
Proses penghacuran Indonesia sudah dimulai dengan penghancuran politik
melalui proses demokrasi di negeri ini, yang didesain dan dilakukan
selama puluhan tahun. Dimana pemilu merupakan pintu awal masuknya
proses penghancuran itu. Namun selalu gagal karena rakyat yàng diwakili
oleh pemerintah Indonesia sangat menyadari adanya ancaman desintegrasi NKRI tersebut. Sehingga alhamdulillah sampai saat ini Indonesia masih tetap berdiri tegak sebagai sebuah bangsa yàng merdeka dan berdaulat.
Akan
tetapi upaya pembumihangusan Nusantara ini tidak pernah berhenti.
Orang-orang yàng memang sengaja di-plot untuk misi besar ini tidak
pernah tinggal diam. Mereka terus memutar otak untuk mencari cara guna
memuluskan "this mission impossible". Dan ini akan terus dikerjakan
sampai cita-cita mereka tercapai, yaitu hilangnya Indonesia dari tataran politik dunia. Jika mampu, mereka pun akan melenyapkan bangsa ini dari permukaan bumi. Mungkinkah?
Tak ada yang tak mungkin. Sebab ini merupakan grand design yang sengaja dibuat, agar Indonesia tidak eksis & menjadi negara hebat. Ada sekelompok orang yang merasa sangat khawatir dengan keberadaan & kebesaran Indonesia. Mengapa? Sebab Indonesia merupakan negara yang kaya-raya, sehingga banyak pihak berebut ingin menguasainya. Baik secara politik, ekonomi, hukum, budaya dan lain sebagainya.
Apa saja kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia? Pertama, Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat, di mana umat Islamnya
terbesar di dunia. Apabila mampu dikelola dengan baik, maka akan mampu
melahirkan SDM-SDM yang handal dan disegani. Kedua, letak geografis Indonesia sangat strategis dengan gugusan pulau-pulau yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. Ketiga, Indonesia
memiliki sumber daya alam yang tak terbilang banyaknya. Sumber daya
alam (SDA) ini tersebar di seluruh wilayah Nusantara, mulai dari darat,
laut maupun udara.
Oleh karenanya, dengan segala kelebihan yang dimilikinya, maka sangat mungkin akan mengantarkan Indonesia
menjadi sebuah negara Adi Daya, yang akan menguasai peradaban dunia.
Potensi yang luar biasa inilah yang membuat banyak pihak merasa
terancam, sehingga berbagai cara pun mereka tempuh untuk melumpuhkan dan
mematikan Indonesia.
Adapun salah satu strategi mereka yaitu memanfaatkan jalur politik. Semua tahu bahwa Indonesia
menganut sistem demokrasi dengan Pemilihan Umum (Pemilu) sebagai
sarananya. Lewat jalur Pemilu inilah langkah mereka dimulai.
Pertama-tama adalah dengan menciptakan Pemilu yang kacau dan
unlegitimated. Akan tetapi sayangnya usaha ini tidak begitu membuahkan
hasil, walaupun ada beberapa kali Pemilu di Indonesia mengalami masalah. Namun tidak sampai mengancam keberlangsungan berbangsa & bernegara bagi Indonesia. Negara ini masih bisa terus berjalan dengan aman dan damai.
Rupanya gagal berkali-kali tidak membuat mereka kehilangan akal, mereka terus berupaya mencari celah untuk menghancurkan Indonesia.
Dan tampaknya usaha mereka mulai menemukan titik terang, yaitu melalui
Pemilu 2014 yang berlangsung belum lama ini. Di Pemilu inilah mereka
melihat peluang bagus untuk melancarkan aksi & misi mereka.
Dimulai
dengan menciptakan keruwetan dan kacau-balaunya proses Pemilihan
anggota Legislatif (Pileg) serta Pemilihan Presiden (Pilpres) yang masih
menyisakan banyak persoalan. Dilanjutkan dengan carut-marutnya wajah
parlemen Indonesia
sampai hari ini, dimana kita semua bisa sama-sama menyaksikan bagaimana
kisruh dan ramainya gedung wakil rakyat itu dalam setiap
persidangannya. Interupsi yang diekspresikan dalam bentuk teriakan
berisi caci-maki, sumpah-serapah serta saling tunjuk muka sudah menjadi
pemandangan biasa dalam gedung milik rakyat itu.
Bahkan baru-baru
ini salah seorang anggota dewan dengan arogannya membalikkan dan
membanting dua meja sekaligus ketika Sidang Paripurna berlangsung.
