pic

Powered by Blogger.

Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi

Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...

Search This Blog

Latest Post

Ganjilnya Kemenangan

Written By Sjam Deddy on 10 May, 2013 | May 10, 2013



Untuk menghilangkan perasaan yang menekan di hati, murid-murid Imam Ahmad bin Hanbal bertanya kepada gurunya : " bagaimana pandanganmu tentang kebathilan apakah ia akan menang atas kita?". singkat dan tegas beliau menjawab :" tidak, selama kebenaran bertahta di hati kita".

Usai menyaksikan hasil perolehan suara, seorang kader partai islam mengangkat telpon. ia tumpahkan persaan lukanya kepada sahabatnya dengan isak tangis tak tertahan
" kita sudah bekerja sungguh-sungguh siang malam tetapi kita tetap kalah"
Ketika kampanye dulu ia telah mencetak jilbab dan sprai putihnya jadi bendera partai, karena ia dan partainya tak cukup punya dana. jangankan untuk serangan fajar atau membeli suara, pemimpinnyapun harus membeli pin partai dengan uang kantong sendiri. Padahal pemilu disebagian besar rakyat difahami sebagai bagi-bagi kaos, naik di kap mobil saat kampanye, bagi-bagi sembako dan uang fajar hari pencoblosan.
"sampaikan kepada semua sahabatmu sesungguhnya kalian tak kalah, da`wah ini milik Allah dan Allah takkan pernah kalah [12/21], suara tegas sang sahabat menjawab keluh kesah temannya : " karena kalian tak mendustai rakyat , kalianlah pemenang. karena lalai tak bemoney politic, kalianlah pemenang. karena kalian melangkan bukan karena dendam, kalianlah pemenang. kita telah [belajar] berpolitik dengan landasan IMAN dan MORAL , kita telah memberikanpendidikan politik terbaik keapada rakyat, kita menang". tambahnya bersemangat sambil tak lupa menyebutkan mereka masih belum berjaya untuk menjadi "partai sirkus"

"Ya, tapi kami bukan lagi sedih karena kalah--oh, maaf " ia koreksi ungkapan kalah itu secepat otaknya yang cerdas itu bergerak :" tapi, karena belum mendapatkan perolehan optimal, dan yang membuat resah, si pemenang adalah mereka yang kentara akan mengulangi arogansi dan keberingasan pendahulunya dengan nama lain. Mereka akan mengembalikan kediktatoran minoritas atas mayoritas muslim yang tertindas" suaranya terdengar lebih mantap.
itulah tantangan yang harus dihadapi. dan siapa yang bisa meyakinkan bahwa tantangan hari ini tak lebih besar daripada yang dihadapi salafussalih atau sebaliknya? yang jelas kemenangan sejati itu selalu ada ketika kita senantiasa berada bersama Al-Haq, walau sendirian. bila ada`satu orang mendapat hidayah karena da`wah kita, itu kemenangan lebih besar dari sekadar dunia dan segala isinya. Saat Allah menyebut "keberuntungan yang besar" [61/12] yang dimaksud adalah sorga dan ampunanNya dan itu hanya didapat oleh mereka yang terpanggil lebih dulu alias syahid.

Jadi kemana perginya namrud, fir`aun, ashhabul ukhdud, kaum `aad dan tsamud serta pemenang dungu lainnya? mungkin itu sukar difahami.

Untuk kongkretnya perlu contoh. suatu kali Rasulullah bertanya :" siapa yang berani membaca surah arrahman di ka`bah?". ternyata Abdullah bin Mas`ud tampil. Para sahabat yang lain menasihatinya agar urung melakukannya karena ia tak punya keluarga yang akan melindunginya. Benar saja Abdullah dikeroyok kafir quraisy, ia pingsan wajahnya lebam.

Pertanyaanya, apa sebabnya Rasululllah membuat pertanyaan yang memotivasi tindakan Abdullah bin Mas`ud? tentu jawabannya bukan sekedar untuk jadi hero dan menanti pahala besar dengan babak belur. Tapi untuk apa? untuk mengatakan bahwa babak belur ibnu Mas`ud itu adalah sebuah kemenangan? maafkan mereka yang belum berani mengatakan apa yang dilakukan sahabat mulia itu tidak sia-sia.

Ruh seperti itulah yang membuat Abdullah ibn Zubair mendatangi ibunya Asma`binti Abi Bakr Ash-shiddiq ra.. "apa yang harus saya lakukan terhadap rezim yang korup dan refresif?" tanyanya. "apakah posisimu dipihak yang benar?" ibunya balik bertanya"Ya" jawan Abdullah "kalau begitu hiduplah mulia atau matilah syahid". tegas ibunya. 

Akhirnya gubernur Hajjaj yang tirani membunuhnya. Jenazah Abdullah bin Zubair di salib dibatang kurma tanpa seorangpun yang berani menurunkannya. Asma` yang renta dan buta datang, ia perintahkan hajjaj menurunkan janazah anaknya yang mulai mengering.. suaranya berwibawa :" penumpah darah itu adalah engkau" kata Asma` seraya menggendong jasad berbau harum itu. hajjaj kecut..

Inilah sudut pandang tentang kemenangan yang dilupakan oleh sebagian orang. kemeangan hakiki, kemenangan paling dibenci tiran..

Ketika Sa`id ibn Jubair tak punya lagi ruang gerak untuk berda`wah, ia berurusan dengan hajjaj. tampaknya Sa`id siap dieksekusi. Saat algojo menyiapkan pedang pancungnya, Sa`id mengarahkan wajahnya ke ka`bah, khusyu` dalam shalat dan doa " aku hadapkan wajahku kepada yang telah mencipta langit dan bumi [6/162], hajjaj tersinggung " balikkan wajahnya kemana saja asal tidak ke ka`bah" pekiknya keras. algojo memalingkan wajah Sa`idSa`id membaca ayat :" katakanlah, milik Allah timur dan barat, kemanapun kalian menghadap disana Wajah Allah [2/115]" kemurkaan hajjaj memuncak, ia menyuruh Sa`id ditelungkupkan, sekali lagi dengan lancar Sa`id berucap :" dari tanah Kami ciptakan kamu, kedalam tanah Kami kembalikan kamu dan dari tanah liat pula Kami akan keluarkan kamu suatu saat yang lain"[20/55]

Itulah Sa`id ibn Jubair, ia ahli zikir yang konsisiten dengan zikirnya :" barang siapa menaati Allah maka ia telah berzikir padaNya, dan siapa yang menentangnya maka itu bukan pezikir, sekalipun sepanjang malam ia bertasbih"

Gambaran "GANJIL" kemenangan diatas akan menjadi lengkap bila merujuk entri untung dan rugi di kamus da`wah para da`i. Shuhaib Arrumi pernah diharuskan oleh kafir quraisy menetap di Makkah atau menyusul Rasulullah hijrah ke Madinah tanpa harta sedikitpun. Shuhaib memilih hijrah. Madinah gempar, kok mau-maunya seorang jutawan rela "bangkrut" dijarah kafir quraisyhanya utk bisa hijrah. Rasulullah segera melururuskan pandangan umum itu dengan sabdanya :" Rabiha Shuhaib, rabiha Shuhaib, Shuhaib beruntung, Shuhaib beruntung!"

Ibarat puisi, sabda Rasulullah tentang kemenangan itu seperti syair Iqbal yang sudah hampir tiga perempat abad bersabar menunggu difahami telinga zaman. kini mungkin perlu "penyair" lain untuk mewujudkannya agar bisa dilihat zaman

Aku tak inginkan telinga zaman sekarang
Aku suara penyair dunia yang akan datang
Zamanku tak faham kedalaman makna sajakku
Yusufku tak mau dijual di pasar ini....
Thursinaku menyala bagi Musa yang akan datang
Laut mereka tenang tak beriak, bagai embun
Tapi embunku gelisah seperti angin bertopan


posted by @Adimin

Bahkan Direktur CIR, Sapto Waluyo Pun Merasa Ada Skenario Menjatuhkan PKS




Munculnya kasus suap impor daging di Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) yang menimpa Partai Keadilan Sejahtera (PKS), seakan menjadi bulan-bulanan media untuk memberitakan kasus yang membelit partai tersebut.

Hal itu terjadi karena mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, menjadi tersangka dalam kasus tersebut, bersama Ahmad Fathanah (AF) yang diduga sebagai teman dekat Luthfi.

Terlebih, setelah berjalannya penyelidikan kasus ini, sejumlah wanita cantik muncul di balik kasus tersebut dan terkait dengan Ahmad Fathanah. Alhasil citra PKS yang selama ini terkenal bersih, santun dan jauh dari kesan begajulan, kini secara liar citra itu terbantahkan.

Namun, yang menjadi pertanyaan banyak pihak adalah, kenapa hanya persoalan suap impor daging ini seakan menjadi fokus penegak hukum, terutama bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sedangkan kasus lainnya seperti bailout Bank Century, kasus Hambalang, dan berbagai kasus lainnya yang bersinggungan dengan penguasa.

Dari berbagai sumber yang dikumpulkan, muncul skenario besar terkait kasus impor daging ini untuk menjegal PKS di Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Adanya dugaan itu, didasarkan alur dan jalannya kasus impor daging ini.

