Munculnya kasus suap impor
daging di Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) yang menimpa
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), seakan menjadi bulan-bulanan media untuk
memberitakan kasus yang membelit partai tersebut.
Hal itu terjadi karena mantan
Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, menjadi tersangka dalam kasus tersebut,
bersama Ahmad Fathanah (AF) yang diduga sebagai teman dekat Luthfi.
Terlebih, setelah berjalannya
penyelidikan kasus ini, sejumlah wanita cantik muncul di balik kasus tersebut
dan terkait dengan Ahmad Fathanah. Alhasil citra PKS yang selama ini terkenal
bersih, santun dan jauh dari kesan begajulan, kini secara liar citra itu
terbantahkan.
Namun, yang menjadi pertanyaan
banyak pihak adalah, kenapa hanya persoalan suap impor daging ini seakan
menjadi fokus penegak hukum, terutama bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sedangkan kasus lainnya seperti bailout Bank Century, kasus Hambalang, dan
berbagai kasus lainnya yang bersinggungan dengan penguasa.
Dari berbagai sumber yang
dikumpulkan, muncul skenario besar terkait kasus impor daging ini untuk
menjegal PKS di Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Adanya dugaan itu, didasarkan
alur dan jalannya kasus impor daging ini.
"PKS ada skenario dari
kalangan eksternal yang ingin menjatuhkan PKS. Skenario untuk menjatuhkan PKS
terlihat justru dari kejanggalan pemeriksaan KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi)," kata Direktur
Eksekutif Center for
Indonesian Reform (CIR), Sapto Waluyo dalam rilisnya yang diterima beberapa
waktu lalu
Menurutnya, mantan Presiden PKS
Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) tidak tertangkap tangan menerima suap, tapi datang
sendiri ke kantor KPK dengan sukarela. Sebenarnya, Luthfi bisa bilang akan
datang besok paginya, karena malam itu memang tak ada pemeriksaan, hanya
ditanya identitas dan kondisi kesehatan.
Selain itu, terkait hari ini
Jumat (10/5/2013), akan diperiksanya Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin,
semakin mempertajam analisis bahwa partai ini sedang masuk dalam desain
penjegalan di Pemilu 2014.
Pasalnya, bukan tidak mungkin,
Hilmi bisa dijadikan tersangka dalam kasus ini, jika saja KPK menemukan atau
sengaja merancang dan memenuhi pesanan pihak eksternal KPK, untuk
mentersangkakan Hilmi.
Jika benar Hilmi jadi tersangka,
maka kredibilitas dan masa depan PKS akan berada di ujung tanduk. Ditambah
lagi, KPK akan memeriksa Presiden PKS Anis Matta, pada Senin 13 Mei 2013
mendatang. Perkiraan ini tentunya bukan tanpa alasan, karena cukup dengan mata
telanjang saja, publik bisa membaca dengan terang-benderang.
Politikus PKS Nasir Djamil
mengatakan, pihaknya tak akan mengabiskan energi hanya untuk mengurusi Ahmad
Fathanah, meskipun orang tersebut terus saja membawa nama PKS dalam sepak
terjangnya. "Jangan-jangan ini malah bagian dari skenario untuk mengacaukan
konsentrasi PKS menjelang Pemilu 2014," ujar Nasir menduga ketika
dihubungi Sindonews, Selasa 7 Mei 2013.
Dugaan itu tentu saja muncul,
karena penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus ini terkesan
berlebihan. Apalagi mengurusi kasus-kasus yang nilainya kecil. "KPK terus
saja sibuk mengurus kasus yang nilainya Rp20 juta, Rp70 juta, lama-lama Rp1
juta juga diurus," kritiknya
sumber : http://www.suaranews.com/2013/05/bahkan-direktur-cir-sapto-waluyo-pun.html
posted by @Adimin
Post a Comment