Begitu pula dengan adanya gerakan "mosi tidak percaya" kepada pimpinan
dewan yang konstitusional, yang berujung pada pembentukan parlemen
tandingan oleh sekelompok orang, karena merasa diperlakukan tidak adil
oleh anggota dewan yang lain.
Mereka lupa bahwa gedung dewan
dengan semua perangkatnya itu dibeli dari uang rakyat dan mereka bisa
duduk disitu pun karena dipilih oleh rakyat. Makan dan minum mereka
dibiayai oleh rakyat. Jadi ketika mereka berbuat seenaknya tanpa mau
tahu bagaimana perasaan rakyat, berarti mereka telah melukai hati rakyat Indonesia
dan mereka sangat tidak pantas untuk berada disana. Mereka telah
mencederai dan mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan oleh
rakyat, apapun itu alasannya.
Sungguh miris dan prihatin kita
melihatnya. Meskipun kita juga tahu, bahwa pelakunya adalah sebagian
kecil dari anggota dewan yang ada. Namun secara institusi, lembaga
negara yang mewakili seluruh rakyat Indonesia
ini telah kehilangan mukanya. Karena ambisi, mereka lebih mengedepankan
emosi. Karena kekuasaan, mereka rela martabat bangsa ini tergadaikan.
Bagi mereka sebuah kursi lebih berharga daripada harga diri yang
notabene harus mereka jaga sampai mati. Oleh karenanya, apakah mereka
masih layak disebut sebagai "Anggota Dewan yang Terhormat"? Entahlah...
Namun
terlepas dari itu semua, ada satu hal yang harus tetap kita ingat juga
waspadai. Bahwa ada pihak-pihak yang bersorak dan bertepuk tangan
menyaksikan wajah parlemen Indonesia
akhir-akhir ini. Ada pihak-pihak yang sengaja menciptakan suasana gaduh
ini. Ada pihak-pihak yang mencoba mengambil keuntungan, memanfaatkan
kesempatan dalam kesempitan dari semua kekacauan dan ketakpastian ini.
Ada pihak-pihak yang ingin membuat Indonesia chaos dan hancur.
Dan
itu dimulai dari Pemilu yang berimplikasi kepada wajah parlemen, yakni
dengan sengaja menciptakan sebuah parlemen yang bobrok dan tidak
berwibawa. Caranya adalah dengan menempatkan orang-orang yang tidak
kredibel, orang-orang yang memang tidak memiliki kapasitas sebagai
anggota dewan yang akan memperjuangkan aspirasi rakyat dengan
sebenarnya. Hingga tak heran jika kita mendapati isi parlemen seperti
saat ini, berisi manusia-manusia yang ambisius, haus serta rakus akan
kekuasaan dan uang.
Dengan cara begini maka cepat atau lambat parlemen Indonesia
akan melemah, karena sudah tak ada lagi kepercayaan dari rakyat.
Parlemen kehilangan wibawanya di mata rakyatnya sendiri. Tak ada lagi
legitimasi, parlemen mengalami deadlock. Dampaknya tentu saja akan
merembet kemana-mana, sebab parlemen adalah mitra pemerintah dalam
rangka mensukseskan program-program yang akan dijalankan. Akhirnya
rakyatlah yang akan menjadi korbannya.
Hancurnya parlemen
merupakan hancurnya sebuah negara. Apabila hal ini tidak cepat disadari
dan dibenahi, maka jangan salahkan nantinya akan muncul "parlemen
jalanan" sebagai ekspresi dari kekesalan rakyat terhadap wakil-wakil
mereka. Apabila ini terjadi, berarti skenario penghancuran Indonesia pun berhasil. Inilah yang mereka harapkan. Dengan dalih untuk menyelamatkan rakyat, mereka akan mengambil alih Indonesia.
Ya...mereka selalu mengatasnamakan rakyat. Dan itu memang alasan
termudah serta termurah yang mereka terapkan, tanpa mereka harus
bersusah-payah ataupun terjun langsung dalam konflik yang terjadi di
negeri ini. Briliyan sekaligus sadis!
Tentu saja kita berharap
dan berdoa semoga semua ini tidak pernah terjadi. Semoga para anggota
dewan, pemerintah beserta seluruh komponen bangsa cepat menyadarinya.
Selanjutnya segera membenahi dan menyelesaikan konflik yang terjadi
dengan menangganggalkan egoisme, ambisi serta kepentingan masing-masing.
Sebab jika tidak, kehancuran negeri ini tinggal menunggu waktunya saja.
Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari, ketika anak cucu kita
sudah tidak lagi menemukan sebuah negara kaya bernama Indonesia.
Wallahu a'lam...
By: Ria Dahlia
pksnongsa
posted by @Adimin