"PKS ada skenario dari kalangan eksternal yang ingin menjatuhkan PKS. Skenario untuk menjatuhkan PKS terlihat justru dari kejanggalan pemeriksaan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)," kata Direktur

Eksekutif Center for Indonesian Reform (CIR), Sapto Waluyo dalam rilisnya yang diterima beberapa waktu lalu

Menurutnya, mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) tidak tertangkap tangan menerima suap, tapi datang sendiri ke kantor KPK dengan sukarela. Sebenarnya, Luthfi bisa bilang akan datang besok paginya, karena malam itu memang tak ada pemeriksaan, hanya ditanya identitas dan kondisi kesehatan.

Selain itu, terkait hari ini Jumat (10/5/2013), akan diperiksanya Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin, semakin mempertajam analisis bahwa partai ini sedang masuk dalam  desain penjegalan di Pemilu 2014.

Pasalnya, bukan tidak mungkin, Hilmi bisa dijadikan tersangka dalam kasus ini, jika saja KPK menemukan atau sengaja merancang dan memenuhi pesanan pihak eksternal KPK, untuk mentersangkakan Hilmi.

Jika benar Hilmi jadi tersangka, maka kredibilitas dan masa depan PKS akan berada di ujung tanduk. Ditambah lagi, KPK akan memeriksa Presiden PKS Anis Matta, pada Senin 13 Mei 2013 mendatang. Perkiraan ini tentunya bukan tanpa alasan, karena cukup dengan mata telanjang saja, publik bisa membaca dengan terang-benderang.

Politikus PKS Nasir Djamil mengatakan, pihaknya tak akan mengabiskan energi hanya untuk mengurusi Ahmad Fathanah, meskipun orang tersebut terus saja membawa nama PKS dalam sepak terjangnya. "Jangan-jangan ini malah bagian dari skenario untuk mengacaukan konsentrasi PKS menjelang Pemilu 2014," ujar Nasir menduga ketika dihubungi Sindonews, Selasa 7 Mei 2013.

Dugaan itu tentu saja muncul, karena penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus ini terkesan berlebihan. Apalagi mengurusi kasus-kasus yang nilainya kecil. "KPK terus saja sibuk mengurus kasus yang nilainya Rp20 juta, Rp70 juta, lama-lama Rp1 juta juga diurus," kritiknya

sumber : http://www.suaranews.com/2013/05/bahkan-direktur-cir-sapto-waluyo-pun.html

posted by @Adimin

KPK ‘Main Api’ Via Johan Budi, Fakta atau Berita?





Ketika publik ramai membicarakan sepak terjang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), maka sosok yang kerap kali muncul bukan Abraham Samad sang ketua atau Pimpinan yang lain. Johan Budi, sang Juru Bicara KPK ternyata lebih dikenal publik. Berita-berita dan sepak terjang seputar KPK kerap kali muncul melalui Johan.

Sebenarnya hal ini sangat wajar, mengingat hal tersebut memang merupakan bagian dari tugas juru bicara. Namun kemunculan Johan di media akhir-akhir ini terasa memiliki nuansa yang berbeda dari biasanya. Apalagi semenjak sang ketua Abraham Samad tersangkut kasus ‘sprindik’, walaupun bukan Samad pelaku utamanya. Entah krna “kebodohan” atau jebakan2 yg dibuat khusus utk Samad memang sangat canggih. Samad pun akhirnya tumbang. Skrg jd “ayam sayur” demikian bunyi salah satu tautan di media sosial.

Johan Budi benar-benar jadi penguasa tunggal KPK, Johan bebas berceloteh dan mengeluarkan statement tanpa ada satu pun unsur pimpinan KPK yang membantah apalagi melarang. Entah karena mereka tidak ingin perpecahan di internal KPK terungkap, atau memang semua pejabat di KPK layaknya ‘setali tiga uang’

Kalau kita ikuti satu persatu kasus-kasus yang sedang di tangani KPK, ada kejanggalan dan keanehan di sana-sini. Kita ambil contoh kasus-kasus besar yang sedang ditangani KPK seperti Century, Hambalang dan yang teranyar kasus suap impor daging sapi. Pada dua kasus di atas (Century dan Hambalang) terlihat KPK seperti tidak bergairah untuk menuntaskan kedua kasus tersebut, ini bisa dilihat dari sepak terjang KPK di dalam memeriksa dan menetapkan sebagai tersangka orang-orang yang terlibat didalamnya. Bahkan seorang Johan Budi yang kerap menjadi corong KPK nyaris tak terdengar celotehannya. Kalaupun bersuara, tidak sekeras ketika KPK menangani kasus suap impor daging sapi.

Coba kita perhatikan sepak terjang KPK di dalam penanganan kasus suap impor daging sapi yang diduga melibatkan mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaq (LHI). Disini Sangat jelas kita lihat agresifitas KPK.

Sangat kentara/vulgar/kasat mata, upaya penjemputan paksa dan penahanan LHI itu oleh KPK. HARUS MALAM ITU JUGA. Padahal LHI tidak kena Operasi Tangkap Tangan (OTT). Kenapa treatment atau perlakuan KPK terhadap LHI itu berbeda dengan tersangka-tersangka korupsi lain yang tidak terkena OTT ? Kenapa harus ditahan malam itu juga? Demikian bunyi tweet pada akun @TrioMacan2000

Tak urung kasus penangkapan LHI mendapat sorotan tajam dari banyak pihak, salah satunya dari Anggota Komisi III DPR dari FPP, Ahmad Yani yang menduga ada konspirasi di balik penangkapan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka kasus suap impor daging sapi.

“Ini saling sandera, uji-menguji. KPK jangan dijadikan instrumen politik. Kalau ini betul konspirasi betapa tidak bermoralnya bangsa ini,” katanya di Kompleks MPR/ DPR, Senayan, Jakarta (ROL,31/1/2013).

Pakar Hukum Tata Negara Jimly Asshiddiqie menilai ada yang ganjil pada penetapan tersangka oleh KPK kepada Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq.
“KPK menetapkan Luthfi Hasan Ishaq sebagai tersangka sangat cepat, hanya beberapa menit setelah penangkapan. Kesannya, PKS seperti menjadi target,” kata Jimly Asshiddiqie usai diskusi publik yang diselenggarakan Fraksi Partai Gerindra di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini membandingkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, yang pernah disebut-sebut oleh beberapa tersangka maupun saksi pada kasus dugaan korupsi proyek Wisma Atlet SEA Games maupun Hambalang, tapi sampai sekarang belum ada proses lebih lanjut dari KPK. (ROL, 31/1/2013).

Bahkan Ketua DPR Marzuki Ali pun tidak percaya dengan penetapan LHI sebagai tersangka kasus suap impor daging sapi. Di mata Marzuki, Lutfi merupakan figur alim yang religius. “Sejujurnya saya terkejut. Saya tahu beliau orang yang religius dan khusyuk sekali,” kata Marzuki kepada wartawan, di kompleks MPR/DPR, Senayan Jakarta. Sampai saat ini Marzuki belum percaya dengan penetapan tersangka Luthfi. “Saya hampir-hampir tidak percaya Beliau menjadi tersangka kasus suap,” lanjutnya. (ROL, 31/1/2013)

Dan proses penetapan dan penangkapan  LHI pun jelas sekali ada keganjilan dalam penahanan mantan orang nomor satu di PKS itu. Salah satunya, rentang waktu yang sangat cepat terkait penetapan tersangka hingga penahanan menimbulkan pertanyaan.

Pada Rabu (30/1) pukul 01.00 WIB lalu, penyidik KPK mengembuskan berita yang menjadi kebiasaan buruk bahwa ada anggota Komisi IV DPR akan ditangkap. Nyatanya hal itu tidak betul.

Pukul 15.00 WIB, tiba-tiba LHI sudah dicekal KPK dan pukul 18.00 WIB, unsur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS sudah mendengar berita tentang penetapan tersangka.

Selanjutnya pukul 21.00 WIB, penyidik KPK sudah merapat ke gedung DPP PKS. Awalnya diduga kedatangan mereka untuk menyampaikan surat panggilan penyelidikan kepada empat orang yang ditangkap (terduga kasus suap impor daging). Ternyata dugaan itu salah hingga terjadi penangkapan LHI.

“Indikasi itu menunjukkan seolah KPK dikejar untuk menjerat LHI. Ada apa ini kaitannya? Sangat singkat sekali prosesnya,” tegas Kuasa Hukum LHI

Jadi,  dalam penanganan kasus ini ada tampilan tidak biasa dari KPK dalam menetapkan seseorang sebagai tersangka. Kalau setidaknya lima komisioner, minimal ketuanya yang tampil dalam konferensi pers, kali ini tidak ada satupun komisioner KPK yang tampil berbicara di depan publik. Yang muncul terkait penahanan LHI malah juru bicara Johan Budi. Ini ada apa? Mereka mau bermain sembunyi petak umpat. Sejak saat itu, muncul tanda tanya, orang yang baru diduga dikaitkan dengan pelaku suap kok langsung ditahan. Sementara ada juga pejabat negara lain yang sudah ditetapkan sebagai tersangka masih bisa berkeliaran bebas. Ini ada perlakukan tidak sama, KPK tidak tebang pilih dalam penahanan tersangka kasus korupsi.

Dari penetapan LHI sebagai tersangka inilah dimulainya babak baru penanganan kasus dugaan korupsi impor daging sapi. Jubir KPK Johan Budi lah yang selalu tampil berbicara di depan publik, seolah-olah Johan sudah menerima order secara khusus untuk menangani kasus suap impor daging sapi.

Bukti terbaru dapat kita lihat pada proses penyitaan Mobil LHI di kantor DPP PKS. Dengan lantang Johan Budi memberikan keterangan pers yang bertolak belakang dengan realita di lapangan.

Terkait Surat Penyitaan  Komisi Pemberantasan Korupsi mengaku sudah membawa surat penyitaan saat mendatangi kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera untuk menyita lima mobil pada Senin (6/5/2013) malam. “Semalam juga (bawa), tadi juga dibawa, ditunjukkan kepada penjaga gedung,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta.

Namun pada kenyataannya, Johan Budi tidak berkutik menghadapi argumen Fahri Hamzah dalam debat di Metro TV yang disiarkan secara langsung malam tadi (Rabu, 8/5/2013).

Pada debat ini, Fahri Hamzah mengatakan bahwa Johan Budi lakukan kebohongan publik terkait penyitaan di DPP PKS.
“KPK datang ke DPP PKS tidak membawa surat penyitaan. Anda jangan melakukan kebohongan publik,” kata Fahri Hamzah.

Sampai disini, Johan Budi tak berkutik. Kemudian dengan nada ragu Johan Budi menjawab.
“Oke, kita buka di pengadilan kami punya bukti video,” ujar Johan, lalu diam.
Menurut Fahri, selain melakukan kebohongan publik, KPK juga melakukan pelanggaran prosedur.

“Masa mengambil mobil orang lain tidak ada suratnya. Anda menyalahi prosedur. Ini bertentangan dengan KUHAP,” tegas Fahri.
“Hukum jangan diputar menjadi opini publik semau mereka.  Perang opini lawan KPK tidak akan menang, makanya Johan Budi dipelihara,” pungkas Fahri Hamzah.

Melihat kondisi seperti ini, pengamat hukum Tata Negara, Margarito Kamis angkat bicara.

Menurutnya, tidak bisa dihindari dan sangat beralasan jika publik menilai bahwa KPK diskriminatif dalam penanganan korupsi.
“Terlalu sulit bagi saya untuk mengatakan bahwa KPK tidak diskriminatif dalam penanganan kasus korupsi,” kata Margarito, Senin (4/2/2013).
“Saya kira KPK harus menjelaskan kepada publik. Kenapa KPK subjektif dalam menangani kasus korupsi. Apakah yang satu dari partai penguasa dan yang satu dari parpol bukan pemerintah,” tegas Margarito.

Melihat fakta-fakta diatas, apakah KPK melalui Johan Budi sedang Main api? Apakah pernyataan-pernyataan Johan budi sebuah Fakta, atau hanya sekedar berita yang hanya menjadi konsumsi media belaka. Layak disimak sepak terjang KPK dan seorang Johan budi. (sbb/rol/ind/dakwatuna)

Oleh Saiful Bahr

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/05/08/32922/kpk-main-api-via-johan-budi-fakta-atau-berita/#ixzz2Sn3afHxF 


posted by @Adimin

Hukum Acara Penyitaan dan Arogansi KPK




Perilaku KPK berdasarkan hukum dapat dinilai dan didasarkan pada hukum yang menjadi landasan operasional KPK. Kasus LHI, kasus suap daging sapi  tidak dapat dibuktikan oleh KPK. Akhirnya KPK menggoreng kasus ini dengan pasal TPPU, tentang pencucian uang. Salah satu perilaku arogan KPK terlihat pada Senin malam, ketika mereka mendatangi gedung PKS untuk menyita kendaraan milik LHI. Tindakan KPK tersebut mengundang banyak pertanyaan dan dipertanyakan banyak karena mereka memaksa masuk Gedung kantor PKS untuk menyita kendaraan tanpa ada kelengkapan administrasi. Berikut perundangan-undangan yang menjadi penilaiaan arogansi KPK atas tindakannya baru-baru ini terhadap PKS.

Secara umum Hukum Acara Penyitaan diatur oleh KUHAP (bukan KUHP) pada pasal 38:

Pasal 38:
(1) Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin Ketua Pengadilan Negeri setempat.
(2) Dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak bilamana penyidik harus segera bertindak dan tidak mungkin untuk mendapatkan surat izin terlebih dahulu, tanpa mengurangi ketentuan ayat (1) penyidik dapat melakukan penyitaan hanya atas benda bergerak dan untuk itu wajib segera melaporkan kepada ketua pengadilan negeri setempat guna memperoleh persetujuannya.
Khusus untuk tindak pidana Korupsi, pada Undang-undang KPK UU 30 tahun 2002, KPK boleh menyita tanpa surat izin ketua pengadilan seperti pada pasal 47 ayat 1 dan 2


Pasal 47
(1). Atas dasar dugaan yang kuat adanya bukti permulaan yang cukup, penyidik dapat melakukan penyitaan tanpa izin Ketua Pengadilan Negeri berkaitan dengan tugas penyidikannya.

(2) Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur mengenai tindakan penyitaan, tidak berlaku berdasarkan Undang-Undang ini.
TAPI bukan berarti bebas begitu saja, ada pasal 3 yang merinci.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib membuat berita acara penyitaan pada hari penyitaan yang sekurang-kurangnya memuat:
  1. nama, jenis, dan jumlah barang atau benda berharga lain yang disita;
  2. keterangan tempat, waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun dilakukan penyitaan;
  3. keterangan mengenai pemilik atau yang menguasai barang atau benda berharga lain tersebut;
  4. tanda tangan dan identitas penyidik yang melakukan penyitaan; dan
  5. tanda tangan dan identitas dari pemilik atau orang yang menguasai barang tersebut.

(4) Salinan berita acara penyitaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada tersangka atau keluarganya.
Berdasarkan fakta kejadian yang dilakukan KPK pada Senin malam, 5 Mei 2013 yang memaksa menerobos masuk Gedung kantor PKS untuk menyita kendaraan tanpa ada kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud, maka tindakan KPK kali ini mengundang kecurigaan adanya muatan politis pesanan dari pihak tertentu. Inipun dilakukan di saat kasus-kasus besar korupsi yang merugikan negara tidak dituntaskan dengan semangat. Kasus-kasus besar itu adalah:

  1. Kasus Bank Century, dengan kerugian negara sebesar 6.700 milyar
  2. Kasus Proyek Hambalang, dengan kerugian negara sebesar 243 milyar
  3. Kasus Simulator SIM, dengan kerugian negara sebesar 121 milyar
  4. Kasus daging sapi LHI, dengan kerugian negara sebesar 0 (nol)

Apa karena untuk semua kasus itu, para pimpinan KPK (Johan Budi cs) sudah dibayar sebesar Rp.63-70 jt/orang/bulan sesuai PP 36/2009???? Ada apa dengan KPK?

Oleh Abduhu Jakfar

*Penulis adalah pemerhati sosial politik dan pengamat Timur Tenga


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/05/09/32932/hukum-acara-penyitaan-dan-arogansi-kpk/#ixzz2Sn1syH3q

 


posted by @Adimin

H. Refrizal Anggota DPR RI PKS Resmikan Program Bedah Lapau

Gambar : Refrizal.com 


KASANG — Riang benar hati Meri Roza. Kini perempuan itu bisa tersenyum lebar. Warung kecil yang jadi tumpuan ekonomi keluarganya telah berubah rupa. Sudah tacelak, semakin senang pelanggannya berbelanja di sana.
Meri Roza adalah warga Korong Jambak, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman. Senin sore (6/5) warung kecilnya diresmikan oleh Anggota DPR-RI, H. Refrizal. Meri menjadi salah satu penerima bantuan program bedah lapau yang digagas anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.

Sambil mempromosikan warung barunya yang diberi nama “Dua Putri”, Meri mempersilahkan setiap pengunjung mencicipi nasi goreng khas Kasang buatannya. “Makanlah, Pak! Nasi goreng buatan Kasang,” ujarnya semangat.

Warung Meri kini sudah kelihatan badagok. Bangunannya berdiri kokoh dan rapi. Ia bisa menarik banyak pelanggan, sehingga memberikan keuntungan yang membuat asap dapurnya terus mengepul. Tak hanya menerima bantuan perbaikan warung, Meri juga menerima bantuan modal. H. Refrizal menyerahkan bantuan modal itu dalam bentuk uang tunai. “Dihitung dulu. Nanti gunakan untuk mengembangkan lapau ini,” ujar Refrizal ketika menyerahkan bantuan modal secara langsung.

Bedah lapau merupakan program yang digagas Refrizal melalui Refrizal Foundation yang dibentuknya. Lembaga ini juga bergerak dalam pemberdayaan pemuda, bantuan beasiswa, pelatihan dan kegiatan sosial lainnya. Ada pun program bedah lapau menurut anggota DPR-RI yang asli Piaman ini, prinsipnya adalah memberi kail sekaligus umpan. Masyarakat diberdayakan secara ekonomi. Caranya adalah mendorong masyarakat memberdayakan diri secara mandiri.

Program ini sudah lama dan rutin dilakukan. Untuk agenda tahun ini saja, sejak Januari lalu sudah 30 lapau yang dibedah. Semuanya tersebar pada enam kabupaten dan kota di Sumatra Barat.

“Bedah lapau ini memotivasi masyarakat menjadi kaya dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Kalau sudah kaya, masyarakat bisa membuat rumah yang layak, bisa memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya,” ungkap Refrizal.

Lapau menurut Refrizal memang dekat dengan kehidupan ekonomi masyarakat Sumbar. Banyak masyarakat yang menggantungkan kehidupan ekonominya dari sana. Lapau juga menjadi tempat pemenuhan kebutuhan harian masyarakat secara luas. Tak hanya fungsi ekonomi, lapau juga memiliki fungsi sosial-budaya dalam masyarakat Sumbar.

Di lapau interaksi sosial dan mobilisasi informasi terjadi. Dengan menghidupkan lapau, berarti menghidupkan ekonomi sekaligus menghidupan sendi sosial dan budaya masyarakat.

Program bedah lapau yang digagas Refrizal ini mendapat sambutan antusias dari masyarakat. Terlihat dari acara peresmian yang dihadiri berbagai kalangan masyarakat. Selain itu, acara peresmian tersebut berlangsung penuh kekeluargaan dan keakraban.

Refrizal usai meresmikan lapau di Nagari Kasang terus bertolak ke nagari lain untuk meresmikan lapau-lapau yang selesai dibedah.

“Besok ada beberapa lapau lagi yang akan diresmikan. Tapi, ada jadwal yang bentrok, jadi di antaranya diundur. Bedah lapau memang spesialisnya Pak Refrizal,” ujar Ridwan, staf anggota DPR itu.

*hariansinggalang.co.id

posted by @A.history

Gubernur Sumbar Resmikan Pasar Ternak Gunung Medan



DHARMASRAYA - Kabupaten Dharmasraya sangat berpotensi untuk menjadi sentra peternakan. Luasnya lahan yang tersedia di daerah itu sangat mendukung daerah tersebut menjadi sentra penghasil pangan hewani terbesar di Sumatera Barat.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno saat peresmian Pasar Ternak Agropoplitan Gunung Medan, Kamis (9/5) menyatakan hal itu. Menurutnya, potensi peternakan di Dharmasraya harus tergarap secara optimal.
"Masyarakat mesti memanfaatkan potensi ini sebagai peluang usaha yang tidak boleh disia-siakan," ujarnya.

Pemerintah, kata Irwan, terus berusaha mendorong usaha peternakan dan pertanian dalam upaya peningkatan ketahanan pangan.

"Berbagai program diluncurkan untuk mempercepat upaya tersebut sehingga sangat memungkinkan bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha di bidang peternakan ini," katanya.

Selain meresmikan pasar ternak agropolitan Gunung Medan, Gubernur Irwan Prayitno juga melakukan tanam perdana pada lahan cetak sawah baru di Jorong Rawang Bakuang Nagari Koto Baru. Potensi lahan sawah baru di kenagarian tersebut diperkirakan mencapai 500 hektar. Saat ini baru terbuka sekitar 200 hektare. (feb)
*padangmedia.com
posted by @A.history

Hormati Proses Hukum | Kultwit @tifsembiring


1. Assalamu'alaikum wrwb, selamat malam tweeps sekalian. Semoga selalu dlm sehat dan semangat. Amien. Sy akan kultwit.. 

2. Pertama mengenai salah paham proses penyitaan mobil di DPP PKS oleh petugas KPK. Menurut sekuriti gedung petugas KPK tiba pkl 22.00 malam

3. Tapi menurut keterangan Johan Budi KPK tiba pukul 20.00 senin malam 6/5/2013. Jadi ada perbedaan 2 jam...

4. Menurut SG (sekuriti gedung) petugas tidak membawa surat penyitaan dan tdk jelas brp mobil dan mobil yg mana yg akan disita

5. Ketika ditanyakan, petugas KPK menjawab "surat itu nanti saja, bisa menyusul". Menurut Johan Budi, petugas KPK membawa surat penyitaan."

6. Menurut SG, petugas KPK berucap "Gedung PKS inipun bisa kami sita". Mrk bersitegang SG tdk mau melepaskan mobil2 tsb. Lalu mobil disegel.

7. Pagi selasa 7/5 sy dpt info dr teman2, sy dalami. Berita2 ramai dg judul "PKS halangi penyitaan mobil2 milik LHI. 

8. Info teman2 di DPP PKS mobil yg mau dibawa 6, pdhl mobil LHI hanya 1 dan 1 lagi kend operasional DPP. 3 lg mlk kader

9. Sy kontak Pak Johan Budi. Lalu sy kontak DPP PKS. Pernyataan  AlMuzammil Yusuf-DPP, "Silakan sita mobil2 tsb, tapi buat berita acaranya"

10. Kesimpulan: Silakan disita mobil2 di gdg PKS yg diduga ada kaitan dg kasus LHI, tapi harus sesuai prosedur hukum.

11. Kedua ttg Ahmad Fathanah (AF) yg memang jadi biang masalah yg mencoreng nama PKS. AF bukan kader, bukan pengurus PKS

12. AF berteman dg Pak Luthfi Hasan Ishaq (LHI) sjk dulu. AF pernah masuk penjara th 2005, terbukti wanprestasi voucher dan palsukan ttd LHI

13. Info lain yg perlu diklarifikasi AF pernah di hukum di Thailand dan Australia. Stlh bebas AF kembali merapat kpd LHI 

14. AF memanfaatkan kedekatan dg LHI, diduga menjual nama LHI u/ dapatkan fee dan proyek2 u/ kepentingan pribadi.

15. Kaitan AF dg bbrp wanita, itu adalah tanggung jawab pribadi AF. Diluar pengetahuan pengurus PKS. Dia bukan kader PKS

16. Pernyataan isteri AF bu Septi, bhw AF bukan kader PKS. Ayu Azhari: AF menjanjikan kerjaan show. Vitalia: AF kasih mobil dan berlian

17. Dan wanita2 lain, terkait AF yg tidak ada hubungannya dg PKS. Kutipan media yg meng-ulang2 kata AF, LHI, Wanita2, terkesan satu kesatuan

18. Kesimpulan: AF bukan kader PKS, memanfaatkan LHI. Minta uang kpd Laguna, u/ kepentingan pribadi. Yg tertangkap tangan adlh AF bukan LHI. 

19. Jadi uang rp 1 Milyar iampai ke LHI, disita KPK dr AF. Sy pernah komentar:"Kasus LHI bukan penyuapan, tp percobaan penyuapan. 

20. Ketiga, kasus LHI dan saksi2: LHI ditahan dr DPP PKS sehari setelah AF ditangkap. KPK menyangka bhw uang dr AF akan diberikan kpd LHI. 

21. KPK menyangka bhw LHI menggunakan pengaruhnya di Kementan untuk dapatkan tambahan kuota import daging sapi.

22. KPK menyangka LHI melalukan pencucian uang. Pengacara LHI, Pak Assegaf bertanya:"Pencucian uang yg mana? Wong uangnya blm diterima!

23. Cacian thdp PKS merajalela, gambar2 kartun di socmed menyerang PKS. Sejumlah saksi2 dipanggil, isu seksi bagi media.

24. Hadir: Mentan Suswono, Dirjen, mantan dirjen, Ridwan ptra KH Hilmi, Sekjen PKS, Bendum PKS, Jazuli, isteri LHI. Besok KH Hilmi Aminuddin.

25. Hari senin 13/5 rencananya Presiden PKS Anis Matta. Adiknya Saldi Matta sudah. Tidak tahu siapa lg yg akan menyusul. 

26. Wajar kader2 dan pengurus PKS bertanya ttg keadilan hukum. Ada kasus sebesar rp 1,3 Trilyun (rp 1.300 milyar) 2thn baru jadi tersangka..

27. Dan ybs tidak ditahan. Tapi LHI kasusnya rp 1 Milyar, uang belum diterima. Langsung ditahan, digelandang malam2 dari kantor DPP PKS?

28. Semua orang sama posisinya dihadapan hukum, hanya kader2 bertanya, mengapa ada perlakuan yang berbeda.

29. Soal orang2 yg dipanggil KPK, orang awam kadang sulit membedakan mana tersangka mana saksi. Ada yg tanya apakah AF presiden PKS..??

30. PKS masih me-nunggu2 apa tuduhan thd LHI. Siapa sebenarnya yg salah. Semoga keadilan tetap tegak di negeri ini.

31. Sebagai partai dakwah, kami tetap meng-islah bangsa ini, PKS akan terus berjuang demi kebaikan dan kejayaan Indonesia. Tak peduli cacian

32. Setiap perjuangan pasti ada rintangan dan cobaannya. Insya Allah kader2 PKS tetap tegar. Hingga mencapai "Kalimatullah hiyal 'ulya

33. Kita harus tetap #HormatiProsesHukum dinegeri yang kita cintai ini. Terimakasih atas kesabaran tweeps budiman tlh mengikuti kultwit ini.

*twitter Tifatul Sembiring

posted by @A.history

Pesan

More on this category »

Popular Post

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger