CINTA DAN TUNDUK
(إياك نعبد)
Imam Ibnul Qayyim
Aljauziyah menyebutkan bahwa "ibadah" yang sempurna itu harus menggabungkan
dua hal sekaligus secara bersamaan. Yang pertama adalah cinta dan yang kedua
adalah tunduk.
Artinya, kita
belum menjadi hamba Allah yang benar kecuali kita telah beribadah dengan penuh
cinta dan penuh ketundukan kepada Allah.
Ibnul Qayyim berkata,
"Bila engkau mencintai Allah tapi engkau tidak tunduk kepadaNya, maka
engkau bukanlah hambaNya. Jika engkau tunduk kepadaNya tapi engkau tidak
mencintaiNya, maka engkau bukanlah hambaNya. Engkau baru seorang hamba yang
benar bila mencintaiNya dan tunduk kepadaNya". (Madaariju As Salikin).
Bila seseorang
beribadah karena senang, tapi dia tidak patuh dengan aturan Allah, maka dia
belum beribadah dengan benar dan belum menjadi hamba yang benar. Dia hanya
sedang melakukan hobby atau kesukaannya. Ini biasanya terjadi dalam hal
ibadah-ibadah yang menyenangkan. Seperti ibadah haji, umrah dan lain-lain.
Sebaliknya bila
seseorang tunduk beribadah kepada Allah, tapi dia tidak senang dan mencintai
Allah, maka dia sedang terpaksa. Tidak tulus dan tidak ikhlas. Manusia saja
tidak suka dengan orang yang bekerja terpaksa. Apalagi Allah yang Maha Mulia.
Dalil-dalil yang
menunjukkan perintah mencintai dan juga tunduk kepada Allah sangat banyak di
dalam Al quran dan hadits Rasulullah saw.
Allah menegaskan
bahwa orang yang beriman itu tandanya adalah dia sangat amat cinta kepada
Allah. Sedangkan orang kafir mencintai tuhan-tuhan lain selain Allah:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Artinya: "Dan
diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada
hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)." (QS Al baqarah: 165).
Dalam ayat lain,
Allah memuji orang yang beriman, generasi pilihan, yang karakternya adalah
mencintai Allah dan Allah mencintai mereka:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ...
Artinya: "Hai
orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kalian yang murtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap
orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang
berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela...." (QS Al maidah: 54).
Rasulullah saw
menyatakan bahwa kesempurnaan iman itu terletak pada cinta kepada Allah dan
RasulNya:
"ثلاث من كن فيه وجد بهن حلاوة الإيمان، من كان الله ورسوله أحب إليه مما سواهما، وأن يحب المرء لا يحبه إلاَّ لله، وأن يكره أن يعود في الكفر بعد أذ أنقذه الله منه كما يكره أن يقذف في النار".
Artinya:
"Tiga hal yg apabila dimiliki oleh seseorang niscaya dia akan merasakan
manisnya iman. Yaitu orang paling mencintai Allah dan RasulNya melebihi selain
keduanya. Dan orang yg mencintai orang lain karena Allah. Dan orang yang tidak
mau kembali kepada kekufuran sebagaimana dia tidak rela dilemparkan ke dalam
api neraka". (HR Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik).
Dalam hal
ketundukan dan kepatuhan, Allah ta'alaa menegaskan perintahNya dengan sangat
jelas :
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ ۖ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ.
Artinya:
Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS Ali Imran: 32).
Allah juga
menegaskan bahwa orang yang engkar (tidak patuh) kepadaNya, melanggar
batas-batas hukumNya, akan dimasukkan ke dalam neraka yang abadi:
وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُّهِينٌ (14)
Artinya: "Dan
barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar
ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang
ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan." (QS An nisa:
14).
Dengan demikian,
kesempurnaan ibadah akan terwujud bila dikerjakan dengan cinta serta tunduk
kepada Allah.
Oleh : Irsyad Syafar, Lc., Med
posted by @Adimin
Post a Comment