pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Hidayat Janji Rakyat Tak Kecewa Pilih Anggota Dewan Dari PKS

Written By Sjam Deddy on 04 September, 2014 | September 04, 2014


Partai Keadilan Sejahtera akan membekali seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat provinsi dan kota/kabupaten dengan pengetahuan bidang legislasi, anggaran dan pengawasan sesuai tugas utama anggota dewan.

Selain itu, para anggota dewan terpilih tersebut juga akan diminta menandatangani pakta integritas. Demikian disampaikan Ketua Bidang Kebijakan Publik Dewan Pengurus Pusat (BKP DPP) PKS, Hidayat Nur Wahid dalam keterangan pers tertulisnya di Jakarta, Senin (1/9).

"Materi sudah dipersiapkan dan panitia sudah dibentuk. Acara ini diselenggarakan dalam rangka memaksimalkan potensi amanat bangsa yang sudah diberikan kepada PKS," kata Hidayat.

Acara akan diikuti 40 Anggota DPR terpilih, 160 Anggota DPRD tingkat Provinsi, dan 1.017 Anggota DPRD tingkat Kota/Kabupaten. Digelar pada Minggu ketiga di bulan September. Hidayat berharap dengan adanya acara ini, PKS bisa menghasilkan anggota dewan yang lebih berkualitas.

"Saya harap para peserta nantinya bisa melaksanakan perannya dengan lebih baik lagi, menghadirkan demokrasi yang lebih berkualitas, dan dakwah yang lebih berkualitas," ujar Hidayat.

Selain pembekalan mengenai tugas-tugas kedewanan, akan ada penandatanganan pakta integritas. Pakta Integritas, ujar Hidayat yang juga Ketua Fraksi PKS DPR ini, akan mewajibkan anggota DPR/D dari PKS untuk bekerja keras dan sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat, serta menghindarkan diri dari perilaku korupsi.

"Sebenarnya soal tersebut sudah diatur, namun pakta integritas ini untuk menegaskan kembali komitmen anggota dewan PKS untuk bekerja sungguh-sungguh untuk rakyat dan tidak korup," tambah Hidayat.

Dengan suksesnya pembekalan dan penandatanganan pakta integritas untuk anggota legislatif dari PKS ini, diharapkan dapat membawa manfaat bagi semua elemen bangsa.

"Semoga acaranya sukses dan membawa berkah bagi bangsa Indonesia. PKS ingin membuktikan kualitas anggota dewannya di pusat maupun di daerah. Kami tidak ingin membuat masyarakat menyesal telah memilih anggota dewan dari PKS," pungkas Hidaya

posted by @Adimin

Janganlah Seorang Berilmu seperti Himar


Ilmu itu dicap tak berguna, kalau akhlak pemiliknya tak seindah gelar akademik yang disandang. Pengetahuan akan menjadi bumerang sekiranya hatinya kian gelisah ketika ibadah

SUATU kali aku pernah mengunjungi Perpustakaan Kongres, di kota Washington, Amerika. Di sana aku menjumpai tumpukan buku hingga berbilang ratusan ribu jumlahnya. Semuanya tersedia. Dari berbagai disiplin dan spesialisasi ilmu. Segalanya ada, hingga ke literatur-literatur dan manuskrip-manuskrip kuno dari setiap generasi dan lapisan masyarakat.

Ia juga menampung buku-buku yang terkait dengan seluruh agama, kebudayaan dan peradaban manusia.

Tapi apa hasilnya?

Rupanya bangsa Amerika yang seringkali berbangga dengan sebutan Perpustakaan Terbesar di dunia itu tetaplah sebagai bangsa yang kafir kepada Allah. Demikian dikisahkan Syeikh Aidh al-Qarni dalam karya monumentalnya La Tahzan (Jangan Bersedih). Kisah ini ia sebutkan dalam Bab “Ilmu Bermanfaat dan Ilmu yang Mudharat”.

Ilmu bagi orang beriman adalah sebatas alat atau wasilah (sarana). Ilmu bukan tujuan akhir yang membuat seorang Muslim lalu puas dan merasa aman setelah meraihnya. Ibarat sebilah pisau tajam. Pisau itu bermanfaat baik ketika dipakai untuk menyembelih hewan qurban.

Sebaliknya, ia berubah buruk, jika digunakan untuk sebuah perbuatan dosa dan kemaksiatan.

Sejatinya, tak ada yang keliru ketika seseorang berlomba-lomba menuntut ilmu setinggi-tingginya. Hal itu bahkan menjadi perintah mendasar dalam syariat Islam.

Amalan itu bisa benar jika ada ilmu yang menyertainya. Kira-kira seperti itu maksud Muhammad bin Ismail bin al-Mughirah alias Imam al-Bukhari, ketika merumuskan klasifikasi penyusunan hadits-haditsnya. Salah satunya ialah bab “al-Ilmu Qabla al-Qaul wa al-Amal” (Ilmu sebelum perkataan dan perbuatan).
Al-Qur’an juga memberi isyarat demikian. Adalah perintah (iqra) yaitu “membaca” menjadi landasan wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Selanjutnya Allah berfirman;

يَا أَيّ  يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“… Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Mujadalah [58]: 11).

Ilmu itu disanjung ketika selaras dengan akhlak dan laku pemiliknya. Ilmu itu mulia ketika berhasil medekatkan dirinya kepada Sang Pencipta alam semesta. Allah bahkan tak segan mengangkat derajat kemuliaan orang tersebut jika ia berhasil mengawinkan antara iman, ilmu, dan amal shalih tersebut. Ia layak bergelar alim atau ulama, andai ketinggian ilmunya sukses menjadikan ia kian rendah dan merasa takut di hadapan Zat Yang Mahatinggi.

Lalu di mana celah keburukan ilmu itu? Inilah soalannya. Jika pengetahuan yang sedikit itu justru membuatnya melambung dan berlaku sombong kepada sesama. Memandang rendah orang lain atau menolak kebenaran jika hal itu tak sesuai dengan “selera” dan keinginannya.

Ilmu itu berbalik makna, jika ia mengaku banyak ilmu tapi rupanya beramal shaleh sedikit saja.

Ilmu itu dicap tak berguna, kalau akhlak pemiliknya tak seindah gelar akademik yang disandang di belakang namanya.

Pengetahuan malah menjadi bumerang sekiranya hatinya kian gelisah ketika ibadah. Fikirannya makin menyimpang dan perbuatannya makin jauh dari tuntunan agama itu sendiri.

Layaknya seekor himar (keledai), binatang itu sibuk mondar-mandir dengan tumpukan kitab di atas punggungnya. Tapi semua itu tak bernilai sedikitpun. Kecuali semata-mata menanggung beban yang kian berat. Ia pandai dan berilmu tapi ia tak mendapat manfaat kecuali ancaman siksa di hari Kiamat kelak.

Seperti itu Allah mengisyaratkan;

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَاراً بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الظَّالِمِينَ

“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (Surah al-Jumuah [62]: 5).

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
 
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima
 
Masykur Abu Jaulah

posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger