pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Pemkot Padang-BPS Mutakhirkan Data Perlindungan Sosial

Written By mediapkspadang on 13 May, 2015 | May 13, 2015

PADANG (12/5) – Pemerintah Kota (Pemkot) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) setempat akan melakukan Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) program perlindungan sosial 2015.
"Pemutakhiran ini penting karena selama ini program tersebut masih menggunakan data 2011," kata Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah di Padang, Selasa (12/5).

Untuk kelancaran pemutakhiran data ini, Pemkot Padang telah mengumpulkan dan menyampaikan kepada seluruh Lurah dan Camat di Kota Padang.

Hal itu dikarenakan valid atau tidaknya pemutakhiran data PBDT bergantung kepada Lurah sebab ia merupakan pemerintahan terdepan yang berhadapan dengan masyarakat.
Mahyeldi menegaskan semua Lurah harus bertanggungjawab untuk mendapatkan data yang valid untuk PBDT tersebut. Karena Pemkot tidak menginginkan terjadinya kesalahan data dalam pemutakhiran basis data terpadu tersebut.

Dia menjelaskan sukses atau tidaknya pemutakhiran PBDT itu bukan dipandang dari selesainya data yang dikumpulkan, akan tetapi dilihat saat tidak terjadinya permasalahan dalam peluncuran sebuah program kerja.

"Sukses bukan sekedar selesai datanya, tetapi ketika ada program yang akan dilaksanakan nantinya tidak terjadi masalah," tambah Mahyeldi.

Sementara itu, Kepala BPS Kota Padang, Rizal menyatakan pemutakhiran data PBDT 2015 dilakukan Mei hingga Juli 2015. 

BPS telah menyiapkan tim untuk pemutakhiran data tersebut, dimana mereka akan turun ke lapangan untuk melaksanakan tugas tersebut.

Dia menyebutkan, 11 fasilitator telah disiapkan dan akan tersebar di semua kecamatan di Kota Padang.

"Mereka akan melakukan pemutakhiran data bersama camat, lurah, RT dan RW," pungkasnya.
Sumber: http://www.antarasumbar.com


posted by @Adimin

A. Zainuddin: ASEAN Harus Tegas Selesaikan Masalah Rohingya


Gelombang pengungsi etnis Rohingya dari Myanmar kembali tiba di Indonesia. Mereka berlabuh di Aceh setelah berminggu-minggu terapung di lautan dengan kapal nelayan.

Ribuan orang Rohingya ini merupakan pengungsi yang lari dari negaranya karena penindasan politik dan diskriminasi etnis yang berlangsung selama bertahun-tahun.

Anggota Komisi I DPR Ahmad Zainuddin sangat prihatin dengan masalah kemanusiaan yang terjadi di Myanmar. Menurutnya, masalah Rohingya sampai saat ini tidak kunjung selesai karena kurangnya perhatian ASEAN dan dunia internasional, terutama dalam menekan pemerintah Myanmar agar menghentikan politik diskriminasi.

"Saya kira dalam masalah Rohingya ini, Indonesia perlu mengambil peran lebih signifikan lagi agar mendapat perhatian lebih serius di ASEAN. Kalau perlu ASEAN menekan Myanmar agar memberi kebijaksanaan terhadap warga Rohingya," ujar Zainuddin di Jakarta, Rabu (13/5/2015).

Zainuddin beralasan, masalah Rohingya saat ini bukan lagi persoalan internal satu negara, tapi sudah menjadi isu kawasan. Karena berdampak terhadap aspek kemanusiaan dan stabilitas keamanan di kawasan. Jumlah pengungsi Rohingya yang lari keluar dari negaranya dan mencari perlindungan ke negara-negara lain terdekat sudah mencapai puluhan ribu orang.

Anggota Poksi Luar Negeri Komisi I DPR ini juga mengatakan, setiap anggota ASEAN memang terikat dengan code of conduct untuk saling menghormati dan tidak turut campur dalam persoalan dalam negeri masing-masing. Namun jika persoalan internal anggota ASEAN telah berdampak luas terhadap anggota lainnya dan kawasan, maka sewajarnya jika ASEAN mengambil langkah lebih maju dan tegas.

"Sampai kapan gelombang pengungsi ini akan terus terjadi? Sampai etnis Rohingya benar-benar habis? Sementara di tempat tujuan mereka juga tidak mendapat hidup yang layak. ASEAN harus menyikapi ini lebih serius demi kemanusiaan universal," ucapnya.

Zainuddin juga mengapresiasi langkah taktis kementerian luar negeri, kementerian sosial RI, dan pemerintah daerah Aceh dalam menangani pengungsi Rohingya. Zainuddin mengingatkan pemerintah Indonesia terkait Konvensi Jenewa 1951 dan Protokol 1967 tentang pengungsi. Indonesia juga harus menganut prinsip non Refoulement, tidak memulangkan pengungsi ke negaranya yang masih dalam kondisi konflik.

"Selama ada konflik di Myanmar, gelombang pengungsi Rohingya akan terus terjadi ke depan. Pemerintah sebaiknya membentuk sistem penanganan baku untuk mengantisipasi hal itu berdasarkan Konvensi Jenewa 1951," imbuhnya.

Selain itu, politisi PKS ini juga mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) agar segera turun tangan menangani persoalan Rohingya. Menurutnya, intervensi dunia internasional lebih jauh dalam masalah Rohingya sangat diperlukan.

Zainuddin mengakui PBB melalui UNHCR telah melakukan langkah-langkah kemanusiaan terhadap para pengungsi Rohingya. Namun upaya pemecahan masalah di Myanmar perlu juga dilakukan langkah lebih tegas oleh ASEAN atau PBB.

"PBB pernah menyatakan warga Rohingya saat ini adalah etnis paling teraniaya di dunia. Lalu bagaimana solusinya? PBB dan dunia internasional harus intervensi untuk hentikan pelanggaran kemanusiaan di sana. Dan Myanmar harus dengar suara internasional,"cetusnya.

Pada Senin (11/5), sekitar 600 pengungsi Rohingya memasuki perairan Indonesia secara ilegal. Mereka terdampar di Aceh setelah kapal yang mereka tumpangi kehabisan bahan bakar. Sekitar 50 orang kini dirawat pemerintah Negeri Serambi Makkah karena kelaparan akut.

Tidak hanya Indonesia, Malaysia pun juga menerima gelombang pengungsi Rohingya. Sekitar 2000 warga Rohingya terdampar di pantai barat Malaysia. Selama empat tahun terakhir, etnis minoritas ini mengalami kondisi mengenaskan. Rohingya merupakan salah satu etnis Muslim yang sejak ratusan tahun hidup di Myanmar. Namun pemerintah junta militer di negara itu, bersama rakyatnya yang mayoritas Buddhis menolak mengakui kehadiran mereka. Konflik berlatar sentimen etnis akhirnya pecah pada 2012 lalu, memakan korban ratusan jiwa.

Organisasi Internasional untuk Migrasi memperkirakan sekitar 25 ribu muslim Rohingya dan warga Bangladesh diselundupkan keluar dengan kapal sejak Januari hingga Maret 2015.Bahkan diperkirakan masih ada sekitar 8000 orang lagi yang terjebak di Selat Malaka dan perairan sekitarnya. (*)


posted by @Adimin

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger