilah pembunuhan, korupsi, perjudian,
keserakahan dan perbuatan amoral lainya.”
Maka
untuk menjawab tindakan amoral dan re-peradaban Islam, konsep yang ditawarkan
oleh Hamid Fahmy Zarkasyi dan sama pula seperti gurunya Prof. Naquib Al Attas
yaitu dengan kembali kepada Islam
worldview.
Worldview adalah falsafah atau prinsip dalam
berkehidupan dan asas bagi pemahamam realitas. Menurut Ilmuwan Muslim Syekh
Atif al-Zayn, pandangan hidup Islam ada tiga macam 1) ia berasal dari wahyu
Allah, 2) berdasarkan konsep din
yang tidak terpisah dari negara,
3) kesatuan antara spiritual dan material (sosial, budaya, ekonomi)
(Syekh Atif al-Zayn, al-Islam wa Idulujiyyat al-Insan, 1989). Berdasarkan pandangan
Syekh Atif, bahwa Islam
worldview/pandangan hidup Islam ini melibatkan aktifitas
epistimologi manusia kepada Tuhan sebab ia merupakan faktor penting dalam
aktifitas penalaran manusia baik pada sosial, realitas dan aktifitas ilmiah.
Islam
Worldview
Maka
hal yang paling utama yang harus diperhatikan dalam membangun peradaban umat
adalah cara pandang terhadap Islam. Artinya pandangan umat Islam harus
menggunakan pandangan atau cara berpikir yang berasas Islam, menghadirkan Islam
dalam semua lini kehidupan baik Politik, Ekonomi, Pendidikan, Sains dan
sektor-sektor lainnya. Sebab Islam yang bersumber dari Alquran membahas secara
universal tentang politik. Tatanan pemerintahan yang sesuai agar bisa
menjalankan syariat, bagaimana menata kehidupan yang baik dan wilayahnya bisa
berdaulat dan bermartabat juga rakyatnya bisa sejahtera. Begitu juga
pendidikan, ekonomi, budaya dan sebagainya. Semua itu diserahkan kepada umat
Islam berdasarkan penjelasan orang yang ‘alim atau ulama sebagai orang yang
lebih senior atau profesional dalam hal pengartian dan interpretasi makna-makna
Alquran. Hal ini seperti yang berlaku diperguruan tinggi di mana para sarjana
muda tentu merujuk kepada karya-karya ilmiah sang profesor yang menguasai
secara mendalam disiplin ilmu masing-masing.
Mengubah
Islam worldview/framework atau cara
pandang umat kepada cara pandang Islam (prinsip Islam) adalah kunci bangkitnya
peradaban Islam. Sebab peradaban itu muncul dari pandangan yang melahirkan
tindakan dan berbuah Ilmu Pengetahuan. Hal ini sama ketika nabi berdakwah di
Makkah, Hal pertama yang diperkenalkan nabi kepada umatnya ialah dengan
memantapkan cara pandang kepada Allah, bertauhid yang benar, bagaimana beriman
kepada hari kiamat, malaikat dan sebagainya. Singkatnya di awal periode Mekkah
yang diajarkan nabi kepada umat adalah memposisikan cara pandang/berpikir yang
benar tentang nilai-nilai teologi dan ketuhanan. Setelah mantap dengan worldview Islam kepada
Tuhan dengan menghadirkan nilai-nilai Ilahiyah
dalam segala sektor kehidupan maka inilah awal dari kebangkitan keilmuan Islam
dan peradaban.
Peradaban
Islam adalah peradaban yang dibangun oleh ilmu pengetahuan Islam yang
dihasilkan dari pandangan hidup Islam. Menurut Dr. Hamid, pemikiran yang
berfungsi dalam kehidupan masyarakat adalah intelektual. Ia berfungsi sebagai
individu yang bertanggung jawab terhadap ide dan pemikiran tersebut. Bahkan
perubahan di masyarakat ditentukan oleh ide dan pemikiran para intelektual. Ini
bukan sekedar teori tapi fakta yang terdapat dalam sejarah kebudayaan Barat dan
Islam.
Di
Barat ide-ide para pemikir, seperti Descartes, Karl Marx, Emmanuel Kant, Hegel,
John Dewey, Adam Smith dan sebagainya adalah pemikir-pemikir yang menjadi
rujukan dan merubah pemikiran masyarakat. Demikian pula dalam sejarah peradaban
Islam, pemikiran para ulama seperti Imam Syafii, Hanbali, Imam al-Ghazzali, Ibn
Khaldun, Ibn Rusy mempengaruhi cara berfikir masyarakat dan bahkan kehidupan
mereka. Jadi membangun peradaban Islam harus dimulai dengan membangun pemikiran
umat Islam, meskipun tidak berarti kita berhenti membangun bidang-bidang lain.
Artinya,
pembangunan ilmu pengetahuan Islam yang berasas dari cara pandang Islam
hendaknya dijadikan prioritas bagi seluruh gerakan Islam. Walhasil dengan
merealisasikan Islam
worldview dalam sanubari umat Islam, mudah-mudahan akan melahirkan
semangat dalam mengembang kan ilmu pengetahuan Islam. Berbuah kedamaian,
kesejahteraan dan peradaban Islam yang kita cita-citakan Amin. Waallahu ‘alam bishawab
Oleh: Fakhrurrazi
posted by @Adimin
Label:
SLIDER,
TOPIK PILIHAN