pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Sambut Kemenangan di Pilkada, PKS Sungai Penuh Kunker ke Padang

Written By mediapkspadang on 10 April, 2015 | April 10, 2015


Padang, rabu (8/4) - Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan Pemilihan kepala daerah (PILKADA) serentak pada tanggal 9 bulan Desember 2015 mendatang. Di Kota Sungai Penuh Jambi, PKS juga akan turut ambil bagian dalam gelaran pemilihan yang di gelar beberapa bulan lagi tersebut.

Dalam menyikapi hal tersebut PKS Sungai Penuh melakukan kunjungan kerja ke PKS Kota Padang. Rombongan yang dipimpin oleh ustad Firmansyah tiba di Kantor PKS Padang pada pukul 16:10 wib.

Kedatangan rombongan disambut oleh Ketua DPD PKS Padang Drs. Muhidi, MM beserta pengurus lainnya.

Dalam acara pembuka romobongan PKS Sungai penuh ingin belajar banyak dari PKS Padang yang telah memenangkan Pilkada Walikota beberapa waktu lalu.

"Kita memang sengaja datang dari Sungai Penuh ke Padang, tujuan pertama kita adalah bersilaturahim dan juga sekaligus ingin belajar dari PKS Padang dari kemenangan pilkada lalu," kata firmansyah.

"Kedatangan kita kesini juga adalah untuk menjemput kemenangan dakwah yang telah didapatkan oleh kader di Padang dalam Pilkada Walikota," lanjutnya.

"Dari kemenangan di Padang ini akan kita tularkan juga kepada kader di Sungai Penuh. Pada Pilkada lalu kita telah berhasil menempatkan kader kita menjadi Wakil Walikota. Pada pilkada selanjutnya kita akan menjadikannya Walikota, karena itu tepat rasanya kita bersilaturahim ke Padang," tambahnya.

Ketua DPD PKS Padang Drs. Muhidi, MM sangat menyambut baik maksud dan tujuan kedatangan pengurus daerah PKS Sungai Penuh. 

“Kami sangat menyambut baik maksud dan tujuan kedatangan saudara kita pengurus DPD Sungai Penuh ke Padang. Inilah kantor kami, mohon maaf jika ada pelayanan yang kurang pas dalam penyambutan tadi,” ujar muhidi. [humas]


posted by @Adimin

Irwan Prayitno Bakar Semangat Pengurus DPRa PKS Se-Kota Padang


Padang, Ahad (5/4) – Kader PKS yang juga Gubernur Sumbar Irwan Prayitno hadir dalam acara silaturrahim akbar pengurus DPRa PKS se-Kota Padang di Gedung LKKS Sumbar. Ratusan Pengurus DPRa dari 104 kelurah di Padang turut serta dalam kegiatan tersebut.

Dalam acara yang dimulai pada pukul 14:00 wib ini, Irwan mengajak kepada seluruh pengurus DPRa untuk selalu bekerja dengan ikhlas agar pekerjaan yang dilakukan mendapatkan keberkahan dari Allah swt dan juga mendapat pertolongan dari ALLAH untuk kemenangan dalam dakwah,” kata Irwan.

Selain itu Irwan juga berbagi pengalaman tentang kiprahnya menjadi seorang Gubernur yang hampir kurang lebih lima tahun memimpin Sumatera Barat. Baginya yang terpenting adalah kita terus bekerja dan bekerja.

“itu kata kunci yang terpenting, kerja kerja dan kerja,” ujarnya di hadapan pengurus DPRa. 

Dengan kerja yang kita lakukan biarkan orang yang menilainya, yang penting kita telah berbuat dengan ikhlas,” tambahnya.

Pengurus DPRa yang sangat antusias mengikuti acara ini, beberapa kali riuh tepuk tangan terdengar di dalam gedung tersebut. 

Acara yang selesai menjelang ashar ini juga di hadiri oleh Muhidi, Arwim El Ibrahimi, dan Muharlion, masing masing selaku Ketua DPD, Wakil Ketua dan Sekretaris Umum PKS Kota Padang. Diharapkan dengan adanya pertemuan tersebut mampu menyamakan suhu dan menambah semangat seluruh kader PKS untuk tetap istiqomah dalam menjalankan agenda-agenda dakwah kedepan. [humas]


posted by @Adimin

Anak yang Dibesarkan dengan Doa


Kedekatan dengan Penciptanya akan memudahkan semua hal yang dibutuhkan dalam tumbuh kembangnya menjadi manusia yang kelak akan meninggikan kalimat Allah Subhanahu Wata’ala dimuka bumi ini

DINI HARI, seorang anak bangun dengan tubuh yang menggigil. Panas tinggi yang bersarang, membuatnya merengek pada ibunya. Pertama minta diambikan minum, kemudian minta dipijat karena badan bagian belakangnya sakit, kemudian minta dielus-elus kepalanya. Beberapa saat kemudian, deru nafasnya sudah mulai mereda dan matanya mulai mengatup. Si ibu pun mulai terlelap karena kelelahan menjaga buah hatinya yang sedang demam tersebut.

Namun, lagi-lagi balita berumur empat tahun itu terjaga, ia menarik jari ibunya yag masih menempel di kepalanya. Sang ibu pun ikut terjaga, “Ada apa, Nak? Ibu kira kamu sudah tidur.” Balita itu menjawab, “Aku belum bisa tidur, Bu. ‘Kan aku belum berdoa.” Ibunya tersenyum dan menuntun balitanya itu berdoa sebelum tidur. Tak lama, buah hatinya itu kembali terlelap.


Awal Kejayaan Umat

Berdoa mungkin menjadi bagian yang sudah dibiasakan dalam kehidupan anak, bahkan tidak ada taman kanak-kanak muslim yang lupa mengharuskan anak-anak didiknya menghapal doa sehari-hari. Anak-anak kita yang cerdas, begitu cepat menghapal doa sehari-hari yang diajarkan kita di rumah maupun gurunya di sekolah. Namun, betapa banyak anak-anak kita yang juga sangat cepat melafalkan doa tersebut dengan sekadarnya, manakala kita memintanya berdoa ketika hendak melakukan sesuatu. Doa kepada Penciptanya meluncur deras dari mulut mereka laksana hapalan rumus atau perkalian angka, tanpa bekas yang mengakar dalam jiwa mereka.

Padahal doa sejatinya adalah sumsumnya ibadah ummat ini. Begitu pula anak-anak yang kemudian tumbuh menjadi manusia dewasa yang lebih percaya pada apa yang mampu dilakukannya, dibandingkan kuasa Sang Pemilik Semesta untuk menetapkan apapun yang akan terjadi. Termasuk hal yang tidak diharapkan. Meski mereka adalah orang-orang yang mengenal iman sejak usia dini. Maka, berdoa pun kini menjadi hak orang-orang yang dianggap pandai merangkai doa untuk kemudian diamini.

Padahal kejayaan ummat ini berada dalam untaian doa yang dihantarkan ke ‘Arsy tempat Allah Subhanahu Wata’ala bertahta. Ingatlah Rasulullah Saw yang menghiba pada Allah Al-Malik sebelum ia mengarungi peperangan Badar bersama para sahabat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam berdoa, “Ya Allah, jika Engkau membinasakan kelompok ini (para sahabat) pada hari ini, Engkau tidak akan disembah.” Rasulullah terus berdoa hingga Abu Bakar mengingatkan Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wassallam bahwa Allah Subhanahu Wata’ala tidak akan mengingkari janji-Nya. (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam)

Padahal bagaimana mungkin Rasulullah Saw ragu pada janji Allah Subhanahu Wata’ala? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam pun tak pernah meragukan loyalitas dan kualitas para sahabat dalam menghadapi musuh. Apalagi Rasulullah pun seseorang yang memiliki pengalaman berperang dan fisik yang kuat. Namun, Rasulullah terus berdoa. Kejayaan ummat ini pun terletak pada tersambungnya doa Rasulullah Saw yang demikian khawatir akan kekalahan Kaum Muslimin dan harapnya pada pertolongan Allah Yang Mahaperkasa.

Poin ketakutan akan tak tersambungnya ikhtiar dengan pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala dan besarnya harapan akan janji Allah Subhanahu Wata’ala yang tak pernah diingkari inilah yang semakin memudar dalam jiwa anak-anak kita. Namun, disinilah sejatinya perjuangan yang harus kita tempuh agar kelak kita tak hanya mewariskan anak-anak yang kuat menggenggam dunia tetapi hatinya juga selalu kokoh terikat dengan akhirat.

Anak akan merasa butuh untuk berdoa manakala ia menyadari bahwa ada kekuatan yang Mahakuasa untuk melindunginya dan memberikan yang terbaik padanya, lebih dari dirinya bahkan melebihi apa yang selama ini dilakukan orangtuanya. Alangkah baik untuk mengenalkan anak pada keperkasaan Allah Subhanahu Wata’ala melalui hal-hal yang berada di luar jangkauan manusia untuk mengendalikannya.

Seperti yang terjadi pada suatu sore manakala hujan turun dengan lebatnya diiringi petir yang menyambar-nyambar.  Seorang anak menarik lengan ibunya yang tengah sibuk membereskan apa-apa yang dikhawatirkan terkena bocor. Ibunya dikejutkan oleh kata-kata sang anak, “Ibu, sini dulu. Beldoa dulu yuk sama Allah, supaya lumah (rumah) kita nggak banjil (banjir),” demikianlah celoteh cadel balita mungil itu yang membuat ibunya sejenak terperangah. Betapa ia sibuk membereskan apa-apa yang mampu dijangkaunya tetapi si anak justru mengajaknya memohon pada Robb-nya terlebih dahulu.


Dimulai dari Doa

Menanamkan keyakinan pada anak bahwa ada kekuatan yang Mahaperkasa dibandingkan apa yang manusia mampu lakukan adalah bagian dari menanamkan iman. Bahwa kekuatan manusia justru terletak pada kepasrahannya pada Allah Subhanahu Wata’ala.  Memperlihatkan pada anak bahwa ada hal-hal yang terjadi dengan kekuatan doa, seperti kisah-kisah Rasulullah dalam peperangan, akan menambah keyakinannya bahwa doa untuk memperoleh pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala adalah kebutuhan yang tak dapat ditinggalkan.

Maka, alangkah indahnya, bila kita selalu meyakinkan pada anak bahwa Allah Subhanahu Wata’ala selalu sayang padanya. Kasih sayang Allah Subhanahu Wata’ala lebih besar dari apapun yang mampu dilihat oleh panca indera kita. Karena itu, kita selalu bisa melihat dan merasakan kasih sayang Allah Subhanahu Wata’ala, walau kita tak dapat melihat Allah Subhanahu Wata’ala saat ini.  Pemahaman-pemaham inilah yang akan mendekatkan anak pada Allah Subhanahu Wata’ala, merasa bahwa Allah Subhanahu Wata’ala disisinya dan selalu memperhatikannya.

Kedekatan dengan Pencipta akan memudahkan semua hal yang dibutuhkan dalam tumbuh kembangnya menjadi manusia yang kelak akan meninggikan kalimat Allah Subhanahu Wata’ala dimuka bumi ini. Semakin lekat hati mereka dengan doa-doa yang selalu dipanjatkannya, maka dengan izin-Nya akan semakin lembut hatinya untuk tunduk pada titah-Nya. Hingga kalimat-kalimat-Nya pun akan semakin kokoh mengakar dalam hatinya. Menjadi tolak ukur kebenaran, menjadi kompas kehidupan, dan kelak ia akan benar-benar membaktikan dirinya sebagai orang-orang yang membela agama Allah Subhanahu Wata’ala.

Semua bermula dari doa. Dari ketundukkan hati yang membawanya pada kesalehan dan ketegapan untuk menjadi prajurit Allah SWT. Layaknya generasi saleh diawal bersinarnya Islam, yang berjalan tegap menghadapi berbagai kemusykilan dengan hanya berharap pada pertolongan-Nya saja. Yang gagah menantang para penguasa dunia dengan ketundukkan pada perintah Allah dan Rasul-Nya. Yang meninggikan jiwa karena kebanggaannya menjadi hamba Allah dan bukan karena apa yang digenggamnya.

Semua bermula dari doa. Dari permohonan dan ketakutan tidak dipedulikannya iman dan pengorbanannya oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Maka, alangkah indahnya bila kita pun menjadi contoh bagi anak-anak kita tentang bagaimana memasrahkan diri dalam doa. Meminta bukan karena ingin menjadi mulia dimata manusia, melainkan karena ingin diberi kesempatan untuk melakukan kebaikan dengan apa yang diberi-Nya. Memulai dengan doa, bukan karena ingin berhasil dan diiringi decak kagum manusia, tetapi karena yakin bahwa penentu akhir dari apa yang kita usahkan hanyalah Allah saja.

Maka, marilah memulai dengan doa. Agar anak-anak kita menjadi orang-orang yang saleh dan selalu melakukan apapun dalam payungan doa. Karena, doa kitalah yang akan menuntun hatinya untuk selalu berdoa.

Kartika Ummu Arina


posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger